Jurus Dewa Naga adalah film yang di produksi P.T. Kanta Indah Film pada tahun 1989.
Sutradara : S. A. Karim
Produser: Handi Muljono
Cerita: Hadi Widjaya
Pemeran : Barry Prima, Eddy Bulle, Alfian, Chitra Dewi,Hasan Dollar, J. Mocodompis, Pandji Dharma, Rudy Wahab, Sutrisno Wijaya, Tanase, Zaitun Sulaiman, Ziela Jalil, Krissno Bossa
Perusahaan produksi : Kanta Indah Film
Bercerita tentang kakak beradik yang berlainan watak. Sang kakak yang baik hati selalu berusaha dicelakakan oleh adiknya yang jahat. suatu hari, sang adik bekerjasama dengan Nyi Suti yang jahat untuk menyingkirkan sang kakak. Sang kakak hanya terluka, ketika sudah pulih dan memutuskan kembali ke rumah, istrinya sudah diperistri sang adik. Lalu terjadilah duel yang akhirnya dimenangi sang kakak.
Aria Boma (Barry Prima) dan Aria Kunta (Edy Bule) kakak beradik yang sangat berlainan watak. Boma baik, sementara Kunta jahat. Ini sudah tampak waktu mereka latihan silat di bawah bimbingan Eyang Sepuh (Alfian). Suatu hari Boma menolong Wismara (Rudy Wahab) dan anaknya Madusari (Ziela Jalil) dari tindakan perampokan Nyi Suti (Zaitun Sulaiman). Madusari lalu diperistri Boma. Saat disuruh mengirim barang Boma dan Kunta diserang Nyi Suti. Boma luka parah, Kunta disuruh lari. Ternyata ini ulah Kunta bekerjasama dengan Nyi Suti. Sesudah sembuh dari lukanya, Boma mendapati Madusari sudah diperistri Kunta. Boma difitnah telah membunuh ayah Madusari. Maka duel Boma dan Kuntalah yang menyelesaikan masalah. Kunta tewas.
#jurusdewanaga #filmlawas #filmindonesia #filmbarryprima
film jurus dewa naga
film barry prima
jurus dewa naga full movie
download film jurus dewa naga
Sutradara : S. A. Karim
Produser: Handi Muljono
Cerita: Hadi Widjaya
Pemeran : Barry Prima, Eddy Bulle, Alfian, Chitra Dewi,Hasan Dollar, J. Mocodompis, Pandji Dharma, Rudy Wahab, Sutrisno Wijaya, Tanase, Zaitun Sulaiman, Ziela Jalil, Krissno Bossa
Perusahaan produksi : Kanta Indah Film
Bercerita tentang kakak beradik yang berlainan watak. Sang kakak yang baik hati selalu berusaha dicelakakan oleh adiknya yang jahat. suatu hari, sang adik bekerjasama dengan Nyi Suti yang jahat untuk menyingkirkan sang kakak. Sang kakak hanya terluka, ketika sudah pulih dan memutuskan kembali ke rumah, istrinya sudah diperistri sang adik. Lalu terjadilah duel yang akhirnya dimenangi sang kakak.
Aria Boma (Barry Prima) dan Aria Kunta (Edy Bule) kakak beradik yang sangat berlainan watak. Boma baik, sementara Kunta jahat. Ini sudah tampak waktu mereka latihan silat di bawah bimbingan Eyang Sepuh (Alfian). Suatu hari Boma menolong Wismara (Rudy Wahab) dan anaknya Madusari (Ziela Jalil) dari tindakan perampokan Nyi Suti (Zaitun Sulaiman). Madusari lalu diperistri Boma. Saat disuruh mengirim barang Boma dan Kunta diserang Nyi Suti. Boma luka parah, Kunta disuruh lari. Ternyata ini ulah Kunta bekerjasama dengan Nyi Suti. Sesudah sembuh dari lukanya, Boma mendapati Madusari sudah diperistri Kunta. Boma difitnah telah membunuh ayah Madusari. Maka duel Boma dan Kuntalah yang menyelesaikan masalah. Kunta tewas.
#jurusdewanaga #filmlawas #filmindonesia #filmbarryprima
film jurus dewa naga
film barry prima
jurus dewa naga full movie
download film jurus dewa naga
Category
🎥
Short filmTranscript
00:00:30Hati-hati kau Boma, bisa-bisa kau dikalahkan adikmu.
00:00:46Ingat Kunta, abangmu bisa berbalik mengalahkan kau.
00:00:52Ya.
00:00:59Boma, siapa itu?
00:01:13Kau ini siapa?
00:01:14Anakmu Bismara.
00:01:18Bismara?
00:01:22Apa maksudmu datang kemari?
00:01:24Minta tolong, rumpungan kami dirampok.
00:01:29Tolong, tolong, Den.
00:01:31Dimana mereka sekarang?
00:01:33Mereka ada di gunung padu.
00:01:39Parto.
00:01:40Ya, Den.
00:01:41Antar mayat ini ke rumah Raden Bismara.
00:01:43Baik, Den.
00:01:52Kami pergi.
00:01:53Kunta, ayo. Cepat kita pergi.
00:02:21KAMU MATI DI RUMAH BISMARA
00:02:52KAMU MATI DI RUMAH BISMARA
00:03:13Itu mereka.
00:03:15Mudah-mudahan kita belum terlambat.
00:03:17Ayo, cepat.
00:03:21Ayo, cepat.
00:03:51KAMU MATI DI RUMAH BISMARA
00:04:22KAMU MATI DI RUMAH BISMARA
00:04:26Bagaimana, Kam?
00:04:28Kita kembalikan barang-barang itu kepada pemiliknya.
00:04:30Ya.
00:04:51KAMU MATI DI RUMAH BISMARA
00:05:22Maafkan kami, Pak.
00:05:24Ketika kami temui perampok itu,
00:05:26mereka sudah melakukan pembunuhan.
00:05:29Tapi semua perampok sudah kami musnahkan.
00:05:31Terima kasih.
00:05:33Berbahagialah orang tua yang mempunyai anak seperti Arya Obama.
00:05:38Dan itu adikmu, Arya Kunta.
00:05:42Ya, itu adikku.
00:05:44Sebenarnya sudah lama saya mendengar nama kalian berdua.
00:05:48Tapi baru kali ini saya dapat bertatap muka dengan kalian.
00:05:52Ya, memang benar.
00:05:54Baru kali ini kami melihat anak Obama.
00:05:57Kenalkan, anakku, Madhusari.
00:06:02Madhusari.
00:06:06Permisi, Pak. Kami mau pulang.
00:06:18KAMU MATI DI RUMAH BISMARA
00:06:40Madhusari, berikan bantuan pada istri korban.
00:06:45Baik, Ayah.
00:06:48KAMU MATI DI RUMAH BISMARA
00:07:18KAMU MATI DI RUMAH BISMARA
00:07:49Tak disangka, Pak Manjibu.
00:07:51Kadang-kadang Kunta sudah bisa mengalahkan Obama.
00:07:55Memang.
00:07:56Sejak kecil aku sudah mendapatkan firasat.
00:08:00Ia selalu ingin lebih menonjol dari yang lainnya.
00:08:08Sakudewo.
00:08:12Apakah kau sudah yakin betul dengan pendirianmu?
00:08:19Ingat.
00:08:21Ini bukan masalah kecil.
00:08:25Tetapi masalah besar yang akan menentukan kelanjutan nama besar keluargamu.
00:08:31Sudah lama saya mempertimbangkan keputusan ini, Pak Man.
00:08:34Pendapatmu benar.
00:08:37Ia memang memiliki semuanya.
00:08:40Juga harus mempunyai dasar sikap yang baik.
00:08:44Apakah Pak Man merasa ada sikap yang kurang baik pada diri adikku, Kunta?
00:08:53Belum separah itu, Sakudewo.
00:08:56Pak Manjibu.
00:08:58Kalau hanya karena itu, mengapa harus dirisau?
00:09:01Saya yakin Pak Manjibu bisa mendidiknya.
00:09:04Kalau itu sudah menjadi tekadmu.
00:09:10Aku akan berusaha mendidiknya.
00:09:13Terima kasih.
00:09:15Memang itu harapan saya.
00:09:18Sudah tiba saatnya Pak Man menurunkan ilmu andalan Pak Man yang termasyur itu.
00:09:25Kunta sendiri meminta saya untuk menurunkan ilmu andalanku kepadanya.
00:09:35Tapi sekarang belum saatnya.
00:09:40Belum saatnya.
00:09:44Boma.
00:09:47Tentunya kau heran.
00:09:49Mengapa malam-malam seperti ini aku memanggilmu?
00:09:59Aku mau membicarakan sesuatu padamu.
00:10:03Dan aku tidak mau orang lain mendengarnya.
00:10:06Mengapa kau tidak mau mempelajari ilmu jagad bulu?
00:10:16Saya bukan orang yang tepat untuk memiliki ilmu yang sehebat itu.
00:10:21Apa bukan karena ayahmu?
00:10:24Sama sekali bukan.
00:10:26Aku tidak memaksa.
00:10:29Tapi aku mempunyai alasan
00:10:32mengapa kau harus mempelajari ilmu itu.
00:10:36Itu memang kewajiban saya.
00:10:43Sudah waktunya aku memberikan senjata pusaka ini untukmu.
00:11:03Maaf, ayah.
00:11:05Saya tidak berani menerimanya.
00:11:08Saya tidak pernah berkelahi.
00:11:11Untuk apa saya menyimpan senjata seperti ini?
00:11:16Kau harus menyimpannya, Boma.
00:11:21Percayalah.
00:11:24Suatu saat senjata ini berguna sekali untukmu.
00:11:28Senjata ini berguna sekali untukmu.
00:11:34Boma,
00:11:36kalau kau ada kesulitan,
00:11:40pergilah ke puncak gunung Cerme.
00:11:44Di sana ada sumur tua.
00:11:47Itu satu-satunya jalan menuju tempat pertapaan kakak seperguruanku, Dewa Naga.
00:11:59KEMBALI KE PUNCAK GUNUNG CERME
00:12:03KEMBALI KE PUNCAK GUNUNG CERME
00:12:25Apa kau sudah suruh Mbak Karsi mempersiapkan semuanya?
00:12:28Sudah, sudah siap.
00:12:29Perbekalan untuk seminggu saya siapkan.
00:12:33Cukup?
00:12:34Ya, cukup.
00:12:35Un, letakkan ini di atas kudaku.
00:12:38Baik, kak.
00:12:40Mungkin kali ini kami 3-4 hari saja berburu.
00:12:45Tidak apa, ayah.
00:12:47Lebih baik lebih daripada kurang.
00:12:50Kenapa kamu belum siap?
00:12:51Boma sebentar lagi datang.
00:12:53Sari tidak usah ikut berburu, ayah.
00:12:56Sari di rumah saja.
00:12:59Entah kenapa rasanya hari ini segan ikut berburu.
00:13:23Radit Bismarada.
00:13:24Ya, ada di dalam.
00:13:30Mari.
00:13:37Silakan duduk.
00:13:40Bagaimana kabar ayahmu?
00:13:41Baik, Raden.
00:13:43Jadi kau bersedia ikut berburu denganku?
00:13:46Tentu, Raden.
00:13:47Saya senang bisa ikut berburu dengan Raden.
00:13:50Kau masih memanggilku Raden.
00:13:52Aku ini kan calon mertuamu.
00:13:55Mulai hari ini kau harus memanggilku Bapak.
00:14:00Saya tidak berani.
00:14:02Ayah menyuruh saya memanggil dengan sebutan Raden.
00:14:06Tidak sia-sia, ayahmu dijuluki Sako Dewa Jayaningrat.
00:14:10Orang kaya yang sangat rendah hati.
00:14:15Boma, kalau kau masih memanggilku dengan sebutan Raden,
00:14:20lebih baik kau tidak usah jadi menantuku.
00:14:29Selamat tinggal.
00:14:59Selamat tinggal.
00:15:30Kita pulang saja.
00:15:32Aku sudah lapar.
00:15:35Lekas panggil Boma.
00:15:37Boma!
00:15:47Boma!
00:15:56Ayo.
00:16:00Ayo.
00:16:11Boma!
00:16:13Boma!
00:16:15Ya, Pak. Aku di sini.
00:16:26Kau di sini, Boma?
00:16:27Ya, dari tadi aku di sini.
00:16:30Dengan harapan kalau-kalau mereka turun minum ke sungai.
00:16:34Rupanya kau ada bakat berburu juga, ya.
00:16:37Tapi sekarang aku sudah lapar.
00:16:39Sebaiknya besok kita kemari lagi.
00:16:42Jadi kita pulang, Pak?
00:16:44Ya, pulang ke Kemas saja. Istirahat.
00:16:47Ayo.
00:16:58Ada apa ini?
00:17:00Depannya ada perang bukan?
00:17:02Coba periksa.
00:17:27Ayo.
00:17:57Ayo.
00:18:28Kurasa, Bram.
00:18:30Jangan hanya tertawa, Pak.
00:18:32Turun.
00:18:34Ini adalah bagianmu.
00:18:36Misuti.
00:18:38Kenapa baru sekarang kau panggil aku?
00:18:40Sudah sejak tadi aku tidak sabar menunggu.
00:18:43Ah, tidak perlu banyak bicara.
00:18:46Tugasmu sekarang.
00:18:48Bagaimana?
00:18:50Bagaimana?
00:18:52Bagaimana?
00:18:55Bagaimana?
00:18:57Bagaimana?
00:18:58Bunuh mereka.
00:19:00Akalmu cukup pintar.
00:19:03Tadinya aku pikir dapat mengalahkan mereka dengan mudah.
00:19:06Ternyata kau kecelek, bukan?
00:19:09Cepat.
00:19:10Bereskan mereka.
00:19:12Tapi jangan lupa.
00:19:14Upahku harus sama besar dengan upahmu.
00:19:27Berhenti.
00:19:57Berhenti.
00:20:28Kurasa, Bram.
00:20:29Kita tinggalkan tempat ini.
00:20:31Kita tidak ada urusan dengan dia.
00:20:33Ayo.
00:20:57Madu Sari!
00:20:59Madu Sari!
00:21:02Boma!
00:21:03Ibu.
00:21:04Madu Sari.
00:21:05Ada apa, Boma?
00:21:06Ada apa, Boma?
00:21:08Di hutan.
00:21:09Berburuan.
00:21:12Kau.
00:21:14Bagaimana?
00:21:16Bagaimana?
00:21:18Bagaimana?
00:21:20Bagaimana?
00:21:21Bagaimana?
00:21:22Bagaimana?
00:21:23Bagaimana?
00:21:24Bagaimana?
00:21:25Bagaimana?
00:21:27Kami diserang oleh pendekar-pendekar tangguh.
00:21:30Raden Wismara mencoba bertahan.
00:21:35Tapi tidak berhasil.
00:21:37Boma.
00:21:38Lalu, apa yang terjadi, Boma?
00:21:40Raden Wismara mendapat serangan hebat.
00:21:46Beliau meninggal.
00:21:48Beliau meninggal.
00:21:49Ayah.
00:21:51Kamas.
00:21:54Ayah.
00:21:57Madu Sari.
00:22:04Itu mereka.
00:22:07Ayah.
00:22:10Ayah.
00:22:13Boma.
00:22:15Jangan kau pikir ini persoalan kecil.
00:22:18Ini masalah besar yang menyangkut keluarga kita.
00:22:21Nama baik keluarga Saku Dewo.
00:22:24Kau paham yang dimaksud ayah.
00:22:26Perkahwinanmu harus dipercepat dari yang direncanakan.
00:22:30Aku setuju dengan usul adikmu itu.
00:22:33Tanpa kau, nama besar keluarga Wismara akan hancur.
00:22:38Karena tidak ada orang yang melejutkan.
00:22:41Saya tahu maksud ayah itu baik.
00:22:44Tapi ada yang mengganjal dalam diri saya.
00:22:49Apa maksudmu, Boma?
00:22:51Maksud saya begini, ayah.
00:22:54Ayah telah memberikan kepercayaan kepada saya.
00:22:57Untuk meneruskan usaha niaga almarhum Raden Wismara.
00:23:00Saya khawatir.
00:23:02Kalau suatu saat usaha itu merugi.
00:23:05Nama baik ayah akan ikut tercemar.
00:23:08Ayahmu betul, Boma.
00:23:10Kau tidak perlu ragu dengan kemampuanmu.
00:23:24Boma.
00:23:26Hari ini kau resmi menjadi suami Madhusayi.
00:23:30Itu berarti segala tanggung jawabnya adalah tanggung jawabmu.
00:23:36Tanamkan dalam dirimu mulai sekarang.
00:23:39Bahwa orangtuamu kini ada dua.
00:23:43Hormati ibu saya.
00:23:45Bama.
00:23:47Bama.
00:23:49Bama.
00:23:50Kini ada dua.
00:23:52Hormati ibunya Madhusayi.
00:23:54Seperti juga kau menghormati ibumu.
00:23:58Kau juga harus bertanggung jawab.
00:24:01Terhadap keselamatan harta benda almarhum Raden Wismara.
00:24:10Apa yang ingin kau ucapkan.
00:24:13Kepada ayah dalam kesempatan ini, Boma.
00:24:15Terima kasih.
00:24:20Tidak ada yang ingin saya katakan.
00:24:23Kecuali ucapan terima kasih.
00:24:26Pada ayah.
00:24:28Ibu.
00:24:30Yang sudah membesarkan dan merawat saya hingga menjadi dewasa.
00:24:35Satu lagi pesan ayah.
00:24:38Jangan berbuat sesuatu yang bisa merupakan nama baik keluarga kita.
00:24:46Kamu diangkat lagi.
00:24:48Ambil itu.
00:24:50Ini kan airnya.
00:24:54Bang.
00:24:55Ini airnya buat dijalan, bang.
00:24:57Sari.
00:24:59Kalau kakang pergi nanti.
00:25:01Jaga dirimu baik-baik.
00:25:03Sebetulnya menurut saya.
00:25:05Kakang tidak perlu ikut mengantarkan mereka.
00:25:09Paman Miun sudah biasa melakukannya.
00:25:13Bukan kakang tidak percaya dengan paman Miun.
00:25:18Kakang mau belajar.
00:25:20Saya tidak bermaksud menghalangi kemauan kakang.
00:25:24Saya khawatir keselamatan kakang.
00:25:27Selain sebagai suami.
00:25:29Kakang juga sebagai pengganti ayah saya.
00:25:34Kakang mengerti, Sari.
00:25:36Doakan saja.
00:25:38Semoga tidak ada halangan dalam perjalanan.
00:25:42Selamat tinggal.
00:26:13KAMU MENINGGAL
00:26:24Ada apa, Miun?
00:26:25Biasa, Den.
00:26:26Upeti.
00:26:27Upeti?
00:26:29Hei, hentikan perjalanan sebentar.
00:26:38Im.
00:26:39Ambilkan karung dan peti itu.
00:26:40Dan letakkan di bawah pohon.
00:26:42Untuk apa?
00:26:43Untuk apa?
00:26:44Kau dengar tidak?
00:26:49Cepat.
00:26:50Baik.
00:27:06Sebenarnya daerah ini daerah siapa?
00:27:08Daerah ini dikuasai ganjong segara.
00:27:11Setiap pedagang yang lewat harus bayar Upeti.
00:27:14Kalau tidak, mereka pasti diganggu.
00:27:18Sebenarnya hal yang seperti ini harus ditumpas.
00:27:20Tahu tidak?
00:27:38KAMU MENINGGAL
00:28:08KAMU MENINGGAL
00:28:39KAMU MENINGGAL
00:28:44Kang.
00:28:46Hari sudah larut.
00:28:48Tidak baik berlama-lama di luar.
00:28:51Masuk angin nanti.
00:28:53Sebentar lagi.
00:28:54Nunggu ngantuk.
00:28:56Pasti kakang minum kopi terlalu banyak.
00:28:59Tidak.
00:29:00Aku hanya minum satu cangkir.
00:29:02Yang kau buatkan tadi.
00:29:04Kalau begitu, kakang sedang memikirkan sesuatu.
00:29:08Dan persoalan itu pasti berat.
00:29:11Sehingga kakang tidak bisa tidur.
00:29:13Ya kan?
00:29:16Dugaanmu benar.
00:29:17Nah, kalau begitu ayo cerita.
00:29:20Kita harus terbuka.
00:29:22Masih ingat?
00:29:23Tidak terasa tiga bulan sudah berlalu.
00:29:25Waktu berjalan begitu cepat.
00:29:27Dan sampai saat ini kakang belum bisa menemukan misteri.
00:29:31Pembunuhan ayahmu.
00:29:32Lalu siapa?
00:29:34Kalau saudara-saudara almarhum ayahmu bagaimana?
00:29:39Apa ada di antara mereka yang kurang suka dengan keberadaan ayahmu?
00:29:43Dua tahun yang lalu.
00:29:45Ayah pernah bertengkar dengan salah seorang paman dari ibuku.
00:29:52Tapi apa mungkin?
00:29:53Dia mau berbuat sekecik itu.
00:30:09Nah.
00:30:10Ini jalan pintas menuju desa Karangmanjangan.
00:30:14Kalian bisa menempuhnya dalam waktu tiga hari tiga malam.
00:30:20Sepuluh tahun yang lalu.
00:30:22Ketika daerah itu masih aman.
00:30:25Ayah sering meliwatinya.
00:30:27Jadi kalian tidak perlu cemas.
00:30:30Masih ada jalan lain untuk bisa menuju ke sana.
00:30:34Tapi lebih lama dua hari.
00:30:38Bagaimana kalau rencana kita diketahui oleh gerombolan warog sangar?
00:30:42Buma.
00:30:43Mengapa kau berkata demikian?
00:30:47Ingat Buma.
00:30:49Kau tidak akan menjadi besar.
00:30:51Kalau tidak berani mengambil risiko.
00:30:54Tapi masih ada satu hal yang mengganjal dalam pikiran saya.
00:30:58Kita tahu daerah itu rawan.
00:31:01Tapi yang saya heran.
00:31:03Bagaimana caranya kurir Raden Mas Mangku?
00:31:07Bisa dengan selamat membawa surat sampai ke tangan ayah.
00:31:11Saya yang membawanya kakang.
00:31:13Saya bertemu kurir itu di perbatasan desa Banyu Urib.
00:31:17Ketika itu saya pulang niaga.
00:31:28Siapa?
00:31:29Kakang Sari.
00:31:38Kakang.
00:31:40Kau sudah tidur Sari?
00:31:47Sari.
00:31:48Tolong besok bangunkan kakang pagi-pagi.
00:31:51Karena ada pesanan garam dari desa Karangmenjangan.
00:31:54Yang harus diantar.
00:31:55Karangmenjangan?
00:31:56Iya.
00:31:58Rasanya saya baru dengar nama desa itu kakang.
00:32:01Kakang juga belum pernah ke sana.
00:32:04Kalau ini berhasil.
00:32:05Kita akan banyak mendapat keuntungan.
00:32:18Kalau begitu.
00:32:19Kenapa tidak dari dulu kakang kirim ke sana?
00:32:28Selama ini.
00:32:30Kebutuhan garam penduduk desa Karangmenjangan.
00:32:34Disediakan oleh kelompok waruksangar.
00:32:38Tapi akhir-akhir ini.
00:32:40Harganya naik menjadi sepuluh kali lipat.
00:32:46Seandainya.
00:32:47Kelompok waruksangar tidak senang dengan tindakan ayah.
00:32:50Bagaimana?
00:32:56Risiko semacam itu sudah dalam perhitungan ayah.
00:33:04Tidak.
00:33:14Kakang pergi dulu sari.
00:33:16Hati-hati ya kakang.
00:33:18Kalau rada tidak keberatan.
00:33:19Saya mau titip sesuatu.
00:33:21Boleh.
00:33:22Kalau sudah sampai di Bukit Cemara.
00:33:24Ada seorang petani bernama Gimanguntapa.
00:33:27Tolong sampaikan padanya.
00:33:33Gimanguntapa.
00:34:04Gimanguntapa.
00:34:25Pak.
00:34:26Saya mau tanya pak.
00:34:27Iya.
00:34:28Bapak kenal dengan seorang petani bernama Gimanguntapa.
00:34:31Saya sendiri.
00:34:32Ada apa?
00:34:33Oh.
00:34:34Bapak sendiri.
00:34:35Saya ada titipan dari Miun untuk bapak.
00:34:38Ini pak.
00:34:44Saya permisi dulu pak.
00:34:45Iya nak.
00:35:03Masuk.
00:35:29Kita sudah terjebak untah.
00:35:30Ya.
00:35:31Hati-hati Buma.