Menikah di Dalam Lapas, Kisah Sepasang Kekasih di NTT Ini Sangat Menginspirasi, Dihadiri Keluarga dan Warga Binaan Lainnya..

  • bulan lalu
OBOR TIMUR.COM - Pada hari Selasa, tanggal 18 Juni 2024, di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), digelar pernikahan yang sangat istimewa antara Alihandro Ola dan Icha Jesika Koroh.

Acara tersebut berlangsung di dalam Gereja Elim yang berada di dalam lingkungan lapas itu sendiri.

Meskipun suasana di dalam lapas, kehadiran para keluarga dan jemaat dari dalam dan luar lapas memberikan kehangatan tersendiri pada acara tersebut.

Alihandro Ola, seorang pria dari Amarasi, dan Icha Jesika Koroh, yang menjadi pasangannya, memilih untuk mengikat janji suci mereka di tempat yang mungkin tidak lazim bagi kebanyakan orang untuk merayakan pernikahan.

Keputusan mereka ini menjadi bukti nyata bahwa cinta tidak mengenal batasan ruang dan tempat.

Pemberkatan pernikahan ini juga menarik perhatian karena dilaksanakan di Lapas Kelas IIA Kupang, NTT, tempat yang saat itu juga menjadi tempat tinggal ayah kandung Alihandro, Stefanus Ora.

Stefanus Ora, yang menjalani hukuman seumur hidup, hadir dalam acara pernikahan putranya ini sebagai salah satu momen langka dan mendalam dalam kehidupan seorang narapidana.

Meskipun terjadi di dalam lapas, acara pernikahan ini tidak kehilangan kehangatan dan kegembiraan seperti pernikahan di tempat lainnya. Para hadirin, baik dari pihak keluarga maupun warga binaan yang lain, ikut merasakan momen yang penuh makna ini.

Mereka hadir untuk mendukung Alihandro dan Icha Jesika dalam langkah besar mereka untuk membangun kehidupan bersama di tengah-tengah keterbatasan yang ada.

Kehadiran puluhan jemaat yang terdiri dari warga binaan sendiri menunjukkan solidaritas dan dukungan dari komunitas di dalam lapas.

Mereka datang untuk menyaksikan dan turut merayakan cinta yang terjalin di antara Alihandro dan Icha Jesika, meskipun keduanya sedang menjalani masa sulit dalam penjara.

Bagi Alihandro dan Icha Jesika, momen ini tidak hanya tentang mengikat janji di hadapan Tuhan dan manusia, tetapi juga tentang menciptakan kenangan yang tak terlupakan di dalam situasi yang tidak biasa.

Mereka mungkin tidak bisa merayakan pernikahan mereka di tempat yang mereka impikan, namun cinta dan komitmen mereka tampak tetap teruji dan kuat di tengah-tengah segala keterbatasan.

Kehadiran keluarga, jemaat, dan para narapidana lainnya memberikan nuansa yang sangat berbeda dalam pernikahan ini. Mereka tidak hanya menjadi saksi dari ikatan suci Alihandro dan Icha Jesika, tetapi juga merupakan bagian dari kisah hidup mereka yang penuh dengan perjuangan dan harapan di dalam lapas.

Pernikahan di lapas ini juga mengajarkan kita bahwa setiap orang pantas mendapatkan kesempatan kedua dan bahkan ketiga untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Dengan penuh keberanian dan keteguhan hati, Alihandro dan Icha Jesika menunjukkan kepada dunia bahwa pernikahan adalah tentang komitmen untuk saling mencintai dan mendukung, tanpa memandang kondisi atau lingkungan di sekitarnya.***

Dianjurkan