Nama aktor senior ternama Roy Marten masih menjadi sorotan dalam industri perfilman Indonesia hingga saat ini.
Sejak memulai kariernya pada tahun 1973, Roy telah membangun reputasi yang cemerlang dan konisten dei dunia hiburan, namun di balik pencapaiannya, ternyata Roy pernah mengalami masa-masa sulit dan hidup seperti pengemis sebelum memulai kariernya.
Pada sebuah episode di channel Helmy Yahya, Roy Marten pun menceritakan semua kesulitan yang dihadapinya di awal karier.
“Pada usia 20 tahun, saya datang ke Jakarta dari Salatiga pada tahun 1972,” kata Roy dalam wawancara YouTube berjudul ‘Roy Marten Ditampar Christine Hakim 17 Kali’, yang diposting pada Kamis, 21 Mei 2020 silam.
Pada awalnya, Roy mengatakan jika dirinya bekerja sebagai model catwalk, ia memilih pekerjaan tersebut karena kebutuhan finansial.
“Saya awalnya ingin berakting di film, tetapi saat itu industri film Indonesia sedang lesu, Jadi, ketika ada tawaran model, saya terima saja,” ungkapnya.
Roy bahkan menggambarkan kehidupannya pada saat itu seperti hidup seorang gelandangan atau gembel.
“Kehidupan saya mirip gelandangan karena tidak punya uang sama sekali, saya tidak bisa membayar kos, jadi saya ikut pekerjaan fashion hanya untuk mendapatkan makan, meskipun saya sebenarnya tidak punya minat di bidang tersebut,” kenang Roy Marteen.
Lalu saat Helmy Yahya bertanya seberapa sulit kehidupanya pada saat itu, Roy menjawab jika dulu pun tidak sanggup membayar ongkos bus yang tarifnya hanya 10 perak.
Sejak memulai kariernya pada tahun 1973, Roy telah membangun reputasi yang cemerlang dan konisten dei dunia hiburan, namun di balik pencapaiannya, ternyata Roy pernah mengalami masa-masa sulit dan hidup seperti pengemis sebelum memulai kariernya.
Pada sebuah episode di channel Helmy Yahya, Roy Marten pun menceritakan semua kesulitan yang dihadapinya di awal karier.
“Pada usia 20 tahun, saya datang ke Jakarta dari Salatiga pada tahun 1972,” kata Roy dalam wawancara YouTube berjudul ‘Roy Marten Ditampar Christine Hakim 17 Kali’, yang diposting pada Kamis, 21 Mei 2020 silam.
Pada awalnya, Roy mengatakan jika dirinya bekerja sebagai model catwalk, ia memilih pekerjaan tersebut karena kebutuhan finansial.
“Saya awalnya ingin berakting di film, tetapi saat itu industri film Indonesia sedang lesu, Jadi, ketika ada tawaran model, saya terima saja,” ungkapnya.
Roy bahkan menggambarkan kehidupannya pada saat itu seperti hidup seorang gelandangan atau gembel.
“Kehidupan saya mirip gelandangan karena tidak punya uang sama sekali, saya tidak bisa membayar kos, jadi saya ikut pekerjaan fashion hanya untuk mendapatkan makan, meskipun saya sebenarnya tidak punya minat di bidang tersebut,” kenang Roy Marteen.
Lalu saat Helmy Yahya bertanya seberapa sulit kehidupanya pada saat itu, Roy menjawab jika dulu pun tidak sanggup membayar ongkos bus yang tarifnya hanya 10 perak.
Category
✨
Manusia