Sebelum menjadi pemimpin negara, Presiden Republik Indonesia memiliki latar belakang yang beragam yang mencakup berbagai profesi dan bidang keahlian. Mereka memiliki jejak karier yang bervariasi, mulai dari ulama, pejuang kemerdekaan, tokoh militer, aktivis, hingga pengusaha sukses. Berikut adalah pekerjaan Presiden RI sebelum memimpin negara.
1. Soekarno
Selain menjadi presiden, Soekarno juga memiliki latar belakang sebagai arsitek yang cukup terkenal. Soekarno bersama dengan Ir. Anwari mendirikan sebuah biro insinyur dan banyak mengerjakan desain bangunan. Biro teknik dan arsitekturnya menerima proyek-proyek terkait perancangan berbagai jenis bangunan, seperti masjid, rumah, jembatan, gudang, dan pabrik.
Salah satu karya yang pernah dibuat oleh Soekarno adalah Masjid PP Persis di Bandung. Untuk mempromosikan biro tekniknya, Soekarno juga memasang iklan melalui Koran Sipatahoenan. Kemudian bersama dengan Ir. Roosseno, Soekarno juga terlibat dalam merancang dan membangun rumah-rumah dan berbagai jenis bangunan lainnya.
Ketika muda, Soekarno aktif dalam pergerakan politik bersama Partai Nasional Indonesia (PNI) yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Aktivitas politiknya melawan rezim kolonial Belanda sering kali berujung pada tuntutan hukuman.
2. Soeharto
Sebelum menjadi presiden, Soeharto yang dikenal sebagai "The Smiling General" adalah seorang anggota militer aktif dengan pangkat Mayor Jenderal.
Perjalanan karir militer Soeharto dimulai saat ia menjadi Sersan di Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger (KNIL). Ia kemudian naik pangkat menjadi komandan peleton, komandan kompi, dan komandan resimen dengan pangkat Mayor. Selama masa pendudukan Jepang, Soeharto menjadi bagian dari militer yang disponsori oleh Jepang, yaitu Pembela Tanah Air (PETA).
Pada tanggal 3 Juni 1956, Soeharto diangkat sebagai Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang. Dari posisi Kepala Staf, ia kemudian diangkat sebagai pejabat Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro. Kemudian pada tanggal 1 Januari 1957, pangkatnya naik menjadi Kolonel.
Setelah itu pada tanggal 1 Oktober 1961, Soeharto menduduki jabatan ganda sebagai Panglima Korps Tentara I Cadangan Umum AD dan Panglima Komando Pertahanan AD. Lalu pada tanggal 1 Januari 1962, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal. Pada pertengahan tahun itu, Soeharto diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat hingga tahun 1965.
3. BJ Habibie
BJ Habibie dikenal sebagai seseorang yang cerdas hingga berhasil menembus Jerman dan meraih karir di sana sebagai pakar pesawat terbang. Sebelum menjadi presiden menggantikan Soeharto, BJ Habibie menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi serta bekerja sebagai insinyur di perusahaan dirgantara Jerman yang berpusat di Hamburg.
...
1. Soekarno
Selain menjadi presiden, Soekarno juga memiliki latar belakang sebagai arsitek yang cukup terkenal. Soekarno bersama dengan Ir. Anwari mendirikan sebuah biro insinyur dan banyak mengerjakan desain bangunan. Biro teknik dan arsitekturnya menerima proyek-proyek terkait perancangan berbagai jenis bangunan, seperti masjid, rumah, jembatan, gudang, dan pabrik.
Salah satu karya yang pernah dibuat oleh Soekarno adalah Masjid PP Persis di Bandung. Untuk mempromosikan biro tekniknya, Soekarno juga memasang iklan melalui Koran Sipatahoenan. Kemudian bersama dengan Ir. Roosseno, Soekarno juga terlibat dalam merancang dan membangun rumah-rumah dan berbagai jenis bangunan lainnya.
Ketika muda, Soekarno aktif dalam pergerakan politik bersama Partai Nasional Indonesia (PNI) yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Aktivitas politiknya melawan rezim kolonial Belanda sering kali berujung pada tuntutan hukuman.
2. Soeharto
Sebelum menjadi presiden, Soeharto yang dikenal sebagai "The Smiling General" adalah seorang anggota militer aktif dengan pangkat Mayor Jenderal.
Perjalanan karir militer Soeharto dimulai saat ia menjadi Sersan di Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger (KNIL). Ia kemudian naik pangkat menjadi komandan peleton, komandan kompi, dan komandan resimen dengan pangkat Mayor. Selama masa pendudukan Jepang, Soeharto menjadi bagian dari militer yang disponsori oleh Jepang, yaitu Pembela Tanah Air (PETA).
Pada tanggal 3 Juni 1956, Soeharto diangkat sebagai Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang. Dari posisi Kepala Staf, ia kemudian diangkat sebagai pejabat Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro. Kemudian pada tanggal 1 Januari 1957, pangkatnya naik menjadi Kolonel.
Setelah itu pada tanggal 1 Oktober 1961, Soeharto menduduki jabatan ganda sebagai Panglima Korps Tentara I Cadangan Umum AD dan Panglima Komando Pertahanan AD. Lalu pada tanggal 1 Januari 1962, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal. Pada pertengahan tahun itu, Soeharto diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat hingga tahun 1965.
3. BJ Habibie
BJ Habibie dikenal sebagai seseorang yang cerdas hingga berhasil menembus Jerman dan meraih karir di sana sebagai pakar pesawat terbang. Sebelum menjadi presiden menggantikan Soeharto, BJ Habibie menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi serta bekerja sebagai insinyur di perusahaan dirgantara Jerman yang berpusat di Hamburg.
...
Category
🗞
Berita