Sejarah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tampaknya memang dipenuhi dengan konflik sejak didirikan pada tanggal 23 Juli 1998. Gus Dur bahkan terlibat dalam beberapa konflik di PKB dan berulang kali berseteru dengan pengurus partai lainnya yang pada akhirnya berujung pada pemecatan. Berikut ini adalah beberapa nama tokoh dari PKB yang pernah berseteru dengan Gus Dur.
1. Matori Abdul Djalil
Konflik pertama yang melanda PKB terjadi ketika Matori Abdul Djalil dipecat dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP PKB. Hal ini disebabkan karena ia secara terbuka mendukung Megawati sebagai presiden saat posisi Gus Dur sedang diguncang oleh MPR dan DPR. Pada saat itu, Matori menjabat sebagai wakil ketua MPR mewakili PKB.
Matori juga hadir dalam sidang istimewa MPR 2001 yang mencopot Gus Dur dari jabatan presiden. Keikutsertaannya dalam sidang tersebut yang diprakarsai oleh Amien Rais dan lainnya dianggap sebagai tindakan pemberontakan terhadap Gus Dur.
Karena sikap resmi PKB pada waktu itu adalah mempertahankan posisi Gus Dur hingga tahun 2004. Gus Dur pun merasa marah dan memutuskan untuk memecat Matori. Pemecatan secara sepihak tersebut lantas dianggap tidak sah oleh kubu PKB Pro-Matori.
Akibat perseteruan tersebut, PKB akhirnya terpecah menjadi dua kubu. Meskipun demikian, hubungan pribadi antara Gus Dur dan Matori belakangan mulai membaik. Ketika Matori meninggal dunia, Gus Dur tetap mengunjungi rumah duka mantan rekan seterunya tersebut untuk memberikan penghormatan terakhir.
2. Alwi Shihab dan Syaifullah Yusuf
Setelah memecat Matori Abdul Djalil, Gus Dur kemudian memecat Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PKB, yaitu Alwi Shihab dan Syaifullah Yusuf. Gus Dur mengambil tindakan tersebut karena Alwi dan Syaifullah telah bergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu di bawah kepemimpinan Presiden SBY.
Alwi menjabat sebagai Menko Kesra, sedangkan Syaifullah Yusuf menjadi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal. Tidak menerima pemecatan tersebut, dalam sebuah muktamar, mereka menyatakan protes dan mengancam akan menggelar muktamar alternatif.
Keduanya juga menegaskan diri mereka sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PKB. Bahkan kubu Alwi melalui AS Hikam, bertemu dengan Menteri Hukum dan HAM yakni Hamid Awaluddin dengan tujuan untuk meminta pengakuan resmi terhadap kepengurusan PKB versi Alwi-Syaiful.
3. Muhaimin Iskandar
Salah satu konflik lainnya terjadi antara Gus Dur dan Muhaimin Iskandar. Gus Dur menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro sementara Muhaimin Iskandar menjadi Ketua Dewan Tanfidz, menggantikan Alwi Shihab. Namun, kali ini Gus Dur kalah dalam konflik tersebut dengan Muhaimin yang merupakan keponakannya sendiri.
Gus Dur pada saat itu memutuskan untuk memecat Muhaimin dan alasan pemecatan tersebut masih belum jelas. Sebelumnya, beredar kabar bahwa Muhaimin dipecat karena dianggap terlalu dekat dengan Istana.
Konflik tersebut berlanjut dan berdampak pada perpecahan PKB dengan terbentuknya dua kubu yaitu kubu Gus Dur dan kubu Muhaimin.
1. Matori Abdul Djalil
Konflik pertama yang melanda PKB terjadi ketika Matori Abdul Djalil dipecat dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP PKB. Hal ini disebabkan karena ia secara terbuka mendukung Megawati sebagai presiden saat posisi Gus Dur sedang diguncang oleh MPR dan DPR. Pada saat itu, Matori menjabat sebagai wakil ketua MPR mewakili PKB.
Matori juga hadir dalam sidang istimewa MPR 2001 yang mencopot Gus Dur dari jabatan presiden. Keikutsertaannya dalam sidang tersebut yang diprakarsai oleh Amien Rais dan lainnya dianggap sebagai tindakan pemberontakan terhadap Gus Dur.
Karena sikap resmi PKB pada waktu itu adalah mempertahankan posisi Gus Dur hingga tahun 2004. Gus Dur pun merasa marah dan memutuskan untuk memecat Matori. Pemecatan secara sepihak tersebut lantas dianggap tidak sah oleh kubu PKB Pro-Matori.
Akibat perseteruan tersebut, PKB akhirnya terpecah menjadi dua kubu. Meskipun demikian, hubungan pribadi antara Gus Dur dan Matori belakangan mulai membaik. Ketika Matori meninggal dunia, Gus Dur tetap mengunjungi rumah duka mantan rekan seterunya tersebut untuk memberikan penghormatan terakhir.
2. Alwi Shihab dan Syaifullah Yusuf
Setelah memecat Matori Abdul Djalil, Gus Dur kemudian memecat Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PKB, yaitu Alwi Shihab dan Syaifullah Yusuf. Gus Dur mengambil tindakan tersebut karena Alwi dan Syaifullah telah bergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu di bawah kepemimpinan Presiden SBY.
Alwi menjabat sebagai Menko Kesra, sedangkan Syaifullah Yusuf menjadi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal. Tidak menerima pemecatan tersebut, dalam sebuah muktamar, mereka menyatakan protes dan mengancam akan menggelar muktamar alternatif.
Keduanya juga menegaskan diri mereka sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PKB. Bahkan kubu Alwi melalui AS Hikam, bertemu dengan Menteri Hukum dan HAM yakni Hamid Awaluddin dengan tujuan untuk meminta pengakuan resmi terhadap kepengurusan PKB versi Alwi-Syaiful.
3. Muhaimin Iskandar
Salah satu konflik lainnya terjadi antara Gus Dur dan Muhaimin Iskandar. Gus Dur menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro sementara Muhaimin Iskandar menjadi Ketua Dewan Tanfidz, menggantikan Alwi Shihab. Namun, kali ini Gus Dur kalah dalam konflik tersebut dengan Muhaimin yang merupakan keponakannya sendiri.
Gus Dur pada saat itu memutuskan untuk memecat Muhaimin dan alasan pemecatan tersebut masih belum jelas. Sebelumnya, beredar kabar bahwa Muhaimin dipecat karena dianggap terlalu dekat dengan Istana.
Konflik tersebut berlanjut dan berdampak pada perpecahan PKB dengan terbentuknya dua kubu yaitu kubu Gus Dur dan kubu Muhaimin.
Category
🗞
Berita