Category
🗞
NewsTranscript
00:00 [MUSIK]
00:20 Halo, bah saudara. Bertemu lagi dengan terasmaluku.com.
00:24 Kita ngobrol bareng dengan seorang tokoh yang sebenarnya sudah nasional sekali.
00:29 Tapi selalu berupaya untuk Maluku ke depannya lebih baik.
00:33 Sehingga beliau selalu hadir nih di Maluku.
00:36 Beliau adalah Deputi 1 Kantor Staff Presiden.
00:41 Kepala Staff Presiden.
00:42 Kepala Staff Presiden bidang investasi.
00:45 Infrastruktur.
00:47 Energi.
00:48 Energi, pariwisata.
00:49 Kemaritiman.
00:50 Kemaritiman.
00:51 Dan LHK.
00:52 LHK, oke.
00:54 Lingkungan hidup.
00:55 Lingkungan hidup, oke.
00:56 Beliau sebenarnya adalah putra Maluku.
00:59 Tetapi kemudian berkipas secara nasional.
01:01 Dan dalam kurun 2 tahun terakhir, beliau ada di sana.
01:05 Menjadi seorang Deputi 1 di KSP.
01:08 Kita ketemu dengan Febri Kauvin Teteleta.
01:12 Selamat pagi.
01:14 Terima kasih sebelumnya karena sudah menghadir,
01:17 meluangkan waktu di sela-sela.
01:19 Begitu sibuknya Pak Febri, kita manggilnya FCT.
01:24 Atau kita manggilnya Pak Febri.
01:26 FCT aja.
01:27 Pak Febri ini sosok yang luar biasa.
01:31 Karena saya dengar dari teman-teman,
01:33 ini pertama kali saya ketemu,
01:34 tapi saya dengar dari beberapa teman-teman,
01:36 beliau sangat humble,
01:38 sangat down to earth,
01:40 dan sangat merakyat.
01:42 Itu yang menarik dari seorang sosok.
01:44 Karena hari-hari gini banyak orang arogan sih.
01:46 Ketika duduk di jabatan-jabatan selang ini.
01:49 Ternyata Pak Febri tidak demikian.
01:51 Nah ini kesan pertama saya ketika ngobrol dengan beliau.
01:54 Tapi bagaimana kiprah beliau terhadap Maluku
01:56 di posisi strategis saat ini?
01:58 Mendapat kepercayaan dari Presiden Jokowi
02:01 untuk proyek-proyek strategis nasional.
02:04 Nah itu terjadi di hampir seluruh Indonesia ya.
02:06 Tapi konsen utama Pak Febri adalah Maluku.
02:09 Kita ngobrol,
02:10 ngapain ke Maluku hari-hari ini gitu lho Pak.
02:13 Iya, jadi terima kasih Mas Iman.
02:17 Jadi pagi pemirsa,
02:21 teman-teman, Maluku.
02:23 Terus sebelumnya saya mau selamat,
02:25 ini dulu ya, hut GPM.
02:27 Dan hut Ketambon.
02:29 Provinsi ya Pak?
02:31 Ketambon, iya.
02:33 Jadi ada dua hal.
02:35 Yang pertama adalah
02:37 topoksi saya dalam menangani infrastruktur,
02:41 energi, dan perikanan,
02:44 kemaritiman, dan para risata.
02:46 Membuat saya juga harus hadir di Maluku.
02:48 Karena ada beberapa PSN,
02:50 proyek strategis nasional,
02:52 yang juga ada di Maluku secara formal.
02:54 Yang kedua adalah,
02:56 ya kangen-kangen lagi di Maluku gitu.
02:59 Kangen Maluku karena pingin pulang kampung selalu gitu ya?
03:02 Saya selalu secara pribadi,
03:04 kalau saya udah capek di Jakarta,
03:06 saya hari Jumat balik ke Ketambon,
03:08 saya ketemu teman-teman,
03:10 hari Minggu masuk gereja, pulang,
03:12 saya merasa di-recharge lagi gitu ya.
03:14 Iya bener-bener.
03:16 Amber itu selalu bikin kangen ya.
03:18 Ya karena lahir besar di Ambon.
03:20 Iya, karena lahir besar selalu bikin kangen.
03:22 Itu alasannya kenapa sering pulang.
03:24 Tapi sebenarnya yang saya pengen tahu,
03:26 dari setiap orang kalau melihat sesuatu,
03:30 objeknya itu memang harus dari luar,
03:32 dari jauh.
03:34 Sehingga perspektifnya, menurut saya ya,
03:36 menurut saya perspektifnya akan sangat luas.
03:38 Setiap kali melihat sebuah objek.
03:40 Nah, Pak Febri dari Jakarta,
03:42 di situasi secara nasional,
03:44 harus mengawasi begitu banyak proyek strategis nasional,
03:48 tetapi melihat Maluku dari kacamata objektif,
03:52 seorang putra Maluku di luar,
03:54 yang melihat Maluku.
03:56 Apa yang Pak Febri rasakan
03:58 dalam kurun waktu beberapa saat waktu itu?
04:00 Ya jadi,
04:02 paling tidak kayak begini ya,
04:04 saya besar di Maluku.
04:06 Hampir setiap bulan,
04:08 dua tiga kali saya datang di Maluku.
04:10 Dan saya nikmati proses itu.
04:12 Yang kedua,
04:14 dalam posisi saya sebagai deputi,
04:16 dan juga dulu waktu masih ahli utama,
04:18 karena kita melihat Maluku out of the box.
04:20 Ya.
04:22 Nah,
04:24 perjumpaan saya dengan pejabat-pejabat di Maluku,
04:28 baik yang datang di kantor,
04:30 bupati, kepala dinas,
04:32 dan juga dari pemprov,
04:34 saya melihat bahwa
04:36 pembangunan Maluku ini menarik.
04:38 Memenarik bahwa
04:40 ada banyak sekali
04:42 indikator-indikator kita yang mesti kita lebih maju.
04:44 Ya, seharusnya.
04:46 Ya, tetapi
04:48 kemajuan itu menurut saya
04:50 masih dalam taraf biasa-biasa saja.
04:52 Kayak contoh ya, kita lihat tentang
04:54 pertumbuhan ekonomi kita.
04:56 Oke ya ada naik,
04:58 0,5% sampai 5,8%.
05:00 Tetapi,
05:02 kemajuan itu, dia tidak
05:04 seperti situasi kita
05:06 sebelum pandemi.
05:08 Iya kan? Jadi,
05:10 yang dulu saya, kemajuan kita
05:12 2% lebih aja per tahun,
05:14 dia tidak bisa mengeluarkan kita
05:16 dari
05:18 kondisi ekonomi gitu, kemiskinan.
05:20 Apalagi sekarang yang
05:22 cuma 0, berapa gitu ya.
05:24 Nah, ada kemajuan,
05:26 tetapi ada pelambatan gitu.
05:28 Oke, kemajuan di sisi apa dan pelambatannya
05:30 bagaimana? Artinya gini,
05:32 kemajuan ada kenaikan dari 5,
05:34 sebentar ya,
05:36 saya lihat tuh.
05:38 Kalau bicara data gitu ya?
05:40 5,11 di tahun 2002
05:42 menjadi 5,18.
05:44 Oh oke, ada kenaikan.
05:46 Tetapi dibandingkan dengan tahun
05:48 sebelumnya,
05:50 itu dari 582 ke 591
05:52 itu kenaikannya lebih tinggi gitu loh.
05:54 Jadi memang ada perubahan yang
05:56 tidak, artinya tidak stabil gitu ya Pak?
05:58 Enggak, enggak. Ada kenaikan,
06:00 tapi itu pelambatan, bukan
06:02 yang membuat kita, mempersyaratkan kita
06:04 untuk keluar dari kemiskinan gitu.
06:06 Kayak contoh IPM kita.
06:08 IPM kita ada
06:10 kenaikan, tetapi juga terjadi
06:12 pelambatan gitu. Dan ada
06:14 kurang lebih ada 5 daerah
06:16 yang selalu menjadi langganan
06:18 kita setiap tahun gitu.
06:20 MBD, KKT,
06:22 Buru Selatan,
06:24 Aru, sebentar ya. Apa ya, kemiskinan khusus itu ya Pak?
06:26 Nah, menurut
06:28 saya bahwa,
06:30 perubahannya tidak merata.
06:32 IPM di Kota Ambon itu sangat tinggi,
06:34 tapi di daerah lain, dibandingkan
06:36 dengan nasional kita masih dibawa.
06:38 Itu berarti menurut saya bahwa
06:40 ada proses pembangunan yang tidak merata.
06:42 Kalau kita fokus
06:44 di 5 daerah yang
06:46 mengalami kondisi teruk,
06:48 otomatis kan kita akan pasti
06:50 naik gitu. Apa yang jadi masalah
06:52 di situ? Pasti masalah layanan
06:54 dasar itu yang harus kita pastikan.
06:56 Nah, menurut saya juga bahwa
06:58 ada aspek data di sini.
07:00 Oke, BPS punya data,
07:02 kita harus percaya. Tapi pemerintah
07:04 provinsi dan pemerintah kabupaten juga
07:06 mesti punya data by name, by address
07:08 terhadapnya. Berapa orang anak yang
07:10 tidak sekolah di situ, yang tidak punya
07:12 akses kepada pendidikan dasar, kita harus
07:14 selesaikan. Jadi pembangunan itu
07:16 bisa tepat
07:18 sasaran lah itu. Betul, betul. Kenapa?
07:20 APBD kita kan kecil sekali.
07:22 Ya, more or less 3 triliun.
07:24 Ya kan? Dan itu selalu.
07:26 Iya. Nah,
07:28 kalau 3 triliun itu
07:30 dipakai tidak dengan
07:32 strategi yang pas. Menurut saya, kita
07:34 ibarat botol, kita cuma hambur
07:36 air dan tidak ada satu botol pun yang penuh.
07:38 Jadi kita harus telaten
07:40 mana masalah, oke kita treatment.
07:42 Mana masalah, kita treatment. Ini
07:44 menyangkut perspektif kita terhadap
07:46 pembangunan dan strategi kita terhadap pembangunan.
07:48 Apalagi, kita bukan
07:50 daerah kontinental. Kita harus
07:52 simple go. Nah, oleh sebab itu
07:54 strategi pembangunan di Aru
07:56 dia nggak bisa sama dengan itu. Berbeda tentu saja.
07:58 Tidak sama dengan KKT,
08:00 tidak sama dengan MBD. Contoh saya bilang,
08:02 berkali-kali saya bilang, di Pulau Buru saja,
08:04 di Buru Selatan itu curah hujannya
08:06 tinggi. Di Buru Namli,
08:08 di Utara, curah hujan rendah.
08:10 Otomatis strategi pembangunannya berbeda. Harus berbeda.
08:12 Di sana bisa ditengkatkan tentang pertanian
08:14 atau di dekat bendungan Wayapo
08:16 bisa buat pertanian. Tetapi Buru Utara
08:18 mestinya lebih banyak jasa dong. Jadi
08:20 intinya ada kesalahan strategi
08:22 yang dilakukan oleh pembangunan saat ini?
08:24 Di pemerintahan
08:26 kita saat ini? Menurut saya,
08:28 harus ada revitalisasi.
08:30 Harus ada repositioning kita
08:32 kembali. Nah, itu menyangkut tentang
08:34 SDM kita di pemerintahan.
08:36 Nggak boleh lagi kita
08:38 merekrut orang like and dislike.
08:40 Ya, itu satu ya. Satu persoalan
08:42 utama kita sebenarnya. Harus
08:44 meresisting. Nggak ada urusan
08:46 karena saya orang Saparua,
08:48 saya harus ambil orang Saparua untuk jadi
08:50 Seharusnya kan by skill ya?
08:52 By skill dan by
08:54 Harus dibuka open bidding secara terbuka.
08:56 Ya, sehingga siapa aja bisa.
08:58 Nuansa politik itu harus
09:00 jauh dari kerja ASN.
09:02 Ya, teknis. Harus teknokrat.
09:04 Ya, betul. Siapa kerjakan
09:06 apa, bertanggung jawab untuk apa, dan tugas
09:08 harus terbagi habis.
09:10 Dan butuh pengendalian
09:12 dari pemimpin. Dia
09:14 tahu masalah, dia tahu jalan keluar,
09:16 dan dia berani mengambil keputusan.
09:18 Jadi keputusan yang diambil itu
09:20 udah waktunya pemimpin di Maluku stop
09:22 tepuk tangan, bos.
09:24 Kita nggak butuh tepuk tangan.
09:26 Nggak usah. Kita nggak butuh pujian.
09:28 Kita butuh kerja yang baik dan
09:30 kita pastikan bahwa semua sumber daya
09:32 kita. Tepuk tangan atau tepuk kul dada nih,
09:34 Pak?
09:36 Oke.
09:38 Waktu kita sangat banyak sekali
09:40 ingin saya gali dari Pak Febri
09:42 ini kesempatan kita,
09:44 kesempatan publik Maluku, untuk mengetahui
09:46 sosok seorang Febri itu seperti apa.
09:48 Nah, saya pengen tahu sebenarnya.
09:50 Kemarin saya dengar
09:52 ada satu hal yang menarik sekali,
09:54 yang luar biasa menarik. Ketika Bapak
09:56 mendeklarasikan diri, melihat
09:58 fenomena ketika melihat
10:00 dari jauh, dari luar Maluku,
10:02 melihat perspektif Maluku dengan
10:04 kondisi seperti ini,
10:06 ada semacam kekhawatiran,
10:08 keprihatinan,
10:10 dan segala macam, saya pikir. Sehingga
10:12 Bapak kemudian berpikir,
10:14 "Kalau bisa, kenapa tidak?"
10:16 Dan kemarin saya melihat bahwa sudah
10:18 mendeklarasikan diri bahwa saya akan maju
10:20 di pilgub bursa pemilihan gubernur.
10:22 Nah, ini yang menarik,
10:24 karena sebenarnya
10:26 apakah masyarakat Maluku mengenal Anda,
10:28 Pak Febri?
10:30 Bekerja di luar dan
10:32 bukan seseorang yang secara politis,
10:34 terlibat di dalam
10:36 parpol atau segala macam, Anda benar-benar
10:38 seorang
10:40 teknokrat,
10:42 seorang independen.
10:44 Artinya ada kekhawatiran juga
10:46 sosok sebernas Anda
10:48 hadir di Maluku,
10:50 apakah bisa dikenal?
10:52 Yang pertama. Yang kedua, sebenarnya,
10:54 misi Anda
10:56 apa? Sudah nyaman
10:58 di situasi sekarang,
11:00 tiba-tiba mau bersusah-susah,
11:02 bikin kotor tangan untuk
11:04 masuk ke politik. Apa yang ingin
11:06 Anda lakukan?
11:08 Sebenarnya, saya kan latar belakangnya
11:10 aktivis. Saya aktivis
11:12 game keai, malah di cabang Ambon.
11:14 Sampai di pengurus pusat.
11:16 Dan saya sebetulnya kan
11:18 punya lapisan
11:20 latar belakang. Orang tua saya
11:22 pernah bertugas di Tepah.
11:24 Saya besar 8 tahun 7 bulan di sana.
11:26 Saya pernah, orang tua saya
11:28 bertugas di Piru, lagi di
11:30 sekolah terus 310 tahun.
11:32 Dan saya bersyukur
11:34 suatu waktu saat ini bahwa
11:36 ketika saya punya masa kecil berpindah-pindah seperti itu,
11:38 membuat saya mengerti tentang
11:40 maluku. Saya merasakan itu.
11:42 Bahkan dengan karakter-karakter vokal itu ya?
11:44 Iya, saya merasakan itu.
11:46 Dan sebetulnya saya nggak terlalu jauh juga
11:48 dari politik. Saya pernah
11:50 tahun
11:52 9-2004, saya pernah pimpin
11:54 partai di sini juga. PKP
11:56 Indonesia dulu.
11:58 Setelah itu
12:00 baru saya pindah ke di Perjuangan.
12:02 Dalam posisi itu
12:04 saya melihat bahwa sebetulnya
12:06 maluku
12:08 kalau kita mau sedikit agak maju
12:10 tidak dalam keadaan baik-baik saja.
12:12 Yang saya katakan tadi
12:14 bahwa ada kemajuan, tetapi
12:16 kemajuan itu tidak mempersyaratkan
12:18 kita untuk membuat lompatan
12:20 untuk keluar dari kemiskinan.
12:22 Kita keluar dari IPM yang rendah.
12:24 Kita keluar dari
12:26 pengangguran.
12:28 Oleh sebab itu, kita membutuhkan
12:30 kerjayaan tidak biasa-biasa
12:32 saja.
12:34 Ada hal yang saya mesti sampaikan bahwa
12:36 dalam pengalaman saya selama
12:38 9 tahun di kantor staf presiden
12:40 menampingi kepala staf,
12:42 3 kepala staf, saya yang paling senior sekarang di kantor staf presiden.
12:44 Karena saya melewati
12:46 kepala staf Pak Luhut, Pak Teten, dan Pak Muldoko.
12:48 Saya paling senior di kantor staf presiden.
12:50 Jadi, ngerti betul ya situasi nasional itu ya?
12:54 Iya, saya ngerti banget.
12:56 Dan saya 8 tahun
12:58 lebih,
13:00 saya di teknokrat
13:02 di deputi 1,
13:04 sementara 1 tahun saya di deputi 5 itu
13:06 Polhukam.
13:08 Dalam kondisi itu dihadapkan dengan
13:10 situasi nasional,
13:12 menurut saya bahwa
13:14 sebetulnya aspek perencanaan
13:16 itu yang mesti penting.
13:18 Ada-ada giung yang sangat baik
13:20 dalam
13:22 kehidupan perencanaan kita adalah
13:24 kita gagal merencanakan, makanya kita
13:26 merencanakan untuk gagal.
13:28 Aspek perencanaan ini
13:30 sangat penting kalau didukung dengan
13:32 data yang kuat. Nah, oleh sebab itu
13:34 dalam pertimbangan
13:36 yang sangat panjang dan dalam,
13:38 ini saya mempertimbangkan cukup lama,
13:40 sekitar hampir 3 tahun,
13:42 baru saya bisa sampaikan ke publik
13:44 19 Agustus kemarin,
13:46 bahwa saya siap.
13:48 Untuk maju menjadi gubernur.
13:50 Sebagai putra Maluku, saya siap maju
13:52 duduk di posisi
13:54 Maluku 1.
13:56 Kalau kita mau simple,
13:58 saya tahu masalah tentang Maluku,
14:00 saya tahu jalan keluar, dan saya berani
14:02 ambil keputusan untuk itu.
14:04 Saya nggak ada peperan.
14:06 Tiga hal penting ya, tahu tentang Maluku,
14:08 tahu jalan keluar, dan saya bisa melakukan itu.
14:10 Saya bisa ambil keputusan untuk melakukan itu.
14:12 Ambil keputusan. Nah, ini tiga hal yang dibutuhkan
14:14 Maluku sebenarnya untuk
14:16 Maluku lebih baik ke depan. Nah, sekarang
14:18 persoalannya adalah
14:20 banyak isu yang beredar.
14:22 Bapak tidak ingin maju sebagai gubernur,
14:24 tapi sebenarnya mau mewakili
14:26 banyak orang. Mau duduk
14:28 sebagai wakilnya
14:30 Murat Ismail, bener nggak tuh?
14:32 Yang pertama adalah...
14:34 Itu-itu beredar sekali. Dan saya ingin
14:36 mendapatkan klarifikasi. Berarti nggak nih?
14:38 Jadi,
14:40 politik itu dinamis.
14:42 Tapi,
14:44 kita butuh digniti di sini.
14:46 Ada kehormatan.
14:48 Dan sebagai
14:50 pemimpin,
14:52 kalau dia satu aja,
14:54 pegang kata-kata dia.
14:56 Oke. Berarti, konsisten ya?
14:58 Bahwa bapak maju sebagai gubernur,
15:00 bukan sebagai wakil.
15:02 Jadi, kalau orang kenal FCT,
15:04 saya orang yang sangat konsisten.
15:06 Karena saya hati-hati. Kita pegang kata-kata
15:08 Pak FCT ya? Saya-saya hati-hati.
15:10 Artinya bisa diklarifikasi saat ini,
15:12 bahwa itu tidak benar. Saya sangat hati-hati.
15:14 Saya pikir baik-baik, baru saya bisa
15:16 mengambil keputusan.
15:18 Keputusan itu juga akan konsisten dilakukan.
15:20 Ibaratnya gini, sebelum keputusan
15:22 saya mempertimbangkan. Tapi kalau sudah clear,
15:24 saya konsisten dengan keputusan.
15:26 Dan benar, itu adalah langkah terbaik.
15:28 Iya.
15:30 Kita bisa mengklarifikasi.
15:32 Kan intinya satu aja.
15:34 Kalau takut gelombang,
15:36 dia tidak boleh berlahir.
15:38 Iya dong.
15:40 Jangan pakai perahu kecil juga.
15:42 Harus berani untuk dikenurang besar.
15:44 Dan yang berikut adalah,
15:46 kalau kamu mau menyerah, kenapa kamu mau mulai?
15:48 Iya. Betul. Harus benar.
15:50 Harus seperti itu.
15:52 Nah Pak, itu satu hal diklarifikasi yang sudah
15:54 bisa kita dapatkan dari Bapak langsung.
15:56 Tapi kan ini kita menuju
15:58 ke Pilgub,
16:00 Pilkada 2024
16:02 yang waktunya sangat pendek.
16:04 Kurang dari setahun
16:06 sudah harus mulai.
16:08 Malah Kementdakri sementara mengkaji
16:10 untuk percepatan Pilkada, dari November ke
16:12 September. Tapi terakhir
16:14 informasi bahwa Presiden belum
16:16 sampai di tingkat
16:18 memutuskan apakah melakukan
16:20 terpu untuk percepatan Pilkada
16:22 atau tidak. Tetapi kelihatannya dari Kementdakri
16:24 serius untuk mempercepat Pilkada
16:26 dari November menjadi September.
16:28 Ada pertimbangan-pertimbangan strategis.
16:30 Berarti tidak lama lagi seperti itu kan?
16:32 September-September, sekarang dari setahun lah ya Pak.
16:34 Nah artinya,
16:36 saya pikir satu tahun itu
16:38 waktu yang sangat mepet sekali sebenarnya
16:40 untuk mempersiapkan segala sesuatu.
16:42 Saya juga membaca hasil survei kemarin,
16:44 Bapak tidak masuk ke dalam ranking
16:46 sama sekali. Tapi Bapak punya
16:48 keinginan yang sangat luar biasa
16:50 karena kita tahu bahwa
16:52 mereka-mereka yang hadir
16:54 sebagai bagian dari hasil survei
16:56 kemarin juga sebenarnya tidak banyak
16:58 sebenarnya yang bisa dilakukan.
17:01 Karena kita tahu jejak rekam,
17:03 kita tahu banyak hal di sana.
17:05 Tapi ini sesuatu yang baru dan saya sih
17:07 sebenarnya sangat optimis ya, kalau orang mempunyai niat
17:09 dan tekad yang luar biasa.
17:11 Nah persoalannya sekarang gini, bagaimana Bapak
17:13 merebut hati rakyat Maluku?
17:15 Itu menjadi kunci sebenarnya.
17:17 Saya rasa
17:19 saya harus menghormati hasil survei itu.
17:21 Survei itu dilakukan
17:23 dari Juli sampai Juli.
17:25 Saya sampaikan sikap saya itu
17:27 19 Agustus.
17:29 Saya sampaikan tadi bahwa
17:31 menyampaikan sikap itu, itu ada pertimbangan,
17:33 ada proses
17:35 ilmiah di situ juga,
17:39 ada proses pendampingan
17:41 dan saya juga punya data yang valid.
17:43 Sebagai orang yang
17:45 Sehingga berani dong
17:47 meneklarasikan, udah perhitungan-perhitungan.
17:49 Jadi
17:51 mau hasil survei kayak apa juga gak penting juga gitu kan?
17:53 Nggak sih, kita harus hormati.
17:55 Harus hormati.
17:57 Dan
17:59 saya percaya bahwa
18:01 kerja dengan baik,
18:03 kerja dengan terukur, kerja dengan punya
18:05 perencanaan yang baik, hasil itu
18:07 gak bisa dibohongi.
18:09 Dan ini
18:11 proses politik.
18:13 Ini proses politik, pasti kita
18:15 punya tantangan yang sangat serius.
18:17 Punya hitungan-hitungan
18:19 terhadap sebuah produk politik.
18:21 Punya
18:23 hitungan-hitungan terhadap dinamika politik
18:25 di masyarakat. Saya sangat
18:27 percaya bahwa
18:29 masyarakat maluku punya kerinduan untuk
18:31 berubah. Perubahan apa yang terjadi
18:33 adalah perubahan dari
18:35 sebuah kehidupan yang saat ini
18:37 kepada kehidupan yang lebih baik lagi.
18:39 Nah, saya
18:41 sampaikan tadi bahwa saya tahu masalah.
18:43 Saya tahu jalan keluarga.
18:45 Dan saya tahu bagaimana kita mengambil
18:47 keputusan bersama-sama. Oleh sebab itu saya mau
18:49 bilang bahwa, saya bilang, "Ya,
18:51 Bapak Tamang, FCT kita bangun maluku."
18:53 Bersama FCT kita bangun
18:55 maluku. Mari, Bapak Tamang.
18:57 Jadi gini,
18:59 Karena saya tahu bahwa bangun maluku gak bisa
19:01 sendiri. Gak bisa. Gak bisa jadi superhero
19:03 di sini. Iya, betul.
19:05 Kita butuh. Nah, itu oleh sebab itu
19:07 kita butuh transformasi kepemimpinan. Betul.
19:09 Kolaboratif. Gak bisa
19:11 kabupaten, kota berjalan sendiri.
19:13 Gak bisa provinsi berjalan sendiri.
19:15 Fungsi wakil
19:17 pemerintah pusat, Jungshik, kuat.
19:19 Kuatnya di mana? Aspek pengendalian.
19:21 Oke. Iya. Itu harus kuat.
19:23 Betul. Anggaran, harus kita
19:25 pastikan bahwa anggaran itu pas.
19:27 Oleh sebab itu politik anggaran kita harus juga
19:29 dirubah. Iya. Di mana
19:31 daerah-daerah tertentu, di mana
19:33 sektor-sektor yang kita harus
19:35 mengurangkan. Eh, contoh.
19:37 Kita gak bisa
19:39 membelakangi laut.
19:41 Kita punya kekuatan maluku itu ada di laut.
19:43 Entah itu para wisata dan maritim.
19:45 Kita cek deh, kementerian kelautan,
19:47 apa, Dinas Kelautan dan para wisata, besar gak
19:49 anggarannya?
19:51 Kita butuh infrastruktur.
19:53 Tetapi kita juga tahu bahwa
19:55 laut dan
19:57 maritim,
19:59 dan para wisata, itu gak bisa.
20:01 Saya putong, Pak Febri.
20:03 Kita, kalau bicara tentang itu,
20:05 kita punya banyak sekali proyek nasional yang kemudian
20:07 dalam tanda petik gagal ya.
20:09 Kita punya LIN, kita punya
20:11 Moon Newport, gitu kan.
20:13 Artinya apa sih yang terjadi disini
20:15 sebagai orang nasional yang
20:17 berada di lingkaran presiden?
20:19 Jadi gini, gini. Saya harus
20:21 klarifikasi ini gitu. Oke.
20:23 Yang dimasuk dengan LIN itu
20:25 adalah ekosistem.
20:27 Ekosistem perikanan
20:29 yang ada di Maluku. Yang kita
20:31 mau bangun di Y itu, itu adalah
20:33 pusat sentra produksi.
20:35 Bukan LIN. Oke.
20:37 Ke LIN itu kan berarti, itu ekosistem
20:39 perikanan. Berarti tidak gagal gitu ya?
20:41 Dia tetap jalan.
20:43 Tetapi, pusat produksi
20:45 dan Ambon Newport itu,
20:47 itu yang belum jalan. Oke.
20:49 Jadi gini, ketika pemerintah
20:51 pusat, merubah kebijakan
20:55 anggarannya, dari APBN Mudi menjadi
20:57 KPBU, kerjasama pemerintah dan badan
20:59 perusaha, maka
21:01 kementerian perhubungan yang
21:03 bertanggung jawab dengan Ambon Newport,
21:05 memberikan kewenangan kepada
21:07 Pelindo untuk assessment
21:09 layak atau tidak layak
21:11 Sebuah pelabuhan dibangun ya?
21:13 Di Y atau gitu.
21:15 Nah, hasil assessment mereka
21:17 menghasilkan bahwa
21:19 pelabuhan existing yang ada di Yusudarso
21:21 itu 300 ribu
21:23 teus kontainer per tahun.
21:25 Sementara kapasitas terpasang sekarang
21:27 sekitar 160 ribu. Berarti masih
21:29 ada ruang yang belum.
21:31 Kalau dikembangkan sampai di Selangwe Triadi,
21:33 itu ada menaruh tersebut teus.
21:35 Nah bayangkan, kalau bisnis Pelindo
21:37 yang masih di daerahnya
21:39 yang asli aja, masih ada
21:41 peluang, kenapa kita harus kembangkan yang bangun.
21:43 Jauh-jauh.
21:45 Kalau tanya saya,
21:47 kenapa itu nggak dibangun di Seram?
21:49 Di Waisarissa? Misalnya.
21:51 Ada pelabuhan
21:53 plywood sudah ada, dan
21:55 industri-industri dibangun di Waisarissa,
21:57 maka ke depan, sungai
21:59 Sapalewa, sungai Eti, sungai
22:01 Kawa, atau Kawanuna,
22:03 itu bisa jadi hydro
22:05 power plant, dan kita
22:07 bisa terang dan kita tidak perlu bergantung dengan
22:09 dengan apa namanya,
22:11 dengan diesel dan macam-macam.
22:13 Itu bayi riset dong, Pak?
22:15 Iya, dan dalam RUPT LPLN, kita dorong kemarin di
22:17 Bali, itu sudah masuk dalam RUPT LPLN.
22:19 Kayak contoh sekarang,
22:21 tambak
22:23 dan produksi udang di Arara.
22:25 Saya tanya ke
22:27 manajemennya, "Kalian punya
22:29 investasi habis berapa untuk energi?"
22:31 Itu sekitar 40%.
22:33 Padahal itu,
22:35 itu bakar solar gitu loh.
22:37 Tapi kalau itu dipakai dari sungai,
22:39 bagaimana kita dapat energi? Penghematan,
22:41 energi bersih, produksi kita semakin tinggi.
22:43 Karena dihargai kan di dunia sekarang,
22:45 kalau lu buat sesuatu,
22:47 produksi dari energi
22:49 kotor, batu bara, dan diesel, itu harganya
22:51 malah di-ban. Tapi kalau dari energi bersih,
22:53 itu berarti harganya lebih
22:55 naik lagi. Udang-udang kita kan the best.
22:57 Dan mereka punya pelabuhan,
22:59 langsung ekspor ke Cina.
23:01 Berarti banyak sekali sumber energi di Maluku yang bisa
23:03 dikembangkan. Sangat bisa. Kita punya gelombang laut,
23:05 kita punya
23:07 sungai-sungai. Artinya jawab pertanyaan
23:09 Bapak tadi bahwa saya tahu apa yang
23:11 mau dibikin, apa yang menjadi solusi,
23:13 itu sudah terancang.
23:15 Karena sudah ada poin-poin
23:17 dan strategi yang sudah dilakukan.
23:19 Nah Pak, kembali ke politik.
23:21 Saya melihat gini, butuh
23:23 kekuatan besar,
23:25 karena arus juga besar.
23:27 Artinya berhadapan
23:29 dengan gelombang besar ini,
23:31 Bapak, saya memikir nih,
23:33 saya memikir nih, punya banyak potensi
23:35 luar biasa di diri Anda yang memang perlu
23:37 masyarakat Maluku tahu,
23:39 secara
23:41 Maluku secara keseluruhan.
23:43 Pertama, masyarakat Maluku
23:45 benar, benar sekali mereka
23:47 merindukan sosok
23:49 atau merindukan orang-orang yang kapabel
23:51 dan potensial
23:53 dengan kemampuan mereka.
23:55 Sosok-sosok tersebut.
23:57 Tapi di sisi lain, ada unsur kekerabatan
23:59 yang luar biasa, sehingga menyebabkan
24:01 orang bisa gelap mata.
24:03 Dengan mudah begitu.
24:05 Apa yang bisa Bapak
24:07 sampaikan ke masyarakat kita?
24:09 Bahwa sebenarnya ini saatnya
24:11 harusnya memilih sesuatu
24:13 berdasarkan pemahaman
24:15 kapasitas orang tersebut
24:17 bukan lagi soal hanya
24:19 karena kekerabatan atau like and dislike.
24:21 Yang pertama adalah
24:23 saya bicara tentang
24:25 posisinya kita dulu ya.
24:27 Tidak semua hal itu harus
24:29 ditanggapi.
24:31 Ada hal-hal yang hanya cuman didengarkan atau dibaca
24:33 aja gitu loh. Nah dalam konteks itu
24:35 maka kita butuh keputusan
24:37 yang firm terhadap
24:39 kemimpinan dulu.
24:41 Dalam konteks itu, kita harus berani
24:43 keluar dan menyatakan ke
24:45 masyarakat bahwa ini loh realitas kita
24:47 seperti ini.
24:49 Faktanya ini loh.
24:51 Kita mau berubah sama-sama. Mau begini terus?
24:53 Karena 20 tahun saya jadi jurnalis
24:55 kayaknya susah betul keluar dari
24:57 kondisi itu ya Pak? Kita mau berubah gak gitu?
24:59 Yang berikut adalah
25:01 saya harus pastikan bahwa saya konsisten.
25:03 Saya gak terboda dengan
25:05 apapun gitu loh.
25:07 Kita ini manusia.
25:09 Biasa. Tapi kan kita harus punya
25:11 karakter, kita punya visi dan kita
25:13 punya konsistensi. Dan saya
25:15 mau satu aja.
25:17 Kalau mau jalan sama-sama, you mau konsisten
25:19 gak? You mau capek gak?
25:21 Karena ini proses yang tidak gampang.
25:23 Merubah transformasi
25:25 kepimpinan seperti ini, merubah
25:27 perspektif dan paradigma masyarakat,
25:29 itu gak gampang. Tapi kalau kita
25:31 dengan hati yang tulus, hati bersih,
25:33 taruh hati di tanah ini,
25:35 saya sangat yakin orang
25:37 maluku mau berubah sama-sama.
25:39 Saya punya keyakinan itu.
25:41 Saya mau kayak gini, karena saya percaya sekali
25:43 kerja dengan baik di tanah ini
25:45 pasti dapat berkat.
25:47 Kerja tidak baik-baik pasti dapat berkat.
25:49 Setuju. Saya yakin itu.
25:51 Jadi di penghujung obrolan
25:53 kita pada hari ini,
25:55 saya sudah banyak sekali dapat insight dari Bapak dan
25:57 mengenal dekat seorang sosok
25:59 febri, kawin, tetelepta ini
26:01 seperti apa. Saya juga berharap
26:03 masyarakat maluku di luar sana
26:05 bisa memahami betul karakter
26:07 seorang febri, sehingga
26:09 ketika masuk ke bilik suara, misalnya
26:11 benar-benar sampai di titik akhir,
26:13 dengan hati nurannya bisa memilih
26:15 dengan benar. Nah, artinya
26:17 gini Pak, kita butuh sosok baru.
26:19 Kita butuh orang-orang yang punya
26:21 kapasitas dan kapabilitas yang baik.
26:23 Saya berharap banyak Bapak bisa
26:25 benar-benar lolos dalam setiap
26:27 proses ini, sehingga
26:29 pada suatu saat nanti ya entahlah,
26:31 jika memang Tuhan
26:33 berkehendak, Bapak bisa memimpin
26:35 maluku dan maluku bisa lebih baik
26:37 ke depan. Terima kasih kehadirannya,
26:39 saya butuh sedikit closing statement
26:41 Bapak kepada publik maluku.
26:43 Apa yang ingin Bapak sampaikan?
26:45 Terima kasih,
26:47 saudara semua. Satu aja,
26:49 maluku mau maju,
26:51 kita gak bisa gadaikan masa depan kita kepada orang lain.
26:53 Hanya kita yang bisa selamatkan
26:55 dan kita yang bisa membangun maluku ke depan.
26:57 Percaya, Batamang FCT
26:59 kita akan bikin maluku yang lebih baik lagi. Terima kasih.
27:01 Oke, Batamang dengan FCT
27:03 kita bisa bikin maluku
27:05 lebih baik lagi. Oke, baik terima kasih.
27:07 Pak Febri udah hadir
27:09 di teras maluku pada
27:11 pagi hari ini. Saya terkesan
27:13 sekali karena banyak hal sebenarnya yang bisa dilakukan
27:15 untuk maluku ke depan.
27:17 Mungkin next time kita bicara sama-sama.
27:19 Oh boleh, anytime kita bisa ngobrol
27:21 lebih banyak. Tapi dalam pengertian
27:23 saya bahwa ternyata banyak potensi
27:25 maluku yang bisa dikembangkan ke depan.
27:27 Dan itu sudah Bapak sampaikan sedikit banyak
27:29 insightnya kepada saya dan publik maluku.
27:31 Semoga saja ini menjadi
27:33 pemahaman baru juga
27:35 buat masyarakat kita. Demikian
27:37 ngobrol bareng teras maluku
27:39 pada pagi hari ini bersama
27:41 Febri Kalvin Tetelepoh.
27:43 Amatuh. Amatuh.
27:45 Tabiah. Tabiah.
27:47 Selamat ulang tahun.
27:49 Selamat ulang tahun.
27:51 Kota Ambon.
27:53 (musik)