Telegrafnesia.com |
Pada hari Rabu, 24 Juli 2024, mahasiswa UNWIRA Kupang yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Turun Desa (GEMADES) melakukan kunjungan ke kampung lama, LEWO NAPAULUN, di Desa Bungamuda, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Kunjungan ini menjadi momen istimewa untuk mengenal lebih dekat warisan budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
LEWO NAPAULUN adalah kampung lama bagi masyarakat Napasabok dan Bungamuda, yang dikenal dengan 32 rumah adatnya. Setiap rumah adat dihuni oleh berbagai suku, dan terdapat aturan ketat bahwa tidak boleh menginjak kaki ke salah satu rumah adat tanpa izin, kecuali rumah adat tersebut bagian dari kita dan telah mendapat izin sebelumnya.
Irma Goa, salah satu peserta GEMADES dari UNWIRA Kupang, berbagi pengalamannya, "Ketika memulai perjalanan ke kampung lama LEWO NAPAULUN, saya merasa sangat kelelahan. Namun, sesampainya di sana, saya merasa terbayar oleh keindahan dan ketenangan tersendiri yang dimiliki oleh kampung lama tersebut. Hawa yang saya rasakan cukup mistis dan sangat menarik."
Keunikan lain dari LEWO NAPAULUN adalah tradisi Pesta Kacang yang biasanya dirayakan pada bulan Agustus. Pesta ini dihadiri oleh masyarakat dari Bungamuda dan Napasabok, menambah daya tarik kampung lama ini.
Di dalam rumah adat LEWO NAPAULUN, terdapat berbagai benda tradisional yang kaya akan nilai budaya, antara lain:
Pene (Piring dari Tanah Liat), Lubha (Periuk Tanah),
Ruha Taran/Withu Welhong (Tanduk Rusa)
, Pigan (Piring Besar),
Sora Kerbau/Kerbau Koten (Kepala Kerbau), Wulu/Moko/Guci
Gong
Bawa (Gendang)
, Nawing (Wadah Tuak)
, Neak (Semacam Gelas untuk Minum Tuak).
Tidak semua rumah adat memiliki semua aksesoris ini, tergantung pada kapasitas atau jabatan suku yang ada pada rumah adat tersebut.
Kunjungan mahasiswa GEMADES Unwira Kupang ke LEWO NAPAULUN tidak hanya memberikan pengalaman berharga tentang kekayaan budaya dan tradisi setempat, tetapi juga menguatkan rasa bangga akan warisan leluhur yang patut dilestarikan. ***
Pada hari Rabu, 24 Juli 2024, mahasiswa UNWIRA Kupang yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Turun Desa (GEMADES) melakukan kunjungan ke kampung lama, LEWO NAPAULUN, di Desa Bungamuda, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Kunjungan ini menjadi momen istimewa untuk mengenal lebih dekat warisan budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
LEWO NAPAULUN adalah kampung lama bagi masyarakat Napasabok dan Bungamuda, yang dikenal dengan 32 rumah adatnya. Setiap rumah adat dihuni oleh berbagai suku, dan terdapat aturan ketat bahwa tidak boleh menginjak kaki ke salah satu rumah adat tanpa izin, kecuali rumah adat tersebut bagian dari kita dan telah mendapat izin sebelumnya.
Irma Goa, salah satu peserta GEMADES dari UNWIRA Kupang, berbagi pengalamannya, "Ketika memulai perjalanan ke kampung lama LEWO NAPAULUN, saya merasa sangat kelelahan. Namun, sesampainya di sana, saya merasa terbayar oleh keindahan dan ketenangan tersendiri yang dimiliki oleh kampung lama tersebut. Hawa yang saya rasakan cukup mistis dan sangat menarik."
Keunikan lain dari LEWO NAPAULUN adalah tradisi Pesta Kacang yang biasanya dirayakan pada bulan Agustus. Pesta ini dihadiri oleh masyarakat dari Bungamuda dan Napasabok, menambah daya tarik kampung lama ini.
Di dalam rumah adat LEWO NAPAULUN, terdapat berbagai benda tradisional yang kaya akan nilai budaya, antara lain:
Pene (Piring dari Tanah Liat), Lubha (Periuk Tanah),
Ruha Taran/Withu Welhong (Tanduk Rusa)
, Pigan (Piring Besar),
Sora Kerbau/Kerbau Koten (Kepala Kerbau), Wulu/Moko/Guci
Gong
Bawa (Gendang)
, Nawing (Wadah Tuak)
, Neak (Semacam Gelas untuk Minum Tuak).
Tidak semua rumah adat memiliki semua aksesoris ini, tergantung pada kapasitas atau jabatan suku yang ada pada rumah adat tersebut.
Kunjungan mahasiswa GEMADES Unwira Kupang ke LEWO NAPAULUN tidak hanya memberikan pengalaman berharga tentang kekayaan budaya dan tradisi setempat, tetapi juga menguatkan rasa bangga akan warisan leluhur yang patut dilestarikan. ***
Category
✨
Manusia