Indonesia memiliki lapisan-lapisan sejarah, mulai dari yang menakjubkan hingga yang kelam. Salah satu kisah atau lebih tepatnya adalah tragedi yang kelam adalah kisah di balik desa Kalimati di Tegal. Dahulu kala, Indonesia memiliki masa dimana terjadi tragedi yang penuh dengan pertumpahan darah. Tragedi Kalimati Tegal adalah salah satunya.
Kala itu, di suatu desa bernama Kalimati di daerah Tegal, terdapat sebuah sungai yang menjadi salah satu saksi penumpasan kolonial Belanda. Namun, menariknya saksi tersebut bukan sebagai tempat selayaknya lokasi terjadinya kisah memilukan, justru sungai tersebut menjadi tempat berlindungnya orang-orang dari kejadian yang mengerikan.
Dahulu, sungai Kalimati Tegal tersebut digunakan sebagai jalur perdagangan utama. Sungai tersebut memiliki lebar yang begitu besar, tidak biasa. Sehingga suatu ketika para pedagang yang sedang berlayar untuk melakukan perdagangan mengalami suatu tragedi yang menelan banyak korban. Dimana kala itu arus begitu besar sehingga menenggelamkan para pedagang yang kala itu sedang menjalankan pekerjaannya.
Kabar hilangnya nyawa para pedagang sampai ke telinga para pemimpin. Para pemimpin setempat pun berunding mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan apa solusi yang dapat diambil dari kejadian tersebut. Sebab bagaimana pun sungai tersebut sangat berarti bagi desa. Sungai tersebut sudah menjadi aspek pendorong tumbuhnya ekonomi setempat. Banyak yang menggantungkan harapannya di sungai tersebut, terutama para pedagang via sungai.
Maka dari itu, para pemimpin pun mengambil keputusan untuk menyempitkan lebar sungai. Mereka berharap curah air dapat menurun dan meminimalisir kejadian yang lalu. Namun, rupanya mereka bukan hanya menyempitkan lebar sungai saja, setelah berhasil disempitkan, mereka mulai memadati pinggiran sungai dengan membangun pemukiman.
Akhirnya, pinggiran sungai mulai dihuni oleh para pedagang setempat yang biasa berdagang lewat sungai tersebut. Banyak yang mengira keputusan penyempitan lebar sungai tersebut sebagai berkah, karena mampu menghidupi dan memakmurkan hidup para pedagang.
Namun, sayangnya tidak lama kemudian para penjajah datang membawa bencana bagi para penduduk Kalimati. Terjadi penumpasan warga setempat. Belanda kala itu sedang gencar-gencarnya melakukan pendudukan daerah untuk kemudian dikuasai. Tidak sedikit pribumi yang ditumpaskan oleh kolonial Belanda. Sehingga yang lain pun bersembunyi dengan ketakutan yang luar biasa. (Wafi Hakim Al Shidqy)
Inilah tragedi kelam Kalimati Tegal. Gimana menurut kamu?
Kala itu, di suatu desa bernama Kalimati di daerah Tegal, terdapat sebuah sungai yang menjadi salah satu saksi penumpasan kolonial Belanda. Namun, menariknya saksi tersebut bukan sebagai tempat selayaknya lokasi terjadinya kisah memilukan, justru sungai tersebut menjadi tempat berlindungnya orang-orang dari kejadian yang mengerikan.
Dahulu, sungai Kalimati Tegal tersebut digunakan sebagai jalur perdagangan utama. Sungai tersebut memiliki lebar yang begitu besar, tidak biasa. Sehingga suatu ketika para pedagang yang sedang berlayar untuk melakukan perdagangan mengalami suatu tragedi yang menelan banyak korban. Dimana kala itu arus begitu besar sehingga menenggelamkan para pedagang yang kala itu sedang menjalankan pekerjaannya.
Kabar hilangnya nyawa para pedagang sampai ke telinga para pemimpin. Para pemimpin setempat pun berunding mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan apa solusi yang dapat diambil dari kejadian tersebut. Sebab bagaimana pun sungai tersebut sangat berarti bagi desa. Sungai tersebut sudah menjadi aspek pendorong tumbuhnya ekonomi setempat. Banyak yang menggantungkan harapannya di sungai tersebut, terutama para pedagang via sungai.
Maka dari itu, para pemimpin pun mengambil keputusan untuk menyempitkan lebar sungai. Mereka berharap curah air dapat menurun dan meminimalisir kejadian yang lalu. Namun, rupanya mereka bukan hanya menyempitkan lebar sungai saja, setelah berhasil disempitkan, mereka mulai memadati pinggiran sungai dengan membangun pemukiman.
Akhirnya, pinggiran sungai mulai dihuni oleh para pedagang setempat yang biasa berdagang lewat sungai tersebut. Banyak yang mengira keputusan penyempitan lebar sungai tersebut sebagai berkah, karena mampu menghidupi dan memakmurkan hidup para pedagang.
Namun, sayangnya tidak lama kemudian para penjajah datang membawa bencana bagi para penduduk Kalimati. Terjadi penumpasan warga setempat. Belanda kala itu sedang gencar-gencarnya melakukan pendudukan daerah untuk kemudian dikuasai. Tidak sedikit pribumi yang ditumpaskan oleh kolonial Belanda. Sehingga yang lain pun bersembunyi dengan ketakutan yang luar biasa. (Wafi Hakim Al Shidqy)
Inilah tragedi kelam Kalimati Tegal. Gimana menurut kamu?
Category
🗞
Berita