Fakta nisan salib yang dipotong di Yogyakarta - TomoNews

  • 6 years ago
D.I. YOGYAKARTA — Sebuah foto pusara di TPU Jambon milik jenazah umat Katolik, mendiang Albertus Selamet Sugihardi yang merupakan warga di Purbayan, Kotagede, Yogyakarta kini tengah menjadi sorotan media. Pasalnya, nisan yang seharusnya berbentuk salib dipotong menjadi bentuk T.

Netizen banyak memberikan komentar dan spekulasi berdasarkan fakta dari satu foto tersebut. Namun berikut fakta selengkapnya yang dilaporkan melalui Liputan6.com.

Peristiwa bermula ketika Albertus Slamet Sugihardi meninggal di RS PKU Muhammadiyah, Yogyakarta pada 17 Desember lalu dikarenakan tersedak makanan.

Karena kepergian yang mendadak, penguburan mendiang didiskusikan dengan warga setempat. Hasil musyawarah menyatakan bahwa Pak Slamet dimakamkan di makam kampung alias TPU Jambon.

Albertus Sunarto yang juga Humas Gereja St Paulus Pringgolayan Banguntapan, Bantul mengaku berembuk dengan salah satu sesepuh warga, Bedjo Mulyono untuk memakamkan mendiang di TPU Jambon. TPU tersebut memang bukan TPU khusus muslim, tetapi mayoritas digunakan warga muslim.

Sunarto bercerita awalnya tidak ada masalah sampai pada akhirnya sekitar pukul 1 siang ada reaksi dari warga. Warga tidak mengijinkan Slamet dimakamkan di tengah pemakaman, tetapi di bagian pinggir. Setelah itu ada lagi permintaan warga bahwa keluarga Slamet tidak diijinkan melakukan doa di TPU.

Saat proses pemakaman berjalan, ada warga yang memotong nisan kayu berbentuk salib itu dengan cara digergaji. Nisan yang dipotong tetap ditancapkan, termasuk bagian atasnya yang sudah terpotong.

Ketua RT setempat, Soleh Rahmad Hidayat memang mengakui penolakan saat pemakaman yang berlangsung pada 17 Desember lalu. Menurut Soleh, 99% warga di wilayah tersebut Muslim dan sudah menjadi aturan supaya tidak menimbulkan konflik. Soleh mengatakan bahwa hal ini sudah disepakati oleh pihak keluarga secara lisan.

Namun karena menjadi viral, pihak keluarga Slamet yang diwakilkan istrinya membuat surat pernyataan bahwa pihak keluarga besar Slamet ikhlas untuk menghilangkan simbol Kristiani atas saran pengurus makam, tokoh masyarakat, dan pengurus kampung.

Recommended