Perselingkuhan Berujung Maut

  • 9 tahun yang lalu
TRIBUNNEWS.COM, PRINGSEWU -- Wahyu Andersta (20), warga Way Layap, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran meregang nyawa setelah berulangkali menerima pukulan dari suami perempuan yang dia selingkuhi, Nur (28), warga Panggungrejo Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Sabtu (16/1/2016) subuh.

Sugeng (35), suami Nur, nekat memukuli Wahyu lantaran memergoki pria lajang ini berada di dalam rumahnya, Jumat (15/1/2016) malam.

Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Sukoharjo AKP Muh. Samsari menceritakan bila Sugeng memang telah mencurigai perselingkuhan istrinya, Nur dengan Wahyu.

Sehingga untuk memastikan perselingkuhan tersebut, Sugeng pura-pura pergi kerja dan berpamitan pada istrinya tidak pulang pada malam itu, pukul 19.00 WIB.

“Tapi setelah pergi beberapa meter dari rumah, Sugeng memutar dan kembali lagi ke rumah,” kata Samsari, mewakili Kepala Polres Tanggamus AKBP Ahmad Mamora.

Sugeng lantas sembunyi di belakang rumah. Ketika itu dia menyaksikan istrinya tampak sibuk dengan handphone-nya seperti menghubungi seseorang.

Melihat gelegat itu, lanjut Samsari, Sugeng menjadi yakin bila istrinya selingkuh.

Namun, ketika itu, Nur menyadari bila suaminya masih ada di rumah.

Lantas Sugeng pun keluar dan merampas handphone Nur, kemudian mengambil SIM Card handphone tersebut. Setelah itu, Sugeng pun pergi.

Tapi, dia kembali lagi sembunyi di belakang rumah.

Ternyata, Nur saat sibuk dengan handphone-nya tengah janjian dengan Wahyu.

Ironisnya, janjian bertemu itu tidak dapat Nur batalkan karena SIM Card handphone-nya telah diambil Sugeng.

Wahyu pun datang dengan terlebih dahulu memberi isyarat kepada Nur dengan melempar batu berturut-turut ke rumah Nur.

Kemudian, Wahyu pun masuk rumah Nur melalui pintu belakang.

Ketika itu kedua anaknya tengah lelap, sementara lampu remang-remang karena hanya lampu kamar yang menyala.

Ketika keduanya berada di ruang televisi, muncullah Sugeng dengan membawa pelepah kelapa.

Sugeng yang mengaku geram, meluapkan kekesalannya dengan cara memukulkan pelepah kelapa yang menyerupai ‘dayung’ ke bagian kepala Wahyu.

“Tidak lama suaminya datang, pada saat datang itu membawa pelepah kelapa dan dipukulkan, bak-buk..bak..buk,” ujar Samsari. (*)

Dianjurkan