Kisah Menarik di Balik Pertandingan Sepak Bola Tentara Belanda vs Pejuang Indonesia

  • 11 bulan yang lalu
Saat itu, 75 tahun yang lalu, tepat 3 tahun setelah Indonesia mengumumkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, sebuah peristiwa menarik terjadi. Pertandingan sepak bola diadakan yang melibatkan tentara Belanda dan para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Cerita ini diungkapkan oleh sejarawan Belanda bernama Nico van Horn. Dalam arsip yang ditemukannya, tercatat bahwa pertandingan ini terjadi di Bima pada tanggal 31 Maret 1948.

Di era itu, ulas Nico kondisi Indonesia tengah berkecamuk. Namun kondisi tersebut tak menghalangi tentara Belanda dan pejuang kemerdekaan bertanding sepak bola.

Menariknya, menurut penelusuran Nico, pertandingan tersebut justru diusulkan oleh tentara Belanda.

Ialah tentara Belanda dari infanteri ke-4 yang menantang para pejuang kemerdekaan Indonesia untuk adu skill di lapangan hijau.

Namun tak bisa dipungkiri, bahwa kedua belah pihak ini adalah musuh di medan perang. Tentu saja pertandingan pun tak berlangsung dengan baik.

"Kondisinya benar-benar di luar kendali. Kerusuhan pecah, setelah itu pertandingan dibatalkan sebelum waktunya," ulas laporan Belanda,
sportges chiedenis.nl

Namun yang menarik, alasan para tentara Belanda itu menantang para pejuang bertanding sepak bola ialah karena mereka ternyata sebelum datang ke Indonesia berprofesi sebagai pesepak bola.

Hal itu yang diungkap oleh Nico pada 2017 di Universitas Leiden. Bahkan menurutnya, saat era perang kemerdekaan Indonesia, banyak pemain bola dari klub Belanda dipaksa untuk jadi tentara.

"Dari klub Feyenoord misalnya, tercatat data ada 34 pemain dari klub tersebut yang dikerahkan menjadi tentara. Beruntungnya, semua pemain itu pulang ke Belanda dengan selamat," kata Nico van Horn.

Namun data lain menunjukkan bahwa banyak juga pesepak bola Belanda yang akhirnya gugur di Indonesia saat perang kemerdekaan.

"Kami tidak tahu berapa banyak pesepak bola yang dikirim ke garis depan tapi yang pasti ratusan. Ada korban jiwa. Pada 29 April 1949 misalnya, Antonius Driessen dari klub RKDEV tewas di kota Pinang, Sumatera Utara,"

Data lain juga menyebutkan bahwa Marten van Boven, pemain dari klub Rheden meninggal dunia di Klaten pada usia 22 tahun. Lalu pada 1 Agustus 1949, Marten van Boven pemain dari klub SV Epe tewas di Ngandjuk.