KOMPAS.TV - Tes psikologi setiap enam bulan dan penerapan e-logbook bagi dokter menjadi bagian dari upaya Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan pengawasan terhadap peserta PPDS.
Efektifkah solusi ini mencegah penyimpangan perilaku dokter? Serta, bagaimana bentuk implementasinya?
Simak pembahasan lengkap KompasTV terkait langkah Kemenkes berantas dokter berlaku asusila bersama Ketua Konsil Kesehatan Indonesia, Arianti Anaya, dan anggota Komisi IX DPR dari Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago.
Baca Juga Sederet Kasus Asusila Dokter, Pengawasan Kemenkes Disoroti: Benahi Sistem PPDS? di https://www.kompas.tv/nasional/588703/sederet-kasus-asusila-dokter-pengawasan-kemenkes-disoroti-benahi-sistem-ppds
#menkes #dokter #pemerkosaan #pelecehanseksual #kemenkes
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588708/full-kupas-langkah-solusi-kemenkes-soal-dokter-lecehkan-pasien-hingga-pelaku-pemerkosaan-efektif
Efektifkah solusi ini mencegah penyimpangan perilaku dokter? Serta, bagaimana bentuk implementasinya?
Simak pembahasan lengkap KompasTV terkait langkah Kemenkes berantas dokter berlaku asusila bersama Ketua Konsil Kesehatan Indonesia, Arianti Anaya, dan anggota Komisi IX DPR dari Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago.
Baca Juga Sederet Kasus Asusila Dokter, Pengawasan Kemenkes Disoroti: Benahi Sistem PPDS? di https://www.kompas.tv/nasional/588703/sederet-kasus-asusila-dokter-pengawasan-kemenkes-disoroti-benahi-sistem-ppds
#menkes #dokter #pemerkosaan #pelecehanseksual #kemenkes
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588708/full-kupas-langkah-solusi-kemenkes-soal-dokter-lecehkan-pasien-hingga-pelaku-pemerkosaan-efektif
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Tes psikologi tiap 6 bulan dan penerapan e-lockbook dokter
00:04jadi bagian dari upaya Kementerian Kesehatan untuk melakukan pengawasan terhadap dokter
00:09khususnya peserta PPDS.
00:12Efektifkah? Solusi ini mencegah penyimpanan perilaku dokter.
00:17Kita akan bahas bersama Ketua Kementerian Kesehatan Indonesia,
00:20Ariyanti Anaya dan anggota Komisi 9 DPR RI dari Fraksi Nasdem,
00:25Irma Suryani Caniago.
00:27Selamat malam Bu Dokter Ariyanti dan juga Bu Irma.
00:32Selamat malam pemirsa di seluruh Indonesia, selamat malam Kompas TV.
00:37Selamat malam.
00:39Saya ke Bu Dokter dulu, kita baru saya bertemu beberapa waktu kemarin
00:44soal kasus asusila dokter, ada salah satu solusinya waktu itu pencabutan surat registrasi.
00:50Nah yang terbaru Menkes menyebut akan lakukan tes psikologi terhadap para dokter khususnya PPDS.
00:55Apakah ini bisa jadi salah satu langkah yang efektif Bu Dokter Ariyanti?
01:01Ya, tentunya seperti yang disampaikan oleh Pak Menteri Kesehatan bahwa
01:07ada tes kejiwaan MMPI yang diberikan atau diharuskan kepada seluruh peserta calon residen
01:14yang akan diterima.
01:16Dan ini sudah dilakukan gitu ya.
01:18Tetapi tentunya dengan adanya kasus ini kita perlu melakukan evaluasi kembali
01:24apakah MMPI ini perlu dilakukan atau tes kejiwaan ini perlu dilakukan lagi
01:29per enam bulan misalnya pada saat mereka dalam proses pendidikan
01:34karena kemungkinan saja, kemungkinan bisa saja terjadi perubahan kejiwaan
01:39karena stres, karena beban tugas yang berat ya
01:42karena kita tahu tugas di sebagai residen ini sangat berat ya
01:49baik itu dari sisi pendidikannya maupun juga mereka harus juga harus jaga malam
01:56dan juga sering sekali juga ada masalah keluarga yang harus mereka lakukan
02:02selama masuk pendidikan.
02:03Biasanya mereka sudah nikah ya karena ini biasanya kan PPDS ini sekolah
02:09kelanjutan setelah dokter.
02:11Nah, untuk itu tentunya MMPI ini perlu dilakukan pengulangan kembali.
02:16Nah, terkait logbook yang disampaikan oleh Pak Menteri Kesehatan
02:20ini ada dua.
02:21Ada dua, yaitu satu di mana kita mempunyai data seluruh dokter-dokter
02:26atau tenaga kesehatan yang berada di Indonesia
02:29apa-apa saja di mana mereka prakteknya
02:32dan juga jika ada hal-hal yang perlu disikapi oleh dinas kesehatan
02:39misalnya ada laporan, ada pelanggaran disiplin yang dilakukan
02:46ini kemudian dinas kesehatan bisa melakukan konfirmasi ya
02:51ada masalah apa sehingga SIP mereka tertahan ketika akan di-approve oleh dinas kesehatan.
02:57Nah, logbook yang ada di residen ini dua hal yang berbeda.
03:02Jadi, untuk residen itu mereka mempunyai logbook apa-apa saja mereka kerjakan
03:07apa-apa yang sudah mereka lakukan dan juga apa-apa tindakan-tindakan mungkin
03:12yang kesalahan atau pelanggaran yang mereka lakukan
03:16yang tentunya ini akan menjadi bagian dari evaluasi.
03:21Dan Kementerian Kesehatan juga sudah membuka saluran
03:25untuk bisa logbook ini juga langsung melaporkan
03:28apabila ada kejadian bullying yang mereka terima
03:31tanpa tentunya atau maksud saya dengan merahasiakan identitas mereka.
03:36Karena selama ini misalnya korban melapor
03:38dianggap tidak diresponse dengan cepat, dengan serius
03:42kalau sekarang pasca reformasi aturan ini
03:45bisa dipastikan bahwa logbook itu misalnya akan ditindaklanjuti secara cepat, Bu Dokter?
03:50Iya, justru dengan logbook ini data itu benar-benar terekam
03:54jadi otomatis dia ke-lock gitu ya
03:57seperti kalau kita mengajukan credit card gitu
04:00ini masuk blacklist yang tidak pernah ada tagian yang tidak terbayar
04:04nah dia langsung ke-lock dengan by system
04:06makanya semuanya sudah by system seperti itu.
04:09Bu Irma melihat ini jadi solusi setidaknya yang bisa cepat dilakukan
04:14terkait banyaknya kasus misalnya Asusila juga bullying
04:18sesama dokter dengan logbook maupun tes kejiwaan berkala
04:22apakah ini bisa jadi solusi yang baik, Bu Irma?
04:25Iya, saya kira kemarin kami sudah berjumpa Komisi 9 dengan Menteri Kesehatan
04:31dan Komisi 9 sudah meminta Komisi Kesehatan untuk berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Dikti ya
04:38bahwa tata kelola sekolah kedokteran
04:42baik yang sekolah kedokteran umum maupun spesialis memang harus diperbaiki
04:47sehingga akses pelayanan masyarakat bisa lebih terjamin
04:52nah yang kedua
04:53sebagaimana yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Menteri Kesehatan
04:58tes kejiwaan secara berkala untuk dokter itu wajib dilakukan
05:03minimal satu tahun sekali
05:05minimal satu tahun sekali atau setengah tahun atau satu semester
05:08kenapa?
05:10karena dokter-dokter juga manusia biasa yang punya beban
05:14banyak sekali dokter yang juga praktek di banyak tempat
05:18kemudian banyak juga yang akhirnya melimpahkan pekerjaan-pekerjaannya kepada PPDS
05:24nah sementara PPDS itu yang seharusnya mendapatkan komisi
05:30atau mendapatkan sedikit imbalan ya
05:34harusnya imbalan dari rumah sakit
05:36karena mereka juga bekerja di rumah sakit
05:38untuk yang spesialis
05:40kan sampai hari ini hanya untuk PPDS yang hospital-based
05:46kalau yang apa namanya
05:50yang untuk dikti, yang untuk sekolah ya
05:54yang untuk swasta itu enggak di cover, belum di cover
05:58sehingga seharusnya seluruhnya di cover oleh rumah sakit
06:02baik yang hospital-based maupun yang kulit-based
06:07nah ini yang kemudian juga akan meminimai tingkat kesetresan PPDS
06:14karena kan PPDS yang bekerja di rumah sakit itu juga akhirnya mereka tidak bekerja
06:19maka mereka tidak mendapatkan penghasilan
06:22dan ini harus dipikirkan oleh Menteri Kesehatan atau pemerintah
06:26nah yang kedua
06:27Menteri Kesehatan wajib juga menyampaikan kepada rumah sakit
06:31untuk bisa melakukan kontrak
06:33bukan hanya fakultas kedokteran dengan rumah sakit
06:37tapi juga dengan PPDS dengan rumah sakit
06:39sehingga code of conduct atau etik ya
06:44kode etik itu juga bisa menjadi kontrol sistem yang efektif
06:48bagi PPDS terhadap perilaku mereka
06:52dan kalau terjadi sesuatu mereka bisa diberikan punishment sesuai dengan KUHP
06:57nah itu yang lebih penting untuk dilakukan oleh Menteri Kesehatan
07:02Sekiu Pemerintah bersama-sama dengan Dikti dan Menteri Pendidikan
07:06saya kira begitu
07:07oke usulan dari DPR tadi
07:08Bu Dokter apakah bisa paralel dilakukan dengan tadi ya
07:12yang disampaikan soal tes psikologi
07:14juga soal logbook
07:15itu beriringan berjalannya
07:17iya itu menurut saya sudah searah ya
07:20kita dengan apa yang diminta oleh Komisi 9
07:24dan kita paham gitu bahwa tadi menurut Bu Irma juga
07:28ada tekanan ekonomi gitu ya
07:30yang karena mereka jadi residen
07:32kemudian mereka tidak praktek
07:34umumnya mereka punya keluarga
07:37nah ini kan jadi bertumbuk-tumbuk yang mengakibatkan stres ya
07:40apalagi kemudian mereka jaga malam
07:44jamnya juga gak terkontrol
07:46yaudah bertumbuk-tumbuk
07:48nah ini bisa menyebabkan gangguan jiwa
07:50tentunya pengawasan ini tidak bisa satu-satu
07:53harus komprehensif kita lihat secara keseluruhan
07:56termasuk juga bagaimana kita memberikan edukasi
07:59kepada mereka terhadap
08:00bagaimana disiplin profesi
08:03bagaimana harus mengikuti standar profesi
08:06dan ini tentunya ada akibat-akibatnya
08:09sanksi-sanksi yang cukup berat
08:10untuk seorang dokter ya
08:12misalnya pencabutan SIP, STF itu
08:14mereka harus diberikan peringatan
08:18dan satu lagi kalau di rumah sakit sertikal
08:22milik Kementerian Kesehatan
08:23itu Pak Menteri sudah meminta semua rumah sakit
08:26memasang CCTV di berbagai sudut gitu ya
08:29untuk kemudian bisa juga dipantau
08:32dengan cepat apabila ada hal-hal yang
08:35kemudian tidak sesuai dengan aturan
08:38atau tidak sesuai dengan SOP yang terjadi
08:41termasuk juga bagaimana Bu Arianti, Bu Dokter
08:44pada praktiknya misalnya dokter PPDS yang praktik
08:47tidak ada dokter konsulannya
08:48padahal kan harusnya bukan dokter magangnya
08:51atau dokter residennya yang berpaktik
08:53apakah pengawasan sampai ke lini ini
08:55juga paralel dilakukan
08:57agar secara sistem betul-betul bersih
08:59dari atas sampai bawah
09:00iya betul
09:02sebenarnya kita sudah mengetahui
09:05cukup banyak praktik
09:06di mana konsulannya itu tidak ada
09:09pada saat residen itu bekerja
09:11mereka justru dilakukan pembinaannya
09:13oleh senior
09:15yang harusnya tidak boleh gitu ya
09:18harusnya konsulannya ada di situ
09:20mereka belajar dengan para konsulannya
09:22bukan dengan seniornya gitu kan
09:24sehingga kemudian juga yang mereka menyampaikan bahwa
09:28kita juga bahkan tidak pernah tahu disuruh ngapain
09:30pokoknya kalau seniornya begini ya berarti yang benar seperti itu gitu
09:34itu kan tidak benar
09:36nah di rumah sakit vertikal itu ada absen untuk misalnya
09:40admitir ruang operasi apa semua ada face recognition
09:43jadi mereka si konsulen kalau memang ada ya kelihatan
09:50tapi kalau dia meninggalkan ruang operasi itu sebelum waktunya
09:57kemudian ditinggalkan ke senior itu juga bisa terpantau
10:01karena ada face recognitionnya seperti itu
10:04ya Bu Irma pengawasan seperti ini
10:06juga kan harus sangat ketat
10:09apalagi kalau bicara soal praktik dokter
10:11itu terkait dengan nyawa pasien
10:13nah untuk mendisiplinkan ini
10:15apa juga yang bisa dilakukan Bu Irma?
10:18ya sebagaimana yang disampaikan
10:21kementerian kesehatan
10:22selain punishment
10:23kita juga harus memberikan reward
10:25kita juga harus fair
10:27itu yang pertama
10:28yang kedua
10:29saya kira apa yang dilakukan
10:31Menteri Kesehatan hari ini
10:33untuk bisa melakukan tes kejiwaan ya
10:36tes kejiwaan secara berkala
10:38itu sudah benar sekali
10:40karena biar bagaimanapun
10:42dokter itu kan manusia
10:44ya
10:44dan yang ketiga
10:46kalau bicara soal sekolah kedokteran
10:49kan sudah disepakati bahwa sekolah kedokteran
10:51tidak boleh mahal
10:52yang kedua tidak boleh mempersulit
10:55apa namanya
10:56anak-anak yang ingin menjadi dokter
10:58seperti yang selama ini terjadi
10:59kalau sudah lulus
11:02dari fakultasnya
11:04maka jangan sampai uji kompetensi
11:06itu dilakukan berkali-kali
11:07sampai 10 kali baru lulus
11:09itu kan juga gak benar
11:10sementara kita butuh banyak dokter
11:12tetapi Dikti juga harus tahu diri
11:15jangan juga kemudian memberikan izin
11:17sekolah kedokteran
11:19mengobrol izin
11:20sehingga lulusan kedokteran di Indonesia
11:22itu banyak yang abal-abal juga
11:23nah ini kan juga harus menjadi
11:25perhatian Kementerian Kesehatan
11:27untuk bisa bekerja sama-sama Dikti
11:29agar dokter-dokter
11:31yang lulus dari Indonesia itu
11:34bisa betul-betul dokter-dokter
11:36yang bukan dokter-dokter abal-abal
11:37yang berkualitas begitu ya
11:39yang lagi di jalan
11:39nah kalau dari Bu Ariyanti
11:43soal tadi tes kejiwaan misalnya
11:45MMPI itu bisa dijelaskan
11:47apa saja bentuk tesnya
11:48dan bagaimana tes ini bisa
11:51bisa mengecek
11:53bagaimana kondisi kejiwaan dokter
11:55secara berkala
11:56dan ini bisa jadi tes yang efektif
11:57ya MMPI itu tes kejiwaan
12:02seperti psikotest gitu ya
12:04dan itu juga tidak semua rumah sakit
12:07bisa melakukan
12:08jadi ada rumah sakit-rumah sakit tertentu
12:12yang bisa melakukan
12:13jadi itu seperti tes
12:16apa namanya yang dilakukan
12:20yang memastikan bahwa anak ini
12:23memang secara kejiwaan
12:26dia siap untuk mendapatkan
12:28pembelajaran
12:30atau dia juga siap menjadi
12:32seorang dokter nantinya gitu kan
12:34nah itu meliputi
12:35banyak-banyak
12:38tahapan-tahapan
12:39nah ini yang kemudian
12:41kita juga sudah diinstruksikan
12:43dengan MMPI ini berjalan dengan
12:46tes MMPI ini harus benar-benar
12:49hasilnya itu harus benar-benar
12:51jadi dasar untuk
12:52para
12:53untuk institusi pendidikan
12:56baik itu yang
12:57university-based
12:58maupun hospital-based
12:59untuk menerima para
13:01anak didik nantinya
13:03oke dan kerjasama dengan
13:05lintas sektor dengan
13:07dikti misalnya
13:07soal pembaruan di bidang
13:09pendidikan ini apa
13:10Bu Arianti
13:12kita tentunya harus
13:15bekerjasama dengan dikti ya
13:16apalagi university-based itu
13:18itu penerimaan mahasiswanya
13:21adalah dari
13:21universitas
13:23kalau hospital-based
13:24yang tadi disampaikan oleh
13:25Bu Irma itu dari
13:26Kementerian Kesehatan
13:27langsung dari rumah sakit
13:28tetapi walaupun dari dikti
13:30mereka masuknya dari
13:31universitas
13:32tetapi pada saat mereka
13:33bersekolah
13:34doktor spesialis
13:36maka 90% lebih
13:39waktunya itu
13:39mereka bekerja
13:41atau berpraktek
13:42di rumah sakit
13:43mengerjakan pasien
13:44sehingga
13:45tentunya rumah sakit ini
13:47kan rumah sakit
13:48milik Kementerian Kesehatan
13:49mereka harus bekerjasama
13:51nggak bisa
13:51kemudian
13:52dikti menyerahkan
13:54kemudian di rumah sakit
13:55juga seperti
13:56tidak berkoordinasi
13:58gitu ya
13:58maka di rumah sakit itu
14:00ada perwakilan dari
14:01dikti
14:02yang ada di rumah sakit
14:03untuk mengkomunikasikan
14:04masalah si presiden
14:06yang ada di rumah sakit ini
14:08nah itu
14:08tentu harus
14:10dilakukan dengan baik
14:11dan kedepannya
14:11juga kita
14:12mesti berpikir
14:13karena di luar negeri
14:14itu yang namanya
14:15dokter spesialis
14:17itu biasanya
14:17tidak ada yang berbayar
14:19seperti tadi
14:20Bu Irma sampai
14:20mereka tidak membayar
14:22uang sekolah
14:22tapi mereka
14:23mendapatkan
14:23biasa
14:24terhadap
14:25tindakan yang
14:27mereka lakukan
14:28walaupun tentunya
14:29dengan jumlah
14:30yang tidak sebanyak
14:31dokter spesialis
14:33gitu
14:33ya
14:34pemberdahan hulu kehilir ini
14:35memang harus
14:36segera dilakukan
14:37harus ada
14:37goodwill juga
14:38dari berbagai
14:39pemangku kepentingan
14:40terima kasih
14:40Bu Dr. Ariyanti Anaya
14:42Ketua Konsil Kesehatan Indonesia
14:43terima kasih
14:44Bu Irma Suryani
14:45Selamat malam