• last year

Special Dilogue bersama Tim Wonder Reader dengan topik Mahasiswa Indonesia Berprestasi Pencipta Alat Baca Braille. 

 

Mahasiswa Binus Internasional menciptakan alat baca huruf braille dan sukses menjadi salah satu pemenang dalam program Google Solution Challenge 2023. Alat ini dinamakan Wonder Reader yang namanya terinspirasi dari penyanyi tunanetra Stevie Wonder.

 

Empat mahasiswa tersebut tergabung dalam kelompok Wonder Reader, terdiri dari Philipus Adriel Tandra, Aric Hernando, Jason Wijadi, dan Jason Christian Hailianto.

Category

🗞
News
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:19 Halo Okezoners!
00:21 Bersama saya, Waris Kabirdani.
00:23 Kita dalam program spesial Dialog Okezon.
00:25 Saya enggak sendiri, kita kedatangan
00:28 4 anak muda yang hebat-hebat
00:30 yang berprestasi di skala internasional
00:34 kalau bisa dibilang skala dunia.
00:36 Nah, ada 4 orang dalam tim Wonder Reader
00:41 namanya sudah terlihat di layar.
00:44 Kita kenalin dulu ya, pastinya
00:46 ada tim Wonder Reader dari
00:48 Binus International.
00:50 Oke, aku akan kenalin dulu nih.
00:53 Ada Filipus Adriel Chandra.
00:56 Betul?
00:58 Iya, halo.
00:59 Oke, lalu juga ada Arik Hernando.
01:02 Halo Arik.
01:04 Oke, lalu juga ada
01:07 Jason Jaramil Widjadi.
01:09 Halo, halo.
01:11 Iya, dan juga ada
01:13 Jason Christian Halianto.
01:15 Halo.
01:17 Iya, dan yang terakhir ada siapa?
01:19 Sudah ya, ada berempat ada
01:22 mereka berempat ini tergabung dalam
01:24 tim Wonder Reader.
01:26 Dan mereka ini adalah
01:29 tim pemenang dari
01:32 program Google Solution Challenge
01:35 2023.
01:37 Nah, tim jurubicaranya siapa nih
01:41 yang mau cerita?
01:42 Awal mulanya kalian bisa
01:45 mendapatkan juara,
01:47 kalau tidak salah nih bocorannya
01:49 ada 3, kalian termasuk
01:51 salah satunya.
01:53 Yang lain adalah Bolivia dan juga Singapura.
01:56 Wah, itu membanggakan banget dan ini
01:58 diumumkannya Agustus 2023.
02:02 Itu semacam kado
02:04 bagi Indonesia di hari ulang tahun
02:07 ke-78 Republik Indonesia.
02:10 Ada 4 jawara
02:12 anak muda yang berprestasi di kaca internasional.
02:16 Nah, yang mau cerita siapa nih?
02:18 Duluan.
02:19 Aku ya, Kak.
02:20 Oke, silahkan Jason.
02:22 Oke.
02:23 Oke, untuk latar belakangnya sendiri ya.
02:26 Kalau tentang kompetisi ini,
02:28 Google Solution Challenge, kami sih sudah tahu ya
02:31 tentang kompetisi ini sudah sejak lama.
02:33 Tapi untuk tahun ini, kami awalnya
02:35 belum kepikiran,
02:36 apa sih solusi yang mau kita pecahkan.
02:39 Kebetulan pada awal tahun ini,
02:41 kami mengikuti acara World Braille Day
02:44 atau Hari Braille Sedunia
02:46 di Pusat Kebudayaan Amerika
02:48 yakni @america.
02:50 Dari situ, kami berinteraksi
02:52 dengan para penyandang tunanetra
02:54 dan juga mengikuti berbagai acara
02:56 dan pengalaman ketika menjadi seorang penyandang.
02:59 Nah, kita juga sempat menanyakan nih
03:01 tentang harga dari alat-alat yang sudah ada
03:05 dan yang mereka juga gunakan
03:06 oleh para penyandang ini.
03:08 Dan dari inilah, kita bersetuju akhirnya
03:11 untuk bisa membuat sebuah alat
03:13 pembaca braille digital
03:14 yang lebih terjangkau
03:16 tanpa mengorbankan kualitas.
03:18 Oke.
03:19 Artinya awalnya itu kalian
03:21 mengetahui informasi ini dari mana semula
03:24 ada kompetisi ini?
03:26 Oke.
03:27 Untuk kompetisi ini,
03:28 karena kompetisi ini diselenggaran langsung
03:30 oleh Google Global
03:32 di bawah naungan
03:33 Google Developer Student Clubs,
03:35 kita tahunya dari klub di kampus.
03:38 Kebetulan ada salah satu chapter
03:40 Google Developer Student Clubs
03:41 di kampus kita
03:43 dan itu terus disebarkan setiap tahunnya.
03:46 Oke.
03:47 Dan kebetulan kalian memang teman,
03:50 teman kelompok atau teman diskusi
03:53 atau seperti apa?
03:54 Oke.
03:56 Kayaknya kalau dilihat dari sini,
03:57 kita kebetulan hampir semuanya
03:59 kita beda angkatannya.
04:00 Oh, oke.
04:01 Untuk Jason Christian sendiri,
04:03 dia di tingkat keempat
04:04 sama Arief,
04:05 sudah mau lulus ya.
04:06 Untuk Filip,
04:07 masih di tingkat kedua,
04:09 semester berapa Arief?
04:11 Semester lima ya?
04:13 Ya, mama klub semester lima disini ya.
04:15 Oke.
04:16 Terus aku sendiri juga
04:17 tingkat ketiga mau masuk ke
04:19 semester tujuh abis ini.
04:21 Oke, artinya bertemunya menyatukan frekuensinya
04:24 atau memang sudah teman nongkrong semua nih?
04:27 Atau seperti apa?
04:29 Ya, teman main game.
04:32 Teman main game.
04:33 Akhirnya jadi tercetus lah produktif ya.
04:36 Oke, nah akhirnya
04:41 disuruh apa tahapannya awalnya adalah
04:44 apakah buat SI atau seperti apa rangkahnya?
04:48 Untuk kompetisinya ya?
04:51 Betul.
04:52 Kalau untuk kompetisi
04:55 Google Solutions Challenge sendiri ini
04:57 memang dari awalnya tuh
04:59 tugasnya itu
05:00 kita desain sebuah produk
05:02 jadi kita sketching,
05:03 kita diskusi,
05:04 gambar-gambar,
05:05 kita brainstorming idea,
05:07 ide yang ada
05:08 untuk membuat produk apa.
05:09 Habis itu kita langsung bikin
05:11 coba produknya gitu.
05:12 Nanti kalau misalnya kita masuk ke top 100,
05:15 masuk ke tahap selanjutnya,
05:16 kita lanjut produknya,
05:18 kita bisa bikin ulang
05:19 atau kita bisa bikin lebih bagus lagi.
05:21 Dan ketika udah masuk
05:23 ke tahapan-tahapan selanjutnya,
05:25 kita lanjutin produknya terus
05:27 sampai akhirnya kita demoin di depan
05:30 banyak Googlers
05:33 di YouTube Live,
05:35 di YouTube channelnya Google Developers.
05:37 Oke.
05:39 Artinya ini kan prosesnya
05:41 bocorannya itu 6 bulan gitu ya.
05:43 Panjang juga kan ya.
05:45 Nah, berarti penyaringan-penyaringan
05:48 kalau nggak salah ada 76 peserta
05:50 di awal, begitu ya.
05:52 Akhirnya tersaring menjadi 3.
05:54 Itu prosesnya apakah kalian melalui
05:56 semacam penyisihan,
05:57 lalu perempak final,
05:58 atau seperti apa sih
05:59 babak-babaknya?
06:01 Oh, koreksi ya.
06:04 Yang ikut Google Solutions Challenge itu
06:07 awalnya berdasarkan dari data Google-nya
06:10 ada lebih dari 2000 tim.
06:12 Oke.
06:13 Lalu tersaring 76 negara?
06:17 Itu emang dari manca negara.
06:21 Habis itu tersaring jadi 100 tim
06:23 dari macam-macam negara.
06:25 Dari 100 itu ada 9 yang dari Indonesia.
06:28 Habis itu, ya tersaring lagi jadi top 10.
06:32 Habis itu top 3.
06:34 Oke. Dan bener prosesnya 6 bulan begitu?
06:38 Iya.
06:39 Oke. Nah, awal-awalnya tercetus
06:43 kalian mau bikin Braille, begitu ya.
06:45 Itu gimana sih?
06:47 Itu kan sebuah yang
06:49 extraordinary dan terlalu bosan, begitu ya.
06:52 Dan apalagi ini sebuah kabar baik banget
06:54 bagi mereka yang difable,
06:56 yang benar-benar netra.
06:58 Ini awalnya kalian risetnya gimana?
07:05 Jadi, seperti yang Jeji bilang tadi,
07:09 kita pertama dikenalkan ke dunia Braille itu
07:15 saat datang ke acara Hari Braille Sedunia.
07:19 Nah, di situ kita bisa ngelihat
07:20 orang-orang penyandang yang memakai Braille,
07:24 cara nulisnya gimana.
07:25 Dari itu, kita terinspirasi
07:28 untuk belajar lebih lanjut, sih.
07:30 Jadi, dari acara itu kita ketemu
07:32 organisasi di Jakarta
07:35 namanya Yayasan Mitra Netra.
07:38 Selepas kita acara di Hari Braille Dunia itu,
07:42 kita kontak mereka, kita email.
07:45 Habis itu ada bales-bales email.
07:48 Minggu kemudiannya kita datang ke Mitra Netra
07:52 buat diskusi ide kita lebih lanjut.
07:55 Bikinnya enaknya kayak gimana,
07:58 mereka suka kayak gini, gak.
07:59 Jadi, kita memang bikinnya
08:02 dengan feedback yang lumayan banyak dari mereka.
08:07 Jadi, dua arah ya, ada komunikasi, ada masukan,
08:09 ada insight dari mereka, begitu ya?
08:11 Iya.
08:12 Oke. Nah, sebelum kita masuk ke alatnya,
08:16 mau tanya dulu nih,
08:17 Wander Reader itu memang kalian bentuk,
08:21 artinya nama, karena nama Wander Reader itu
08:23 kalian bentuk di dalam kompetisi ini
08:26 atau sebelumnya?
08:27 Atau sebenarnya dari main game itu
08:29 memang udah terbentuk tuh, Wander Reader ini?
08:31 Itu namanya sebenarnya muncul pas kita lagi diskusi.
08:36 Itu udah habis kita kunjungin Mitra Netra,
08:40 udah kepikir mau bikin alat buat braille.
08:44 Terus, kebetulan sambil kita lagi diskusi,
08:48 aku lagi denger lagu Stevie Wonder,
08:52 dia juga orang Tuna Netra gitu.
08:54 Jadi, aku pikir, eh kenapa kita namain Wander Reader?
08:58 Kayak dari Stevie Wonder kan?
09:00 Iya, betul.
09:01 Terus timnya kira, oh itu bagus juga idenya namanya.
09:04 Terus, akhirnya ya namanya Wander Reader.
09:08 Ternyata inspired by Stevie Wonder juga.
09:11 Iya.
09:12 Wah, udah nggak sengaja banget ya.
09:14 Iya.
09:15 Dan, kemaren-kemaren,
09:16 beliau gitu ya Tuna Netra juga.
09:19 Iya.
09:20 Oke, keren-keren.
09:21 Dan akhirnya wonderful banget hasilnya ya.
09:24 Iya.
09:25 Oke, tapi keren banget sih emang kalian ya.
09:28 Bicara soal alatnya sendiri ini,
09:30 apa sih bedanya?
09:32 Kalian juga tadi ada insight ya dari komunitas di Fable ya.
09:37 Ada perbedaan nggak sih dengan yang udah ada,
09:40 yang existing saat ini, teknologi braille,
09:43 dengan yang kalian bikin itu gimana bedanya?
09:46 Nah, sebenarnya alat braille yang kami bikin ini
09:50 udah ada di market sebelumnya.
09:52 Jadi, ada merek lain gitu yang udah ada.
09:55 Tapi kebanyakan ya dimanufakturnya di negara lain.
09:59 Baru harganya juga,
10:01 contohnya yang kami riset sekedar aja,
10:04 itu satu device bisa sekitar 800 dolar,
10:08 atau 1000 dolar,
10:09 dan itu belum terikut biaya impor,
10:12 biaya-biaya cukai, sepertinya gitu, belum ada.
10:15 Nah, device yang kami bikin ini,
10:17 hopefully lebih bisa dicangkau oleh orang tuna netra,
10:23 karena kami bikin sendiri pakai tangan,
10:26 itu sekitar 2 juta total.
10:29 Itu pun lebih, ya, udah termasuk semuanya.
10:34 Oh, oke.
10:36 Nah, dari awal sampai akhirnya kalian diumumkan jadi juara,
10:42 ada semacam insight juga nggak sih dari pihak Google juga
10:48 untuk membantu kalian memberikan beberapa arahan,
10:53 atau seperti apa,
10:54 keterlibatan Google seperti apa untuk kalian?
10:57 Ada, kita dapat mentorship dari Google pas dapat top 100,
11:05 ada mentorship dari expert Googler,
11:11 dia kasih banyak insight buat planning-nya,
11:16 buat produknya,
11:18 terus lebih ke bisnisnya,
11:21 ada banyak insight-nya yang kita belajar dari Googlenya,
11:26 terus itu sangat membantu juga untuk dari top 100 ke top 10.
11:32 Jadi, iya sih, ada pertolongan juga dari Google.
11:36 Terus juga mentornya kita juga nggak main-main,
11:40 dia emang dari Kanada, namanya Muhammad,
11:44 kita meeting setiap minggu sekali, setiap malam,
11:48 dan emang kita dapat idenya lumayan banyak juga dari dia,
11:52 dan ada satu perubahan signifikan yang merupakan hasil mentorship kita sama dia.
11:59 Artinya dari awal sampai akhir kalian didampingi terus ya,
12:04 bagaimana prosesnya begitu ya.
12:06 Oke, pertanyaan sangat manusiawi begitu ya,
12:12 saat kalian akhirnya diumumkan menjadi salah satu dari tiga,
12:16 itu gimana tuh?
12:18 Yangka nggak sih?
12:19 Suasana kebatinan, perasaan kalian gimana nih?
12:23 Sayangnya emang kan Bolivia dan Singapura, Indonesia mewakili,
12:26 itu gimana tuh?
12:27 Satu-satu mungkin nih ceritanya.
12:29 Oke, saya mulai.
12:38 Happy sih pasti.
12:40 Happy pastinya.
12:41 Dan nggak nyangka banget atau memang udah yakin banget nih awalnya?
12:46 Agak setengah-setengah ada sih.
12:49 Karena meskipun yang menang kalah, semua orang di tim setuju,
12:54 ya habis ini kami mau lanjutin produknya.
12:57 Jadi happy ya, tapi juga nggak ada beda hasilnya.
13:04 Oke, tapi sempat lihat intip-intip ke yang lain nggak sih?
13:07 Wah kayaknya yang lain juga bagus-bagus juga nih karyanya.
13:11 Ayo lanjut.
13:13 Pasti ya, lanjut ya.
13:15 Oke, nah akhirnya kalau misalnya orang awam gitu ya,
13:21 atau mungkin, ini kan lebih ke teknologi begitu ya,
13:24 ini ada teknologi-teknologi kebaruan nggak sih,
13:27 atau kekinian nggak sih yang digunakan nih oleh kalian
13:30 sebagai orang awam mungkin kita juga pengen tahu nih.
13:34 Dari Jason?
13:37 Teknologi kekinian ya.
13:40 Misalnya AI atau seperti apa?
13:43 AI, oke.
13:45 AI.
13:46 Jadi, ini alatnya.
13:49 Jadi, Wonder Reader ini untuk sekarang ya,
13:54 dia pakai teknologi text-to-speech-nya Google,
13:58 jadi kata-kata yang dimunculkan di braille-nya Wonder Reader ini itu
14:04 dapat dikonversi menjadi kata-kata.
14:08 Jadi kayak Google Translate gitu lah, kan udah pernah dengar kan?
14:11 Gimana? Iya.
14:13 Gitu, dan karena kita punya Google, itu bisa multibahasa.
14:17 Jadi berbagai bahasa itu ada model text-to-speech-nya.
14:22 Dan untuk ke depannya sih, kita ada planning untuk
14:27 membuat aplikasi self-learning braille.
14:31 Jadi, dengan angan-angan mahasiswa yang ternyata terak,
14:41 dapat belajar braille secara mandiri di HP-nya,
14:44 dan itu bisa jadi menggunakan AI sih.
14:50 Ya, ngomongnya itu aja.
14:53 Oh, oke. Jadi nanti ya, next ya, next generasi setelah ini lah,
14:58 kalian akan menggunakan AI mungkin ya.
15:00 Oke.
15:03 Next mungkin setelah ini, Wonder Reader nggak bubar gitu aja ya,
15:09 dalam arti kalian pasti punya banyak ide-ide lagi nih setelah ini,
15:13 mungkin mau menciptakan apa?
15:15 Ada yang udah kepikiran? Coming soon?
15:18 Jadi untuk ini mungkin ada lumayan banyak sih dari ide kami.
15:27 Tapi yang satu paling penting itu perkembangan device-nya sendiri,
15:33 hardware-nya itu, untuk sekarang ya masih sangat simple.
15:38 Jadi untuk masa depannya mungkin kita bisa bikin lebih banyak unit-nya.
15:42 Untuk dipakai ke organisasi lokal, mitra-netra, kayak gituan mungkin.
15:48 Itu rencana masa depan kami untuk sekarang.
15:51 Artinya akan dimasalkan gitu ya rencananya?
15:55 Iya.
15:56 Oke. Dan soal pemasalan ini atau dimasalkan ini,
16:01 akan ada istilahnya pihak ketiga atau sponsor atau bantuan,
16:06 atau udah dikontak oleh pemerintah misalnya?
16:11 Bocor aja.
16:13 Oke. Untuk sekarang belum sih ya, Kak.
16:16 Kita belum ada partner atau mungkin belum ada instansi pemerintah
16:20 yang kontak kita so far.
16:21 Tapi kita sekarang masih sangat terbuka aja ya,
16:24 kalau misalnya mau ada diskusi atau meeting bersama,
16:27 waktu dari siapa ya, contohnya mungkin ke Ebrin atau ke Mendikbud,
16:32 dan lain-lainnya, pasti mereka dapat membantu menjangkau
16:35 lebih banyak warga yang membutuhkan alat ini.
16:38 Kalau dari kita sendiri mungkin masih kurang ya.
16:40 Dan ini kenapa kita tertarik untuk bisa berdiskusi
16:44 bahwa mereka juga kalau diberi kesempatan.
16:46 Oke. Artinya belum dikontak.
16:48 Tadi pertanyaan saya yang selanjutnya adalah,
16:50 apakah sudah dikontak Brin?
16:51 Ditegaskan berarti belum ya.
16:53 Siapa tahu setelah di oke zone ini ya,
16:55 Brin tertanggil begitu,
16:57 sebuah penumpang hubungi kalian, siapa tahu kan.
17:01 Oke. Nah artinya ini ada rencana apa istilahnya?
17:08 Masih prototipe bisa dibilang begitu ya?
17:10 Iya masih.
17:14 Artinya akan dipatentkan begitu nggak sih?
17:16 Hak cipta atau seperti apa prosesnya?
17:19 Gimana tuh Jason?
17:24 Ada rencana mungkin?
17:28 Jadi ini kan kita masih prototipe.
17:32 Kita memang ada rencana untuk membuat prototipe nomor tiga,
17:36 dan itu aku emang sudah dapat ide-ide untuk mekanisme barunya
17:43 biar alatnya bisa lebih cepat,
17:45 lebih kecil,
17:47 dan lebih efisien dalam tenaga.
17:50 Nah itu yang kita coba ingin bikin nanti.
17:56 Dan untuk alatnya sendiri ini,
17:58 kita memang ingin rilis kodenya dan alatnya
18:02 dalam lisensi open source.
18:04 Open source itu apa?
18:06 Artinya adalah open source itu skematic,
18:08 desain, dan gambaran-gambaran dan dokumentasi alat ini
18:14 itu dapat diakses publik, terbuka publik.
18:17 Kenapa gitu?
18:18 Karena kita percaya teknologi-teknologi yang membantu disabilitas seperti ini
18:23 itu langkah baiknya terbuka agar bisa dipelajari
18:27 dan bisa diakses oleh sebanyak banyak orang di dunia.
18:31 Oke, artinya semuanya sudah masuk dalam timeline,
18:35 mau apa-apa selanjutnya,
18:37 ya selebihnya tinggal diskusi begitu ya,
18:40 ke depannya seperti apa.
18:43 Kalau tadi pemerintah, dukungan, Google,
18:47 kalau dari kampus gimana nih dari Binus Internasional?
18:51 Terima kasih.
18:54 [Musik]

Recommended