Aliansi Rumah Kita Gelar Aksi Peduli Lingkungan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Puluhan aktivis lingkungan dari Aliansi Rumah Kita menggelar aksi unjukrasa di seputaran Lapangan Merdeka, Sabtu (4/12/2015).
Tidak hanya berteriak dan melakukan orasi, para aktivis itu juga membentangkan berbagai spanduk serta membawa keramba sebagai protes tercemarnya Danau Toba.
Seorang aktivis, Saurlin Siagian, mengatakan puluhan aktivis melakukan orasi sebagai ungkapan aksi keprihatinan atas perubahan iklim dunia.
Pertemuan kepala negara di Paris untuk membahas iklim menjadi momentum untuk menyampaikan keprihatinan bahwa tempat bumi berdiri kini sudah rusak.
"Alam kita sudah rusak, sungai kita sudah rusak. Karenannya kita menyampaikan keprihatinan kepada Pemerintah Sumut," ujarnya
Apalagi, bersamaan dengan momentum konferensi tahunan para pemimpin dunia tentang iklim yang saat ini sedang berlangsung di Paris yang dikenal dengan COP 21.
"Kami, 48 organisasi masyarakat sipil pecinta lingkungan di Sumatera Utara, yang tergabung dalam Aliansi Rumah Kita. Pertemuan antara pemimpin negara-negara dunia memiliki arti startegis bagi masa depan bumi," ujarnya.
Dia menuturkan, para pemimpin dunia akan menyurun kesepakatan baru yang bertujuan menekan laju pemanasan global hingga dua derajat melalui perubahan kesepakatan yang mengikat negara-negara secara hukum. (*)
Tidak hanya berteriak dan melakukan orasi, para aktivis itu juga membentangkan berbagai spanduk serta membawa keramba sebagai protes tercemarnya Danau Toba.
Seorang aktivis, Saurlin Siagian, mengatakan puluhan aktivis melakukan orasi sebagai ungkapan aksi keprihatinan atas perubahan iklim dunia.
Pertemuan kepala negara di Paris untuk membahas iklim menjadi momentum untuk menyampaikan keprihatinan bahwa tempat bumi berdiri kini sudah rusak.
"Alam kita sudah rusak, sungai kita sudah rusak. Karenannya kita menyampaikan keprihatinan kepada Pemerintah Sumut," ujarnya
Apalagi, bersamaan dengan momentum konferensi tahunan para pemimpin dunia tentang iklim yang saat ini sedang berlangsung di Paris yang dikenal dengan COP 21.
"Kami, 48 organisasi masyarakat sipil pecinta lingkungan di Sumatera Utara, yang tergabung dalam Aliansi Rumah Kita. Pertemuan antara pemimpin negara-negara dunia memiliki arti startegis bagi masa depan bumi," ujarnya.
Dia menuturkan, para pemimpin dunia akan menyurun kesepakatan baru yang bertujuan menekan laju pemanasan global hingga dua derajat melalui perubahan kesepakatan yang mengikat negara-negara secara hukum. (*)
Category
🗞
Berita