Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal III-2024 mengalami perlambatan baik secara Kuartal-an maupun tahunan. Pertumbuhan ekonomi tercatat 1,50% (Q to Q) dibandingkan Kuartal II-2024 sebesar 3,79%. Adapun secara tahunan, ekonomi tumbuh 4,95% dibandingkan kuartal sebelumnya 5,05%. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi dari Kuartal I hingga Kuartal III tahun ini tercatat masih tumbuh sebesar 5,03%.
Lima lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan menunjukkan pertumbuhan positif. Adapun total share kelima lapangan usaha ini mencapai 64,94% terhadap PDB.
Lima lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan menunjukkan pertumbuhan positif. Adapun total share kelima lapangan usaha ini mencapai 64,94% terhadap PDB.
Category
📺
TVTranscript
00:00Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru.
00:20Halo pemirsa, apa kabar anda hari ini?
00:22Langsung dari studio IDX Channel Jakarta,
00:24saya Prasetya Wibowo kembali hadir dalam Market Review
00:27yang akan mengupas isu-isu penggerak ekonomi Indonesia.
00:29Dan kali ini kita akan membahas terkait dengan
00:31laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal 3
00:34yang cenderung melambat begitu.
00:36Lagi-lagi kalau kita cermati dari daya beli masyarakat
00:38begitu yang menjadi salah satu pemicu
00:40dari pelembahan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
00:43Dan seperti apa nanti dampaknya,
00:44dan seperti apa juga strategi yang perlu disiapkan oleh pelaku usaha.
00:47Langsung saja kita mulai Market Review selengkapnya.
00:59Ya pemirsa, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal 3 tahun 2024
01:03tercatat mengalami perlambatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
01:07Pertumbuhan ekonomi pada kuartal 3 mencapai 4,95 persen secara tahunan,
01:12sedangkan kuartal sebelumnya 5,05 persen.
01:20Badan Pusat Statistik mencatat laju pertumbuhan ekonomi nasional
01:23pada kuartal 3 tahun 2024
01:25mengalami perlambatan baik secara kuartalan maupun tahunan.
01:29Pertumbuhan ekonomi tercatat 1,5 persen secara kuartalan
01:33dibandingkan kuartal 2 sebesar 3,79 persen.
01:37Adapun secara tahunan, ekonomi tumbuh 4,95 persen
01:41dibandingkan kuartal sebelumnya 5,05 persen.
01:45Meski demikian, PLT Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Aditinggar Widyasanti
01:49mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
01:52dari kuartal 1 hingga kuartal 3 tahun ini tercatat masih tumbuh sebesar 5,03 persen.
02:23Sekali lagi, secara kumulatif,
02:26ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03 persen.
02:34Amalia menambahkan 5 lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi adalah
02:39industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan
02:44menunjukkan pertumbuhan positif.
02:47Adapun total share kelima lapangan usaha ini mencapai 64,94 persen terhadap PDB.
02:53Sementara itu, konsumsi rumah tangga pada kuartal ke-3 mencapai 4,91 persen.
02:58Pertumbuhan ini sedikit melambat jika dibandingkan kuartal ke-2 yang mencapai 4,93 persen
03:03serta lebih rendah jika dibandingkan kuartal ke-3 2023 yang sebesar 5,05 persen.
03:09Secara tak langsung, konsumsi rumah tangga mencerminkan daya beli masyarakat
03:13sehingga melawannya pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengindikasikan daya beli masih tertekan.
03:19Jakarta Tim Liputan, IDX Channel
03:27Pemirsa untuk membahas tema kita kali ini, Melambat Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
03:32di kuartal ke-3 tahun 2024.
03:34Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak DS Lukman
03:37bila adalah Goto Omum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia atau GAPMI.
03:42Halo apa kabar Pak Adi?
03:44Selamat pagi, salam sehat Mas Pras.
03:46Salam sehat juga Pak Adi, terima kasih atas waktu yang disempatkan
03:49dan sudah bergabung juga ini Bapak Rian Kiryanto, Ekonomi Senior
03:52dan juga Senior Fakulti dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.
03:56Halo Pak Rian apa kabar?
03:57Kabar baik Mas Pras.
03:59Baik.
04:00Selamat pagi.
04:01Ya salam Pak Rian.
04:03Terima kasih atas waktu yang disempatkan.
04:04Pak Rian mungkin kita langsung review saja begitu terkait dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia
04:09di kuartal 3 tahun 2024 ini yang tercatat justru mengalami perlambatan
04:13sudah meninggalkan level stagnasi lah standar begitu
04:16kalau kita cermati pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa kuartal terakhir di 5%.
04:21Begitu apakah sudah sesuai sebenarnya dengan konsensus ekonomi sendiri Pak Rian?
04:26Secara overall memang ini sesuai dengan konsensus ya.
04:30Meskipun titik tengahnya itu sekitar 4,8 sampai 5,0%.
04:36Dan saya waktu kita diskusi beberapa waktu lalu
04:39saya memberikan semacam signal bahwa untuk mencapai 5% pertumbuhan PDB kita di kuartal ketiga itu agak berat.
04:47Karena beberapa indikator ekonomi utamanya itu menunjukkan terjadinya pelemahan.
04:54Yang paling ekstrim adalah ketika terjadi deflasi 5 bulan berturut-turut
05:00sebelum bulan Oktober kemarin ada invasi 0,08% ya.
05:04Yang kedua sejak Juli, Agustus sampai September seingat saya itu purchasing manager index kita itu terus mengalami penurunan.
05:14Dan ini turunnya sangat konsisten dari puncaknya 53 sampai akhirnya mendarat di 48.
05:22Untuk kemudian sedikit rebound di 49.
05:25Tetapi overall itu kan masih di bawah threshold atau ambang batas yang 50.
05:30Itu memberikan sinyal main kuat bahwa teman-teman pengusaha kita memang sedang dalam fase mengendorkan ekspansi usahanya.
05:38Atau dalam bahasa ekonomi itulah yang namanya kontraksi ekonomi.
05:43Kemudian kita juga diperkuat dengan di lapangan bagaimana banyak perusahaan-perusahaan yang mengurangi kapasitas produksi.
05:51Kemudian kalau saya jalan ke mal-mal tuh cari parkir sudah begitu mudahnya.
05:56Sama kan di restoran kok nggak perlu reservasi udah langsung ibaratnya go-show itu langsung bisa dapat tempat.
06:03Itu saya bagai ekonomi mempunyai sinyal wah ini betul-betul terjadi perlambatan ekonomi.
06:11Dan bahwa kemarin saya juga ikut zoom meeting PDB kita tumbuh hanya 4,95%.
06:18Itulah konfirmasi real dari indikasi perlambatan ekonomi kita yang terjadi 1, 2, 3 bulan sebelum pengumuman BPS kemarin.
06:28Itu highlight saya mas Pras.
06:31Dari Kacapata Gapmi sendiri Pak Adi Anda melihat seperti apa setelah stagnasi beberapa waktu sebelumnya di atas ataupun di level 5%.
06:39Kemudian sekarang turun 4,95% di kuartal 3 2023.
06:43Sinyal apa nih akhirnya yang bisa ditangkap kemudian dirasakan selama ini juga oleh dunia besar khususnya industri makanan dan minuman.
06:50Oke baik saya pikir sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Pak Rian bahwa memang kami di lapangan merasakan beberapa kategori pangan itu mengalami perlambatan.
07:03Meskipun tetap positif ya di industri makanan dan minuman karena makanan dan minuman itu memang spreadnya atau rentangnya sangat luas sekali.
07:12Mulai dari pangan pokok sampai pangan sekunder dan lain sebagainya.
07:16Namun demikian yang kita rasakan terutama di secondary food itu sangat lemah daya belinya.
07:23Dan ini ditergambarkan setelah masa lebaran selesai itu semakin terasa.
07:29Jadi kita melihat bahwa memang terjadi perlambatan daya beli khususnya di kelas bawah.
07:37Sehingga kelas bawah ini lebih fokus di makanan pokok saja.
07:40Sementara secondary food ini menjadi pilihan berikutnya tidak menjadi prioritas bagi mereka.
07:48Inilah yang kita rasakan.
07:51Dari sisi konsumsi rumah tangga begitu yang menjadi salah satu highlight dari badan pusat statistik ya terkait dengan pemicu adanya sedikit perlambatan.
07:58Begitu di kuartal 3 ini bagaimana?
08:00Ya memang kita juga sejalan ya.
08:03Kalau tahun lalu di yang kuartal lalu masih 4,93 sekarang 4,91 ada sedikit penurunan lagi.
08:13Ini tadi Pak Rian juga mengatakan konsisten turun.
08:16Nah inilah yang kita rasakan.
08:18Kami sudah menduga bahwa adanya deflasi itu sebetulnya bukan karena harga saja.
08:23Tapi menurut saya karena permintaan yang melemah dan inilah indikasi bahwa bagaimana kita harus mengangkat ini semua.
08:32Supaya daya beli terutama di kelas bawah.
08:36Tapi saya bisa menyadari secara positif bahwa mungkin menjadi peralihan pemerintahan.
08:42Dimana pemerintah yang dalam peralihan ini mungkin tidak fokus di dalam membantu daya beli.
08:49Dan mudah-mudahan ke depan ini setelah ada pemerintahan baru ini fokus kembali diberikan oleh pemerintah baru.
08:58Untuk mengangkat daya beli masyarakat khususnya yang kelas bawah.
09:02Dan kita ingin berharap program-program di daerah, program-program di pedesaan.
09:07Dijalankan supaya meningkatkan lapangan kerja bagi spending pemerintah ya.
09:12Atau spending pemerintah ini juga sangat diharapkan.
09:15Dimana kita tahu bahwa spending pemerintah akhir-akhir ini agak sedikit menurun karena penggantian pemerintah.
09:21Dan kita juga tidak berharap bahwa dengan nomenklatur yang berubah akan menghambat kinerja dari kementerian-kementerian terkait.
09:29Apalagi sekarang ada menko pangan dan lain sebagainya itu sangat strategis sekali untuk menggerakkan perekonomian.
09:36Karena kontribusi makanan dan minuman ini sangat besar sekali.
09:40Baik berhadap inflasi, berhadap kontribusi ekonomi sangat besar sekali.
09:45Oleh sebab itu saya sangat berharap segera bekerja kementerian-kementerian terkait dengan pangan dan lain sebagainya.
09:53Sehingga ekonomi bergerak lagi seperti itu.
09:56Baik, karena kita tahu juga memang industri pengolahan menjadi salah satu penopang begitu ya pertumbuhan ekonomi kita juga di kuartal ketiga tahun ini.
10:03Nah Pak Arian, lantas bagaimana Anda melihat sinyal lampu kuningkah begitu kalau kita cermati dengan pertumbuhan di bawah 5 persen, 4,95 persen.
10:10Atau memang ini siklikal saja secara tahuran meskipun kita tahu dibandingkan dengan kuartal tiga tahun 2023 sedikit lebih tinggi begitu memang Pak Arian.
10:19Yang harus kita cermati memang periodically ya secara seasonal di kuartal tiga itu selalu agak sedikit melande.
10:29Cuman sebetulnya kalau itu menjadi pola yang sifatnya tahunan mestinya bisa dicermati kemudian diantisipasi.
10:38Saya selalu mengatakan ketika polanya itu di kuartal tiga selalu melande makanya bagaimana agar itu tidak terjadi melande.
10:46Selalu kartu truth yang harus kita mainkan adalah bagaimana kita memboost government spending sebetulnya atau konsumsi pemerintah.
10:54Untuk menopang tadi yang sampaikan Pak Adi juga bagaimana konsumsi rumah tangga yang melambat ya kemudian ekspor-impor malah terjadi agak sedikit tekanan.
11:05Kemudian dari investasi langsung cukup bagus cuman dari konsumsi rumah tangga kan melemah karena bagian kelas menengah kita.
11:13Yaitu kalau bahasa pemasarannya adalah konsumen segmen B itu mengalami tekanan luar biasa sehingga daya belinya turun.
11:21Semakin konsumsinya juga melemah ini dikompensasi dengan peningkatan government spending.
11:27Sehingga bisa menopang pertumbuhan kita 5, sekian persen.
11:31Tetapi mohon maaf itu tidak terjadi karena mungkin juga kita menyadari tadi disitir juga oleh Pak Adi.
11:38Kita sedang berada pada kuartal 3 kemarin kita sedang dalam proses transisi dari pemerintahan lama ke pemerintahan baru.
11:47Jadi sebagian government spendingnya sepertinya menjadi tidak optimal ya itu secara sekuen.
11:53Yang kedua yang harus kita cermati juga ini peristiwa 5 tahunan selalu kondisinya seperti ini.
11:59Maka mudah-mudahan di 5 tahun berikutnya hal-hal seperti ini bisa diantisipasi pada tingkat yang paling dini.
12:06Kita maklumi kemarin Mas Pras, Pak Adi mungkin pengambil kebijakan di pemerintahan juga agak sedikit split barangkali fokusnya.
12:14Sehingga mohon maaf mungkin apa namanya genjotan atau serapan dari belanja pemerintahnya juga kurang optimal.
12:23Sehingga ini menekan tadi secara PDB kita posturnya menjadi tidak lebih baik dari kuartal 1 maupun kuartal 2.
12:31Bahkan dibandingkan dengan kuartal 3 yang sama tahun lalu pun ya kurang lebihnya sama.
12:36Kalau tahun lalu kuartal 3 itu 4,94 seingat saya sekarang kan naik tipis 0,01 alias 4,95 persen.
12:45Ini harus menjadi catatan oleh pengambil kebijakan pemerintahan baru yang sekarang Mas Pras.
12:50Baik Pak Arya dan kita tahu ada 5 lepangan usaha begitu dengan kontribusi yang terbesar terhadap ekonomi.
12:55Ada industri pengolahan di sana kemudian pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan.
12:59Memang ini adalah 5 sektor yang memang menjadi fokus juga dalam bagaimana kinerja pemerintah belakangan ini.
13:06Kita akan bahas lagi nanti di segmen berikutnya Pak Arya dan Pak Adi.
13:08Kita akan jeda dulu sebentar dan Pemirsa pastikan Anda masih bersama kami.
13:21Ya terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dan Pemirsa berikut ini kami sampaikan sejumlah data untuk Anda.
13:27Kita akan lihat dari sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal 1 2023 sampai dengan kuartal 3 2024.
13:35Ya seperti inilah pergerakan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kuartalan dan ini pergerakan secara tahunan.
13:41Memang sempat mencapai level tertinggi 5,17 persen di kuartal ke-2 tahun 2023.
13:46Kemudian cenderung turun lagi di kuartal ke-3 tahun 2023 4,94 persen.
13:52Yang ini tadi disandingkan juga oleh BPS dimana memang pertumbuhan ekonomi di kuartal 3 tahun 2024 ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
14:00Karena di kuartal 3 tahun ini 4,95 persen meskipun turun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di 5,05 persen.
14:08Berikutnya kita lihat pergerakan pertumbuhan ekonomi kita juga pertumbuhannya bagaimana kalau kita bandingkan dengan kuartal sebelumnya.
14:16Ini dia 3,86 persen begitu sempat tertinggi juga di kuartal ke-2 di tahun 2024 juga sama 3,79 persen.
14:26Sementara di kuartal ke-3 tahun 2024 1,5 persen masih ada pertumbuhan.
14:32Dan kita coba bandingkan pertumbuhan ekonomi global begitu seperti apa?
14:39Antara negara-negara maju, negara berkembang dan juga pertumbuhan ekonomi secara global.
14:45Itu dia kita lihat negara berkembang memang yang paling signifikan mengalami pertumbuhan begitu ya.
14:50Dari tahun 2022, 2023, 2024 sampai dengan proyeksi nanti di tahun 2025 mendatang.
14:58Rata-rata memang di atas 4 persen untuk pertumbuhan negara-negara berkembang termasuk Indonesia di dalamnya.
15:05Baik kita akan lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Bapak Rian Kirianto,
15:08Ekonomi Senior dan juga Senior Fakulti dari LPPI dan juga Bapak Adi Lukman, Ketua Umum GAPMI.
15:15Kita akan lanjutkan kembali.
15:16Pak Rian kalau kita sermati dengan beberapa data tadi yang sudah disampaikan,
15:20begitu apa yang bisa kita lihat?
15:22Bagaimana kita mencoba untuk membooster beberapa sektor industri yang memang tadi menjadi
15:28kontributor terbesar juga untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal ke-3 ini
15:33dimana ada industri pengolahan, kemudian pertanian, ada konstruksi juga di sana.
15:39Silakan Pak.
15:40Kalau saya amati dari struktur PDB kita, terutama dari lapangan usahanya,
15:48sebenarnya secara strukturalnya sudah bagus ya.
15:52Dimana leading sektornya adalah industri manufaktur atau pengolahan,
15:57kemudian agriculture, kemudian trading ya, kemudian konstruksi sama pertambangan.
16:02Nah yang menarik transportasi dan pergudangan ada di bawah ya, di peringkat ke-6 saya ingat saya.
16:07Meskipun dari sisi growth-nya, transportasi dan pergudangan tumbuh cukup bagus, 8,64% saya ingat saya.
16:15Kemudian sektornya Pak Adi Lukman ini, akomodasi makan minum,
16:20tumbuhnya juga bagus, 8,32% year on year.
16:26Meskipun kontribusi kepada PDB-nya 2,62%.
16:30Tetapi kalau akomodasi makan minum atau istilahnya itu sektor horeka ya,
16:35hotel, restoran, dan kafe itu bisa digenjot lebih tinggi,
16:39tentu kontribusi terhadap, share terhadap total PDB kita akan lebih bagus lagi.
16:45Sehingga kita bisa tunggu di atas 5.
16:47Nah overall, kita maintain, kita pertahankan 5 sektor lapangan usaha yang terbesar tadi Mas Pras.
16:55Karena apa?
16:56Nature-nya sektor-sektor itu selain padat modal ya, atau capital intensive,
17:01tapi juga labor intensive.
17:04Menyerap 8 kerja dalam jumlah banyak.
17:06Nah kita juga, tadi Aga Abem menyampaikan,
17:11melamanya beli kelas menengah kita karena sebagian pekerja-pekerja muda kita,
17:16mengalami rasionalisasi atau terkena PHK lah.
17:20Kemudian mereka mencari pekerjaan di sektor formal pun,
17:23ruangnya, formasinya relatif terbatas.
17:27Nah kembali kalau sektor-sektor primer ini bisa digenjot lebih bagus,
17:32sektor sekunder, industri pengolahan digenjot lebih bagus,
17:35tentu akan menyerap tenaga kerja yang luar biasa besar.
17:39Dan ujung-ujung nanti adalah mendorong perekonomian itu sendiri.
17:42Karena semakin banyak orang masuk ke dunia kerja,
17:45dia punya income, dia punya saving, dan dia punya spek kemampuan spending yang kuat.
17:51Dan tipikal negara berkembang seperti Indonesia,
17:54dominasi atau hegemoni kelas menengah yang tingkat konsumnya tinggi itu,
18:00itulah yang akan memberikan kontribusi dominan terhadap pertumbuhan ekonomi kita.
18:05Nah mudah-mudahan ini menjadi note critics ya bagi pemerintahan Bapak Prabowo-Spianto,
18:11untuk lebih memberikan atensi ya kepada sektor-sektor lima besar
18:17yang memang menopang pertumbuhan ekonomi kita.
18:20Maksud industri pengolahan yang related dengan aspek ini, makanan dan minuman.
18:24Nah kalau kita bicara makanan dan minuman, itu related dengan sektor pertanian,
18:28related dengan sektor pengolahan.
18:30Yang mana sifatnya selain padat modal, juga padat karya.
18:34Saya kira ini guidance yang bisa dipakai untuk pemerintahan mendatang,
18:38dan dilinkan juga dengan, kalau nggak salah, Asta Cita ya.
18:42Delapan Cita-Cita dari Presiden Prabowo-Spianto.
18:48Oke, baik Pak Rian. Nah Pak Adi, lantas bagaimana?
18:51Kalau bicara mengenai pengolahan industri MAMIN,
18:53nah khususnya bagaimana dengan kebijakan, insentif yang selama ini juga diberikan
18:57terhadap industri MAMIN, apakah memang sudah cukup efektif begitu,
19:00dan juga dimanfaatkan secara optimal juga untuk bisa mendorong lagi
19:04mesin industri MAMIN sendiri?
19:06Oke, baik. Kalau kita lihat dari program Presiden Asta Cita,
19:10pepangan tuh menjadi salah satu ya, menjadi salah satu bagian yang penting.
19:14Dan tentunya sekarang sudah ada Menko Pangan, ada Badan Kisih, ada Badan Pangan,
19:18semua melengkapi kementerian-kementerian terkait seperti pertanian, perindustrian,
19:24perdagangan, perikanan, dan lain sebagainya.
19:26Nah, kalau kita lihat dari sini, memang Presiden punya perhatian yang cukup tinggi
19:33terhadap food security dan industri pangan dan pertanian.
19:37Namun demikian, kami masih melihat banyak sekali regulasi-regulasi yang belum mendukung.
19:43Oleh sebab itu, dalam waktu dekat ini, kami bersama Kementerian Perindustrian
19:47diminta untuk membuat satu review terhadap regulasi-regulasi yang menghambat
19:52apa saja yang ini, dan dalam minggu ini kami sudah koordinasi dengan
19:57Kementerian Pengampu kami, yaitu Kementerian Perindustrian,
20:00untuk membahas hal tersebut. Dan mudah-mudahan,
20:03kebijakan Asta Cita dan lain sebagainya ini bisa turun dalam
20:07mendukung perubahan-perubahan di dalam regulasi yang sangat menghambat.
20:12Beberapa isu terkait regulasi yang akhir-akhir ini yang sangat
20:15relatif dengan industri manufaktur, termasuk keputusan MK kemarin,
20:19itu sangat memberatkan. Kemudian rencana BPN 12 persen,
20:24itu juga menurut saya perlu direview kembali, karena itu sangat berdampak besar.
20:30Kemudian rencana-rencana pemerintah untuk Jukai, untuk yang lain-lain,
20:36ini juga perlu diperhatikan. Dan oleh sebab itu,
20:40ini masa-masa krusial sampai Desember ini, karena salah satunya dengan
20:46keputusan MK kemarin, padahal bulan ini harusnya sudah membuat
20:50keputusan terkait UMP. Dan sekarang dengan perubahan MK tersebut,
20:57kita masih menanti apa yang akan dikeluarkan, mudah-mudahan Kemenaker
21:02akan membuat petunjuk atau keputusan yang tepat, agar industri bisa
21:08berjalan dengan baik, mendukung pertumbuhan ekonomi yang
21:12dicanangkan Presiden tahun depan 8 persen.
21:15Tapi kita juga sangat mengharapkan koordinasi dengan para pekerja,
21:21melalui Serikat Pekerja dan sebagainya, untuk bisa sama-sama
21:24mendukung hal tersebut. Karena kalau semua bergerak dengan baik,
21:28tentunya kita akan mendukung pertumbuhan ekonomi,
21:31ujung-ujungnya kita semua yang menikmati. Bukan hanya pengusaha saja,
21:35tapi para pekerja, masyarakat, dan lain sebagainya.
21:38Ini yang kita harus jalankan sama-sama.
21:40Pak Adilan, strategi kemudian harapan apa saja yang akan
21:43disematkan Mingat ini, memang tadi Anda sebutkan dan juga Pak Rian
21:46sampaikan, begitu ada masa transisi juga ke pemimpinan,
21:49pada kuartal ke-3, ke-4, begitu apakah nanti perlu ada satu
21:54kebijakan lagi, begitu yang komprehensif, kemudian sinergita juga
21:58yang kita tunggu, kita akan lagi bahas di segmen berikutnya.
22:01Kita akan jedah dulu sebentar. Dan Pak Mirsa, kami masih akan
22:03segera kembali, usai pariwara berikut ini.
22:14Baik, Pak Mirsa masih membahas terkait dengan pertumbuhan
22:16ekonomi Indonesia di kuartal 3 2024 yang mengalami perlambatan,
22:20meninggalkan level 5 persen, tepat jadi 4,95 persen.
22:23Nah Pak Adi, lantas strategi apa yang sudah disiapkan pelaku industri
22:27begitu Mingat ini, transisi ini supaya bisa berjalan smooth,
22:30kemudian dengan kondisi saat ini kita membutuhkan booster yang seperti apa?
22:36Baik, jadi pertama tentunya kita mempererat koordinasi dengan
22:39pemerintahan terkait dengan tadi yang saya sampaikan,
22:43mereview regulasi-regulasi yang mengambat, mudah-mudahan ini bisa
22:46segera dilaksanakan. Ini sama halnya dengan pada masa Presiden Jokowi
22:50yang awal pertama, periode pertama itu yang kalau kita ingat
22:55di bottlenecking diperjalankan, mudah-mudahan ini bisa mendukung
22:59hal tersebut, itu yang pertama. Kemudian yang kedua tentunya
23:02kalau dari sisi pelaku usaha, kita ingin melakukan peningkatan
23:07produktivitas dan efisiensi semaksimal mungkin dengan program-program
23:12sekarang dengan automation, digitalisasi, ini terbukti banyak sekali
23:16yang kita bisa dapatkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas tersebut.
23:21Dan kebetulan Gen Menakar juga sangat mendukung adanya pengumpahan
23:26berdasarkan produktivitas, ini tentunya sangat bagus sekali
23:29supaya semua bisa bergerak, para pekerja juga bisa mendapatkan
23:33upah lebih tinggi berdasarkan produktivitas, sementara pelaku usaha
23:37bisa mendapatkan efisiensi dalam rangka meningkatkan daya-daya saing
23:41dan peningkatan kita baik untuk pasar global maupun untuk pasar dalam negeri.
23:47Kemudian yang ketiga tentunya kita mengantisipasi adanya perubahan-perubahan
23:51yang sangat cepat sekali, khususnya di pasar global terkait dengan
23:55climate change dan geopolitik. Ini sangat besar sekali pengaruhnya
23:59terhadap industri makanan dan minuman khususnya karena dengan
24:03geopolitik dan climate change, perubahan harga bahan pangan,
24:07perubahan biaya logistik, perubahan ketersediaan bahan pangan
24:11dan lain sebagainya ini sangat cepat sekali berubah.
24:14Oleh sebab itu kita perlu antisipasi ini.
24:17Di sinilah kita perlu dukungan dari pemerintah,
24:20antara lain dengan kebijakan Raja Komoditas yang semakin dipercepat
24:25oleh pemerintah untuk memberikan keleluasan bagi para pelaku usaha
24:29untuk mengantisipasi hal tersebut.
24:32Kemudian tentunya kita ingin bersama-sama dengan semua pemangku kepentingan
24:37bagaimana kita menggerakkan ekonomi ini, membuat suasana kondusif
24:41sehingga kita fokus di dalam peningkatan pengembangan ekonomi kita
24:47untuk kepentingan bersama. Jadi kita, energi kita tidak terbuang
24:52dengan hal-hal lain yang kurang kondusif dan lain sebagainya.
24:56Kita fokus sama-sama sesuai dengan arahan Presiden
24:59untuk mencapai pertumbuhan 8 persen tersebut.
25:02Mungkin ini yang strategi global yang perlu kita lakukan dalam waktu dekat.
25:07Mudah-mudahan ini bisa jalan dengan program pemerintah KASTA-CITA itu.
25:12Oke Pak Adi, Pak Arya nantas bagaimana?
25:14Kira-kira resolusi yang mungkin segera dirapatkan
25:17antara barisan pemerintah.
25:18Mengingat kita tahu GAPINET juga semakin banyak begitu.
25:21Apakah ini perlu ada satu orkestrasi yang benar-benar dinamis
25:26dan juga tepat begitu? Silahkan.
25:28Oke, jadi betul yang dibutuhkan ke depan adalah
25:32pertama ya, sinkronisasi atau harmonisasi kebijakan.
25:37Karena sekarang begitu, saya sebut aja Kabinet Merah Putih itu kan
25:42Kabinet gemuk ya.
25:43Karena begitu, apa namanya, begitu besarnya
25:46postur daripada Kabinet Merah Putih itu.
25:49Yang kemudian yang kedua, yang perlu juga adalah,
25:52tadi sampaikan Pak Adi, review.
25:54Review polisi itu penting karena begini Mas Pras.
25:57Katakanlah, saya membuat semacam simbolisasi.
26:01Tadinya hanya satu rumah dengan satu kepala keluarga.
26:04Tiba-tiba sekarang dipecah menjadi dua rumah atau tiga rumah.
26:08Dengan dua kepala keluarga atau dengan tiga kepala keluarga
26:11dan dengan anggota keluarga.
26:13Tentukan harus dibuat rules yang baru, kebijakan yang baru
26:17yang mana ini akan menguatkan tata kelola pemerintahan yang baik.
26:22Artinya garis demarkasi antar kementerian, antar lembaga
26:26bahkan antar badan itu betul-betul sinkronisasi atau harmonisasi.
26:31Sehingga nanti akan menciptakan yang namanya kolaborasi
26:34atau sinergi yang betul-betul produktif.
26:36Nah ini membutuhkan sebuah strong leadership yang luar biasa.
26:41Kita percaya Pak Presiden, Pak Prabowo Sipianto punya modal untuk itu.
26:46Tinggal bagaimana tim Kabinet Merah Putih itu
26:50betul-betul bisa mengecewantahkan, menerjemahkan visi dari misi Pak Presiden
26:55untuk dikeskit ke timnya masing-masing
26:58sehingga mereka secara orkestrasi berjalan dengan baik.
27:02Tidak ada yang fales, tidak ada yang suaranya sumbang
27:07tapi semua tersinergi.
27:09Nah yang terakhir adalah mungkin harus gerak cepat.
27:13Kabinet Merah Putih itu harus gerak-gerak cepat
27:17karena ini yang ditunggu-tunggu seluruh lapisan masyarakat
27:20terutama pelaku usaha, pelaku ekonomi
27:23sangat menanti bagaimana guidance policy 2025 onward
27:27setidaknya sampai 2029.
27:30Karena Pak Ardi dan temannya tentu membutuhkan semacam guidance yang real di lapangan
27:35dan bisa segera dieksekusi, dikerjakan.
27:37Jadi gerak cepat, tidak bisa lagi menunggu
27:41harus segera ambil keputusan untuk sebagai
27:43tadi, pedoman atau referensi bagi para pelaku ekonomi
27:47pelaku keuangan dan seluruh lapisan masyarakat.
27:50Pak Ardi yang terakhir, singkat saja bagaimana proyeksi Anda terkait dengan
27:54pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, apakah bisa kembali di atas 5%?
27:57Kita punya stimulus ya, kalau dari APBN itu
28:02meskipun sifatnya adalah stimulator
28:04tapi juga ada unsur, apa namanya, stimulannya.
28:08Dengan volume APBN tahun depan belanja pemerintah itu
28:12kurang lebih Rp3.400 triliun
28:15dengan rencana penerimaan kurang lebih Rp2.900 triliun
28:19sehingga kita deficit Rp600 triliun
28:21tetapi itu menjadi semacam peluru atau amunisi
28:25untuk kementerian dan lembaga nanti betul-betul bekerja optimal
28:28sesuai dengan alokasi anggaran masing-masing.
28:31Dan kalau itu betul-betul dikerjakan sesuai dengan time frame-nya atau work plan-nya
28:36saya rasa pertumbuhan 5% itu, maaf kata ya, saya selalu mengatakan itu di tangan.
28:41Nah tinggal tambahnya itu dari misalnya tadi
28:43bagaimana kita mendorong misalnya sektor manufaktur, sektor industri
28:50kemudian kita membangun lagi, ada satu saya lihat tadi itu
28:53yang betul-betul memberikan impact luar biasa
28:55yaitu modernisasi sektor pertanian.
28:58Kaitannya dengan apa? Dengan manufaktur sebetulnya.
29:00Sehingga dengan demikian kita punya daya tahan
29:04atau resiliensi ekonomi kita
29:06meskipun nanti ada tekanan-tekanan dari SML
29:09apapun hasil Pilpres di Amerika Serikat katanya
29:12yang mungkin sehari dua hari kita akan lihat hasilnya
29:16tapi kita punya kemandirian ekonomi yang kuat
29:20untuk kita melangkah 5, 10, 15 tahun onward.
29:23Baik, itu dia. Berarti masih tetap optimis untuk laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
29:27Pak Rian, terima kasih banyak atas analisis informasi yang sudah Anda sampaikan.
29:30Pak Adi, terima kasih atas update dan juga informasi terkini
29:34begitu dari sektor industri terkait dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia
29:37di kuartal ketiga tahun 2024 ini.
29:40Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali.
29:42Salam sehat, Pak Adi, Pak Rian, terima kasih.
29:44Terima kasih, salam sehat semua.