Budidaya Udang Vaname di Pekalongan Hasilkan Ratusan Juta Rupiah

  • 8 tahun yang lalu
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Puluhan petani tambak melakukan panen udang vaname di Desa Depok, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jumat (19/2/2016).

Udang vaname yang dipanen, umumnya diekspor sehingga harga jualnya sangat menggiurkan saat kurs dolar AS tinggi.

Ketua Kelompok Sutermas II, Karyoso (50) menjelaskan, harga yang naik turun sangat dipengaruhi pasokan secara internasional.

"Jika panennya serentak, biasanya harga turun. Tapi sewaktu hari besar, misalnya Imlek, harganya melonjak lagi seperti kemarin," kata Warga Depok, Siwalan, Kabupaten Pekalongan, seusai panen di tambaknya.

Pria yang memiliki luas lahan tambak sebesar 6.000 meter persegi itu, mampu menghasilkan udang vaname mencapai dua hingga tiga ton per triwulan.

Hasil itu, kata dia, tentunya sangat menggiurkan bagi petani tambak yang menggunakan lahan rob di pesisir pantai utara.

Lahan itu, awalnya untuk pertanian. Tetapi hasilnya tidak memuaskan karena airnya bercampur dengan air laut.

"Sehingga mulai sekitar dua tahun lalu mulai dialihfungsikan. Diberikan bantuan dari pemerintah, plastik dan kicir-kicir agar airnya bergelombang," ujar dia.

Setiap tahun, Karyoso mengaku, dapat melakukan panen sebanyak empat kali.

Setiap penanaman benihnya, ditabur sekitar 150 ribu hingga 180 ribu ekor udang.

"Panen ini saya tebar ada 150 ribu ekor, hasilnya saya hitung sekitar 2,1 ton udang. Lumayan hasilnya, lalu saya naikkan jadi 180 ribu ekor," ucap dia.

Harga udang vaname, di tingkat petani dibanderol Rp 98 ribu untuk size 40 (40 ekor per kilogram).

Untuk lahan seluas 6.000 meter persegi butuh biaya kira-kira Rp 115 juta dan menghasilkan udang senilai sekitar Rp 270 juta. (*)

Dianjurkan