CHIEF TALK: Tips Menjadi Pengusaha dari CEO Blue Bird

  • last year

Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono menjelaskan tips menjadi pengusaha. Adrianto juga menjelaskan bagaimana memahami market dan membuat new market.
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:10 Tidak semua orang bisa, ini saya tertarik untuk membahas menjadi seorang pengusaha.
00:14 Langsung dari CEO Bloomberg, supaya jadi bisa dari tidak semua orang bisa untuk menjadi pengusaha,
00:21 itu kira-kira apa sih, what it takes, apa yang harus diperlukan seseorang untuk bisa menjadi pengusaha yang sukses?
00:27 Banyak pengusaha juga yang out of necessity.
00:31 Karena kebutuhan, kebetulan terjun, akhirnya produk atau layanan itu bagus.
00:38 Seperti Bloomberg pertama, kan dulu out of necessity karena hidup sangat sederhana,
00:42 ada kendaraan, mulai dipinjam ke tetangga, ke lain-lainnya, akhirnya mulai pada telepon,
00:48 akhirnya menjadi oh ini ada pengusaha yang punya peluang.
00:51 Baru tahun 1971 dapat izin, 1972 mulai beroperasi taksinya.
00:56 Kembali lagi ke situ saya pikir, apa yang dibutuhkan, apakah memang kita menjadi pengusaha itu,
01:05 apa yang mau disolve? Kita, layanannya, apakah relevan, itu banyak faktor yang mesti dipikirkan.
01:12 Tapi kalau untuk terjun, saya pikir pertama identifikasi apakah memang relevan dengan yang dibutuhkan masyarakat
01:19 atau siapapun penggunaannya.
01:20 Ada pangsarnya maksudnya.
01:21 Ada pangsarnya atau memang mau kreate pasar, karena ada dua.
01:24 Dari market yang sudah ada atau new market yang mau kita create.
01:27 Asal strong enough ya.
01:29 Asal strong enough, contoh.
01:30 Di Bloomberg sendiri ada, dulu taksi hanya taksi Bloomberg.
01:34 Tahun 1991 kita luncurkan produk baru namanya Silverbird.
01:39 Di dunia nggak ada eksekutif taksi untuk menjadi benchmark.
01:43 Iya ya? Nggak ada ya?
01:45 Nggak ada.
01:46 Karena bisa ada dan bisa bertahan sampai sekarang.
01:49 Kita sebenarnya ada identifikasi terhadap kebutuhan sesuatu, dicoba, ditrigger, dan jadi marketnya.
01:55 Dan itu berarti ada sebuah usaha dan niatan yang terus menerus untuk konstan di situ.
02:03 Itu sebuah usaha yang berbeda tentunya ya.
02:06 Sedikit berbeda, marketnya berbeda.
02:09 Cara kita penetrate marketnya berbeda.
02:11 Cara kita cater macem-macem berbeda.
02:14 Tapi tetap berhasil.
02:16 Alhamdulillah berhasil.
02:18 Tapi kalau kita bicara mengenai menjadi generasi penerus dari perusahaan yang ada.
02:24 Ada rasa khawatir nggak Pak Andre?
02:27 Karena ada beban di sana dari perusahaan yang sudah begitu besar,
02:30 sudah berhasil, sudah punya nama baik, memberikan pelayanan prima.
02:34 Ada challenge-nya.
02:35 Itu kan tanggung jawab akhirnya ya.
02:37 Bagaimana kita melanjutkan, meneruskan, mengembangkan.
02:40 Challenge saya...
02:41 Pak Andre jadi TBK sekarang sudah?
02:43 Sudah TBK.
02:44 Tanggung jawabnya ke masyarakat.
02:45 Memegang saham juga kan.
02:47 Bagaimana kita menjaga itu.
02:51 Jadi challenge saya itu lebih,
02:53 kalau meneruskan itu,
02:55 are we professional and skilled enough?
02:58 Itu kan selalu di challenge ya.
03:00 Di challenge untuk perusahaan keluarga menurut saya,
03:03 mendefinisikan bahwa siapapun yang melanjutkan,
03:07 sebenarnya relevan atau tidak relevan terhadap keluarga atau tidak.
03:11 Profesional.
03:12 Karena objectivity dari penunjukan itu lebih utama.
03:20 Karena ini sudah, apalagi sudah perusahaan TBK.
03:23 Nah, challenge-nya buat saya adalah,
03:25 masuk, company-nya sudah medium big size.
03:29 Jadi makanya saya juga sangat setuju bahwa saya,
03:32 para saya itu benar-benar mulai dari bawah.
03:35 Saya cukup lama menjadi pimpinan pool di cabang.
03:39 Itu sampai hampir 6 tahun, 6-7 tahun.
03:44 Pindah-pindah pool juga dari yang kecil dulu,
03:47 baru ke yang besar,
03:49 baru yang lebih kompleks divisinya,
03:51 baru bisa naik lagi.
03:53 Jadi, yang performance juga.
03:55 Benar-benar mengenal industri-nya.
03:57 Ya.
03:58 [Musik]

Recommended