Film Guru Bangsa - Tjokroaminoto
Film 'Guru Bangsa Tjokroaminoto' merupakan film karya Garin Nugroho yang mengisahkan biografi sang guru bangsa Oemar Said Tjokroaminoto.
'Guru Bangsa Tjokroaminoto' rilis pada 9 April 2015 dan diperankan oleh Reza Rahadian.
Selepas era tanam paksa pada akhir 1800an, politik etis mulai diterapkan oleh pemerintah Belanda.
Saat itu kemiskinan masih terjadi di mana-mana.
Rakyat juga banyak yang belum memperoleh pendidikan.
Kesenjangan sosial dan pengelompokan kasta masih terlihat jelas.
Melihat kondisi bangsa yang seperti ini, Tjokroaminoto yang terlahir dari kaum bangsawan Jawa di Ponorogo, Jawa Timur ingin berbuat lebih untuk menyelamatkan bangsanya.
Tjokroaminoto yang memiliki latar belakang keislaman kuat dan berasal dari golongan ningrat akhirnya meninggalkan status kebangsawanannya dan bekerja sebagai kuli pelabuhan untuk merasakan penderitaan rakyat.
Bersama teman-temannya, Tjokroaminoto mendirikan sebuah organisasi bernama Sarekat Islam.
Sarekat Islam menjadi organisasi bumi putera pertama terbesar pada masa itu.
Organisasi yang beranggotakan 2 juta orang tersebut berjuang untuk menyamakan hak dan martabat rakyat.
Perjuangan ini menjadi cikal bakal lahirnya tokoh dan gerakan kebangsaan.
Tjokroaminoto yang cerdas dan penuh siasat membuat khawatir pemerintah Hindia Belanda.
Laju gerak Sarekat Islam yang dihambat oleh kolonial tidak mematahkan semangat Tjokroaminoto untuk terus berjuang demi rakyat.
Rumah Tjokroaminoto yang terletak di Gang Peneleh, Surabaya menjadi tempat bertemunya tokoh-tokoh bangsa.
Selain sebagai rumah kos, rumah tersebut juga mempunyai banyak murid muda yang memiliki cita-cita sama untuk bangsa.
'Guru Bangsa Tjokroaminoto' rilis pada 9 April 2015 dan diperankan oleh Reza Rahadian.
Selepas era tanam paksa pada akhir 1800an, politik etis mulai diterapkan oleh pemerintah Belanda.
Saat itu kemiskinan masih terjadi di mana-mana.
Rakyat juga banyak yang belum memperoleh pendidikan.
Kesenjangan sosial dan pengelompokan kasta masih terlihat jelas.
Melihat kondisi bangsa yang seperti ini, Tjokroaminoto yang terlahir dari kaum bangsawan Jawa di Ponorogo, Jawa Timur ingin berbuat lebih untuk menyelamatkan bangsanya.
Tjokroaminoto yang memiliki latar belakang keislaman kuat dan berasal dari golongan ningrat akhirnya meninggalkan status kebangsawanannya dan bekerja sebagai kuli pelabuhan untuk merasakan penderitaan rakyat.
Bersama teman-temannya, Tjokroaminoto mendirikan sebuah organisasi bernama Sarekat Islam.
Sarekat Islam menjadi organisasi bumi putera pertama terbesar pada masa itu.
Organisasi yang beranggotakan 2 juta orang tersebut berjuang untuk menyamakan hak dan martabat rakyat.
Perjuangan ini menjadi cikal bakal lahirnya tokoh dan gerakan kebangsaan.
Tjokroaminoto yang cerdas dan penuh siasat membuat khawatir pemerintah Hindia Belanda.
Laju gerak Sarekat Islam yang dihambat oleh kolonial tidak mematahkan semangat Tjokroaminoto untuk terus berjuang demi rakyat.
Rumah Tjokroaminoto yang terletak di Gang Peneleh, Surabaya menjadi tempat bertemunya tokoh-tokoh bangsa.
Selain sebagai rumah kos, rumah tersebut juga mempunyai banyak murid muda yang memiliki cita-cita sama untuk bangsa.