Belajar Jarak Jauh Diprediksi Berlanjut, Ini Alasannya

  • 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Tantangan persekolahan di masa pandemi Covid-19, sungguh beragam.

Sebagian anak didik mampu beradaptasi, namun sebagian lainnya kesulitan menjalani pembelajaran jarak jauh maupun ujian secara daring.

Di Palembang, sumatera selatan, para siswa menjalani ujian akhir sekolah secara daring dari rumah.

Sebelum mengerjakan soal ujian, siswa harus terlebih dulu mengakses situs khusus yang telah disiapkan oleh pihak sekolah, dan diberi waktu 3 jam untuk menyelesaikan satu sesi ujian setiap harinya.

Para siswa dapat menentukan sendiri waktu untuk mengerjakan ujian mereka, dalam rentang waktu dari pukul sembilan pagi hingga pukul delapan malam.

Lain cerita di kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Sebanyak 50 siswa SMA 1 Kabila di Bone Bolango terpaksa mengikuti ujian semester secara luring, atau offline di kala pandemi, karena tidak memiliki ponsel berbasis android yang diperlukan untuk ujian secara daring.

Agar bisa mengkuti ujian semeseter, sejumlah guru harus mengantarkan soal ujian ke rumah masing masing siswanya.

Untuk menyambut tahun ajaran baru dengan kenormalan baru, Sekolah Dasar Korpri 02, Baleendah, Kabupaten Bandung, telah mempersiapkan aktivitas belajar mengajar dengan standar protokol Covid-19.

Di antaranya pengukuran suhu tubuh, bangku sekolah yang berjarak, serta kegiatan belajar mengajar yang dibagi kedalam dua shift.

Sistem pembelajaran jarak jauh yang telah berlangsung selama tiga bulan periode pandemi, kemungkinan besar akan berlanjut pada tahun ajaran baru yang akan dimulai pada 13 Juli 2020.

Sebagian besar sekolah alan melanjutkan metode PJJ, baik melalui internet, televisi, radio, maupun modul yang bisa digunakan secara mandiri.

Pertimbangan pembelajaran jarak jauh sebagai metode utama kegiatan belajar mengajar selama pandemi Covid-19, didasarkan pada pertimbangan keselamatan.

Dianjurkan