• yesterday
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa trayek muatan dan armada kapal dalam program tol laut mengalami peningkatan signifikan, khususnya di wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan), guna mendukung distribusi logistik yang lebih efisien.

"Tahun 2015, kami memulai layanan tol laut yang menghubungkan titik-titik di barat dan timur, dari awalnya 3 trayek menjadi 39 trayek di tahun 2024," kata Budi Karya. Sedangkan, untuk jumlah kapal yang awalnya pada tahun 2015 hanya sebanyak 3 unit kapal kini juga telah berkembang menjadi 39 kapal pada tahun 2024.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Pemirsa Kementerian Perhubungan meyakini pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto akan melanjutkan kembali program tol laut yang telah menjadi kebutuhan masyarakat dalam konektivitas antar pulau.
00:24Kementerian Perhubungan menilai keberadaan tol laut menjadi penting untuk mendukung wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan atau 3TP.
00:40Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meyakini program tol laut akan diteruskan oleh pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakyat Bumi Ngeraka.
00:48Budi Karya menyatakan program tol laut ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan konektivitas antar pulau hingga pemerintahan distribusi barang dan jasa.
00:58Hal itu mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dan laut merupakan salah satu jalur penghubung, sehingga infrastruktur kelautan dibutuhkan untuk menjangkau daerah terpencil.
01:08Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antony Arief Priyadi menunturkan,
01:13tol laut dioperasikan untuk mendukung pembangunan wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan atau 3TP,
01:20demi mengendali keangkan barang dan menurunkan disparitas harga.
01:26Antony menambahkan, keberadaan tol laut telah membuka peluang ekonomi baru di daerah-daerah yang dilalui,
01:31yang sebelumnya sulit berkembang karena terbatasnya akses transportasi.
01:37Nah, tol laut ini sebenarnya adalah angkutan barang.
01:41Angkutan barang untuk menghubungkan titik-titik yang sudah maju, yang tadi dibilang java centris, kepada titik-titik 3TP.
01:493TP ini adalah terluar, terpencil, perbatasan, dan sebagainya.
01:55Yang memang dari masa ke masa itu kurang diperhatikan.
01:59Nah, dengan adanya tol laut ini, daerah 3TP ini berdampak betul mendapatkan manfaat.
02:05Tidak hanya mutlak masalah disparitas harga,
02:09tetapi daerah 3TP yang jarang dikunjungi itu akhirnya mendapatkan manfaat
02:14dari sisi ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan, keamanan.
02:24Agar layanan semakin baik, Menhub meminta seluruh pihak yang terlibat
02:27tetap melakukan evolusi dan pengawasan melalui perencanaan dan pengembangan.
02:32Dengan evolusi rute dan frekuensi sesuai kebutuhan masyarakat,
02:35maka pengusuhan anggaran terpatuh guna menjamin kelangsungan layanan.
02:40Berbagai Sumber, IDX Jenu.
02:48Ya, pemirsa untuk membahas tema kita kali ini, Menakar Keberlanjutan Program Tol Laut.
02:52Kita sudah tersambung melalui Lentelefon bersama dengan Bapak Seswanto Rusdi.
02:57Beliau adalah founder dan juga direktur dari The National Maritime Institute atau NAMARIN.
03:02Halo, selamat pagi.
03:04Halo, selamat pagi, Bas.
03:06Salam sehat, Bapak Seswanto?
03:08Sehat, sehat.
03:09Baik, terima kasih atas waktu yang disempatkan.
03:11Kita akan berbincang terkait dengan Tol Laut.
03:13Kita review terlebih dahulu dari Anda melihat begitu NAMARIN,
03:18bagaimana sih pelaksanaannya hingga saat ini setelah akhirnya dirilis
03:23ataupun dibentuk oleh pemerintah terkait dengan program Tol Laut ini?
03:27Jadi, saya lihat ada beberapa kesuksesan.
03:36Ada juga catatan-catatan menurut saya.
03:40Kalau saya sih lebih banyak memberikan catatannya.
03:44Jadi apa yang disampaikan oleh pemerintah, menteri atau Dirjen Perhubungan Laut itu kan ya standar.
03:53Catatannya itu begini, Pras.
03:55Pertama, sebelum ada Tol Laut ini Indonesia sudah terhubung kok.
04:00Di pulau-pulau terluar itu sudah ada yang namanya pelayaran rakyat.
04:06Nah ini yang mati karena masuknya Tol Laut.
04:11Kenapa? Karena ini nggak disubsidi.
04:14Yang disubsidi itu kan kapal-kapal yang dibikin di dalam program Tol Laut.
04:22Saya cukup mengetahui Natuna.
04:27Natuna itu salah satu daerah yang 3TP tadi.
04:31Saya menelusuri, saya pernah tinggal lama di Natuna.
04:36Itu sebelum ada Tol Laut, kapal-kapal rakyat, kapal-kapal kayu itu menghubungkan pulau-pulau di
04:43Kepulauan Anambas dan Kepulauan Natuna.
04:47Nah sekarang masuk Tol Laut, pelera ini tersingkirkan, terpinggirkan masuk Tol Laut.
04:57Tapi begitu Tol Laut ini diandalkan, rotasinya lama.
05:02Akhirnya barang membusuk, penumpang menunggu lama untuk diangkat.
05:12Jadi seperti itu catatan saya, bahwa ada layanan pelayaran sebelum Tol Laut.
05:19Dan ini yang sekarang mati suri.
05:22Oke, nah terkait dengan manfaat, kalau Anda katakan ada beberapa catatan.
05:26Paling tidak ini bisa memberikan dampak yang signifikan juga dong terkait dengan program Tol Laut ini?
05:33Iya betul, tetapi kita harus lihat daerah-daerahnya juga.
05:39Jadi tidak bisa digebiahuya bahwa ini memberikan manfaat.
05:43Yang banyak diklaim oleh perhubungan laut atau menteri perhubungan itu adalah daerah-daerah yang memang sudah ada komoditasnya.
05:53Tetapi komoditas ini kan kalau kita mau jujur, tidak juga banyak.
06:01Ya daripada tidak ada kalau saya menyebutnya.
06:07Daripada kosong banget pulang dari timur ke barat, ya ini diangkat.
06:12Secara ekonomi ini rugi sebenarnya, karena itu ada subsidi kan.
06:19Jadi program ini mahal.
06:25Dengan hasil yang so-so lah gitu.
06:30Oke, nah lantas terkait dengan sarana, kemudian perasaan penunjang Tol Laut juga kan perlu dibangun.
06:36Kemudian ini kan juga memberikan satu dampak terkait dengan perkembangan ataupun ekonomi di daerah.
06:41Begitu dengan harapan tadi di daerah 3TP.
06:44Kita tahan dulu jawabannya sebentar ya Pak Sismanto.
06:48Dan pemirsa kami akan segera kembali usai pariwara yang satu ini.
07:00Ya terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam market review.
07:03Pemirsa berikut ini kami sampaikan data untuk Anda terkait dengan jumlah kapal dan juga muatan dalam program Tol Laut.
07:09Yang sudah dicanangkan dan dilaksanakan oleh pemerintah.
07:13Baik, dari jumlah kapal kita bandingkan di tahun 2015 sampai dengan tahun 2024 ini.
07:18Dari 3 kapal kemudian bertambah menjadi 39 kapal yang beroperasi ataupun melayani program Tol Laut.
07:26Kemudian dari sisi muatan, dari tahun 2015 30 ton kemudian meningkat hingga 989,75 ton di tahun 2024.
07:37Dan itu terkait dengan jumlah kapal dan muatan.
07:39Dan selanjutnya kita akan sermati dari sisi terayek kemudian pelabuhan program Tol Laut.
07:45Ya seperti yang Anda saksikan kembali di tahun 2015 terayeknya hanya ada 3 terayek.
07:50Begitu kemudian di tahun 2024 berkembang menjadi 39 terayek.
07:55Berarti di seiring sejalan dengan penambahan jumlah armada ataupun kapal lautnya sendiri.
08:00Kemudian dari sisi pelabuhan, dari 11 pelabuhan di tahun 2015 kemudian mengalami lonjakan hingga 114 pelabuhan.
08:09Yang akan menjadi salah satu penunjang program Tol Laut di Indonesia.
08:13Kita akan lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Pak Aries Wanto, Rusdy Fondor dan juga Direktur The National Maritime Institute.
08:20Baik Pak Aries Wanto kita akan lanjutkan kembali Pak Aries Wanto.
08:24Ini dari sisi beberapa data tadi yang sudah disampaikan perbandingan 2015 sampai dengan 2024 ini.
08:30Dari jumlah kapal, muatan, terayek dan juga pelabuhan semuanya juga ini mengalami lonjakan yang signifikan.
08:38Bagaimana? Apakah benar-benar ini bisa menjadi salah satu moda transportasi?
08:44Akhirnya kemudian benar-benar konektivitas antar pulau begitu yang diharapkan?
08:49Ada pemerataan pendistribusian barang dan biasa dan juga ekonomi ke daerah?
08:55Pertama gini ya, proyek pembangunan kapalnya sendiri kemarin itu memang memberikan dampak yang signifikan
09:03bagi industri galangat kapal kita. Jadi kalau aspek ini kita soroti perlu diapresiasi menurut saya.
09:13Tapi setelah itu sekarang galangat hampir tidak lagi punya orderan.
09:20Kapal-kapal yang dilayani mereka itu hanya service, docking gitu.
09:26Pembangunannya sudah selesai begitu program tol laut ini 100 armada, lebih kurang ya.
09:33Itu sudah keluar semua dari galangat. Nah kemudian di plot di terayek-terayek.
09:39Dan jangan lupa ada beberapa terayek yang sebetulnya itu selalu dalam kondisi dirubah gitu lho, diubah-ubah gitu lho.
09:49Jadi itu artinya ada daerah yang memang perlu ditancing lagi atau didorong lagi.
09:57Artinya saya mau bilang kapal-kapal ini kan kapal besar dari sisi ukurannya.
10:04Jadi kalau dia berlayar kosong itu terlalu besar biayanya.
10:12Nah inilah yang bisa disiasati dengan pelayaran rakyat.
10:17Tetapi pelayaran rakyat kan kita lihat dan saya baca Dirjen Hubla itu bilang pelayaran rakyat memang tidak mendapat perharian.
10:27Jadi seperti itu gitu lho.
10:30Baik tapi anda melihat perlu ada mungkin kolaborasi akhirnya begitu untuk bisa menyeimbangkan kembali bahwa pelayaran rakyat juga
10:36menjadi fokus begitu untuk menjaga keberlangsungan kemudian bagaimana itu menjadi sumber kehidupan masyarakat juga.
10:42Kemudian di satu sisi kita bisa memberikan manfaat yang lebih luas dengan kehadiran ataupun keberadaan dari tol laut ini.
10:48Bisa, bisa kolaborasi tetapi kolaborasinya tidak sepenuhnya bisa dikendalikan oleh perhubungan laut atau perhubungan.
10:57Misalnya pengadaan kapal, kayu-kayunya itu kan bukan di perhubungan laut.
11:03Kayunya itu di Kementerian Kehutanan gitu.
11:06Sementara kita punya moratorium untuk kapal.
11:13Jadi bagaimana kapal-kapal yang sudah harus dibaharui, dibikin baru itu berkolaborasi gitu.
11:23Jadi bisa kolaborasi tetapi tidak sepenuhnya di tangan perhubungan laut.
11:28Nah inilah yang menjadi menurut saya semacam ini berlanjut atau tidak program ini.
11:43Kolaborasi misalnya pun dari Kementerian Perhubungan kemudian melibatkan pemerintah daerah dan juga pelaku usaha setempat
11:50bisa mendorong menjadi fokus bersama begitu akhirnya kita juga bisa membangun satu kawasan perairan
11:58ataupun mungkin daerah pesisir begitu dengan melibatkan layanan tradisional
12:03ataupun mereka yang memang berkecimpung dalam pelayaran rakyat tadi seperti yang Anda sampaikan.
12:08Sehingga untuk jarak-jarak terdekat mungkin kita bisa memanfaatkan kearifan lokal misalnya.
12:14Nah itu bagaimana Pak?
12:16Jadi gini ya, kalau fallout itu kan jasanya disubsidi.
12:23Nah ketika dan juris barangnya pun juga ditentukan.
12:29Nah kalau kita pindah ke pelayaran rakyat, masuk nggak dalam skema subsidi?
12:36Kalau nggak masuk dia akan pakai harga pasar.
12:40Nah jadi kolaborasi seperti ini memang kita butuhkan.
12:45Tapi perlu lebih bijak gitu.
12:49Jangan disorong terus toh laut demi keberlangsungannya.
12:56Tetapi yang lain itu kan seharusnya gini, kalau subsidi ya beri aja subsidi semuanya gitu.
13:03Tuh anak bangsa juga kok kan gitu.
13:06Kenapa harus toh laut yang disubsidi, yang lain tidak.
13:11Baik-baik, berarti memang ya itu ada pemerataan lah ya dari sisi kebijakan.
13:15Betul-betul.
13:17Baik-baik, tapi Anda melihat sendiri bagaimana akhirnya kawasan-kawasan yang mungkin nanti akan dilayani dari track-track dari toh laut ini
13:23benar-benar ini bisa memberikan satu dampak yang signifikan ke depannya?
13:28Ya kalau aneh ya, jadi kita harus bedakan juga.
13:33Ada yang namanya sabuk nusantara.
13:36Nah ini juga memakan subsidi.
13:39Sabuk nusantara ini lebih ke kapal penumpang tipenya.
13:44Nah kalau ini memang penting karena orang kan di Indonesia Timur itu
13:52memanfaatkan transportasi laut untuk bergerak.
13:56Oke.
13:57Nah tapi di dalam sabuk nusantara ini juga bisa mengakut barang.
14:02Nah kalau toh laut seperti yang sudah disampaikan sebelumnya ini barang.
14:06Jadi ada double capacity.
14:10Kapal-kapal sabuk nusantara itu juga kapal-kapal yang relatif besar dibanding kapal-kapal pera gitu.
14:18Nah jadi kita perlu bertanya, yang mau diteruskan ini
14:23angkutan barangnya atau angkutan penumpangnya.
14:27Oke.
14:28Karena kita punya dua sisi ini, Pras.
14:31Kalau angkutan penumpang, ya kita perlu.
14:35Tapi kalau angkutan barang mungkin kita bisa berdebat panjang.
14:39Oke, oke. Nah lantas seperti apa posisi ideal?
14:41Kalau memang ini menjadi win-win solution begitu.
14:43Di antara satu memang kita ada butuh angkutan manusia, orang begitu disana.
14:48Kemudian juga yang bisa beriringan dengan tadi,
14:50jalur distribusi logistik nasional kita dengan memanfaatkan jalur laut.
14:55Nah jadi begini, kalau saya perhatikan di daerah-daerah TKTP itu,
14:59barangnya gak banyak.
15:01Oke.
15:02Terbatas gitu loh.
15:04Barang baik, barang perorangan maupun barang usaha.
15:08Terbatas gitu loh.
15:09Jadi yang kita prioritaskan aja angkutan penumpang yang bisa bawa barang.
15:15Roro lah, kalau memang gitu.
15:18Jadi kita ganti kapalnya dengan kapal Roro.
15:24Yang bisa bawa kendaraan, mobil, motor.
15:28Jadi barang penumpang itu masuk dalam kesempatan yang sama.
15:34Jangan dipisahkan barang tol laut, penumpang, sabuk musantara.
15:40Jadi kita, menurut saya kalau memang mau dipertajak,
15:43ya kita perkenalkan kapal-kapal Roro.
15:46Kapal yang bisa bawa mobil dan motor.
15:49Baik, intinya adalah bagaimana upaya dari pemerintah menyeimbangkan
15:53bahwa benar-benar nanti kehadiran tol laut ini bisa memberikan manfaat yang lebih luas lagi.
15:58Tidak hanya mungkin untuk angkutan barang saja,
16:01tapi juga angkutan orang.
16:02Kemudian bagaimana pendistribusian barang dan jasa yang seimbang
16:06dan juga dengan tetap mengedepankan lagi tadi adalah pelayaran-pelayaran tradisional
16:11ataupun masyarakat di sekitar.
16:13Terutama di daerah TKTP tadi.
16:15Baik, Pak Sieswanto ini sayang sekali waktu terbatas ya.
16:18Terima kasih banyak atas informasi, update, dan juga insight
16:21yang sudah Anda sampaikan kepada pemirsa pada hari ini.
16:24Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali.
16:26Salam sehat, Pak Sieswanto.
16:29Baik pemirsa, jangan berenjak dari tempat Anda.
16:31Dan pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda dalam Market Review.
16:34Berbahas terus informasi Anda hanya di IDS Channel,
16:37Your Transporty and Comprehensive Investment Reference.
16:40Jangan lupa saksikan program First Session Closing
16:42yang akan tayang pukul 11.30 waktu Indonesia Barat.
16:45Karena urusan masa depan harus terdepan,
16:47aku investor saham.
16:49Ya saya, Prasetya Wibowo,
16:51serta seluruh kerabat kerja yang bertugas,
16:53pamit undur diri.
16:54Terima kasih, sampai jumpa.
17:12Terima kasih, sampai jumpa.