Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan mobil di 2025 sebesar 1 juta unit. Proyeksi tersebut meningkat 17,64% dari target tahun ini yang sebesar 850 ribu unit.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengaku pihaknya optimistis dengan target peningkatan penjualan mobil di tahun 2025. Optimisme tersebut sejalan dengan sejumlah faktor pendukung kenaikan penjualan, seperti peluncuran sejumlah model kendaraan baru dan faktor eksternal, seperti suku bunga serta perekonomian dalam negeri yang stabil.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menambahkan, terbentuknya pemerintahan baru menambah optimisme pencapaian target penjualan 1 juta unit mobil tahun depan. Setelah pada tahun ini penjualan mobil cukup terpukul.
Kukuh berharap pemerintah dapat membantu industri otomotif. Terkhusus untuk pasar mobil di Tanah Air agar mampu kembali bangkit.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengaku pihaknya optimistis dengan target peningkatan penjualan mobil di tahun 2025. Optimisme tersebut sejalan dengan sejumlah faktor pendukung kenaikan penjualan, seperti peluncuran sejumlah model kendaraan baru dan faktor eksternal, seperti suku bunga serta perekonomian dalam negeri yang stabil.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menambahkan, terbentuknya pemerintahan baru menambah optimisme pencapaian target penjualan 1 juta unit mobil tahun depan. Setelah pada tahun ini penjualan mobil cukup terpukul.
Kukuh berharap pemerintah dapat membantu industri otomotif. Terkhusus untuk pasar mobil di Tanah Air agar mampu kembali bangkit.
Category
📺
TVTranscript
00:00Indonesia Gaik Indomerevision turun target penjualan mobile tahun ini dari semula 1,1 juta unit menjadi 850 ribu unit sampai dengan akhir tahun 2024 dengan demikian
00:28Mas Gaik Indomerevision pun optimistis penjualan mobile di tahun 2025 akan tetap mengalami peningkatan dan ditargetkan mencapai 1 juta unit mobil
00:43iklim industri otomotif yang kurang mendukung di tahun 2024 menjadikan gabungan industri kenderaan motor Indonesia atau Gaik Indomerevision turun target penjualan untuk setahun penuh
00:53dari semula 1,1 juta unit menjadi 850 ribu unit
00:59Ketua 1 Gaik Indomerevision Yonki Sugiyato dalam keterangan yang Senin kemarin mengunturkan
01:03kondisi pasar otomotif dalam negeri di tahun ini masih berjalan lambat
01:07hal itulah yang mendasari Gaik Indomerevision melakukan revisi target penjualan mobil
01:13Yonki menambahkan revisi target tersebut sudah menjadi kesepakatan di antara anggota Gaik Indomerevision saat ini
01:19penurunan target tersebut bisa jalan dengan realisasi penjualan mobil sampai dengan akhir kuartal 3 2024
01:25dimana penjualan mobil di Indonesia menurun secara world sales maupun retail
01:32berdasarkan data Gaik Indomerevision penjualan world sales mobil di Indonesia pada periode Januari hingga September 2024
01:37tercatat turun 16,2%
01:40sementara penjualan retail mengalami penurunan 11,9%
01:46meski target tahun ini di revisi turun
01:48namun Gaik Indomerevision optimis penjualan mobil di tahun 2025 mendatang akan meningkat
01:52dan ditargetkan mencapai 1 juta unit
01:57ketua mam Gaik Indomerevision Yohana Senangui mengaku pihaknya optimis mampu mencapai target penjualan 1 juta unit di tahun depan
02:04optimisme tersebut sejalan dengan rencana peluncuran sejumlah model baru pada tahun 2025 mendatang
02:12berbagai sumber IDX Junggul
02:15Pemirsa untuk membahas tema kita kali ini
02:17optimisme penjualan 1 juta mobil di tahun 2025
02:20kita sudah tersambung melalui zoom bersama dengan Bapak Kuku Kumara
02:23beliau adalah sekretaris umum gabungan industri kendaraan bermotor Indonesia Gaik Indomerevision
02:27Halo apa kabar Pak Kuku?
02:29Halo selamat pagi Mas Peras
02:30Semua pemirsa IDX Junggul kabar baik terima kasih
02:33Baik terima kasih juga atas waktu yang disempatkan Pak Kuku
02:36dan sudah bergabung juga ini Bapak Andries Satrianugroho
02:40Bapak Andries Satrianugroho Kepala Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Indev
02:45Halo apa kabar Pak Andries?
02:47Kabar baik Mas terima kasih
02:49Terima kasih juga atas waktu yang disempatkan
02:51langsung saja kita review ini Pak Kuku
02:53tadi sudah disampaikan di awal
02:55ada penurunan dari target penjualan mobil nasional
02:59di periode Januari September 2024 turunnya 16%
03:04menjadi 633 ribuan unit
03:07kemudian target juga diturunkan sampai dengan akhir tahun 2024
03:11untuk penjualan mobil di tanah air
03:13apa yang menjadi trigger dari penurunan penjualan mobil di Indonesia ini Pak Kuku?
03:21Ya baik terima kasih Mas Peras
03:23Jadi memang ini ada beberapa unfavorable condition ya
03:28yang beruntung terjadi semenjak September tahun 2023
03:32yaitu dimulai mungkin setelah beberapa kali sudah kami sampaikan
03:36yaitu di tahun lalu itu The Fed menaikkan suku bunganya
03:41nah terkait dengan itu kemudian ada upaya pengetatan persyaratan kredit kendaraan bermotor
03:48padahal 80% di Indonesia pembelian kendaraan bermotor itu pakai kredit
03:53nah itu berlangsung terus sampai awal 2024
03:58kemudian kita juga punya tahun politik ya
04:02ada pemilu di bulan Februari
04:05kondisi belum membaik
04:07pada saat pemilu tentunya masyarakat juga cenderung untuk wait and see
04:11Alhamdulillah pemilu berjalan dengan baik dengan lancar
04:16namun memasuki bulan Maret itu kita mulai bulan puasa
04:20Nah bulan puasa ini orientasi spending masyarakat berbeda
04:25belum selesai puasa disambung dengan lebarannya di bulan berikutnya
04:30di bulan April
04:31Nah bulan April pada waktu lebaran hari kerjanya tinggal setengah bulan
04:37itu berdampak terhadap total penjualan
04:40Alhamdulillah bulan Mei, masuk bulan Mei sudah mulai membaik
04:44Mei, Juni, Juli sampai Agustus kita cukup baik
04:48di bulan Juli tahun ini kita melakukan pameran
04:52cukup menjanjikan sebetulnya kalau dilihat dari hasil pameran
04:56total transaksi yang dilakukan selama pameran kias itu baik
05:03namun realisasinya itu tidak seperti yang kita harapkan di bulan September ya
05:09itu justru menurun
05:10sehingga total Januari September itu menurun sekitar 16%
05:14namun dari beberapa pantauan kami dengan anggota-anggota
05:18mudah-mudahan bulan Oktober ini kondisi akan membaik
05:22namun kita menjadi harus realistis ya
05:25nampaknya kita punya 3 bulan sampai di akhir tahun
05:29itulah yang menyebabkan kondisi-kondisi penjualan kendaraan per motor di kita itu
05:34cenderung menurun
05:35walaupun di sisi lain ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap penurunan
05:40ya kita lihat sendiri pada waktu itu nilai tukar juga cukup berat
05:48sehingga dampaknya ya terhadap industri kendaraan per motor ini adalah
05:54mungkin nanti Mas Andri bisa menjelaskan lebih detail kira-kira apa aja gitu
05:58begitu Mas Bras
05:59baik-baik Pak Kuku terima kasih atas reviewnya
06:01nah dari kacamata Indef sendiri bagaimana Mas Andri melihat
06:04terkait dengan industri otomotif nasional tahun ini
06:07ya kalau kita berbicara dari aspek industri otomotif ya Mas Bras
06:14secara di ASEAN sendiri bahwa kita melihat Thailand misalnya
06:19punya industri otomotif juga menurun begitu ya
06:23kalau saya tidak salah Januari sampai September itu ada penurunan bahkan sampai 30%
06:28tetapi ya di sisi lain Malaysia ini juga mengambil
06:33menggrab gitu ya pasar Thailand juga gitu ya dalam hal ini
06:37dan mereka juga mendapatkan pelimpahan yang cukup besar
06:41dan sekarang sudah menjadi pemain kedua terbesar gitu ya di ASEAN
06:47nah kalau kita melihat dari beberapa hal di dalam domestik ini sendiri
06:52tentu beberapa faktor yang memang melanda sih
06:57mengapa industri otomotif ini tertekan ya
07:00salah satunya adalah daya beli dari masyarakat
07:03jadi deflasi misalnya kemarin 5 bulan berturut-turut
07:06lalu kita juga tahu bahwa 9,4 juta kelas menengah itu juga sedang turun kelas saat ini
07:12sehingga kemampuan mereka untuk spending itu juga menurun
07:17nah kita juga melihat bahwa penurunan yang tadi sudah disampaikan oleh Pak Koko
07:24misalnya dari sisi tipu mobilnya sendiri kan memang kita tahu bahwa
07:31mayoritas paling besar 53% itu ada di two wheelers gitu ya
07:37dan kita tahu juga bahwa di two wheelers yang di bawah 1.500 cc ini
07:44penurunannya sampai 20% gitu jadi sangat-sangat besar penurunannya
07:49dan saya melihat bahwa ini karena daya beli dari masyarakat juga tertekan
07:55dan ini tidak hanya juga di mobil ya
07:57meskipun kalau kita lihat di sepeda motor misalnya
08:00ada kenaikan tetapi kenaikannya sangat-sangat tipis
08:04hanya 3% saja jadi saya rasa
08:11ini juga menjadi gambar untuk membeli lebih daripada sekadar mungkin pangan saja gitu ya
08:18kalau kita melihat mobil atau mungkin property mereka juga cukup untuk menahan
08:23melihat mungkin kondisi ini akan membaik atau tidak ya
08:26sampai dengan tahun depan jadi proyeksi bahkan untuk pasar asean sendiri
08:32itu kemungkinan 2024 ini akan menurun di 8% begitu Mas Pras
08:38jadi saya rasa semoga masih tetap ada optimisme gitu ya
08:42kita bisa mengejar 1 juta penjualan mobil ini
08:46tetapi kalau kita melihat dari angka sampai September saja
08:52itu kan seharusnya sudah 700 ribu sekarang masih ada di angka 630 ribu
08:58jadi ya tentunya kita harapkan kuartal terakhir ini
09:04daya beli dari masyarakat sudah bisa dikembalikan kembali
09:09dan tentunya kita harapkan penjualan dari mobil ini bisa meningkat kembali
09:15Lantas strategi dari pelaku usaha sendiri dari Gaiqindo dan teman-teman
09:19begitu Pak Koko bagaimana untuk menghadapi sisa waktu menjelang akhir tahun 2024
09:24apakah ada satu mungkin inovasi yang dilakukan teman-teman
09:28untuk bisa mengerik lagi angka penjualan
09:30atau akhirnya ya pasrah saja sambil kita menyiapkan strategi untuk tahun depan
09:37enggak terima kasih Mas Pras tadi yang disingkung oleh Mas Andri betul sekali
09:42daya beli yang menurun punya pilihan prioritasnya juga dikaji ulang
09:47para kelas menengah ini
09:50betul
09:51apa yang dilakukan oleh anggota kita tentunya kita enggak berhenti untuk tetap pameran
09:55dan tetap juga meluncurkan produk-produk baru
09:58karena produk kendaraan bermotor roda empat ini
10:01tidak sekedar alat transportasi juga ada sedikit moda ya
10:05jadi kayak fashion gitu ada produk baru alternatif baru ini juga menarik
10:10dan kami baru saja selesai kemarin GIIAS The Series yang di Semarang
10:15cukup menarik cukup rame pesertanya juga banyak yang hadir
10:21masyarakat juga sangat berminat
10:23mudah-mudahan ini juga akan bisa diwujudkan dalam bentuk penjualan yang lebih baik
10:28karena kemarin di Semarang dari bulan sekitar 250 ribu pengunjungnya
10:34mudah-mudahan ini juga bisa diubah dikonversikan menjadi transaksi
10:40penjualan kendaraan bermotor di bulan Oktober ini
10:43dan kita masih punya satu lagi pameran yang akan kita selenggarakan
10:47di akhir bulan November
10:49ini semata-mata betul-betul hard sell untuk penjualan kendaraan bermotor
10:54kita namanya adalah Kaikindo Autowik ya, Jakarta Autowik
11:01yang akan diselarakan di AIS
11:02ini mudah-mudahan juga akan mendongkrak di bulan-bulan terakhir tahun 2024
11:08gitu mas, apa yang kita lakukan
11:27jadi tahun depan kita juga akan mencoba
11:31memperkenalkan produk-produk baru, alternatif-alternatif baru
11:35yang menjadi daya tarik tersendiri
11:38dan kondisinya sudah lebih baik harusnya
11:40karena Tufek sudah menurunkan suku bunganya
11:44PI pun sudah mengikuti
11:46mudah-mudahan ini juga bisa diterjemahkan dan dipahami oleh masyarakat
11:51dan hal ini sekali lagi bisa diwujudkan dalam bentuk penjualan kendaraan bermotor
11:58yang lebih baik
12:01apalagi kita sudah punya pemerintahan baru
12:03dan kemudian juga harapannya adalah
12:05kebijakan-kebijakannya konsisten
12:07jadi tidak menimbulkan disrupsi baru lagi
12:10yang menyebabkan masyarakat untuk cenderung untuk WTNC lagi
12:13itu yang kita harapkan
12:33Terima kasih
13:04dengan menggunakan mekanisme pembiayaan perbankan
13:08Anda melihat bagaimana dengan suku bunga cuan yang masih ditahani 6%
13:11apakah cukup nyaman atau bagaimana?
13:13atau lebih tertahan karena memang daya beli masyarakat yang tertahan
13:16sehingga tadi switching segala prioritas masyarakat yang terjadi saat ini
13:22Contributor terbesar itu adalah daya beli dari masyarakat
13:27dengan kebijakan suku bunga ke depan
13:31ini kan sudah menghadapi suku bunga yang tidak terlalu tinggi lagi ke depan
13:37dan kita tahu juga bahwa
13:41kalau daya beli dari masyarakat ini tidak diperbaiki dengan cepat
13:46saya rasa suku bunga berapa pun yang diberikan oleh pihak perbankan
13:50masyarakat pasti akan menahan itu
13:53jadi kuncinya adalah bagaimana kita bisa meningkatkan daya beli dari masyarakat
13:59dan ini juga tidak hanya di wilayah di Jakarta misalnya
14:05tetapi juga di wilayah-wilayah lain
14:07jadi tentu kita harapkan sebetulnya penjualan dari komotif ini bisa merata
14:15karena memang masih didominasi oleh wilayah di DKI Jakarta
14:20dan tentunya dengan pekanan yang cukup besar ini
14:24dan belum ada saya rasa ya
14:26insentif yang diberikan juga kepada mereka-mereka yang berada di kelas menengah
14:31jadi insentif dari kelas menengah ini juga kita tunggu
14:35apakah misalnya memang kita bisa memberikan PPNBM kembali
14:42untuk industri otomotif
14:45jadi tidak hanya gula-gula bagi masyarakat untuk kembali melihat bahwa
14:54mereka juga mungkin ada yang membutuhkan kendaraan
14:58mereka tidak berpikir panjang lagi
15:00tetapi kembali lagi yang saya ingin tekatkan bahwa
15:05akar dari permasalahannya ini adalah daya beli dari masyarakat
15:10dan tentunya kita harus mengurangi juga ya
15:13biaya-biaya yang tidak hanya di pembelian kendaraan
15:16tetapi juga biaya-biaya yang lain
15:18dan kita tahu sendiri bahwa banyak sekali pengeluaran dari masyarakat
15:22yang berasal juga dari non-konsumsi
15:26non-konsumsi essential needs untuk kebutuhan dasar
15:32ini menurut saya harus juga bisa dikurangi biayanya oleh pemerintah
15:37jadi tentunya kita berharap bahwa
15:41sampai dengan akhir tahun ini ada beberapa insentif yang bisa diberikan juga oleh pemerintah
15:46nah bicara mengenai insentif nih, kebijakan-kebijakan apalagi yang diharapkan di tahun 2025
15:51sehingga bisa mengejar target kembali lagi ke 1 juta unit mobil yang bisa dijual di masyarakat Pak Kuku
15:58ya menarik ini, tadi saya menyambung apa yang disampaikan oleh Mas Andri ya
16:02mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan yang non-consumer gitu kan
16:08nah ini kita menghadapi isu yang berbeda lagi
16:11kita pinginnya insentif
16:13namun yang sudah mengadang ini adalah ada tambahan pajak
16:16jadi ini baru saja kita dapat masukkan
16:20ada undang-undang nomor 1 tahun 2022 yang akan diperlakukan 1 Januari 2025
16:26dan itu akan menambah pajak BPNKB-nya itu kita lagi hitung
16:33itu kalau bisa naik sampai 20% ini kan tambahan pajak ya
16:37bagi masyarakat
16:38ini juga punya potensi untuk mengerus upaya kita yang untuk meningkatkan penjualan 1 juta lagi
16:46kita belum tahu
16:47padahal kalau kita harapkan adalah adanya insentif yang supaya 1 jutanya itu bisa dicapai
16:54sebagai contoh, kalau dengan BPNB-MDTP yang pernah dilakukan pada waktu pandemi ya
17:01itu ada potensial loss, tapi ada potensial gain dari pemerintah
17:05potensial loss-nya itu kalau nggak salah pernah dihitung dalam waktu 3 bulan sekitar 3 triliun
17:11tapi potensial gain yang didapat karena pajak-pajak lain, karena penjualannya meningkat itu 5
17:18jadi ujung-ujungnya masih lebih menguntungkan memberikan insentif tadi
17:24nah kalau kemudian ini nggak diberikan tapi malah dibebani lagi
17:28ini bisa juga menurun
17:30nah yang kita khawatirkan adalah kita sedang dalam persaingan antara negara-negara di ASEAN ini
17:35siapa yang menjadi leading di industri kendaraan bermotor
17:38kita tahu negara tetangga kita misalnya Malaysia itu yang menduduki nomor 2
17:43mengalahkan Thailand yang sekian lama menduduki posisi nomor 2 setelah Indonesia
17:48nah Malaysia itu kemarin kita tempat bincang-bincang dengan kolega kita yang di Malaysia
17:55kita mampu bisa meningkatkan penjualan yang biasanya sekitar 500 sampai 550 ribu per tahunnya
18:01itu masuk mendekati 800 ribu
18:04jadi yang bersama dengan target kita
18:07ini yang harus kita cermati dengan baik
18:11jangan sampai kalau kemudian pasar domestik kita yang selama ini cukup kuat
18:15yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku industri
18:19karena kemudian kita semakin tidak menarik
18:22jika pasar domestiknya menurut
18:24itu bisa menjadikan para pelaku berpikir ulang untuk investasi di sini
18:30padahal kita sedang berupaya untuk memanfaatkan
18:33kapasitas kitanya belum dioptimalkan yang 2,1 juta unit per tahun
18:38nah ini harus kita cermati dengan baik
18:42sehingga kita muncul dengan kebijakan-kebijakan yang betul-betul pro industri dan pro penciptaan lapangan kerja
18:50Pak Kuku, yang menarik dicermati apakah karena tingkat persaingan bisnisnya sendiri
18:55yang semakin ketat atau tidak?
18:57mengingat kita kan sekarang pilihan di masyarakat itu banyak banget pak
19:00jenis-jenis mobil, mau yang tipikal mobil penumpang, sedan, jeep, ataupun lainnya
19:05begitu pun cukup beragam
19:07dengan masuknya produsen-produsen global begitu kayak Indonesia
19:10yang melihat pasar ini memang cukup seksi Pak Kuku
19:13betul, itu pilihannya banyak
19:16itu punya kontribusi tersendiri
19:19tapi saya coba menggaris bahwa yang dikatakan oleh Mas Andri tadi adalah
19:24salah satu masalah pokoknya adalah di daya beli
19:27kalau kita lihat dari hasil kajian kita
19:31itu kenaikan rata-rata harga kendaraan per motor per tahunnya sekitar 7%
19:36sementara pendapatan kelompok menengah yang menjadi potential customer
19:42itu naik ga lebih tinggi dari inflasilah 3%
19:46sehingga yang terjadi adalah kurvanya kayak mulut buaya makin jomplang
19:53baik-baik, nah Mas Andri mengingat kondisi seperti saat ini
19:56strategi apa yang perlu dilakukan oleh pemerintah baru begitu?
20:00kita tahu Prabowo Gibran juga tengah lagi kencang-kencangnya
20:04begitu untuk meningkatkan perekonomian
20:06dan tadi daya beli masyarakat ini yang paling crucial
20:08harus kita puster di bagian yang mana?
20:12ya tentu kalau kita berbicara mengenai daya beli masyarakat
20:15pertama kita harus melihat apa-apa saja yang membebani masyarakat
20:22dan oleh sebab itu menurut saya pemerintahan yang baru
20:25tentu harus melihat jam mana yang bisa dikurangi
20:30dan kita tahu sendiri, tadi sudah disampaikan oleh Pak Tuk Tuk
20:35bahwa misalnya kenaikan PPN di tahun depan 12
20:42apa yang bisa menurunkan itu?
20:44jadi tidak ada kenaikan melalui KFS
20:47saya rasa bisa dilakukan untuk mengurangi beban dari daya beli
20:56dari masyarakat ini sendiri
20:57jadi jangan sampai kita mencari hal-hal yang instan
21:00seperti kenaikan dari PPN tersebut
21:02tetapi kita menegasikan penerimaan negara yang lain
21:08PPH badan dari industri manufaktur
21:12kalau kita melihat sudah terkontraksi
21:15dari daya beli masyarakat
21:18jadi menurut saya kita coba untuk pejar
21:21mana-mana biaya yang bisa kita turunkan
21:23tadi sudah disampaikan, kalau misalnya PPN 12% ini diterapkan
21:28menurut saya masih ada keengganan oleh masyarakat
21:32untuk menahan pembelian dari kendaraan motor
21:48kita anggap itu tantangan tersendiri
21:51tapi kembali lagi, kita ini bersaing di kawasan
21:54jangan sampai kita palah jadi gak bisa unggul
22:02karena begini, kita ini sudah suas mada kendaraan bermotor 4 atau lebih
22:06namun kalau kemudian kondisi-kondisi ini tidak kita jaga
22:10ini bisa menjadi hal yang berbeda
22:14kita ingat pada waktu pandemi
22:16kita berupaya juga untuk meningkatkan kontribusi industri manufaktur
22:22salah satunya waktu itu yang muncul adalah
22:25adanya terganggu supply super semikonduktor
22:34yang dipakai oleh kendaraan bermotor
22:36karena sekarang begitu kondisinya normal, kita lupa lagi itu
22:39padahal misalnya industri komponen kendaraan bermotor
22:42juga perlu kita kembangkan
22:44selama ini kita hanya melihat diatasnya, mobilnya saja yang dilihat
22:47tapi secara keseluruhan ekosistemnya juga perlu kita perhatikan
22:50itulah yang menjadi tantangan BG kita
22:53kita perlu juga tetap menjaga kondisi industri manufaktur
22:58salah satunya otomotif
23:00agar tetap berkontribusi cukup baik
23:02tapi kembali lagi, jangan terlalu banyak dibebani
23:05hal-hal yang tidak esensial di industri itu sendiri
23:08menyebabkan industri ini menjadi tidak kompetitif di kawasan
23:12itu mas Pras dan mas Andri
23:15berarti memang tetap kita bangun
23:17Pak Kuku bahwa meskipun tantangan
23:19tadi dengan harapan bahwa perintah juga menelurkan kebijakan-kebijakan lagi
23:23selain kepada pro industri adalah pro masyarakat
23:25khususnya masyarakat kelas menengah tadi yang sudah disinggung mas Andri
23:28sehingga tadi bisa meningkatkan lagi, mengungkit lagi
23:31kemampuan dari daya beli ataupun tingkat konsumsi masyarakat di Indonesia
23:36baik Pak Kuku terima kasih banyak atas sharing waktu
23:38serta analisis dan update terbaru terkait dengan sektor otomotif
23:42yang sudah anda sampaikan kepada pemirsa
23:44Mas Andri terima kasih juga atas analisis yang sudah anda berikan kepada pemirsa pada hari ini
23:48selamat melanjutkan aktivitas anda kembali
23:50salam sehat Pak Kuku mas Andri terima kasih
23:52Selamat malam pak, terima kasih mas Andri
23:54Terima kasih, terima kasih mas Pras
23:55Ya pemirsa, satu jam sudah saya menemani anda dalam market review
23:59dan berbahari terus informasi anda
24:01hanya di IDX channel, Jatras Worthy and Comprehensive Investment Reference
24:05karena urusan masa depan harus terdepan
24:08aku investor saham
24:10ya saya Prasetyo Wibowo
24:12serta seluruh kerabat kerja yang bertugas
24:14pamit undur diri
24:15terima kasih, sampai jumpa
24:42Terima kasih