Pasar alat berat nasional perlahan mulai pulih seiring membaiknya permintaan produk dari para pelanggan. Walau begitu, pihak produsen masih mengalami kendala impor komponen alat berat.
Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) Giri Kus Anggoro menyebut, produksi alat berat nasional tercatat sebesar 5.138 unit pada Januari-September 2024 atau berkurang sekitar 18% year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 6.248 unit.
Walau begitu, Hinabi menyebut produksi alat berat nasional ada kenaikan 10% sepanjang kuartal III-2024 dibandingkan kuartal II-2024.
Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) Giri Kus Anggoro menyebut, produksi alat berat nasional tercatat sebesar 5.138 unit pada Januari-September 2024 atau berkurang sekitar 18% year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 6.248 unit.
Walau begitu, Hinabi menyebut produksi alat berat nasional ada kenaikan 10% sepanjang kuartal III-2024 dibandingkan kuartal II-2024.
Category
📺
TVTranscript
00:00Pemirsa, pasar alat berat nasional perlahan mulai pulih seiring dengan membaiknya permintaan produk dari para pengguna alat berat.
00:20Namun demikian pihak produsen masih dihadapkan pada kendala impor komponen alat berat.
00:26Industri alat berat nasional tahun ini diperkirakan relatif stabil jika dibandingkan dengan tahun lalu.
00:35Himbunan Industri Alat Berat Indonesia atau Hinabi menyebut optimisme tersebut seiring dengan pertumbuhan industri pengguna alat berat saat ini.
00:45Namun demikian Ketua Umum Hinabi Giri Kusanggoro seperti dikutip media mengatakan,
00:50Produksi alat berat nasional Februari-Januari hingga September hanya sebanyak 5.138 unit.
00:57Dimana realisasi tersebut menurun 17,76 persen dari periode yang sama di tahun lalu, yakni sebesar 6.248 unit.
01:08Meskin demikian Hinabi mencatat produksi alat berat di Kortel 3 2024 meningkat dibandingkan Kortel 2 2024.
01:16Kenaikan tersebut terutama ditopang oleh peningkatan kebutuhan alat berat,
01:19seperti di sektor pertambangan batu bara dan nikel, serta di sektor perkebunan.
01:26Dan mengacu pada realisasi sampai dengan Kortel 3 2024,
01:30Hinabi pun optimis produksi alat berat di akhir tahun 2024 akan mencapai angka 8.000 unit.
01:36Dimana mayoritas hasil produksi alat berat di Indonesia masih terserat untuk sektor pertambangan, perkebunan, dan konstruksi.
01:44Di sisi lain Hinabi mengaku masih ada beberapa perusahaan manufaktur alat berat yang kesulitan mengimpor bahan baku dan komponen alat berat.
01:51Padahal pasokan bahan baku atau komponen alat berat di pasar global mulai membaik.
01:57Kesulitan ini disebabkan kuota impor yang disetujui pemerintah ternyata belum sesuai dengan kebutuhan produksi alat berat yang bersangkutan.
02:04Selain itu proses pengajuan pertimbangan teknis untuk keperluan persetujuan impor dari kementerian terkait mesin membutuhkan waktu relatif lama.
02:13Terbagi sumber IDX Channel.
02:44Tapi sebelum membahas lebih jauh kita akan review terlebih dahulu bagaimana update dari Pak Fatul terkait dengan kondisi ataupun sektor pertambangan di tanah air sampai saat ini.
02:56Ya terima kasih pemerintah IDX Channel sekalian.
03:00Bahwa sektor pertambangan nasional pada tahun 2024 ini sempat mengalami sedikit perlambatan di awal tahun terutama di semester pertama.
03:13Ini memang diakui atau tidak bahwa pemilu 2024 itu memberi dampak sedikit kepada sektor pertambangan sehingga terjadi perlambatan dari sisi operasional.
03:28Walaupun kalau dari sisi permintaan artinya pasar baik domestik maupun juga ekspor itu masih sangat bagus.
03:36Data yang kami miliki di tahun 2024 ini bahwa sektor pertambangan nasional secara khususnya batu bara di tahun 2023 target produksinya adalah sebesar 775 juta ton.
03:54Ini meningkat cukup signifikan dari tahun 2022 yaitu sebesar 680 juta ton.
04:02Ini dari sektor pertambangan batu bara yang memang masih menjadi primadona sektor pertambangan di tanah air.
04:10Lalu yang berikutnya adalah juga dari sektor pertambangan mineral secara khususnya adalah pertambangan nikel yang mulai booming.
04:19Dimana pemerintah begitu di tahun 2029 undang-undang MinerBuddy berlakukan dan stop larangan ekspor secara penuh di tahun 2014.
04:32Ekspor nikel itu hanya 3 bilion USD tapi ketika smelter-smelter sudah jadi maka ekspor nikel Indonesia menjadi sekitar 30 bilion USD.
04:44Artinya sektor pertambangan nasional masih sangat baik dan membedakan di tahun 2024 ini.
04:52Berarti memang sudah ada pertumbuhan meskipun kita tahu ada sedikit perlambatan karena tadi ada momen pemilu meskipun tidak terlalu berdampak karena demandnya pun masih tinggi.
05:00Nah kaitannya dengan kebutuhan alat berat di sektor pertambangan begitu apakah memang menjadi salah satu trigger juga begitu kebutuhan yang meningkat
05:07atau terjadi stagnasi terkait dengan kebutuhan alat beratnya sendiri untuk sektor pertambangan?
05:12Kalau dari sektor pertambangan laporan dari anggota-anggota kami di ASP Bindu ini karena ASP Bindu adalah terdiri dari IUP Owner, juga mining contractor,
05:23serta juga trader batubara. Nah dari beberapa anggota kami terutamanya di IUP Owner dan juga contractor itu melaporkan bahwa mereka mulai melakukan revisi RKAB.
05:39Artinya sejak dibuka di semester kedua untuk revisi RKAB di tahun 2024 ini beberapa meningkat bahkan 100 sampai 400 persen harga produksinya.
05:52Dari ada yang 100 ribu menjadi 500 ribu, ada yang 1 juta menjadi 1,2 juta ton.
05:59Artinya terdapat penambahan produksi dan dari situ berdampak terhadap kebutuhan alat-alat berat.
06:09Saya rasa ini juga sangat positif ya bagi industri alat berat nasional dan kami cek laporan dari anggota-anggota kami
06:20ini tidak terdapat kesulitan yang berarti untuk mendapatkan alat berat.
06:26Kalau di 2022 ketika harga Batubara Autanhem memang terdapat kesulitan dan antrian untuk mendapatkan alat-alat berat.
06:38Oke berarti dari kebutuhan alat berat untuk operasional pertambangan sendiri pun sekarang sudah mencukupi ya.
06:43Nah bicara mengenai subsektor pertambangan yang apa saja lah paling tidak bisa disampaikan juga.
06:48Ini yang membutuhkan alat berat dalam jumlah besar itu di bagian yang mana?
06:53Ya kalau di pertambangan mineral dan batubara ini kan kita bagi secara garis besar menjadi dua yaitu batubara dan mineral.
07:01Di sini ada mineral logam dan juga mineral non logam.
07:05Mineral logam ini paling banyak adalah untuk membutuhkan alat berat saat ini adalah yaitu nikel yang sedang booming di daerah Sulawesi Tenggara,
07:17kemudian Maluku dan Maluku Utara, kemudian juga bauksit serta tembaga.
07:23Kalau tembaga ini kan mostly didominasi oleh perusahaan besar seperti Freeport dan juga Aman Mineral.
07:30Tetapi perusahaan-perusahaan medium dan kecil nikel ini banyak membutuhkan juga alat-alat berat seperti eskavator dan dump truck untuk transportasinya.
07:41Nah memang dari dua subsektor pertambangan ini yang paling besar kebutuhan alat beratnya adalah di subsektor batubara.
07:51Kalau dibagi antara mineral dan batubara mungkin batubara ini kebutuhannya sekitar 70% dari total kebutuhan alat total di subsektor minerba.
08:04Oh cukup besar berarti ya 70% begitu porsinya ya dari kebutuhan alat berat sendiri di sektor pertambangan.
08:11Tapi ini tersebar Pak? Sudah mulai rata begitu kebutuhan alat beratnya dan ketersediaan ataupun stoknya sendiri begitu di kawasan-kawasan pertambangan di Indonesia?
08:20Nah memang kalau kita berbicara batubara terlebih dahulu itu sekarang ini mulai ramai dengan harga batubara sejak era Covid itu booming harga komoditas.
08:34Terjadi buka tambang-tambang baru di daerah Kalimantan Tengah yang sebelumnya secara harga kurang ekonomis ya karena posisinya di tengah dari sisi logistiknya berat.
08:49Kemudian juga dari tetapi kalorinya kalau daerah Kalimantan Tengah ini kalori middle high artinya menjadi ekonomis dan seksi dari sisi profit.
08:59Sehingga ini terbuka lahan tambangan baru di Kalimantan Tengah kemudian juga di Kalimantan Timur yang lebih ke dalam lagi.
09:11Di daerah kabupaten Tukar tapi yang di bagian utara seperti daerah Tabang kemudian dan sekitarnya.
09:20Kemudian juga daerah-daerah seperti di Sumatera seperti di Lahat itu sangat menggeliat kemudian di Bengkulu dan juga di daerah Muara Bungo ya daerah Jambi.
09:35Bahwa banyak dibuka lahan-lahan pertambangan baru karena harga yang lebih ekonomis.
09:42Sehingga kebutuhan alat berat pasti sangat meningkat dari para penambang.
09:48Baik itu pun sama Pak untuk yang kebutuhan di sektor batubara dan bagaimana dengan mineralnya sendiri apakah sama kondisinya?
09:56Di sektor mineral ini kan yang paling rame adalah di sektor pertambangan nikel.
10:01Di Murawalli, kemudian di Halmahera, di Ternate, kemudian juga di Maluku ini permintaan alat beratnya sangat tinggi.
10:11Terutama untuk penggalian dan transportasinya.
10:16Dan dari sisi kebutuhan alat berat tadi yang memang tadi 70% di sektor pertambangan batubara kemudian sisanya adalah di mineral.
10:23Apakah sudah bisa dipenuhi produksinya dari dalam negeri atau kita masih harus mendatangkannya dari luar negeri?
10:29Tapi tahan dulu, jawab aja Pak Patrul, kita akan jadi dulu sekitar ya.
10:32Dan Pak Mirsa, kami masih akan segera kembali usai pariwara.
10:44Anda masih menyaksikan Market Review.
10:46Pak Mirsa, berikut ini kami sampaikan data untuk Anda terkait dengan produksi alat berat nasional.
10:51Selengkapnya bisa Anda saksikan di layar televisinya, kita lihat di periode Januari sampai dengan September 2023,
10:58produksi alat berat nasional itu mencapai 6.248 unit.
11:02Namun kalau kita sandingkan dengan periode Januari-September di tahun 2024 ini,
11:07ada penurunan 17,76%, tepatnya di 5.138 unit.
11:13Itu dia untuk produksi alat berat.
11:15Sementara dari sisi pergerakannya di tahun 2023 sampai dengan 2024,
11:21produksi alat berat kita akan cermati juga.
11:23Di tahun 2023 ada 8.066 unit, sementara di tahun 2024 proyeksinya mencapai 8.000 unit.
11:33Baik, kita akan lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Bapak Fatul Nugroho, Wakil Ketua Umum ASP Bindo.
11:39Baik Pak Fatul, kalau kita cermati dengan beberapa data tadi yang disampaikan,
11:42sementara kita tahu kebutuhan dari alat berat sudah mulai tinggi,
11:48dengan tadi ada beberapa revisi RKAB yang cenderung naik, bahkan ada yang sampai dengan 400%.
11:54Apakah seluruh kebutuhan alat berat di sektor pertabangan,
11:57baik yang tadi batubara, mineral, itu sudah bisa dipenuhi dari dalam negeri atau bagaimana?
12:07Silakan Pak Fatul.
12:12Kebutuhan alat berat sejauh ini dari anggota kami masih dapat dipenuhi oleh pasar, artinya oleh supplier.
12:23Dan ini tidak ada kendala yang berarti, artinya tidak ada antrian yang panjang seperti di tahun 2022.
12:31Memang merek-merek yang digunakan oleh anggota kami, oleh para penambang ini menjadi beragam.
12:39Kalau sebelumnya yang paling populer banyak digunakan merek seperti Komatsu, kemudian Caterpillar.
12:49Tetapi sekarang mulai beragam, bahkan banyak anggota kami ini yang memakai merek-merek dari China.
12:58Sebut saja ada Sunny, kemudian XCMG.
13:02Itu banyak digunakan walaupun memang dari sisi kualitas,
13:10ini memang tidak sahandal merek-merek yang sudah terbangun terlebih dahulu,
13:17yang memang sudah kuat di pasaran.
13:19Tetapi strategi kami dari perusahaan ini adalah kami melakukan depreciasi.
13:26Pembukuannya 3-5 tahun kita anggap depreciasinya sudah 0.
13:31Artinya kami tidak terlalu memikirkan suku cadang untuk alat-alat ini sampai jangka panjang,
13:38katakanlah di atas 5-10 tahun.
13:41Artinya kami sudah anggap alat berat ini depreciasinya 0 ketika di tahun ke-3, ya maksimal di tahun ke-5.
13:48Sehingga kami setelah tahun ke-5 itu kami akan beli unit baru.
13:53Kalau masih bisa dipakai, masih andal, tentunya masuk dalam inventory peralatan kami.
14:00Berarti itu menjadi salah satu strategi yang diterapkan dari belakang usaha pertambangan.
14:06Tapi dari sisi merek-merek yang beragam akhirnya,
14:09karena pernah ada kejadian kita juga kekurangan pasokan alat berat di tahun 2022 ini,
14:14adakah berpengaruh terhadap produktivitas?
14:17Kemudian terkait dengan bagaimana suku cadang yang tersedia,
14:22meskipun ada katakan depreciasinya dipatok hanya sekitar 3 tahun begitu Pak?
14:27Ya, memang di tahun 2022 ini kan sebetulnya permintaan ekspor sangat tinggi.
14:34Terutama dari China ketika Australia, suplai dari Australia ditutup oleh China,
14:41permintaan dari Indonesia booming.
14:43Tetapi alat berat kita tidak mampu menyokong kebutuhan dari penambang.
14:51Kalau dari data kita bisa lihat produksi batu barat di tahun 2022 itu 680 juta ton.
14:58Sementara di tahun 2023 itu mencapai 775 juta ton.
15:04Artinya di sini bisa juga kita kaitkan bahwa suplai alat berat di tahun 2022 itu kekurangan.
15:13Karena sebetulnya anggota-anggota kami ini punya target produksi yang tinggi.
15:20Kemudian tahun 2024 ini target produksi dari RKP yang masuk kepada Dirjen Minervas
15:27lebih tinggi lagi yaitu sekitar 922 juta ton.
15:31Hampir 1 miliar ton produksi kita pada tahun 2024.
15:37Ini artinya sangat banyak dibutuhkan.
15:40Kalau tadi disampaikan bahwa produksi alat berat kita ini
15:46di tahun 2024 hingga September terjadi penurunan sekitar 17 persen.
15:54Dari 6000-an menjadi 5000-an di tahun 2024 sampai September ini year on year-nya.
16:04Saya yakin di September sampai Desember ini kebutuhan alat berat ini akan meningkat.
16:12Artinya kebutuhan target produksi dari para produsen alat berat nasional sekitar 8000-an unit itu
16:23saya optimis bisa terserap oleh kebutuhan penambangan dari tambang-tambang yang ada di Indonesia.
16:31Baik. Nah Pak Fathul, terkait dengan program hilirisasi begitu yang memang kita tahu sudah dicanakan
16:36beberapa tahun lalu di era Presiden Joko Widodo kemudian dilanjutkan di era Prabowo.
16:42Anda melihat bagaimana terkait dengan sektor pertambangan kita begitu?
16:45Apakah akan lebih besar lagi begitu dari produktivitas kemudian kebutuhan-kebutuhan
16:50juga infrastruktur pendukung seperti alat berat dan lainnya?
16:55Memang dari hilirisasi ini ya, ini sangat mengenjol sekali.
17:02Sektor pertambangan milenial secara khususnya adalah nikel bahwa total target produksi di nikel ini sangat tinggi ya.
17:14Dan untuk memenuhi smelter-smelter yang ada di Indonesia.
17:19Bahkan dari audiensi dan juga komunikasi kami dengan rekan-rekan smelter owner itu mereka justru saat ini
17:29kesulitan pasokan dari nikel bahkan beberapa sampai impor dari Filipina.
17:37Nah ini artinya kebutuhan produksi nikel nasional ini sangat tinggi dan memang hilirisasi di sektor minerbuk khususnya nikel
17:48ini sangat berhasil dari pemerintah dan kami sangat mendukung kebijakan ini.
17:55Semoga tidak hanya selesai sampai bikin baterai tapi nanti juga bisa menciptakan ekosistem kendaraan listrik.
18:03Baik, tapi kalau dari SP BINU menilai begitu kalau memang ada kekurangan pasokan,
18:09ini ada bottleneck di mana? Sementara produktivitas kan juga terus dikejut begitu.
18:13Apakah hilirisasi ada juga lag misalnya di sana dari sisi produktivitas ataupun produksinya sendiri?
18:20Ya, so far sih dari anggota-anggota kami ya baik yang bergerak di pertambangan batubara maupun nikel tidak ada kendala ya.
18:32Dari kebutuhan pasokan alat berat tadi kalau data yang disampaikan oleh IDX Channel bahwa justru ada penurunan produksi.
18:42Penurunan produksi ini kan karena penurunan permintaan.
18:46Tadi yang kalau kami sampaikan memang secara operasional walaupun tidak berdapat langsung,
18:51pemilu ini membuat melambat ya. Melambatnya apa?
18:55Karena bisa jadi urusan perizinan dengan pemerintahan ini agak melambat
19:03karena mungkin fokusnya dari pemerintah dan juga dari pemerintah daerah ini adalah kepada suksesnya pemilu
19:13dan juga kondusivitas sosial ekonomi politik nasional sehingga ada perlambatan saja.
19:21Jadi menurut saya di kuartal terakhir 2024 ini akan terjadi percepatan dari produksi tambang nasional
19:33dan juga tentunya kebutuhan akan alat-alat berat.
19:36Baik, nah kalau kita bicara mengenai tantangan begitu,
19:39karena kita tahu fokus masih tetap dari sesi komoditas pertambangan dari pemerintah saat ini.
19:44Kemudian Anda melihat tantangannya ataupun bottlenecknya masih ada di mana?
19:48Kemudian mitigasi apa sih yang perlu segera dilakukan baik dari pelaku usaha, aspek bindo maupun dari sisi pemerintah?
19:56Ya bottlenecknya memang ada beberapa hal ya setidaknya tiga hal yang saya garis bawahi.
20:08Yang pertama adalah dari sisi pengurusan perizinan.
20:13Nah ini seringkali pemerintah agak lama ya dalam proses perizinan baik proses RKAB
20:26walaupun sekarang sudah sangat terbantu dengan online system.
20:29Tetapi memang kami juga memahami sejak beralihnya dari daerah ke pusat ya
20:36untuk komunitas batubara dan juga mineral logam.
20:39Beban dari kementerian SDM khususnya di Jenai Mineral Bayi ini sangat tinggi.
20:46Satu orang staff dahulunya hanya menangani mungkin sekitar 20 perusahaan.
20:52Sekarang mungkin satu orang bisa menangani sekitar 200 perusahaan.
20:56Ini kami sangat memahami tapi mudah-mudahan pemerintah bisa memberikan breakthrough
21:01untuk dapat memberikan pelayanan dan juga percepatan dari sisi perizinan.
21:09Proses perizinan itu yang pertama.
21:11Lalu yang kedua adalah dari sisi lingkungan.
21:18Ini memang beberapa yang kendala ya tantangan yang kami hadapi adalah dalam proses pengurusan amdal.
21:28Mengenai dampak lingkungan.
21:30Ini beberapa perusahaan karena tadi meningkatkan target produksinya
21:34maka harus melakukan revisi studi kelayakan atau visibilitas tadi.
21:40Dan salah satunya adalah persetujuan izin lingkungan.
21:43Nah sementara proses izin lingkungan ini yang seharusnya normal itu bisa 3-6 bulan.
21:49Ini 2-3 tahun baru bisa selesai.
21:53Artinya ini kendala juga yang sangat kami hadapi.
21:57Lalu yang ketiga adalah dari sisi aspek lahan dan juga sosial.
22:05Ini adalah terkait dengan pembebasan lahan.
22:08Seringkali memang karena tambang-tambang ini berada posisinya di hutan
22:14ya maka juga terkait dengan izin pinjam pakai kawasan hutan IPPKH.
22:20Lalu yang berikutnya juga pembebasan lahan-lahan milik masyarakat
22:24yang seringkali kami artinya harus bernegosiasi fair ya.
22:30Artinya masyarakat juga mendapatkan keuntungan.
22:33Kami perusahaan juga tentunya tetap efisien dari sisi pembebasan lahan.
22:39Artinya 3 kendala utama ini yang kami hadapi dari sektor pertambangan nasional.
22:46Baik itu dia dari sisi perizinan kemudian lingkungan atau analisis
22:50mengenai dampak lingkungan dan juga bagaimana pembebasan lahan
22:53serta sosial kemasyarakatan yang mungkin ini perlu ada sinergi ya.
22:56Berarti dari kementerian kemudian pemerintah daerah begitu ya Pak Fathur
23:00sehingga kendala-kendala ataupun bottleneck ini bisa terpecahkan.
23:03Tapi proyeksi dan juga optimisme Anda ke depan bagaimana dengan era pemerintahan
23:07Prabowo-Gibran begitu di sektor pertambangan mineral kita.
23:10Kemudian bagaimana dengan pasokan-pasokan energi yang memang menjadi
23:13domain dari teman-teman SP Bindel begitu ke depannya?
23:17Ya kami sangat berharap dan optimis dengan pemerintahan yang baru ini.
23:23Di bawah kepemilikan Pak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabimunaka
23:29juga dengan Menteri SDM yang baru yaitu Bapak Bahlil Lahadalia.
23:35Banyak terobosan-terobosan yang sudah dilakukan oleh Pak Bahlil
23:39walaupun baru menjabat sekitar 2-3 bulan ini.
23:43Di antaranya adalah bagaimana percepatan persetujuan RKAB itu bisa dilakukan.
23:51Ya kemudian juga dari sisi pelayanan ya proses perizinan lainnya
23:59baik persetujuan FS ya kemudian juga dari perizinan-perizinan lainnya
24:05yang dibutuhkan untuk proses ataupun kegiatan operasional pertambangan.
24:11Dan kami melihat bahwa para pelaku usaha ini, penambang ini
24:16tadi dari tahun 2023 ya target produksinya adalah 775 juta ton
24:23menjadi 922 juta ton untuk komunitas batubara.
24:29Kemudian untuk komunitas nikel tahun 2022 itu data dari BPS
24:36adalah sekitar 98 juta ton.
24:39Saya rasa nanti di tahun 2024 ataupun 2020 itu bisa sekitar 120 juta ton.
24:49Jadi artinya kami para penambang sangat optimis
24:52dan juga dari sisi eksternal demand export ini sangat tinggi.
24:58Kebutuhan terutama dari China dan juga India ini sangat tinggi.
25:03Bahkan beberapa anggota kami ini sudah punya long term contract
25:08sampai akhir 2024 bahkan ada yang sudah sampai 2-3 tahun ke depan.
25:14Artinya akan dibutuhkan lokasi-lokasi tambang baru yang akan diproduksi
25:23dan juga tentunya kebutuhan alat berat akan semakin meningkat
25:27dan kami berharap juga dari Kementerian SDM nantinya
25:32karena lahan iyup yang ada ini sudah sangat terbatas.
25:36Anggota-anggota kami ini berkeinginan untuk bisa mendapatkan iyup-iyup baru
25:44yang nanti mudah-mudahan bisa dibuka baik lelang maupun mekanisme lainnya
25:49yang akan disiapkan oleh Bapak Menteri SDM yang baru yaitu Bapak Bahli Lahadalia.
25:55Baik, jadi optimisme masih tetap tinggi begitu ya meskipun kita tahu ada beberapa kendala
26:00dan ini nampaknya bisa terpecahkan mungkin dengan beberapa tadi inovasi
26:04ataupun mungkin nanti ada strategi lagi baru yang akan diterapkan oleh Kementerian SDM
26:08kemudian juga Kementerian-Kementerian terkait lainnya.
26:11Baik, Pak Waduh terima kasih banyak atas waktu sharing dan juga informasi
26:14yang sudah Anda sampaikan kepada pemirsa pada hari ini.
26:17Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali.
26:19Salam sehat Pak Waduh, terima kasih.
26:21Salam sehat.
26:22Terima kasih Pak Setio Wibowo.
26:23Sukses selalu.
26:25Baik pemirsa, satu jam sudah siap menemani Anda dalam Market Review
26:28dan berbahari terus informasi Anda hanya di IDX Channel,
26:31Your Trustworthy and Comprehensive Investment Reference.
26:34Karena urusan, masa depan harus terdepan.
26:36Aku, Investor Saham.
26:38Ya saya, Pak Setio Wibowo beserta seluruh kenapat kerja yang bertugas.
26:42Pamit undur diri.
26:43Terima kasih, sampai jumpa.
26:52Terima kasih telah menonton.
27:22Terima kasih telah menonton.