Kongres AS Mengajukan Kembali RUU Terkait Kerja Paksa di Xinjiang

  • 3 tahun yang lalu
Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan dia bangga dengan fakta bahwa AS menyebut pelanggaran HAM terhadap etnis minoritas Uighur di Tiongkok sebagai genosida.

Mantan menteri luar negeri AS, Mike Pompeo membuat penunjukan tersebut di akhir masa jabatannya. Pada hari Rabu lalu, Pelosi menyebutnya sebagai sebuah "pernyataan kuat" untuk orang-orang yang telah ditahan dan dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok.

Pelosi mengatakan berbicara untuk HAM adalah tentang menghormati nilai-nilai Amerika, menambahkan, dia telah bekerja dengan banyak anggota parlemen Republik atas masalah ini, termasuk Anggota Kongres, Chris Smith dan pensiunan Frank Wolf.

Pelosi telah menjadi kritikus vokal atas pelanggaran HAM Beijing sejak pembantaian Lapangan Tiananmen pada tahun 1989. Dia bertemu dengan para pembangkang, serta mendorong resolusi yang mengutuk PKT, juga RUU yang mendukung gerakan pro-demokrasi Hong Kong.

DPR AS memperkenalkan kembali RUU hari ini, untuk melarang impor dari wilayah Xinjiang Tiongkok. Mereka harus disertifikasi sebagai tidak menggunakan kerja paksa, untuk lolos dari pelarangan. Ini akan memungkinkan presiden untuk memberikan sanksi kepada siapa pun yang bertanggung jawab atas perdagangan tenaga kerja Uighur atau Muslim lainnya di Xinjiang, yang merupakan produsen utama kapas serta produk kapas.

Tapi para pembantu kongres mengatakan pihaknya menghadapi tekanan dari lobi perusahaan-perusahaan, yang memiliki hubungan rantai pasokan ke Xinjiang.

Sumber tautan terkait:
https://www.theepochtimes.com/pelosi-speaking-up-for-human-rights-in-china-is-about-honoring-our-values_3702542.html

-----------

Penjelasan tentang istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok (Virus PKT)”
New Tang Dynasty (NTD) Television menggunakan istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok” atau “Virus PKT” sebagai pengganti dari istilah “COVID-19” atau “Virus Korona Baru”, akibat dari tindakan menutup-nutupi Partai Komunis Tiongkok di awal penyebaran virus dan menyebabkan pandemi global.
Editorial The Epoch Times berbahasa Inggris yang merupakan media afiliasi NTD juga mengungkapkan bahwa penggunaan nama “Virus PKT” diperlukan untuk membedakan para ‘korban virus’ (warga Tiongkok dan dunia) dari ‘pihak yang mengorbankan’ (Partai Komunis Tiongkok)

Donasi dukung kami ☛ https://ntdindonesia.com/donasi/
Lebih banyak berita dan artikel ☛ https://ntdindonesia.com/
Terhubung dengan kami di Safechat ☛ https://safechat.com/channel/2790461463648540578
Terhubung dengan kami di Facebook ☛ https://facebook.com/ntdindonesia/
Saksikan juga video kami di ☛ https://www.dailymotion.com/ntdindonesia
Video inspirasi setiap hari ☛ https://www.youtube.com/ntdkehidupan
Video inspirasi setiap hari ☛ https://www.dailymotion.com/ntdkehidupan

#uighur #xinjiang #genosida #penindasan #pengawasan #penahanan #kerjapaksa #muslim #ham #cina #china #tiongkok #pkt #partaikomunistiongkok #pelaranganimpor

Dianjurkan