Saat berwisata ke kawasan Ubud atau Canggu di Bali, wisatawan pasti bakal langsung terpukau dengan keindahan ribuan hektar ladang padi yang bertingkat rapi. Persawahan di Bali sudah lama terkenal dengan keindahan pemandangannya. Kegiatan bercocok tanam memang menjadi tradisi turun temurun di Pulau Dewata ini.
Tradisi berkebun atau bersawah di Bali disokong oleh keberadaan 150 aliran sungai yang mengalir di sekitarnya. Agar air sungai bisa mengalir area bercocok tanam, warga Bali membangun sistem subak.
Subak merupakan sistem swadaya masyarakat yang berfungsi mengatur pembagian aliran air sungai ke kebun atau sawah. Harapannya agar pembagian aliran air dari sungai merata dan adil, mengingat Indonesia merupakan negara tropis yang punya musim kering.
Kelompok subak beranggotakan pekaseh (ketua subak), petajuh (wakil pekaseh), penyarikan (juru tulis), petengen (juru raksa), dan kasinoman (kurir). Saat memulai masa tanam hingga masa panen, kelompok ini juga mengadakan ritual sebagai ucapan syukur dan mengharap berkah.
Subak telah dikenal masyarakat Bali sejak abad ke-11 Masehi, melalui temuan Prasasti Raja Purana Klungkung (994 Saka/1072 M) yang menyebutkan kata 'kasuwakara', yang diduga merupakan asal kata dari 'suwak', yang kemudian berkembang menjadi 'subak'.
Temuan lainnya berupa naskah Lontar Markandeya Purana, yang menceritakan asal muasal desa dan Pura Besakih ini terdapat cerita mengenai pertanian, irigasi, dan subak. Bagi turis yang ingin menambah wawasan mengenai sejarah persawahan subak bisa langsung mendatangi pesawahan Tegalalang di Dusun Ceking, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar.
Hawa sejuk, sawah berundak, pepohonan kelapa, dan langit biru membingkai cantik pemandangan warga lokal yang sedang mengolah lahan. Area persawahan ada di pinggir jalan, namun turis bisa menikmati pemandangannya dengan duduk-duduk di restoran yang buka di sekitarnya.
Selain pagi hari saat udara masih segar, waktu terbaik untuk berkunjung ke persawahan Tegalalang ialah sore hari untuk menyaksikan matahari terbenam.
#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/SejarahBali
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
DAILYMOTION : https://www.dailymotion.com/sejarahbali
TELEGRAM : https://t.me/sejarahbalicom
======================================
Tradisi berkebun atau bersawah di Bali disokong oleh keberadaan 150 aliran sungai yang mengalir di sekitarnya. Agar air sungai bisa mengalir area bercocok tanam, warga Bali membangun sistem subak.
Subak merupakan sistem swadaya masyarakat yang berfungsi mengatur pembagian aliran air sungai ke kebun atau sawah. Harapannya agar pembagian aliran air dari sungai merata dan adil, mengingat Indonesia merupakan negara tropis yang punya musim kering.
Kelompok subak beranggotakan pekaseh (ketua subak), petajuh (wakil pekaseh), penyarikan (juru tulis), petengen (juru raksa), dan kasinoman (kurir). Saat memulai masa tanam hingga masa panen, kelompok ini juga mengadakan ritual sebagai ucapan syukur dan mengharap berkah.
Subak telah dikenal masyarakat Bali sejak abad ke-11 Masehi, melalui temuan Prasasti Raja Purana Klungkung (994 Saka/1072 M) yang menyebutkan kata 'kasuwakara', yang diduga merupakan asal kata dari 'suwak', yang kemudian berkembang menjadi 'subak'.
Temuan lainnya berupa naskah Lontar Markandeya Purana, yang menceritakan asal muasal desa dan Pura Besakih ini terdapat cerita mengenai pertanian, irigasi, dan subak. Bagi turis yang ingin menambah wawasan mengenai sejarah persawahan subak bisa langsung mendatangi pesawahan Tegalalang di Dusun Ceking, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar.
Hawa sejuk, sawah berundak, pepohonan kelapa, dan langit biru membingkai cantik pemandangan warga lokal yang sedang mengolah lahan. Area persawahan ada di pinggir jalan, namun turis bisa menikmati pemandangannya dengan duduk-duduk di restoran yang buka di sekitarnya.
Selain pagi hari saat udara masih segar, waktu terbaik untuk berkunjung ke persawahan Tegalalang ialah sore hari untuk menyaksikan matahari terbenam.
#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/SejarahBali
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
DAILYMOTION : https://www.dailymotion.com/sejarahbali
TELEGRAM : https://t.me/sejarahbalicom
======================================
Category
📚
Learning