• 2 tahun yang lalu
Ada yang menarik saat safari budaya berlangsung, seorang bocah yatim berusia belasan tahun ditengah-tengah penonton bentangkan poster ‘ Pa Dedi tolong nenek saya, lagi sakit di rawat karena tumor’.

Dedi Mulyadi yang tengah berada diatas panggung langsung merespon bocah belasan tahun tersebut, meminta agar anak itu naik ke atas panggung untuk menjelaskan neneknya yang sakit tumor.

Kemudian Dedi Mulyadi bertanya kepada anak tersebut, prihal penyakit tumor neneknya yang tengah di rawat di rumah sakit. Anak itu diketahui bernama Kasohid yang masih sekolah kelas 1 SMP.

Saat itu, Dedi bertanya kepada sang anak dengan bahasa Sunda, ‘Ku naon nini maneh? yang artinya Kenapa nenek kamu?

Kasohid menjelaskan bahwa sedang sakit, terkena tumor, dan saat ini tengah di rawat di rumah sakit.

Kemudian Dedi bertanya apakah Kosahid masih sekolah, anak lelaki itu menjawab bahwa dirinya masih sekolah kelas 1 SMP.

Menurut cerita Kosahid, dirinya bersama kakaknya yang bekerja sebagai kuli buruh, mengurus Neneknya tengah dirawat akibat penyakit tumor yang di idap neneknya tersebut.

Dedi Mulyadi tampak termenung sejenak setelah mendengar cerita Kosahid, karena merasa ada yang janggal, anak lelaki belasan tahun yang masih sekolah SMP merawat neneknya.

Menemukan kejanggalan itu, Dedi Mulyadi kemudian bertanya yang langsung menyentuh si anak tersebut hingga meneteskan air mata.

Dedi Mulyadi pun mempertanyakan keberadaan ibu Kosahid.

Semua orangpun pasti bertanya, kenapa harus cucunya yang merawat neneknya tersebut, kemana orang tua dari Kasohid yang seharusnya merawat neneknya tersebut.

Sambil berlinangan air mata Kasohid menjawab pertanyaan Dedi Mulyadi, yang mengatakan bahwa ibunya telah meninggal dunia.

Jawaban Kasohid membuat Dedi Mukyadi iba. Saat itu Dedi berjanji akan menanggung biaya pendidikan Kosahid hingga SMA.

Kemudian Dedi Mulyadi memeluk bocah itu dengan penuh rasa cinta, sambil bercucuran air mata ditonton puluhan ribu warga Cirebon yang hadir di acara tersebut.

Dedi sampai menitikan air mata bukan tanpa alasan, karena disela-sela kesedihannya itu dirinya bercerita tentang nasib anak cikalnya yang ditinggalkan ibunya saat usia 3 tahun.

Dedi Mulyadi pun menuturkan bagaimana ia teringan dengan putranya AA Ula, yang sudah ditinggal oleh ibunya saat berusia 3 tahun.

Setelah itu, Dedi Mulyadi bertanya tentang proses biaya operasi Neneknya kepada kepala desa setempat.

Kemudian dijawab bahwa kepala desa biaya pengobatan saat ini sudah ditanggung oleh BPJS.

Setelah mendengar penjelasn itu, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa masyarakat tetap membutuhkan uang selama menunggu pasien di rumah sakit.

Terlebih jika pasien itu harus dirujuk dari Cirebon ke RS Hasan Sadikin di Bandung, biaya untuk menunggu yang sakit juga cukup besar.

Dedi menegaskan agar pemerintah daerah membangun kualitas rumah sakit Cirebon setara dengan RS Hasan Sadikin.

(Winanto)

Category

🗞
Berita

Dianjurkan