CHIEF TALK: Menakar Potensi Pasar Otomotif Indonesia

  • 6 months ago

Chief Talk kali ini menghadirkan Managing Director PT Eurokars Motor Indonesia (Mazda Indonesia) Ricky Thio. Mazda sudah belasan tahun ada di Indonesia. Mereka terus mencoba mengambil hati konsumen di Tanah Air. 

 

Mazda Indonesia saat mengincar pasar kelas premium. Ada 26 dealer berdiri di berbagai kota besar di Indonesia. 

 

Selain perjalanan Mazda Indonesia, Chief Talk juga mengulas karier Rizky Thio. Sebelum memimpin Mazda Indonesia, Rizky Thio memulai karier dari seorang sales.

 

Host: Ratu Nabilla

Category

🚗
Motor
Transcript
00:00 [Musik]
00:11 Halo Mirsa, apa kabar?
00:14 Kita kembali di program Chief Talk bersama saya, Ratu Nabila.
00:18 Dalam episode kali ini kita akan membahas bagaimana peluang otomotif di Indonesia
00:24 dan juga seberapa besar peluangnya.
00:26 Dan kita juga akan membahas bagaimana Mazda menggunakan strategi
00:30 untuk mengambil hati para konsumennya di Indonesia.
00:33 Dan saat ini sudah hadir bersama saya, Managing Director Mazda Indonesia,
00:39 Pak Riki Thio. Selamat datang Pak di Chief Talk.
00:43 Saya akan panggil Chief ya, karena ini programnya adalah Chief Talk.
00:46 Chief Talk ya, oke.
00:47 Siap.
00:47 Chief, kalau kita melihat sejarah Mazda di Indonesia,
00:51 kita tahu pada tahun 2006, sempat Mazda ini di PT Mazda Motor Indonesia.
00:57 Namun sekarang kan sudah berganti dengan PT Euro Cars Motor Indonesia pada 2017.
01:02 Artinya sudah sekitar 18 tahun Mazda ada di Indonesia.
01:07 Dan seperti apa sih Mazda ini melihat industri otomotif di Indonesia?
01:12 Terutama semenjak kita takeover tahun 2017.
01:18 Jadi waktu itu memang di akhir 2016 Mazda Corporation menunjuk kita menjadi
01:25 sole distributor untuk mobil Mazda di Indonesia.
01:28 Dan kita melihat memang perkembangan otomotif di Indonesia itu menarik sekali.
01:34 Jadi banyak orang bilang, "Oh, otomotif di Indonesia kebanyakan kelas ini."
01:43 Tapi sebenarnya nggak juga.
01:44 Terutama kalau kita lihat Mazda ini kan memang kita bermain di kelas yang
01:49 orang bilang mungkin middle up gitu.
01:52 Karena apa? Karena memang produk line up kita memang seperti kita punya CX-3, CX-5,
01:58 itu memang kelasnya dengan harga range yang middle class.
02:02 Jadi kita melihat otomotif Indonesia sebenarnya itu seksi sih, menarik sih kalau bisa bilang.
02:07 Peluangnya itu masih sangat besar sekali begitu ya.
02:10 Apalagi mungkin di target-target marketnya yang berbeda-beda.
02:14 Dalam setiap kesempatan ini, Chief Rikki Thio memproduksi mobil Mazda,
02:21 kan ada yang diusung filosofi yaitu Kodo dan Jinba Itai.
02:27 Nah, ini bahasa Jepang sepertinya, Chief ya.
02:30 Itu seberapa besar sih dua filosofi tersebut untuk menjadi guidance Mazda
02:34 dalam setiap produksi mobilnya?
02:38 Kodo desain dan Jinba Itai adalah menjadi filosofi kita untuk semua produk line up kita.
02:46 Filosofi, jadi bukan produksi.
02:48 Jadi baik dari mulai Mazda 2, Mazda 3, CX-3, CX-5, sampai yang the latest CX-60,
02:55 itu pasti secara desain, namanya Kodo desain.
02:59 Dan kita punya dynamic performance, how we driving itu feelnya adalah Jinba Itai.
03:05 Kalau Kodo desain, Kodo tentunya bahasa Jepang,
03:10 tadi ibu bilang betul, artinya soul of motion.
03:13 Kalau Jinba Itai itu artinya kesatuan antara the rider and the horse.
03:22 Jadi bagaimana filosofinya itu menyatukan si pengendara sendiri dengan mobilnya?
03:29 Setuju.
03:30 Bagaimana, disini secara simple saya sampaikan,
03:36 bagaimana mobil ini bisa mengerti dari pengendaranya.
03:40 Jadi mobil ini bukan hanya sekedar kencang, atau hanya sekedar performance seperti apa gitu.
03:46 Tapi bagaimana si mobil ini bisa mengerti pengendaranya.
03:50 Seperti kayak kuda, kalau kita kan selalu di film-film cowboy, kuda menjadi teman hidupnya gitu ya.
03:55 Kuda ini bisa mengerti dari ridernya, mau belok kiri, mau belok kanan, mau naik mau turun,
04:00 kuda itu bisa mengerti dari si.
04:02 Jadi kuda ini seperti kayak loyal gitu, dan mengerti banget tentang pengendaranya.
04:08 Nah, ini ada di setiap produk-produk ada setiap produk Mazda, mulai dari Mazda 2 sampe CX-60.
04:13 Makanya Kodo desain dan Jinba Itai itu selalu ada.
04:16 Dengan filosofi ini, market melihatnya seperti apa?
04:21 Kita punya, pertama kita punya loyalis Mazda sendiri.
04:28 Karena Kodo desain ini berbeda dengan yang menurut saya berbeda dengan merek-merek yang lain.
04:35 Di mana kekuatan dari Kodo desain adalah simplicity.
04:41 Jadi kita punya satu turunan dari Kodo desain yang namanya beauty by subtraction.
04:49 Jadi kecantikan itu malah dari kesederhanaan.
04:53 Dan ini yang kita tonjolkan, ini yang kita tawarkan.
04:57 Dan para customer melihat ini, "Oh iya bener ya."
05:02 Kita bilang bahwa ibaratkan kalau seorang memang udah cantik, udah ganteng,
05:05 kenapa mesti dikasih tembel-tembel misalnya seperti itu kan.
05:09 Nah, juga dengan Jinba Itainya gitu kan,
05:13 memang mobil Mazda itu sangat mengutamakan dari keasikan mengemudi.
05:20 Jadi orang-orang yang memang suka mengemudi, orang-orang yang memang suka driving,
05:25 sangat cocok untuk produk-produk Mazda.
05:29 Jadi bisa disimpulkan bahwa dengan filosofi Kodo desain dan juga Jinba Itai ini
05:35 sangat diterima oleh konsumen di Indonesia.
05:38 Kalau kita melihat lagi pasar di Indonesia sendiri, ini kan banyak masyarakat Indonesia itu
05:45 yang membeli mobil, mobil pertama.
05:48 Nah, dimana pastinya dengan melihat market tersebut, ini ada di kelas LCG sih.
05:55 Nah, Mazda sendiri kan tadi, Chief juga bilang bahwa Mazda itu concern-nya
06:01 atau fokusnya itu di premium, menengah ke atas.
06:04 Apakah ada strategi khusus begitu untuk market-market menengah ke atas
06:10 dan apakah nanti akan ada LCG dari Mazda?
06:13 Yang pasti kalau bilang LCG sih mungkin, saya bisa jawab mungkin kita tidak akan bermain di level itu,
06:22 paling tidak dalam the next 5 to 10 years.
06:25 Tapi kita punya range model yang cukup panjang sebenarnya.
06:30 Kita punya yang entry level kita adalah Mazda 2, ada hatchback maupun sedan.
06:35 Dan setelah itu kita juga ada compact crossover, itu dimulai dengan CX-3 gitu kan.
06:44 Yang dimana secara harga, price range cukup bersaing gitu kan.
06:49 Jadi, mungkin ambil contoh misalnya gini ya, orang-orang kerja, dia masuk,
06:55 mungkin fresh graduate jadi staff gitu kan.
06:57 Setelah dia kerja berapa tahun, dia mau tempat promosi, naik, mungkin dia jadi seorang manager.
07:03 Nah, kita dengan Mazda 2 dan CX-3 ini menjadi pilihan yang bisa sangat dilihat oleh di level itu.
07:12 Jadi memang tetap konsisten begitu ya dengan branding Mazda sendiri.
07:18 Kalau kita lihat juga di awal tahun ini, industri otomotif ini sempat terjadi penurunan ya, Chief ya.
07:23 Nah, itu apa sih penyebabnya dan bagaimana strategi Mazda sendiri?
07:27 Sebenarnya, memang dunia otomotif ini sangat bergantung kepada stabilitas dari keamanan gitu ya.
07:39 Jadi, peluang otomotif di Indonesia itu sangat benar dan sangat besar gitu kan.
07:46 Tapi yang biasanya menjadi musuh utama adalah bila ada terjadi disruption dari stabilitas.
07:51 Misalnya kerusuhan, kalau kerusuhan semua juga terkena impeksi gitu kan.
07:57 Nah, itu biasanya tentu customer akan menunda rencana pembelian.
08:05 Jadi mereka akan, "Oh, wait in situ deh, ada apa sih ini, lagi gimana?" gitu kan.
08:10 Tapi setelah bulan Februari, penjualan sudah berangstu-angstu baik,
08:16 sudah mulai cukup naik sih sebenarnya, memang waktu Januari itu.
08:21 Biasanya, tipically akhir-akhir tahun atau awal-awal tahun, mereka biasanya volume agak tinggi.
08:27 Karena ada juga customer yang datang mungkin mau cari mobil yang,
08:31 apa namanya, yang vin-vin yang tahun sebelumnya, mungkin dengan diskon.
08:36 Biasanya itu para dealer yang mencoba untuk stock clearance atau apa.
08:41 Tapi memang khususnya Januari kemarin agak turun, tapi Februari sudah cukup naik.
08:46 Hopefully, March Apple sudah back on track,
08:50 sehingga tahun ini kita bisa secara market mungkin bisa lebih better dari tahun 2023.
08:56 Kalau kita melihat marketnya sendiri, Chief, ini kan Mazda tadi di kelas premium.
09:02 Nah, ini pastinya di kota-kota besar begitu ya?
09:04 Atau seperti apa, sebaran market Mazda sendiri?
09:08 Oh yes, dari 26 dealer kita sekarang, memang mainly di kota-kota besar.
09:15 Kita fokusnya tentunya di ibukota provinsi.
09:18 Dan juga, mungkin bisa dilihat juga, kita mainly di Jawa dan Bali.
09:25 Tapi semua kota-kota besar di Indonesia kita ada.
09:28 Jadi kita sampai mulai dari Medan, ada paling jauh juga dari paling ke timur itu ada Makassar.
09:36 Kita ada di Semarang, Surabaya, memang mainly kita mainnya di kota-kota besar.
09:42 Kalau kita melihat produk Mazda sekarang, mungkin yang paling banyak kita lihat di jalanan itu adalah CX-3.
09:51 CX-5, CX-3.
09:52 CX-3, apalagi ada yang baru ya, Chief?
09:54 Boleh diceritakan tentang apa sih yang dibarui dari CX-3 ini, dan kenapa CX-3?
10:04 Oke, tren mobil kebelakangan ini, dalam terakhir-terakhir ini, memang mereka selama ini mainnya di crossover.
10:13 Nah, CX-3 ini kan kayak compact crossover.
10:17 Melihat kontur jalanan, melihat keringkesan.
10:20 Jadi orang memang, terutama di Indonesia ya, orang udah lebih senang ke crossover, ke SUV crossover lebih tepatnya, dibanding sedan, for example.
10:30 CX-3 ini adalah compact crossover yang best selling right now.
10:34 Nah, kemarin kita memang ada refreshment yang cukup besar, jadi secara fitur, terutama dari sisi safety feature.
10:48 Kita punya safety feature, terutama dari sisi eye active sense-nya, kita ada tambahan-tambahan feature.
10:54 Dan juga untuk kenyamanan dari pengendaraan sendiri, secara interior juga kita ada refresh.
11:01 Contohnya kita mempunyai sunroof sekarang, seperti itu.
11:05 Nah, tujuannya apa? Tujuannya bahwa para customer entry level kita, misalnya kayak orang-orang yang baru promosi jadi manager.
11:15 Secara fitur, secara kenyamanan, bisa merasakan apa yang mungkin mobil-mobil yang di level atas.
11:22 Tentunya mobil-mobil ini makin mahal, biasanya materialnya lebih mahal.
11:28 Tentunya mungkin dia desainnya lebih sophisticated, tapi paling nggak untuk fitur-fitur kayak safety feature, kenyamanan, keamanan,
11:36 atau mungkin sekedar sound system-nya, itu sama dan bisa merasakan.
11:41 Makanya kita punya CX-3 kemarin itu kita cukup fully loaded lah dengan segala fitur-fitur.
11:48 Jadi sejauh ini demandnya sangat tinggi begitu CX-3 ya?
11:52 CX-3 itu kita adalah our best selling model saat ini.
11:57 Kalau kita melihat lagi tren otomotif di Indonesia, ini kan ada mobil listrik ya?
12:02 Oh iya.
12:03 Nah, ini seperti apa sih tantangannya?
12:05 Karena kan mungkin punya pasar sendiri, kemudian juga apakah nantinya Mazda akan bergerak ke mobil listrik?
12:13 Tidak dipungkiri bahwa memang mobil listrik itu mulai menjadi tren yang pertama dalam 2-3 tahun terakhir.
12:22 Dan secara globally juga Mazda juga melihat tren ini dan kita juga nggak tinggal diam.
12:28 Kita juga mulai mempermiapkan model-model yang islengnya EV lah gitu kan ya.
12:38 Tapi secara bertahap kita juga islengnya elektrifikasi.
12:45 Jadi bagi kita itu yang namanya elektrifikasi nggak hanya pure BEV atau battery,
12:54 tapi kita ada namanya mild hybrid, kita punya hybrid, kita punya plug-in hybrid.
12:59 Dan secara globally kita juga punya model yang battery EV.
13:05 Dan tentunya kita juga melihat tren ini, tentunya Mazda Corporation juga nggak akan tinggal diam,
13:11 pasti akan hadir dengan produk-produknya.
13:13 Tapi mungkin bertahap ya, kalau Ibu lihat sebenarnya kita udah mulai ada beberapa produk yang bermain di hybrid for example.
13:21 Nanti kita akan punya plug-in hybrid misalnya seperti itu.
13:24 Baik, bagi para loyalis Mazda ini pasti menanti sekali ya apa yang nanti akan dihadirkan untuk EV dari Mazda sendiri.
13:32 Betul.
13:33 Kita berbicara mengenai lebih ke personal nih.
13:38 Chief, sebelum di posisi seperti saat ini kan Managing Director Mazda Indonesia,
13:45 bisa digambarkan kah bagaimana sih memulai karir di dunia otomotif?
13:50 Apakah memang sudah jadi cita-cita atau memang ada kebetulan?
13:56 Kebetulan sebenarnya.
13:58 Oke.
14:00 Jadi saya itu sebenarnya, saya itu orang finance.
14:06 Orang finance gitu kan.
14:09 Dan waktu itu saya masih ingat di awal-awal tahun 2000 gitu ada, setelah saya selesai sekolah,
14:16 saya rencananya mau pulang kerja di bagian banking atau finance seperti itu.
14:21 Tapi waktu itu lagi ada SARS gitu kan.
14:24 Jadi saya kembali ke Jakarta dan orang tua saya bilang, "Tuh disitu ada luang tuh jadi salesman."
14:32 Nah mulailah karir saya sebagai seorang salesman basically.
14:38 Dari salah satu brand, saya sebut brand yang gak ada salah satu brand.
14:41 Dan saya kecantong disitu di dunia salesman karena saya lihat salesman ini menarik ya.
14:50 Karena saya yakin gak ada orang kalau ditanya waktu masih kecil gitu ya,
14:55 siapa yang cita-cita pasti bilangnya cita-cita jadi dokter, insinyur, pilot banyak ya.
15:04 Zaman-zaman saya sekolah itu pasti, "Saya mau jadi pilot, saya mau jadi dokter, saya mau jadi presiden."
15:09 Gak ada yang bilang, "Saya mau jadi salesman."
15:11 Tapi salesman itu sangat menarik karena at the end of the day, we are all salesman.
15:17 Dengan cara kita, di bidang kita, dengan apa yang kita ada.
15:23 Dan saya tekuni, saya gelutin, dan ternyata akhirnya saya salesman terus gitu.
15:32 Sampai hari ini, even at the end of the day, walaupun saya sudah pimpinan di Masda ini,
15:38 tetap saya adalah seorang salesman.
15:40 Baik, kita akan jeda sejenak. Pemirsa tetap bersama kami di Chief Talk.
16:08 Pemirsa kembali lagi bersama kami di Chief Talk, masih bersama saya Ratu Nabila,
16:13 dan juga narasumber saya hari ini, yaitu Managing Director Masda Indonesia,
16:18 Chief Rikki Thio.
16:20 Chief, kita ngobrol lagi nih tentang pribadi dari Chief Thio ini sendiri.
16:25 Kalau tadi kita sudah berbicara mengenai bagaimana sih karir dari Chief Thio sendiri,
16:32 ternyata awalnya ini adalah dari salesman.
16:36 Tapi begitu passionate-nya dengan dunia tersebut, dan masuk kemudian ke dunia otomotif.
16:42 Bagaimana sih kehidupan sehari-hari seorang Managing Director Masda?
16:47 Kadangkan mungkin banyak orang yang juga pastinya bercita-cita ingin menjadi seperti Chief Thio ini.
17:01 Sebenarnya kalau menurut saya sih, kita jalanin aja sih lebih tepatnya.
17:06 Karena memang saya bina karir saya dari seorang salesman, dan sampai hari ini saya tetap adalah seorang salesman.
17:14 Karena waktu itu memang saya dari seorang salesman, yang langsung naik motor, kering-kering sepertinya.
17:24 Waktu saya mendaki corporate leader itu istilahnya, saya membayangkan semua orang di sekitar saya itu di level-level yang pernah saya lewatin.
17:39 Dan kesulitan-kesulitan yang saya hadapin pada waktu itu selama pengalaman saya 20 tahun-samping,
17:49 di level-level itu saya bisa pahami seperti ini, seperti ini.
17:56 Tentunya kalau saya ringkes menjadi satu, mereka itu masalah proses dan komunikasi aja sih.
18:04 Jadi bagaimana komunikasi yang baik, bagaimana kita memastikan bahwa proses-proses ini sangat efisien.
18:15 Jadi birokrasi, misalnya angkas, dan juga bagaimana kita selalu hadir di tengah-tengah tim kita.
18:25 Karena mereka basicly kan juga, kita kerja dengan orang, bukan dengan robot.
18:30 Nah orang itu kan adalah mahluk sosial. Mereka juga sehebat-hebat orang, pasti mereka ada khawatir, ragu, atau bagaimana ya.
18:39 Dengan kehadiran kita, mereka tuh lebih ada assurance, lebih yakin gitu.
18:44 Ada somebody mungkin yang, bukan cuma atasan saya yang nggak mau terlalu membawa, "Oh saya hadir sebagai atasan", nggak.
18:52 Tapi mungkin saya punya solusi, mungkin saya sebagai orang yang pengalaman di otomotifnya yang udah pernah puluhan tahun misalnya gitu ya.
18:59 Saya pernah mengalami seperti ini nih, mungkin bisa seperti ini gitu kan.
19:04 Dan saya coba untuk menghilangkan reporting-reporting yang nggak terlalu, jangan memperbandingkan mereka lah.
19:15 Karena mereka bikin powerpoint panjang-panjang gitu ya. Itu yang not my style lah basicly.
19:20 Jadi lebih two way communication gitu ya, lebih banyak mendengarkan, diskusi gitu.
19:26 Nah memang tantangannya adalah buat saya sendiri adalah saya mesti make sure bahwa saya bisa selalu hadir di tengah-tengah mereka.
19:34 Dan isinya kita mesti hands on, hands on itu kata konsistenya, mesti hands on seperti itu.
19:41 Tapi hands onnya itu, mesti make sure jangan sampai mereka merasa kayak didikti.
19:46 Nah itu perannya dari seorang leader gitu kan.
19:50 Karena kalau jaman sekarang ya, mungkin kalau jaman saya dulu, orang tua-orang tuanya mendidiknya dengan cara menghafal,
19:57 kalau jaman sekarang kan nggak bisa gitu, mereka mesti berkreasi, berkreatif gitu ya.
20:01 Jadi perannya kita tuh mesti bisa tarik ulur, melihat mereka dari jauh, memastikan kita nggak terlalu presence misalnya.
20:10 Sehingga mereka bisa berkembang. Tapi bagaimana pas mereka mulai agak ini, kita masuk gitu kan.
20:16 Jadi itu yang saya lakukan.
20:18 Jadi tetap mengawasi tapi memberikan juga kepercayaan gitu kepada mereka ya.
20:23 Betul, betul. Exactly.
20:24 Luar biasa Cief.
20:25 Nah ini kita cerita lagi kalau suka dukanya di bidang otomotif sendiri itu apa sih Cief?
20:32 Karena kan mungkin berbeda ya dengan industri-industri lain.
20:36 Otomotif itu yang pasti padat modal, padat karya.
20:40 Itu pasti. Karena kita contoh kita kayak ambil contoh di penjualan gitu ya.
20:46 Di penjualan kita ada namanya sales funnel gitu kan.
20:50 Tapi kalau secara total, overall itu kita punya misalnya customer 360 degrees.
20:56 Jadi memang kita harus terus follow up gitu.
21:01 Dan kita jual satu produk yang mirip-mirip sebenarnya.
21:04 Coba sekarang saya tanya, ada nggak mobil yang nggak punya power steering? Nggak ada kan?
21:08 Nggak ada.
21:09 Pasti mereka punya power steering, mereka punya power window, mereka punya automatic transmission misalnya gitu kan.
21:15 Jadi kita mesti kembali kepada siapa kita.
21:19 Nah saya lihat di Mazda ini kok bagus banget ya gitu ya.
21:24 Karena waktu saya join this company saya lihat, "Oh Mazda bagus banget ya."
21:28 Mereka tidak mau compromise dengan, not even dengan masalah volume atau,
21:34 ya tentu nggak ada yang nggak pengen volume, nggak ada yang nggak pengen profit.
21:37 Tapi mereka nggak pernah mau compromise dengan quality.
21:41 Mereka tetap kodo desain dan dejinba etai.
21:45 Jadi tugas saya, tugas kita semuanya adalah bagaimana mengedukasikan dejinba etai dan kodo desain dengan produk ini.
21:56 Mungkin nggak semua orang cocok ya, karena ada orang yang beli mobil,
22:02 ya sekedar mungkin hanya antara anak sekolah, keseberan gitu kan.
22:07 Well, it's okay gitu. Kita kan memang kan ada orang kebutuhan masing-masing gitu kan.
22:12 Tapi orang yang memang suka akan penampilan kecantikan dari mobil itu sendiri,
22:18 dengan penampilan yang tadi punya kodo desain, yang beauty by subsection, yang less is more.
22:23 Dan dengan pengalaman berkendara, ya this is the product.
22:27 Dan saran saya, kita mati-matian pegang dua filosofi itu.
22:32 Jadi sangat memiliki idealisme yang tinggi dan juga konsisten.
22:37 Betul.
22:38 Chief, kalau kita melihat, Chief kan banyak menghabiskan masa mudanya di luar negeri ya,
22:43 tapi sekarang bekerja sudah puluhan tahun di Indonesia.
22:45 Apa sih Chief yang membuat kemudian mau kembali ke Indonesia,
22:49 kemudian membangun industri atau membangun karir di Indonesia?
22:55 Indonesia itu peluangnya banyak kalau saya bilang.
22:59 Rakyatnya banyak, peluangnya banyak.
23:02 Di luar negeri, basically mereka itu, apa ya, sudah sini gitu loh.
23:10 Sudah berkembang.
23:11 Developed, developed country.
23:14 Jadi semua sudah sama mungkin ya, rata.
23:17 Dan saya memang, setelah saya sekolah memang saya memang,
23:23 tapi memang waktu itu bidangnya mau ke finance.
23:26 Karena sekolah saya di finance.
23:29 Tapi, sebenarnya Indonesia ini peluangnya luar biasa.
23:34 Orangnya banyak, banyak hal-hal yang bisa kita lakukan.
23:37 Dan kebetulan memang saya sangat percaya dengan orang Indonesia.
23:42 Ini tips dari saya.
23:44 Banyak perusahaan-perusahaan yang sangat percaya dengan,
23:48 ekspat for example.
23:51 Di beberapa perusahaan-perusahaan mereka mungkin mencoba untuk menghayat ekspat.
23:56 Saya tetap percaya bahwa sebenarnya untuk orang-orang Indonesia sendiri itu lebih bisa.
24:02 Kenapa?
24:03 Terutama sekarang ini secara education kita sudah tidak kalah.
24:07 Yang kedua, we know the market.
24:11 Kita tahu culture-nya.
24:14 Banyak hal-hal yang kita pelajarin juga,
24:16 dari orang sebelah, seberang, misalnya dari luar negeri.
24:19 Mungkin masalah disiplin.
24:22 Masa harus kerja.
24:24 Dari pendidikan, ini menurut saya juga satu hal yang bisa kita tiru dari luar.
24:32 Kalau kita di sini pendidikan biasa diajakan untuk menghafal.
24:37 Kalau kita di luar, kita tidak diajakan untuk bikin satu project,
24:43 terus punya idea.
24:44 What is your idea?
24:45 Dan sampaikan idea kamu, sehingga mereka terlihat lebih berani,
24:49 terlihat lebih kritis, lebih kreatif.
24:52 Karena mungkin dari kecil sudah dibiasakan seperti itu.
24:54 Kalau di sini dari kecil, ulangan misalnya,
24:57 Anda dapat melihat bagus karena menghafal perfect.
25:00 Tentu ada hal yang harus kita hafal, ada hal yang harus kita jabarkan.
25:03 Tapi di pekerjaan pun sama,
25:06 saya juga tegankan kepada anak,
25:08 "Okay, what is your idea? What is your proposal?
25:10 Come with me, come to me with your proposal, with your idea."
25:13 Jadi jangan cuma menghafal-menghafal.
25:16 Ini bisa membantu untuk mengembangkan,
25:19 mungkin tidak cuma otomotif, mungkin juga beda-beda yang lain.
25:22 Jadi lebih ke pengembangan diri yang didorong.
25:25 Memang banyak sekali nilai-nilai yang kemudian bisa diambil.
25:31 Itu nilai yang baik, kalau nilai-nilai yang baik ya pastinya bisa diadopsi.
25:36 Kalau dari Chief Ritu sendiri,
25:39 Sophie-nya sebagai leader itu apa?
25:43 Banyak orang yang bilang,
25:48 "Work balance."
25:52 Tapi saya, belakang ini saya melihat bahwa
25:56 tanpa harus menjadi kayak workaholic seperti itu,
26:00 ini semuanya menjadi satu way of life.
26:06 Jadi mungkin ada, saya bukan mau promosi,
26:09 pernah dengar namanya ikigai.
26:11 Itu masyarakat yang ada di Okinawa.
26:15 Jadi seperti itu, gimana kita bisa menjuain dari
26:18 life with purpose.
26:20 Kalau as simple as that.
26:22 Kadang-kadang kita kan banyak juga karyawan-karyawan saya yang,
26:26 "Ya, yang penting saya datang jam 8, saya kerja."
26:29 Gini-gini. No.
26:31 What is your purpose in life?
26:34 What is your purpose dalam hal kerja?
26:36 Apakah Anda purpose-nya hanya sekedar cari uang?
26:39 Atau you want to contribute something to the society?
26:42 Misalnya, pengertian society mungkin gak usah gudu-gudu yang
26:45 mulut-mulut society, even teman sebelah.
26:48 Nah, seperti itu.
26:50 Dan Anda juga mau mencoba untuk
26:53 dengan secara senang, men-sharing,
26:56 dan mungkin juga terus improve diri kita.
26:58 Dengan tulus, ikhlas, bekerja.
27:00 Betul.
27:02 Kalau semua itu masuk ke dalam kita punya way of life.
27:05 Cara hidup kita.
27:07 Saya rasa kita kerja kayak gak kerja.
27:10 Dan juga gak ada yang kayak harus.
27:13 "Saya kerja harus keras,
27:15 mesti terus juga, mesti gimana." Gak seperti itu.
27:17 Jadi enjoy. Enjoy apa yang dikerjakan.
27:20 Kemudian juga passionate.
27:22 Karena memang way of life-nya.
27:24 Kadang-kadang saya kangen pulang ke kantor.
27:26 Bener. Kadang-kadang saya gak melihat.
27:28 Biasanya orang gak suka tuh.
27:30 Saya dua hari ini gak ke kantor,
27:32 saya merasa kayak, "Gimana?"
27:34 Meja kantor saya itu udah kayak rumah saya.
27:37 Bukan karena saya merasa gimana.
27:39 Tapi karena...
27:41 Tapi karena sangat passionate di dalam pekerjaan ini.
27:43 Anda mesti mencintain sih di bidang kantor.
27:46 Kalau enggak, susah.
27:48 Kalau gitu, kita kasih tips gimana untuk
27:50 para millennial, genzi,
27:53 tentunya yang inspiratif.
27:56 Karena kan mereka ini sekarang sedang
27:58 struggle untuk mungkin mencari jati dirinya.
28:01 Atau apa sih yang bisa mereka lakukan
28:03 untuk contribute di society?
28:05 Kalau menurut saya sih,
28:09 pertama kita mesti
28:11 find your passion.
28:13 Pertama, find your passion.
28:15 Dan... Tapi kadang-kadang orang bilang,
28:17 "Oh, passion saya ini."
28:19 Tapi istilahnya jangan cuma sekedar
28:21 apa ya...
28:23 Kayak hangat-hangat kayak ayam gitu.
28:25 Lihat, "Ya, ya, ya."
28:27 Lihat, kalau enggak tekun.
28:29 Kejar terus. Mesti kejar terus.
28:31 Tapi nanti kelamaan-kelamaan
28:33 itu juga akan menjadi
28:35 gaya hidup kita.
28:37 Passion gaya hidup kita.
28:39 Dan jangan lupa untuk terus
28:41 selalu mau meng-upgrade diri.
28:43 Kadang-kadang kan kita merasa,
28:45 "Oh, kita..."
28:47 Jangan selalu pandang yang namanya
28:49 jabatan atau ranking
28:51 atau apa, bahwa itu menjadi satu tolak ukur.
28:53 Saya rasa enggak. Seperti saya bilang tadi,
28:55 dari tahun 2000-an
28:57 sampai hari ini, saya masih meng-consider
28:59 diri saya sebagai seorang salesman.
29:01 Dan saya enggak pernah malu
29:03 saya bilang saya seorang salesman.
29:05 Luar biasa. Sangat menginspirasi.
29:07 Jadi, kalau bisa disimpulkan,
29:09 bagaimana bisa
29:11 Chief Ricky ini menjadi
29:13 inspiratif, ya tetap itu pegang.
29:15 Cari passion, kemudian juga
29:17 determinasi bagaimana kita mencapai
29:19 tujuan kita dan contribute
29:21 to others. Luar biasa.
29:23 Terima kasih. Dan, Pemirsa,
29:25 sekian program Chief Talk episode
29:27 kali ini. Saya, Ratu Nabila.
29:29 Terima kasih dan sampai jumpa.
29:31 [Musik]
29:33 [Musik]
29:35 [Musik]
29:37 [Musik]
29:39 [Musik]
29:49 [Musik]
30:01 [Musik]
30:03 [Musik]
30:09 [MUSIK]

Recommended