HONG KONG — Pandemi Covid-19 yang terjadi di hampir seluruh dunia tidak hanya memberikan kesulitan untuk manusia, tapi juga binatang peliharaannya.
Kelompok penyelamat hewan dan tempat perlindungan hewan mengatakan bahwa pandemi membuat jumlah hewan yang ditelantarkan dan disakiti meningkat. Hal ini disebabkan karena pemiliknya pergi dari Hong Kong atau berjuang secara ekonomi, seperti dilaporkan South China Morning Post.
Data dari Departemen Agrikultur, Perikanan, dan Konservasi, memperlihatkan bahwa lebih dari 800 hewan diberikan oleh pemiliknya kepada departemen selama sembilan bulan pertama di tahun ini, lebih banyak dibandingkan jumlah keseluruhan tahun lalu.
Selain itu, departemen juga mengumpulkan sebanyak 1.395 hewan yang tersesat. Mereka akan berusaha untuk mencari pemiliknya lebih dulu dan menunggu diklaim kembali. Hewan yang tidak diambil dan masih sehat akan diserahkan ke organisasi keselamatan hewan, sedangkan hewan-hewan yang tidak bisa diadopsi akan dilakukan euthanasia.
Eva Sit, Manager Komunikasi Hong Kong Dog Rescue mengatakan, ketakutan manusia terinfeksi virus corona membuat mereka berhenti mengajak anjingnya berjalan-jalan, dan ini berdampak pada kesehatan fisik dan mental hewan itu.
Beberapa anjing bisa menjadi gelisah saat terlalu lama berada di dalam ruangan. Mereka akan mulai melompat-lompat, menggonggong, menggigit perabotan, bahkan kadang menggigit pemiliknya tanpa sengaja.
“Manusia bisa melakukan hal-hal lain di rumah, tapi anjing tidak bisa seperti itu. Saat anjing menjadi gelisah dan muncul perilaku yang tidak biasa, pemilik biasanya menyalahkan anjing itu,” kata Sit seperti dikutip South China Morning Post.
Banyak pemilik hewan yang meninggalkan Hong Kong dan membawa hewan peliharaan bersamanya, tapi hanya sedikit hewan yang boleh ikut saat pandemi ini.
Seorang ahli bedah hewan bernama Dr Matthew Murdoch menjelaskan maskapai telah mengurangi jumlah penerbangan selama pandemi dan beberapa tidak menerima hewan. Akibatnya, banyak hewan yang akhirnya ditelantarkan.
Namun, Dr Fiona Woodhouse, Wakil Direktur di Society for the Prevention of Cruelty to Animals menyatakan kepada South China Morning Post, pemerintah dan organisasi keselamatan hewan harus berusaha untuk memastikan keselamatan hewan.
“Kita harus terus mengingatkan orang-orang bahwa hewan mereka adalah tanggung jawab mereka. Itu adalah tanggung jawab seumur hidup,” tambahnya.
SOURCES: South China Morning Post
https://www.scmp.com/news/hong-kong/society/article/3108783/more-animals-dumped-abused-amid-covid-19-pandemic-hong-kong
Kelompok penyelamat hewan dan tempat perlindungan hewan mengatakan bahwa pandemi membuat jumlah hewan yang ditelantarkan dan disakiti meningkat. Hal ini disebabkan karena pemiliknya pergi dari Hong Kong atau berjuang secara ekonomi, seperti dilaporkan South China Morning Post.
Data dari Departemen Agrikultur, Perikanan, dan Konservasi, memperlihatkan bahwa lebih dari 800 hewan diberikan oleh pemiliknya kepada departemen selama sembilan bulan pertama di tahun ini, lebih banyak dibandingkan jumlah keseluruhan tahun lalu.
Selain itu, departemen juga mengumpulkan sebanyak 1.395 hewan yang tersesat. Mereka akan berusaha untuk mencari pemiliknya lebih dulu dan menunggu diklaim kembali. Hewan yang tidak diambil dan masih sehat akan diserahkan ke organisasi keselamatan hewan, sedangkan hewan-hewan yang tidak bisa diadopsi akan dilakukan euthanasia.
Eva Sit, Manager Komunikasi Hong Kong Dog Rescue mengatakan, ketakutan manusia terinfeksi virus corona membuat mereka berhenti mengajak anjingnya berjalan-jalan, dan ini berdampak pada kesehatan fisik dan mental hewan itu.
Beberapa anjing bisa menjadi gelisah saat terlalu lama berada di dalam ruangan. Mereka akan mulai melompat-lompat, menggonggong, menggigit perabotan, bahkan kadang menggigit pemiliknya tanpa sengaja.
“Manusia bisa melakukan hal-hal lain di rumah, tapi anjing tidak bisa seperti itu. Saat anjing menjadi gelisah dan muncul perilaku yang tidak biasa, pemilik biasanya menyalahkan anjing itu,” kata Sit seperti dikutip South China Morning Post.
Banyak pemilik hewan yang meninggalkan Hong Kong dan membawa hewan peliharaan bersamanya, tapi hanya sedikit hewan yang boleh ikut saat pandemi ini.
Seorang ahli bedah hewan bernama Dr Matthew Murdoch menjelaskan maskapai telah mengurangi jumlah penerbangan selama pandemi dan beberapa tidak menerima hewan. Akibatnya, banyak hewan yang akhirnya ditelantarkan.
Namun, Dr Fiona Woodhouse, Wakil Direktur di Society for the Prevention of Cruelty to Animals menyatakan kepada South China Morning Post, pemerintah dan organisasi keselamatan hewan harus berusaha untuk memastikan keselamatan hewan.
“Kita harus terus mengingatkan orang-orang bahwa hewan mereka adalah tanggung jawab mereka. Itu adalah tanggung jawab seumur hidup,” tambahnya.
SOURCES: South China Morning Post
https://www.scmp.com/news/hong-kong/society/article/3108783/more-animals-dumped-abused-amid-covid-19-pandemic-hong-kong
Category
🐳
Animals