• tahun lalu
Di balik tirai sejarah yang menyaksikan keberagaman dan perjuangan bangsa-bangsa, ada sebuah cerita inspiratif tentang dua tokoh besar dunia, Sukarno dari Indonesia dan Josip Broz Tito dari Yugoslavia. Dalam suatu pertemuan yang menggelora, pertukaran kata-kata antara keduanya menjadi momen pencerahan yang menyinari jalan sejarah bangsa Indonesia.

Pertanyaan yang diajukan Sukarno kepada Tito menggambarkan kekhawatiran mendalamnya tentang nasib bangsa Yugoslavia jika Tito tak lagi hadir. Dengan kebanggaan dan keyakinan, Tito menyatakan bahwa negaranya memiliki tentara yang berani dan tangguh, siap melindungi bangsa Yugoslavia. Namun, Tito tidak puas hanya memberikan jawaban, dia ingin tahu pula tentang Indonesia.

Sukarno, dengan tenang dan mantap, menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia tidak perlu khawatir karena telah meninggalkan warisan berharga bagi bangsanya: Pancasila. Pancasila, sebagai fondasi "way of life" bagi Indonesia, adalah lima butir mutiara indah yang ditemukan oleh Sukarno dari dalam bumi tradisi dan budaya bangsanya.

Para ahli sejarah di Serbia menyampaikan pandangan menarik tentang Indonesia dan Yugoslavia. Mereka menyatakan bahwa secara geografis, Indonesia lebih berisiko mengalami pecah dan disintegrasi daripada Yugoslavia. Akan tetapi, kenyataannya, Yugoslavia mengalami kehancuran dan pecahan menjadi negara-negara kecil, sementara Indonesia tetap kokoh bersatu.

Rahasia di balik keberhasilan Indonesia dalam menghadapi tantangan berat tersebut adalah Pancasila. Pancasila menjadi perekat kuat yang menyatukan penduduk Indonesia yang beragam suku, golongan, agama, dan kepercayaan. Sistem nilai dan ideologi Pancasila mampu menenangkan gelombang perbedaan dan memperkuat semangat persatuan.

Sukarno dengan rendah hati menyatakan bahwa Pancasila bukanlah ciptaannya semata. Sebaliknya, Pancasila adalah refleksi dari eksplorasi mendalam atas tradisi dan warisan bangsanya. Dalam lima butir mutiara itu terdapat kearifan dan nilai-nilai luhur yang menjadi pijakan untuk menciptakan bangsa yang berdaulat, adil, makmur, dan bermartabat.

Cerita tentang Sukarno dan Tito menjadi semacam inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam keragaman. Pancasila bukan hanya menjadi slogan kosong, melainkan menjadi nafas yang menerangi jalan ke depan bangsa Indonesia. Dengan Pancasila sebagai kompas, Indonesia mampu mengarungi lautan perubahan zaman dengan tegar dan penuh keyakinan.

Sukarno dan Tito, dua pemimpin hebat dari benua yang berbeda, telah meninggalkan jejak bersejarah dalam hubungan persahabatan dan semangat perjuangan. Sebuah cerita pencerahan yang menjadi simbol kebijaksanaan dan pengabdian, dan bukti bahwa ideologi Pancasila adalah khazanah berharga yang membawa Indonesia terus maju dan bersatu, menjaga semangat perjuangan dalam setiap langkah perjalanan sejarahnya.

Dianjurkan