• tahun lalu
Gus Dur meninggalkan banyak kenangan yang tak terlupakan untuk berbagai elemen masyarakat terpinggirkan, termasuk buruh. Baik buruh yang berada di dalam negeri maupun yang bekerja di luar negeri sebagai buruh migran. Dikenal sebagai sosok yang pro terhadap buruh, Gus Dur memperoleh pengakuan dalam hal ini. Berikut ini adalah beberapa peran Gus Dur bagi buruh di Indonesia.

1. Mendirikan serikat buruh

Komitmen Gus Dur terhadap nasib kaum buruh telah terlihat jauh sebelum ia menjadi presiden. Salah satu bukti yang paling nyata adalah dukungannya sebagai salah satu pendiri Serikat Buruh Sejahtera Indonesia bersama Muchtar Pakpahan.

Tentunya terdapat risiko saat memberikan dukungan mendirikan serikat buruh independen di luar serikat buruh resmi di era Orde Baru. Namun, Gus Dur justru berani mengambil risiko tersebut.

2. Buat aturan pro buruh

Tak lama setelah dilantik, Gus Dur mengundang aktivis serikat buruh dan organisasi advokasi buruh untuk memberikan masukan guna memperbaiki kebijakan perburuhan. Dalam pertemuan tersebut, Gus Dur menerima masukan mengenai kelemahan dalam perundang-undangan bidang perburuhan serta situasi yang memprihatinkan bagi buruh migran Indonesia.

Salah satu kasus yang dibawa ke perhatian Gus Dur adalah ancaman hukuman mati terhadap Siti Zaenab, seorang buruh migran perempuan asal Bangkalan yang bekerja di Arab Saudi.

Hasil nyata dari pertemuan ini adalah diterbitkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 150 Tahun 2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Upah Pesangon, Uang Penghargaan, dan Ganti Rugi oleh Perusahaan.

Bagi kaum buruh, Permenaker Nomor 150 Tahun 2000 ini dianggap sebagai kebijakan yang mendukung buruh dalam konfrontasi dengan pengusaha.

3. Menghentikan hukuman pancung

Setelah menerima pengaduan kasus Siti Zaenab, Gus Dur langsung mengambil tindakan proaktif dengan menghubungi secara langsung Raja Fahd dari Arab Saudi dan memohon agar hukuman mati terhadap Siti Zaenab dibatalkan. Melalui diplomasi tingkat tinggi tersebut, nyawa Siti Zaenab berhasil diselamatkan, meskipun proses hukum terhadapnya belum sepenuhnya selesai.

4. Gunakan rumahnya untuk ditempati ratusan buruh

Pada tahun 2005, saat terjadi pengusiran paksa buruh migran Indonesia yang tidak memiliki dokumen dari Malaysia, Gus Dur dengan sukarela menyediakan tempat tinggal di Ciganjur untuk ratusan buruh migran tersebut.

Mereka tidak dilayani oleh pemerintah Indonesia karena status mereka sebagai buruh migran tanpa dokumen. Gus Dur pun mengkritik perlakuan diskriminatif terhadap buruh migran Indonesia tersebut dan menganggap bahwa pemerintah tidak menghargai pengorbanan yang mereka berikan.

Gus Dur juga melakukan upaya lobi secara personal kepada perdana menteri Malaysia pada Agustus 2005 dengan biaya pribadinya sendiri dalam penanganan kasus buruh tersebut.

...

Dianjurkan