Sebut Prabowo Ngawur, TKN: "Emang Dia Nggak Konsultasi Dulu Sama Novel Baswedan?"

  • 5 tahun yang lalu
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUN-VIDEO.COM - Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ade Irfan Pulungan menyebut Capres 02 Prabowo Subianto sudah ngawur karena mengumbar pernyataan politik mau memberikan dana pensiun bagi para koruptor tobat.

Menurut dia, pernyataan Prabowo berlawanan dengan pandangan publik selama ini yang mau memberi hukuman seberat-beratnya kepada para bandit pencuri uang negara.

"Ngawur lah itu. Justru kita mau memberikan punishment kepada koruptor kok malah diberikan uang pensiun. Maksudnya bagaimana, terus uangnya dari mana dia berikan? uang siapa, uang negara?," kata Ade di Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).

Ade melanjutkan, Prabowo seperti terjebak dengan paradoksnya sendiri. Karena pernyataan politik dia bertolak belakang dari konsep lembaga antirasuah, KPK. Dan bertentangan dengan pandangan kubu TKN yang menginginkan koruptor untuk diberi punishment kuat seperti memiskinkan mereka.

"Ini kok malah dia diberikan fasilitas lagi dengan memberikan pensiun, kan lucu juga. Ngawur. Mungkin dia nggak tau regulasi ketentuan yang sudah di berikan oleh KPK," ujar dia.

Kata Ade, sebelum berorasi politik di atas panggung, seharusnya Capres 02 itu berkonsultasi lebih dulu dengan calon Jaksa Agung kubu BPN, Novel Baswedan.

"Seharusnya dia konsultasi sama Novel Baswedan. Kan infonya mereka akan mengangkat Jaksa Agungnya Novel Baswedan, kenapa dia nggak berkonsultasi?, lucu juga," sindir Ade.

Diberitakan sebelumnya, Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyinggung soal dana pensiun untuk koruptor dalam kampanye akbarnya di SUGBK, Minggu (7/4/2019).

Dalam pidato kebangsaannya, Prabowo mengatakan akan memanggil para koruptor. Prabowo menyebutkan akan meminta para koruptor untuk tobat dan sadar. Juga mengembalikan uang-uang negara yang telah diambil.

"Kita akan panggil koruptor-koruptor itu, kita akan minta mereka tobat dan sadar," kata Prabowo.

"Kembalikanlah uang-uang yang kau curi," lanjutnya.

Kemudian dia membahas soal dana pensiun yang diberikan pada koruptor. Ia bertanya pada pendukungnya untuk menyisihkan dana sebesar lima atau tiga persen untuk dana pensiun koruptor.

"Ya boleh kita sisihkan dikitlah, boleh nggak? Ya untuk dia pensiun. Ya? Berapa? Kita tinggalin berapa? Lima persen? Tiga persen? Nggak boleh?" tanya Prabowo.