Arus Listrik dan Derasnya Aliran Banjir jadi Kendala Tim SAR Evakuasi Warga Cipinang Melayu
- 3 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Hujan yang mengguyur di sejumlah titik di Ibu Kota mengakibatkan sejumlah titik mengalami banjir.
Banjir juga kembali melanda wilayah Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Setelah sebelumnya banjir di wilayah Cipinang Melayu sempat surut pada hari Jumat (19/02) malam.
Kawasan RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu yang merupakan wilayah langganan banjir, pagi ini (20/02) kembali terendam banjir akibat banjir kiriman dari luapan Kali Sunter.
Ketinggian air pagi ini di Cipinang Melayu berkisar di dua hingga empat meter tergantung dari ketinggian tanah.
Rumah warga rata-rata sudah hampir tenggelam dan hanya atap yang tersisa.
Tim SAR Gabungan juga sudah melakukan evakuasi kepada warga yang memilih untuk ke posko pengungsian.
Evakuasi sempat terkendala akibat aliran listrik belum diputus oleh pihak PLN sehingga bisa membahayakan dalam proses evakuasi warga.
Selain aliran listrik, arus banjir yang cukup deras juga menjadi kendala evakuasi warga.
Namun, juga tidak sedikit warga yang memilih untuk bertahan dan mengungsikan diri ke lantai dua rumah mereka.
Banjir juga kembali melanda wilayah Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Setelah sebelumnya banjir di wilayah Cipinang Melayu sempat surut pada hari Jumat (19/02) malam.
Kawasan RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu yang merupakan wilayah langganan banjir, pagi ini (20/02) kembali terendam banjir akibat banjir kiriman dari luapan Kali Sunter.
Ketinggian air pagi ini di Cipinang Melayu berkisar di dua hingga empat meter tergantung dari ketinggian tanah.
Rumah warga rata-rata sudah hampir tenggelam dan hanya atap yang tersisa.
Tim SAR Gabungan juga sudah melakukan evakuasi kepada warga yang memilih untuk ke posko pengungsian.
Evakuasi sempat terkendala akibat aliran listrik belum diputus oleh pihak PLN sehingga bisa membahayakan dalam proses evakuasi warga.
Selain aliran listrik, arus banjir yang cukup deras juga menjadi kendala evakuasi warga.
Namun, juga tidak sedikit warga yang memilih untuk bertahan dan mengungsikan diri ke lantai dua rumah mereka.