Berbagai Macam Tantangan di Tik Tok, Ada yang Bermanfaat dan Berbahaya

  • 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Demam Tik Tok memang lagi digandrungi masyarakat di Indonesia.

Tapi gak cuma ramai oleh warga para selebritas Indonesia yang saat ini tengah asyik main Tiktok.

Pebalap Motogp Valentino Rossi dan Maverick Vinales juga bermain Tik Tok.

Saar berkunjung ke Indonesia, Rossi dan Vinales menyempatkan diri untuk bermain Tik Tok.

Vilnales tampak lihai berjoget goyang ubur ubur, sementara Rossi terlihat agak kaku.

Joged Tik Tok kedua pebalap ini kemudian viral bahkan direspon Motogp internasional, melalui aku twitter resmi Motogp.

Tak hanya itu, demam tiktok baru-baru ini juga digunakan untuk mengkampanyekan hidup bersih agar terhindar dari sejumlah virus penyakit termasuk Corona.

Cuci tangan challenge adalah sebuah gerakan untuk mengkampanyekan cara cuci tangan yang baik dan benar.

Namun, belakangan kreativitas tantangan di Tiktok mulai menyeret yang bahaya.

Yang terakhir dan mengemuka adalah tantangan skullbreaker challenge.

Aksi tantangan melompat yang dilakukan tiga orang ini, akan menyebabkan salah satunya terjatuh.

Kami sengaja tidak menayangkan utuh video ini, karena megandung kengerian.

Tren yang awalnya dari amerika selatan ini, telah memakan korban di Amerika Serikat.

Dikutip dari lamam kontan.co.id, seorang pelajar SMA di Miami, Florida, dilaporkan mengalami luka setelah melakukan challenge, hingga harus dibawa ke rumah sakit.

Meski Skullbreaker challenge belum masuk di Indonesia, komisi perlindungan anak Indonesia, KPAI, mengimbau anak-anak dan pelajar agar tidak mengikuti Skullbreaker challenge di Tiktok karena jelas membahayakan diri sendiri.

Komisioner KPAI Retno Listryarti, seperti dikutip dari kumparan.com, menyatakan, pastikan mereka anak-anak dan pelajar berani bilang 'tidak' jika diajak untuk melakukan challenge yang seperti ini atau challenge yang berbahaya lainnya.

Para orang tua diimbau untuk membimbing anak-anaknya agar bertanggung jawab dengan apa yang sedang trending di media sosial, dan mencegah potensi terjadinya hal-hal yang membahayakan.


Dianjurkan