Presiden Prabowo Subianto meminta kementerian/lembaga terkait, untuk menghapus kuota impor. Penghapusan tersebut, utamanya terhadap komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Prabowo mengatakan, bahwa kuota impor bakal lebih fleksibel untuk siapa saja yang mampu.
Salah satu komoditas yang ia usulkan dibebaskan dari kuota impor adalah daging. Kepala negara pun menginstruksikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Budi Santoso, untuk membuka peluang impor komoditas tersebut bagi siapapun.
Prabowo mengatakan, bahwa kuota impor bakal lebih fleksibel untuk siapa saja yang mampu.
Salah satu komoditas yang ia usulkan dibebaskan dari kuota impor adalah daging. Kepala negara pun menginstruksikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Budi Santoso, untuk membuka peluang impor komoditas tersebut bagi siapapun.
Category
📺
TVTranscript
00:00Transcription by CastingWords
00:30Presiden Prabowo Subianto memerintahkan kementerian dan lembaga terkait untuk menghilangkan kuota impor,
00:36terutama kuota yang terkait dengan komoditas yang menyakut hajat hidup orang banyak.
00:42Saya minta ya, ada Menteri Pertanian, ada Menteri Perdagangan,
00:47nggak usah ada kuota-kuota apa lagi semua, nggak ada kuota-kuota.
00:55Siapa mau impor daging, silakan, siapa aja boleh impor.
00:58Saudara-saudara, mau impor apa, silakan, buka aja.
01:05Rakyat kita juga pandai kok, ya kan?
01:09Nggak bikin kuota-kuota, habis itu perusahaan ABC yang hanya ditunjuk, hanya dia boleh impor.
01:18Enak aja.
01:18Iya kan?
01:22Selain pembebasan kuota, Prabowo juga ingin proses karantina dari barang impor dipercepat,
01:28sehingga pemeriksaan barang impor tidak perlu lama ketika sudah tiba di Indonesia.
01:33Namun demikian, dalam acara Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia yang digelar pada 8 April 2025,
01:40Presiden Prabowo kembali mengingatkan tekad pemerintah dalam program suasembadapangan.
01:45Prabowo mendegaskan program suasembadapangan sangat penting untuk menjamin tidak ada lagi rakyat Indonesia yang dilanda bencana kelaparan.
01:53Tidak boleh ada orang yang lapar di Republik yang merdeka di 80 tahun.
02:01Tidak boleh ada orang yang tinggal di bawah kolong jembatan.
02:05Ini menusuk rasa keadilan.
02:09Tidak boleh ada orang yang tidak makan.
02:12Ini yang mendasari dan kita buat strategi.
02:17Prabowo menyebut strategi untuk mensejahterakan masyarakat akan terus dimatangkan.
02:22Menurutnya jika program suasembadapangan hingga suasembadapangan energi bisa terwujud,
02:27maka cita-cita kesejahteraan masyarakat bukan menjadi hal mustahil untuk dicapai.
02:33Jakarta, Tim Leputan, IDX Channel.
02:35Untuk membahas tema kita kali ini, untung rugi penghapusan kuota impor komunitas strategis.
02:48Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Reynaldi Sarizawan,
02:53Bila adalah Sekjen Ikatan Pendagang Pasar Indonesia.
02:56Halo, Mas Tri.
02:57Apa kabar?
02:58Halo, Mas Pras.
02:59Baik, terima kasih atas waktu yang disempatkan.
03:02Kemudian juga ada Pak Fadil Hassan, ekonom senior INDEF.
03:06Halo, Pak Fadil. Apa kabar?
03:08Halo, kabar baik. Terima kasih, Mas Pras. Apa kabar?
03:11Menang Ajin dan Pak Ijin.
03:12Menang Ajin dan Pak Ijin.
03:13Mohon maaf lahir dan batin juga.
03:14Pak Fadil, sebelum memahas lebih jauh ini,
03:16tadi sudah disampaikan Presiden Prabowo dalam Sarasian Ekonomi kemarin
03:19mengisyaratkan bahwa kuota impor komunitas yang bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak itu
03:25tidak ada lagi pembatasan.
03:27Tanggapan Anda bagaimana, Pak? Silahkan, Pak Fadil.
03:30Ya, terima kasih, Mas Pras.
03:31Saya kebetulan hadir kemarin dalam acara Sarasian Ekonomi dengan Presiden itu.
03:36Dan memang itu salah satu topik yang disampaikan oleh Pak Presiden itu ya,
03:42bahwa kuota import atau prosedur import yang berbelit itu akan disederhanakan
03:53atau akan diregulasi ya, sehingga kita ini, perekonomian kita ini,
04:01itu akan semakin kompetitif, semakin terbuka lah, gitu kan.
04:07Dan juga masyarakat bisa secara lebih, ini lagi, lebih mudah lagi
04:16untuk mengakses berbagai barang kebutuhan itu.
04:19Tapi di sisi lain sebenarnya apa yang disampaikan Pak Presiden itu,
04:24itu terkait dengan kebijakan Trump ya,
04:31yang menerapkan tarif terhadap Indonesia itu sebesar 32 persen.
04:42Dan kemudian salah satu upaya untuk bisa memitigasi
04:47atau mengurangi berbagai resiko daripada kebijakan tersebut,
04:55maka salah satu yang akan dilakukan itu adalah diregulasi.
04:58Regulasi atau penjahatan, berbagai ketentuan terkait dengan impor,
05:04dan juga bukan hanya impor saja, ya kan sebenarnya,
05:07dengan berbagai hal lainnya, TKDN misalnya, dan sebagainya, dan sebagainya itu.
05:14Nah, dalam konteks ini, saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Presiden itu,
05:20kita harus lihat dalam konteks bahwa kita memang juga sekarang ini masih banyak
05:26mengimpor berbagai barang kebutuhan, terutama yang terkait dengan pangan ya.
05:30Oke.
05:31Misalnya kacang gedele, kemudian gula, kemudian 10 ribu,
05:42susu, dan sebagainya itu.
05:44Nah, selama ini kan memang sapi misalnya kan, selama ini memang ada ketentuan-ketentuan
05:53yang harus dipenuhi, ya, baik dari sisi prosedur importnya,
05:57ataupun dari sisi kebijakan kuota importnya, dan sebagainya itu.
06:03Nah, saya kira kalau misalnya kita bebaskan, ya, kita sederhanakan,
06:11tidak lagi berlaku kuota import itu, maka barang-barang yang akan masuk ke Indonesia itu, ya,
06:20tentunya itu akan lebih mudah, murah lagi, ya kan, akan lebih mudah lagi,
06:26dan juga memberikan suatu akses yang sama terhadap semua pelaku usaha, gitu, ya kan.
06:35Oke.
06:35Nah, ini, dan kemudian barang-barang tersebut, biasanya kalau misalnya tidak ada kuota
06:40dan ada pusur import itu juga terlalu, terlalu, ya, apa namanya,
06:44terhindarkan dari moral hajat, ya, gitu kan.
06:48Karena bagaimanapun juga, bertenggarai berbagai praktek-praktek
06:54dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut,
06:58juga ada berbagai kepentingan yang bercokol di sana, gitu.
07:02Jadi, saya kira ini suatu, apa namanya, langkah yang tepat, ya,
07:08untuk dilakukan, tetapi saya kira juga harus kita lihat
07:12di sisi lain adalah bagaimana industri di dalam negeri, ya kan,
07:18itu juga bisa tetap kompetitif, bisa tetap, apa namanya, tumbuh, gitu loh,
07:25di tengah, apa namanya, kemungkinan adanya, ini,
07:33apa, serbuan ataupun impor yang akan meningkat dengan adanya deribulasi ini.
07:40Baik, Pak Fadil. Nah, sekarang kita ke Mas Re, ini.
07:43Bagaimana dari sisi pelaku pasar tradisional, begitu,
07:46menyikapi kebijakan ini, begitu, lantas, seperti apa sih update terlebih dahulu, dong,
07:49terkait dengan ketersediaan pasokan komunitas pangan
07:52yang juga menjadi bagian daripada komunitas strategis,
07:55begitu, yang tadi sudah disampaikan Pak Presiden,
07:57begitu, ada pembatasan kuota yang sebaiknya dihilangkan, begitu, Mas Re. Silahkan.
08:02Ya, izin, Mas, saya ingin menyampaikan,
08:05dan ingin melaporkan juga beberapa laporan, ya,
08:08anggota kami di berbagai daerah, yang hari ini memang tentunya harga kebutuhan bahan pokok
08:13masih terbilang relatif, lebih mahal, gitu.
08:17Saya ingin melaporkan, seperti cabai rot merah, ini masih di pisaran Rp80.000 per kilonya.
08:22Kemudian, beras medium dan premium itu masih di atas HET sedikit.
08:27Yang medium Rp13.800, kemudian premiumnya Rp15.500.
08:32Gula pasir ini menurut kami juga masih cukup tinggi,
08:35di pisaran Rp18.500.
08:38Jagung,
08:39di pisaran Rp6.300, rata-rata nasionalnya.
08:42Kemudian, bawang merah, bawang putih di pisaran Rp50.000.
08:45Kita juga ada update bahwa
08:49telur, ayam, dan minyak ini mengalami kenaikan.
08:53Terutama minyak ya, Mas Pras.
08:55Minyak kita itu masih di,
08:56minyak kita kemasan sederhana masih di pisaran Rp18.000.
08:59Telur Rp30.000 dan ayam Rp39.000 yang ras.
09:02Nah, menurut kami, beberapa laporan tadi mengisyaratkan bahwa memang harga di pasar ini masih relatif lebih mahal.
09:14Padahal paskal idul fitri sudah lewat gitu.
09:17H plus 7 ini sudah berlalu gitu.
09:20Fase itu sudah terlewatkan, tapi harga-harga pasir bilang relatif lebih tinggi.
09:24Nah, kemudian kami menyikapinya terkait dengan penghapusan kota impor,
09:30tentu kami menyambut baik apa yang menjadi asla cita Presiden Prabowo
09:36untuk bagaimana di tahun 2027, kalau tidak salah ya pada 2028, kita suasana pada pangan.
09:44Supaya kita tidak tergantung impor seperti apa, maka produksinya harus digenjot, Mas Pras.
09:48Saya kira permainan praktek-praktek di kota itu justru membuat kami akhirnya menjadi ketergantungan terhadap impor.
10:00Padahal ketika panen raya itu impor dikucurkan gitu, kira-kira begitu.
10:06Nah, ini yang justru sering menyakiti hati petani kita, peternak kita, nelayan kita.
10:12Sehingga saat panen raya, justru pemerintah dalam hal ini, Kementerian Perdagangan atau Kementerian Pertanian,
10:20membuka kerana impor, maka kuota itu ada.
10:23Jadi kalau kuota-kuota itu dihilangkan atau dihapus, justru ini menghilangkan juga ketergantungan Indonesia terhadap impor.
10:31Baik, Baik.
10:32Nah, Pak Fadhil, lantas bagaimana pandangan Anda terkait dengan beberapa harga kebutuhan pangan kita?
10:37Ya, begitu kalau memang ini bisa dikatakan menjadi komputer strategis begitu yang kaitannya dengan importasi
10:41ataupun kuota-kuota tadi yang nanti akan dihilangkan oleh pemerintah.
10:44Menurut Anda lebih kepada karena memang produktivitas, kemudian rantai pasoknya,
10:49atau bagaimana nih sebenarnya Pak Fadhil?
10:52Ya, saya kira kan ini memang terkait dengan, apa namanya, cost ya, atau biaya yang diperlukan untuk menghasilkan produk-produk tersebut.
11:04Itu di dalam negeri itu lebih tinggi dibandingkan dengan kalau misalnya kita import gitu.
11:13Nah, jadi kalau misalnya import dibuka, ya kan, produk di dalam negeri itu, itu akan terdesak, ya kan.
11:20Nah, makanya kemudian ada aturan tentang kuota import itu.
11:24Nah, tapi saya kira memang di sisi lain adanya kuota import itu menyebabkan, apa namanya, ini,
11:36barang-barang yang ada itu di dalam negeri itu menjadi lebih pahal, ya, relatif dengan barang-barang yang ada di konsumsi di luar negeri misalnya.
11:47Dan kemudian juga, ya itu tadi, praktek-praktek yang, apa namanya, menyimpang akhirnya, kan, moral hajat lah, gitu kan.
11:56Nah, oleh karena itu memang harus dicari keseimbangan.
11:59Nah, jadi disinilah saya kira pentingnya kita itu melakukan efisiensi, ya, inovasi agar produksi di dalam negeri itu bisa lebih efisien lagi, bisa lebih kompetitif lagi, ya kan.
12:19Nah, caranya bagaimana, kalau misalnya terkait dengan barang-barang yang memang kita misalnya secara teknis agronomi, secara, apa namanya, iklim, dan seterusnya itu tidak cocok.
12:32Misalnya seperti bawang putih, ya kan, yang sekarang ini importnya itu kan hampir, mungkin 90 persen, ya.
12:39Nah, itu mungkin kita, ya, tidak bisa dalam jangka pendek mendengar itu, kita bisa menghasilkan barang-barang tersebut bersaing dengan produk dari impon, apa gitu.
12:51Tapi misalnya untuk yang lain, ya kan, itu mungkin kita bisa bersaing oleh kalian.
12:56Itu pentingnya disini adalah bagaimana lembaga-lembaga penelitian Indonesia itu menghasilkan benih-benih, ya, yang memiliki produktivitas yang tinggi, gitu.
13:09Ya kan, yang kemudian bisa menekan harga itu sendiri.
13:14Jadi, sila, saya kira, adanya langkah yang akan dilakukan oleh Pak Prabowo, Presiden ini, itu harusnya mendorong kita ini harus lebih efisien lagi.
13:27Waktu itu, bukan hanya dari sisi aspek produksi, tapi juga dari sisi logistiknya, distribusinya, pemasarannya, seperti itu, gitu.
13:36Baik, Pak Fadil. Nah, kalau kita bicara memang, kalau memang ada, begitu ya, komunitas pangan yang harus diimpor dalam konteks pemenuhan kebutuhan saat ini,
13:43nah, lantas aturan impor seperti apa, begitu yang ideal. Kita bahas nanti di segmen berikutnya, Pak Fadil Masri.
13:48Kita akan jadi dulu semantara pemirsa, kami akan segera kembali.
13:51Sesaat lagi.
14:00Ya, Anda masih menyaksikan market review.
14:02Pemirsa, kita lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Pak Fadil Hasan dari Indef, kemudian juga Mas Ray berada di GAPI.
14:08Nah, Pak Fadil, kalau kita cermati dengan tadi, kalau memang pemenuhan kebutuhan importasi terkait dengan produk-produk kebutuhan strategis di Indonesia,
14:16seperti pangan misalnya, lantas aturan impor seperti apa sih, yang semestinya, ataupun ideal yang akan diterbitkan oleh pemerintah,
14:23sehingga tidak bermasalah juga di kemudian hari begitu, Pak Fadil?
14:27Ya, seperti yang disampaikan oleh Pak Presiden, ya itu dibebaskan saja, siapa saja bisa mengimport, jumlahnya mungkin juga tidak ditentukan, tidak ada kuota import,
14:39tidak ada penunjukan importer tertentu saja yang bisa mengimport, misalnya kan.
14:46Jadi, bebas, jadi, apa namanya, bukan free market ya, tapi ada, ya harus keluar, masuk keluar barang itu,
15:00apa namanya, bisa dilepaskan oleh siapa saja dan dalam jumlah berapa saja.
15:05Dan ini saya kira akan menciptakan suatu persaingan yang lebih sehat, ya,
15:11dan kemudian juga saya kira akan mendorong harga di dalam negeri terhadap produk-produk tersebut itu,
15:19menjadi lebih kompetitif, menjadi lebih rendah, begitu.
15:23Nah, masalahnya itu memang bagaimanapun juga, ya kan,
15:28karena ini terutama yang menyangkut masalah impor pangan ini,
15:34ya kan, ada aspek-aspek tertentu yang dari sisi safety, ya, dari sisi hygienis,
15:41dan juga dari sisi standar itu memang juga harus,
15:46apa namanya, harus memenuhi ketentuan yang ada di Indonesia.
15:53Nah, dalam konteks ini, Pak Presiden juga mengatakan bahwa,
15:57biasanya kan itu dilakukan oleh badan karantina, ya kan,
16:01Nah, itu mungkin Presiden juga mengharapkan agar proses pemeriksaan karantina
16:11terhadap barang-barang impor tersebut juga dilakukan secara lebih cepat, gitu kan.
16:17Jadi, saya kira aspek-aspek tentang standar, safety, keamanan terhadap produk tersebut tetap harus dijaga, ya,
16:30supaya tidak membahayakan konsumen di Indonesia, ya kan, di dalam negeri,
16:35tapi prosesnya itu harus lebih cepat lagi, harus lebih sederhana lagi.
16:41Tapi intinya, dengan adanya langkah ini, langkah dirigulasi atau penyederhanaan itu, ya, ya itu.
16:49Jadi, ada kan, ada persaingan antara para importer,
16:52saya kira kemudian yang akan mendorong harga itu lebih rendah lagi.
16:58Jadi, saya kira tidak ada ketentuan kalau misalnya mengikuti ketentuan apa yang menjadi sampean Presiden itu,
17:06ya tidak ada ketentuan terkait dengan kebijakan importasi ini.
17:12Oke.
17:13Nah, kita ke Mas Re ini.
17:14Lantas bagaimana Anda melihat apakah kebijakan ini akhirnya benar-benar bisa menjaga
17:17ataupun menemukan titik keseimbangan baru, nih, kaitannya dengan penentuan harga, begitu.
17:23Karena kita lihat dengan kondisi yang ada saat ini,
17:26tadi masih ada beberapa harga kebutuhan pokok, begitu,
17:29di tingkat pasar tradisional yang justru pasca lebaran juga masih berada dalam posisi harga yang cukup tinggi,
17:35tadi kita tahu ada telur, cabai, beras, kemudian jagung, dan lain-lain.
17:40Mas Re, bagaimana Anda melihat apakah ini bisa menyeimbangkan harga di pasaran,
17:44dan begitu dalam artian, masyarakat juga diuntungkan, pedagang juga diuntungkan
17:47dengan harga yang akan semakin lebih murah dan terjangka, begitu.
17:51Ya, sebenarnya gini, Mas Pras.
17:54Pernyataan Presiden di eksarasian ekonomi itu tentu harus dimaknai dengan yang namanya
18:00bersih-bersih atau memperbaiki tata nyaga pangan kita.
18:05Oke.
18:05Kita maknai dengan itu.
18:07Ketika ucapan seorang Presiden untuk menghapus kuotanya tentu dimaknai dengan bersih-bersih, gitu.
18:16Dimaknai dengan memperbaiki tata nyaga pangan kita.
18:19Oke.
18:20Nah, kita bisa, hari ini bisa telusuri sejauh mana harga cabai raut merah ini
18:26masih melambung tinggi harganya.
18:28Lantaran apa penyebabnya.
18:30Ini kan harus-harus di, apa nam, investigasi.
18:34Apakah memang penyebabnya ada di produksi kita,
18:37atau justru masalahnya ada di distribusi, gitu.
18:41Jadi kalau makna untuk memperbaiki tata nyaga pangan kita ini disederhanakan saja,
18:46saya kira ini akan, apa namanya, dampaknya akan luar biasa.
18:52Tapi kalau kita maknai ini sebagai memperbaiki tata nyaga pangan kita ke depan,
18:58saya kira dampaknya jauh lebih besar.
19:02Ketimbang kita, apa namanya, ketergantungan impor yang bertahun-tahun.
19:08Sampai hari ini, bahkan Pak Madil juga bilang tadi,
19:11impor bawang putih itu bukan 90 persen, Pak.
19:15Ini sudah 100 persen kita ketergantungan bawang putih.
19:18Saya kira itu.
19:18Dan menurut kami, di pasar juga akan terjadi, apa namanya,
19:26efek domino yang saya kira jauh lebih baik, gitu.
19:31Ketimbang kita fokus terhadap importasi dari negara-negara pangga.
19:37Saya kira memperbaiki tata nyaga pangan,
19:38dan kemudian meningkatkan produktivitas jauh lebih penting.
19:41Baik, itu dia ya.
19:42Beberapa poin yang paling utama tadi,
19:44selain itu harus dimaknai dengan perbaikan tata kelola,
19:46tata nyaga dari komunitas pangan Indonesia.
19:49Kemudian Pak Fadil juga menekankan bahwa industri dalam negeri juga harus tetap diperhatikan
19:53untuk bisa tumbuh begitu dengan dibukanya tadi.
19:56Tidak adanya pembatasan kuota lagi untuk importasi komunitas strategis di Indonesia.
20:00Pak Fadil, Mas Ray, terima kasih banyak atas informasi, update,
20:03dan juga analisis yang sudah diberikan kepada pemirsa pada hari ini.
20:06Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali.
20:08Salam sehat, sampai berjumpa kembali Pak Fadil, Mas Ray.
20:11Terima kasih.
20:11Ya, terima kasih.
20:13Baik pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda dalam market review,
20:16dan berbahari terus informasi Anda hanya di ID Actional,
20:19Your Trustworthy and Comprehensive Investment Reference.
20:22Karena urusan masa depan harus terdepan.
20:25Aku, Investor Saham.
20:26Saya, Prasetyo Wibowo,
20:28beserta seluruh kerebet kerja yang bertugas pamit undur diri.
20:32Terima kasih, sampai jumpa.
20:38Terima kasih.
21:08Terima kasih.