Gerakan Pemuda Anshor

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Gerakan Pemuda Ansor atau GP adalah organisasi kepemudaan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan yang berwatak kerakyatan.

Gerakan Pemuda Ansor atau disingkat GP Ansor adalah badan otonom di bawah Nahdlatul Ulama (NU).

Organisasi ini pada awalnya bernama Gerakan Pemuda Ansor itu sebagai kelanjutan dari Ansoru Nahdlatul Oelama (ANO), yang dalam AD/ART NU diubah menjadi Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama.

GP Ansor didirikan pada 10 Muharram 1353 Hijriyah atau bertepatan dengan 24 April 1934 di Banyuwangi, Jawa Timur.

Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia.

GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya.

GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalm setiap pergantian kepemimpinan nasional. (1)


Sejarah

GP Ansor merupakan kelanjutan dari Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO) yang didirikan pada 24 April 1934.

Sejarah kelahiran dan perkembangan Gerakan Pemuda Ansor tidak bisa dipisahkan dari sejarah kelahiran Nahdlatul Ulama.

Pada tahun 1924, di Kota Surabaya KH Abdul Wahab Hasbullah bersama tokoh-tokoh pemuda lainnya mendirikan organisasi kepemudaan yang diberi nama “Syubbanul Wathan” atau Pemuda Tanah Air.

Ketua Syubbhanul Wathan adalah Abdullah Ubaid (Kawatan Surabaya) sedangkan Thohir Bakri (Praban Surabaya) sebagai Wakil Ketua serta Abdurrahim (Bubutan Surabaya) sebagai Sekretarisnya.

Namun pada tahun 1930 Syubbanu Wathan berganti menjadi “Nahdlatusy Syubban” dan pada tahun 1931 namanya berubah menjadi lagi menjadi “Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU)”.

Setahun kemudian, kata “Persatuan” dihilangkan, menjadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU) dan kemudian berubah lagi menjadi Ansoru Nahdlatul Oelama (ANO).

Setelah berkali-kali berganti nama, baru pada Muktamar Nahdlatul Ulama ke-9 di Kota Banyuwangi Jawa Timur pada 21 sampai 26 April 1934, ANO secara resmi menjadi bagian dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).

Baca: Sasono Kridha Warga Mangkubumen

Selama revolusi fisik melawan penjajah, ANO dibekukan.

Kendati demikian, kemudian muncul ide dari Muhammad Husaini, seorang tokoh ANO dari Surabaya, untuk menghidupkan kembali ANO.

Dalam pertemuan tersebut, didapat kesepakatan untuk menghidupkan kembali ANO dengan nama baru yaitu “Gerakan Pemuda Ansor” yang disingkat menjadi GP Ansor.

Category

🗞
Berita

Dianjurkan