Inilah 3 Jenderal Kelahiran yang Berasal dari Solo

  • 11 bulan yang lalu
Solo adalah sebutan populer untuk Kota Surakarta, yang secara resmi dikenal sebagai Surakarta. Kota ini kaya akan sejarah, budaya, dan tradisi Jawa yang dihargai oleh warganya.

Masyarakat Solo, termasuk militer dan laskar, bersatu melawan Belanda demi kemerdekaan. Hingga saat ini, banyak jenderal berpengaruh berasal dari Solo, yang berkontribusi di TNI dan Polri.

Berikut beberapa jenderal TNI yang berasal dari Solo:

1. Letnan Jenderal TNI (Purn) Soedjono Hoemardani

Letnan Jenderal TNI (Purn) Soedjono Hoemardani adalah purnawirawan perwira tinggi TNI AD yang juga merupakan pendiri dan Ketua Kehormatan Center For Strategic International Studies (CSIS). Ia lahir di Solo pada 23 Desember 1919 dan terkenal sebagai pribadi yang dekat dan setia kepada Presiden Soeharto.

Selama masa penjajahan Jepang, Soedjono terlibat aktif dalam Perang Asia Timur Raya dengan jabatan sebagai Fukudanco (wakil komandan) dari Keibodan (pembantu polisi).

Usai peristiwa Gerakan 30 September (G30S), karier Soedjono semakin meningkat. Ia menjadi Asisten Pribadi (Aspri) Soeharto dan diakui sebagai figur spiritual bagi sang Presiden. Selain peran sebagai aspri, Soedjono memiliki pengaruh lebih dalam memfasilitasi lobi dengan pihak luar, termasuk hubungan dengan Jepang untuk penyediaan dana pembangunan.

2. Jenderal TNI (Purn) Daryatmo

Jenderal TNI (Purn) Daryatmo, lahir di Solo pada 18 Juni 1925, memiliki peran penting dalam bidang militer dan politik Indonesia. Ia menjadi Ketua DPR/MPR dalam periode 1978-1982, menggantikan Adam Malik yang menjadi Wakil Presiden. Daryatmo mendapatkan pendidikan militer di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat (SSKAD), dan melanjutkan studi di luar negeri di US Command and General Staff College di Amerika Serikat.

Dalam karier militernya, Daryatmo terlibat dalam berbagai jabatan penting, termasuk memimpin penumpasan pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera. Ia juga merupakan bawahan dari Jenderal Ahmad Yani. Jabatan militer yang pernah diemban meliputi Komandan Kompi Badan Keamanan Rakyat (BKR), Kepala Bagian Siasat BKR, Komandan Batalyon 4 Resimen 22, Komandan Batalyon 7 Resimen 21 di Yogyakarta, Kepala Staf Resimen, dan menjadi Dir-Hub TNI AD pada tahun 1959. Daryatmo memiliki kontribusi berharga dalam perkembangan militer Indonesia dan menjalankan tanggung jawab politik yang signifikan.

3. Jenderal TNI (HOR) (Purn) Djatikoesoemo

Goesti Pangeran Harjo Djatikoesoemo, lahir pada 1 Juli 1917 di Solo, memiliki perjalanan hidup yang berpengaruh dalam bidang militer dan politik Indonesia. Dia menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pertama pada periode 1948-1949. Djatikoesoemo menjalani pendidikan militer di masa penjajahan Belanda di Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO). Pada tahun 1942, dia diperintahkan berpartisipasi dalam pertempuran melawan tentara Jepang di Ciater, Jawa Barat.

(Muhammad Raihan Haridanto)

Dianjurkan