Kisah Inspiratif Presiden Seoharto, dari Pengangguran Kerja jadi Pembantu Dipecat Sampai Sukses jadi Kepala Negara dengan title Jenderal Bintang Lima.

  • tahun lalu
Kisah Inspiratif Presiden Seoharto, dari Pengangguran Kerja jadi Pembantu Dipecat Sampai Sukses jadi Kepala Negara dengan title Jenderal Bintang Lima.

Presiden kedua Indonesia Soeharto pernah mengalami tantangan dan kesulitan dalam hidupnya sebelum mencapai posisi sebagai Presiden. Sebelum bergabung dengan militer, kehidupannya terbilang penuh perjuangan. Mendapatkan pekerjaan tanpa relasi, bahkan masa kecilnya jauh dari kenyamanan.

Soeharto pada masa kecilnya sering berpindah tempat tinggal. Ketika berusia 8 tahun, ia dititipkan kepada adik perempuan ayahnya yang tinggal di Wonogiri, Jawa Tengah.

Di sana, ia tinggal bersama bibi dan suaminya yang bekerja sebagai mantri tani, Prawirowihardjo. Di rumah tersebut, Soeharto mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik. Namun, beberapa kali ia harus pindah tempat tinggal dan kemudian kembali lagi ke rumah bibinya.

Setelah beberapa kali perpindahan tersebut, Soeharto akhirnya kembali ke rumah bibinya setelah menyelesaikan sekolah di Schakel Muhammadiyah, Yogyakarta. Pada tahun 1939, ketika itu usianya sudah mencapai 18 tahun.

Soeharto yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi terpaksa harus bekerja terlebih dahulu untuk mengumpulkan biaya pendidikannya. Ayahnya serta keluarganya tidak mampu memberikan dukungan keuangan untuk pendidikannya.

Pada saat itu, Soeharto menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan, sehingga dia memutuskan untuk pergi ke Wuryantoro. Di wilayah tempat tinggal bibinya, ia memiliki banyak kenalan yang dapat membantu.

Setelah melalui berbagai perjalanan, akhirnya Soeharto diterima sebagai pembantu klerek di sebuah Bank Desa ,Volks-bank. Dengan demikian, Soeharto bekerja sebagai asisten klerek dan mengikuti klerek tersebut dalam menjalankan tugas keliling kampung menggunakan sepeda.

Ia memakai pakaian tradisional Jawa yang lengkap, termasuk kain blankon dan baju beskap. Meskipun pekerjaan ini tidak begitu memuaskannya, Soeharto menganggap lebih baik melakukannya daripada menganggur di tengah suasana yang suram.

Walaupun menjalani profesinya dengan setengah hati, Soeharto tetap berkomitmen untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Sebagai hasilnya, ia sering belajar pembukuan dari mantri Bank Desa yang bernama Kamin. Dengan kecerdasannya, Soeharto berhasil menguasai seluruh proses pembukuan dalam waktu kurang dari dua bulan.

Karir Soeharto sebagai pembantu klerek berakhir ketika kainnya sobek setelah ia turun dari sepeda yang sudah rusak. Kain tersebut tersangkut pada sadel yang menjorok keluar. Sayangnya, kain itu merupakan satu-satunya yang bisa digunakannya untuk bekerja.

Setelah kejadian tersebut, Soeharto menghadapi penghinaan dari klerek dan mendapat teguran dari bibinya, Ibu Prawirowihardjo. Hal ini lantas membuatnya kembali menjadi pengangguran.

Kemudian, kesempatan baru datang ketika pendaftaran masuk KNIL atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda dibuka dan Soeharto berhasil meraih pangkat sersan.

...

Dianjurkan