Permainan sabung ayam atau Tajen merupakan salah satu budaya masyarakat Bali yang sudah berlangsung sejak zaman Majapahit. Hal itu tertuang dalam kitab atau pedoman Pararaton, yang di zaman sekarang disebut sebagai sastra Babad.
Disebutkan dalam kitab Pararaton, Tajen sudah lama berlangsung sejak era kerajaan Bali. Akan tetapi, dalam kitab tersebut tak disebutkan apakah pada saat itu Tajen juga diiringi dengan taruhan atau tidak.
Lalu, pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong yakni tepatnya pada masa Gelgel, Tajen mulai sering diadakan di depan Pura Goa Lawah dan sudah menjadi tradisi yang mendarah daging oleh masyarakat kala itu. Sebab, sabung ayam bukan hanya permainan adu ayam saja, melainkan sudah menjadi ritual keagamaan.
Seiring berjalannya waktu permainan Tajen semakin berkembang pesat. Bahkan pada era kemerdekaan sebelum tahun 1980-an, pihak penyelenggara Tajen menggunakan kesempatan tersebut untuk menggalang dana guna pembangunan desa, sehingga permainan Tajen perlu mendapat izin dari pihak berwenang.
Makna Kegiatan Tajen
Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Hukum Adat Perjudian yang Mempengaruhi Keadaan Sosial di Bali oleh Rendi Apriyansah, istilah Tajen berasal dari kata taji yang artinya susuk pada kaki ayam. Dalam bahasa Bali, kata taji sendiri bermakna sesuatu yang runcing, sehingga bisa diartikan taji sebagai suatu hal yang tajam.
Dari istilah tersebut, maka ayam-ayam yang ikut dalam sabung ayam harus memiliki taji agar bisa mengalahkan lawannya. Selain itu, Tajen tak hanya sekadar permainan adu ayam saja namun juga dijadikan sebagai sarana untuk upacara keagamaan.
- Tabuh Rah
Tabuh Rah adalah sabung ayam yang dilakukan untuk upacara agama Hindu di Bali yaitu Bhuta Yadnya, di mana sabung ayam ini digunakan sebagai sarana untuk mengeluarkan darah ayam. Kemudian darah tersebut diberikan kepada Bhuta Kala dalam bentuk sesajen agar mereka tidak mengganggu manusia lagi.
Sebagai informasi, seluruh elemen masyarakat beragama Hindu di Bali terlibat dalam Tabuh Rah. Jadi, dalam proses Tabuh Rah tidak ada unsur perjudian karena merupakan upacara keagamaan, lalu ayam yang digunakan untuk Tajen hanya sebanyak tiga ekor saja.
- Tajen Terang
Tajen Terang adalah sabung ayam yang dilakukan untuk kepentingan mencari dana dan pembangunan desa di Bali. Berbeda dari Tabuh Rah yang termasuk dalam ritual keagamaan, Tajen Terang sudah terdapat unsur perjudian di dalamnya.
#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/sejarahbalichannel
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
DAILYMOTION : https://www.dailymotion.com/sejarahbali
TELEGRAM : https://t.me/sejarahbalicom
THREADS : https://www.threads.net/@sejarahbali
======================================
Disebutkan dalam kitab Pararaton, Tajen sudah lama berlangsung sejak era kerajaan Bali. Akan tetapi, dalam kitab tersebut tak disebutkan apakah pada saat itu Tajen juga diiringi dengan taruhan atau tidak.
Lalu, pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong yakni tepatnya pada masa Gelgel, Tajen mulai sering diadakan di depan Pura Goa Lawah dan sudah menjadi tradisi yang mendarah daging oleh masyarakat kala itu. Sebab, sabung ayam bukan hanya permainan adu ayam saja, melainkan sudah menjadi ritual keagamaan.
Seiring berjalannya waktu permainan Tajen semakin berkembang pesat. Bahkan pada era kemerdekaan sebelum tahun 1980-an, pihak penyelenggara Tajen menggunakan kesempatan tersebut untuk menggalang dana guna pembangunan desa, sehingga permainan Tajen perlu mendapat izin dari pihak berwenang.
Makna Kegiatan Tajen
Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Hukum Adat Perjudian yang Mempengaruhi Keadaan Sosial di Bali oleh Rendi Apriyansah, istilah Tajen berasal dari kata taji yang artinya susuk pada kaki ayam. Dalam bahasa Bali, kata taji sendiri bermakna sesuatu yang runcing, sehingga bisa diartikan taji sebagai suatu hal yang tajam.
Dari istilah tersebut, maka ayam-ayam yang ikut dalam sabung ayam harus memiliki taji agar bisa mengalahkan lawannya. Selain itu, Tajen tak hanya sekadar permainan adu ayam saja namun juga dijadikan sebagai sarana untuk upacara keagamaan.
- Tabuh Rah
Tabuh Rah adalah sabung ayam yang dilakukan untuk upacara agama Hindu di Bali yaitu Bhuta Yadnya, di mana sabung ayam ini digunakan sebagai sarana untuk mengeluarkan darah ayam. Kemudian darah tersebut diberikan kepada Bhuta Kala dalam bentuk sesajen agar mereka tidak mengganggu manusia lagi.
Sebagai informasi, seluruh elemen masyarakat beragama Hindu di Bali terlibat dalam Tabuh Rah. Jadi, dalam proses Tabuh Rah tidak ada unsur perjudian karena merupakan upacara keagamaan, lalu ayam yang digunakan untuk Tajen hanya sebanyak tiga ekor saja.
- Tajen Terang
Tajen Terang adalah sabung ayam yang dilakukan untuk kepentingan mencari dana dan pembangunan desa di Bali. Berbeda dari Tabuh Rah yang termasuk dalam ritual keagamaan, Tajen Terang sudah terdapat unsur perjudian di dalamnya.
#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/sejarahbalichannel
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
DAILYMOTION : https://www.dailymotion.com/sejarahbali
TELEGRAM : https://t.me/sejarahbalicom
THREADS : https://www.threads.net/@sejarahbali
======================================
Category
📚
Learning