• 2 bulan yang lalu
Sejumlah warga Dusun Jati, Gligi, Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun tengah berburu kopi Luwak di Gunung Manyutan, masih bagian deretan lereng Gunung Wilis Madiun.

Kopi luwak ini secara alami bisa mereka temukan di semak-semak rerumputan di hutan-hutan kawasan lahan pertanian milik Perhutani.

Kegitan ini mereka lakukan sembari memanen kopi di lahan pertanian yang tumbuh bercampur dengan pepohon hutan kawasan lereng Gunung Wilis.

Harga biji kopi luwak memang terkenal enak dan mahal. Sebab, kopi jenis ini sangat susah didapat karena merupakan kotoran dari hewan luwak.

Umumnya terdapat dua jenis kopi luwak, yakni biji alami dan biji modifikasi. Namun keduanya berasal dari kotoran hewan yang sama.

Biji kopi luwak alami atau dari kotoran hewan luwak liar dihargai berkisar Rp 150 - 200 per kg. Sedangkan biji kopi luwak ternak biasanya lebih rendah.

Di balik rasanya yang nikmat, kopi luwak memiliki sejarah panjang. Kopi ini ditemukan secara tak sengaja oleh para petani Indonesia pada  zaman kolonial.

Hal ini karena warga pribumi tidak boleh menikmati hasil panen kopi, lalu para petani memungut biji kopi utuh yang bercampur dengan feses hewan luwak.

Setelah dibersihkan, biji kopi tersebut diolah secara sederhana. Siapa sangka, biji kopi yang dianggap buangan tersebut memiliki cita rasa yang unik.

Cita rasa khas kopi luwak terdapat kombinasi dengan rasa asam yang rendah dan manis yang lebih tinggi. Sehingga sangat kuat di lidah.

Kini, kopi luwak menjadi ikon Indonesia. Tidak hanya diburu banyak kalangan, kopi jenis ini pun memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan kopi lainnya. **

Category

🗞
Berita

Dianjurkan