Pernyataan Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, tentang Harga Singkong:
1. Penetapan HET (Harga Eceran Tertinggi):
• Sejak ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, kewenangan menentukan HET tidak lagi ada di tangan Pemprov Lampung.
• Penetapan harga harus berlaku seragam antarprovinsi agar tidak terjadi disparitas yang merugikan daerah penghasil seperti Lampung.
2. Masalah Tata Niaga:
• Rantai tata niaga singkong sangat panjang, dari hulu (petani) hingga hilir (industri pengguna akhir).
• Harga bagus di tingkat petani hanya bisa terjadi jika industri hilir juga menyerap produk dengan harga yang wajar.
3. Peran Industri dan Impor:
• Pabrik pengolahan singkong tidak boleh kalah bersaing karena pabrik lain (seperti pabrik micin, kertas) masih bisa mengimpor tapioka.
• Gubernur mendorong pembatasan impor secara menyeluruh agar industri dalam negeri terlindungi.
• Bila impor tidak dikendalikan, harga singkong di dalam negeri akan terus ditekan.
4. Pengganti Tapioka dan Dampaknya:
• Jika harga tapioka mahal, industri bisa beralih ke tepung lain seperti jagung.
• Hal ini bisa membuat pabrik tapioka lokal gulung tikar dan petani tidak punya pasar.
5. Solusi dan Harapan:
• Koordinasi lintas kementerian diperlukan: Kementerian Pertanian, Perdagangan, Perindustrian, dan Koordinator Perekonomian.
• Tujuannya adalah menciptakan tata niaga singkong yang adil, stabil, dan berkelanjutan.
• Harapannya, dalam waktu dekat ada keputusan bersama untuk perbaikan menyeluruh, agar petani sejahtera dan industri tetap berjalan.
1. Penetapan HET (Harga Eceran Tertinggi):
• Sejak ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, kewenangan menentukan HET tidak lagi ada di tangan Pemprov Lampung.
• Penetapan harga harus berlaku seragam antarprovinsi agar tidak terjadi disparitas yang merugikan daerah penghasil seperti Lampung.
2. Masalah Tata Niaga:
• Rantai tata niaga singkong sangat panjang, dari hulu (petani) hingga hilir (industri pengguna akhir).
• Harga bagus di tingkat petani hanya bisa terjadi jika industri hilir juga menyerap produk dengan harga yang wajar.
3. Peran Industri dan Impor:
• Pabrik pengolahan singkong tidak boleh kalah bersaing karena pabrik lain (seperti pabrik micin, kertas) masih bisa mengimpor tapioka.
• Gubernur mendorong pembatasan impor secara menyeluruh agar industri dalam negeri terlindungi.
• Bila impor tidak dikendalikan, harga singkong di dalam negeri akan terus ditekan.
4. Pengganti Tapioka dan Dampaknya:
• Jika harga tapioka mahal, industri bisa beralih ke tepung lain seperti jagung.
• Hal ini bisa membuat pabrik tapioka lokal gulung tikar dan petani tidak punya pasar.
5. Solusi dan Harapan:
• Koordinasi lintas kementerian diperlukan: Kementerian Pertanian, Perdagangan, Perindustrian, dan Koordinator Perekonomian.
• Tujuannya adalah menciptakan tata niaga singkong yang adil, stabil, dan berkelanjutan.
• Harapannya, dalam waktu dekat ada keputusan bersama untuk perbaikan menyeluruh, agar petani sejahtera dan industri tetap berjalan.
Kategori
🗞
Berita