PT Medela Potentia Tbk (MDLA) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa (15/4/2025). MDLA menjadi emiten ke-13 yang tercatat di Bursa pada 2025.
Dalam debutnya, saham MDLA dibuka naik 1,06 persen ke Rp190 dari harga penawaran final Rp188 per saham. Hingga satu jam perdagangan saham, saham emiten farmasi tersebut bergerak pada rentang Rp186-Rp194.
Medela melepas 3,5 miliar saham atau sekitar 25 persen dari modal disetor dan ditempatkan setelah IPO. Dalam penawaran saham perdana ini, perseroan menetapkan harga sebesar Rp188 per saham. Dengan harga tersebut, perseroan menghimpun dana IPO sebesar Rp685 miliar.
Dalam debutnya, saham MDLA dibuka naik 1,06 persen ke Rp190 dari harga penawaran final Rp188 per saham. Hingga satu jam perdagangan saham, saham emiten farmasi tersebut bergerak pada rentang Rp186-Rp194.
Medela melepas 3,5 miliar saham atau sekitar 25 persen dari modal disetor dan ditempatkan setelah IPO. Dalam penawaran saham perdana ini, perseroan menetapkan harga sebesar Rp188 per saham. Dengan harga tersebut, perseroan menghimpun dana IPO sebesar Rp685 miliar.
Category
📺
TVTranscript
00:00Welcome to the market review program that is the issue of economic economy in Indonesia.
00:29Live streaming kami bisa Anda saksikan juga di idxchannel.com dan langsung saja kita mulai market review selengkapnya.
00:45Medala potensial TBK resmi menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.
00:49Emiten berkode saham MDLA ini melepas sebanyak 3,5 miliar saham baru dengan harga penawaran Rp188 per saham.
00:58Dengan demikian, perseroan meraih dana segar dari IPO sebesar Rp658 miliar.
01:04PT Medala potensial TBK resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.
01:16Emiten berkode saham MDLA ini menerbitkan saham baru sebanyak 3,5 miliar saham atau setara 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
01:27Ada pun harga saham yang ditawarkan ke publik sebesar Rp188 per saham.
01:35Dengan demikian, MDLA meraih dana segar sebesar Rp658 miliar.
01:40MDLA sendiri merupakan perusahaan induk atas grup usaha yang bergerak di bidang distribusi dan pemasaran atas produk farmasi,
01:50produk kesehatan dan alat kesehatan, manufaktur alat kesehatan,
01:55serta penyelenggaraan portal web dan atau platform digital dengan tujuan komersial melalui perusahaan anak.
02:01Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO sekitar 85,4% untuk disalurkan kepada PT AAM dalam bentuk pinjaman dan setoran modal.
02:13Kemudian, sekitar 10,7% akan disalurkan kepada PT DMM sebagai modal.
02:19Sedangkan sisanya disalurkan kepada PT kita dalam bentuk setoran modal yang akan digunakan untuk modal kerja.
02:26Dari Jakarta Tim Liputan, Aidek Channel
02:31Ya, untuk membahas tema menarik kita hari ini, IPO PT Medala Potensial TBK atau MDLA
02:42sudah bergabung bersama saya di studio Aidek Channel.
02:45Ada Pak Krestianto Panji, Direktur Utama PT Medala Potensial TBK
02:50di mana Pak Krest ini telah menjabat sebagai Direktur Utama sejak tahun 2022
02:54dan bertanggung jawab atas strategi operasional, aspek akutansi dan juga keuangan perusahaan.
03:00Apalagi dengan dukungan pengalaman lebih dari 18 tahun di industri kesehatan.
03:04Tentu memiliki peran kunci dalam mengembangkan bisnis dan ekspansi pasar perseruan ke depannya.
03:11Ya, halo, selamat pagi Pak Krestianto.
03:13Selamat pagi Pak, terima kasih nih kesempatan pada hari ini.
03:15Yes, terima kasih juga atas kehadirannya dan kami ucapkan selamat karena hari ini sudah resmi ya menjadi anggota Bursa Efek Indonesia.
03:21Terima kasih Pak, terima kasih.
03:23Sebelum membahas lebih jauh, mungkin bisa diceritakan juga di kepada pemirsa.
03:26Sebenarnya apa sih yang menjadi latar belakang nih perseruan akhirnya memilih nih Pak menjadi perusahaan tercatat? Silahkan.
03:33Ya, ini penting sekali hari ini. Terima kasih atas kepercayaan daripada IDX dan juga pada para investor.
03:40Jadi memang latar belakang kenapa kita itu mau melakukan listing.
03:45Nomor satu kita akan melakukan ekspansi perusahaan.
03:48Oke.
03:49Jadi memang kalau kita lihat industri kesehatan di Indonesia ini bisa dibilang adalah industri yang defensif tetapi selalu berkembang.
03:58Ya.
03:58Kalau kita melihat pengalaman kita dari 10 tahun terakhir kita selalu tumbuh 9, 10, 11 persen selalu.
04:06Tidak peraturan Pak.
04:07Wow, oke.
04:09Ada COVID, tidak ada COVID, pasti naik.
04:11Ya, jadi oleh sebab itu kita melihat bahwa kebutuhan akan obat-obatan, medical device itu penting sekali di Indonesia.
04:19Dan juga pemerintah terutama mencanangkan akan ada perbaikan dalam kaitannya kesehatan di Indonesia.
04:25Oleh sebab itu salah satu rencana kami adalah dengan listing ini adalah kita mau menggunakan dana-dana ini untuk pengembangan bisnis kita.
04:33Baik itu untuk distribusi maupun pengembangan untuk pabrik medical device kami Pak.
04:38Oke, yang utama perlu digarisbahi tadi untuk ekspansi bisnis.
04:42Nah, kalau kita bicara mengenai profil, nah ini juga menarik mungkin bisa disampaikan juga nih kepada pebirsa.
04:47Seperti apa sih Pak Presel Ruan ini? Silahkan.
04:49Oke, sebenarnya kalau kita lihat PT Medela Potensia sendiri itu sebenarnya didirikan pada tahun 2011.
04:55Oke.
04:55Tetapi cikal bakalnya Medela Potensia ini adalah PT Anugrah Argon Medica.
05:01Itu didirikan pada tahun 1980.
05:04Oke.
05:04AM atau Anugrah Argon Medica itu adalah pada saat 1980 purely adalah perusahaan distribusi obat-obatan yang dimana pada tahun 1980 hanya mendistribusikan obat-obatan yang diproduksi oleh PT Deksa Medica.
05:21Oke.
05:21Tapi dengan berjalannya waktu ya, seperti kita buat jalan tol ya, kita jalan tolnya udah jalan, mobil cuma satu, sayang kan?
05:29Betul.
05:30Oleh sebab itu, 10 tahun kemudian kita mengajak beberapa prinsipal, contohnya Pfizer, ya kan, dan apa, Novo Nordisk dan lainnya, multinational company.
05:39Oke.
05:40Dimana pada saat itu mereka juga mau masuk Indonesia.
05:42Jadi kita memberikan pelayanan kepada mereka untuk bisa kita distribusikan obat-obatan itu kepada masyarakat, rumah sakit, apotek ya, di seluruh Indonesia.
05:52Iya. Karena COVID-19 kita bukan cuma di Pulau Jawa aja, kita dari Sabang sampai Merauke.
05:57Wow, oke. Seluruh Indonesia sudah ya.
05:59Jadi oleh sebab itu, berkembang, setelah itu kita bilang bahwa, oh, penting juga kita untuk membuat yang namanya medical device.
06:07Iya kan?
06:08Jadi kita juga melakukan atau penjualan medical device, bukan hanya obat-obatan, dan juga consumer health.
06:13Tapi terakhir bahwa pada COVID-19 2020 itu, kita mengalami suatu, apa ya, saya bilang, isu dimana ketidak tersediaan alat-alat kesehatan.
06:26Iya, betul.
06:27Masker aja kita mesti import.
06:28Yes.
06:29Baju untuk itu, dokter-dokter juga mesti import.
06:32Jadi pada saat itu kita dihimbau oleh pemerintah, kenapa kamu tidak membuat alat kesehatan sendiri.
06:39Oh, baik.
06:40Pada tahun 2020, kita dengan sadar dan juga dengan firm, kita membangun pabrik.
06:46Dan pabrik itu adalah namanya Dekametrik.
06:49Oke.
06:50Dan itu pabriknya di Cikarang, dan sekarang ini sudah jalan dan diresmikan oleh Menteri Kesehatan pada tanggal 21 Desember 2023.
07:00Tetapi kembali, pabriknya jadi, apakah bisa langsung jualan?
07:03Tidak bisa, Pak.
07:04Iya.
07:04Karena produk kami kita mesti diproduksi dan ditrial dulu.
07:07Oke.
07:08Nah, pas sudah gitu, bisa diterima di rumah sakit.
07:12Dan yang menarik adalah produk-produk ini karena dibuat di Indonesia mempunyai tingkat komponen dalam negeri yang cukup tinggi.
07:19Iya, oke.
07:20Karena kita kan juga mau mengurangi dependensi ya.
07:24Bukan import, tapi mengurangi dependensi ya.
07:26Oke.
07:26Jadi kita memang sengaja untuk bisa membawa produk-produk itu berada di Indonesia supaya kalau sampai ada pandemi lagi, mudah-mudahan jangan ada, ya kan.
07:37Kita paling tidak sudah ada alat-alat kesehatan di Indonesia.
07:42Fokusnya yang kita kerjakan sekarang adalah wound care.
07:44Jadi kalau bahasa simpelnya adalah bandage ya.
07:48Kalau ada operasi, nah itu bagaimana operasi itu kita tutup, ya kan, dengan suatu bandage yang steril dan lain-lain.
07:55Ya, kita buat itu, sudah jalan dan itulah kita berkembang dari hanya distribusi company untuk produk Dexamedica, akhirnya mendistribusikan sampai dengan 70 lebih prinsipal.
08:10Dan sekarang sudah mempunyai pabrik sendiri, pabrik medical device dengan nama Dekametrik.
08:16Dan jangan lupa, Pak, kita pun juga hadir di digital, Pak.
08:20Zaman-zaman sekarang kan orang anak-anak muda maunya kan pakai digital.
08:23Setuju.
08:23Nah, digital yang kita lakukan adalah kita punya namanya apa? Go Apotek.
08:27Jadi kalau misalnya zaman COVID dulu, kalau saya sakit, kan saya mesti beli obat ke apotek.
08:33Betul.
08:34Nah, kita mempunyai aplikasi namanya Go Apotek, di mana nggak perlu lagi ke apotek.
08:40Resepnya di foto saja.
08:41Oh, ya, oke.
08:42Di foto, di upload.
08:44Upload, nanti kita akan mencarikan kepada apotek-apotek rekanan kita.
08:49Yang dekat dengan rumah Bapak.
08:51Oh, baik.
08:52Nanti Bapak tinggal pilih harganya berapa, transparan, ya kan?
08:56Bisa beli, langsung bayar, nanti obatnya langsung dikirim ke rumah.
09:00Wow, itu dia.
09:01Era digital juga dimanfaatkan dengan jeli nampaknya begitu oleh Pak Seroan.
09:05Nah, lantas bagaimana dong Pak?
09:06Update kinerja, kemudian pengembangan usaha dari potensia sendiri begitu.
09:12Itu melihat perkembangannya sudah cukup signifikan.
09:14Dari tahun ke tahun justru ini positif begitu nih, Pak.
09:18Ya, memang medan potensia kita juga ya bersyukurlah ya, berkembang dengan baik.
09:25Kita setiap tahunnya tumbuh antara 10, 11, 12 persen.
09:28Oke.
09:29Kita juga bukan hanya ada di Indonesia, kami juga eksis juga di Kamboja.
09:32Ya kan?
09:33Nah, kalau dalam kaitannya performen, tadi saya bilang, kita setiap tahun dari 10 tahun terakhir tidak pernah yang namanya negative growth.
09:43Oke.
09:44Selalu positive growth.
09:45Nah, kita bersyukur bahwa pada zaman COVID, kita bersyukur kita mendapatkan kepercayaan dari PT Deksa Medica bahwa dia ada produk yang namanya Avigan.
09:55Kita yang mendistribusikan obat-obat Avigan.
09:58Oke.
09:59Jadi obat-obat COVID-nya naik, obat-obat non-COVID-nya turun.
10:03Pas COVID-nya hilang, Avigannya mulai turun, produk-produk non-COVID-nya mulai naik.
10:08Artinya apa? Kita selalu dalam positive growth terus.
10:11Ya, itu dia.
10:12Kalau kita bicara tentang sektor kesehatan.
10:14Nah, lantas bagaimana dengan peta persaingan usahanya?
10:16Kita bahas nanti di selanjutnya, Pak.
10:18Ya, siap. Terima kasih.
10:19Dan pemirsa, tetaplah bersama kami.
10:38Terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam Market Review.
10:41Pemirsa dan berikut ini, kembali kami sampaikan data untuk Anda terkait dengan profil emiten yang baru saja melantai di bursa efek Indonesia medila potensia TBK.
10:49Ya, seperti yang bisa Anda saksikan di layar televisi Anda, kegiatan usaha utamanya adalah bidang distribusi dan pemasaran atas produk farmasi, produk kesehatan dan alat kesehatan, manufaktur alat kesehatan,
10:58serta penyelenggaraan portal web dan atau platform digital dengan tujuan komersial melalui perusahaan anak.
11:05Harga IPO Rp188 per saham, dana ISL IPO-nya sekitar Rp658 miliar.
11:14Saham IPO sekitar Rp3,5 miliar saham dengan presentase sekitar 25% dari modal di setor penuh.
11:21Dan selanjutnya kita cermati penggunaan dana IPO untuk apa saja.
11:25Ini dia, tadi sudah sempat disinggung oleh Pak Kristianto adalah memang untuk modal kerja begitu ataupun kegiatan ekspansi bisnis.
11:35Ini dia penggunaan dana hasil IPO, dimana 85,4% untuk pinjaman dan modal kerja PT AAM, kemudian 10,7% untuk modal kerja PT DMM, dan 3,9% untuk modal kerja PT kita.
11:50Berikutnya, kepemilikan saham dari PT Medela Potensia TBK, ada Heti Sutikno, kemudian PT Ekon Prima, dan juga masyarakat sekitar 25%.
12:05Ini dia data kepemilikan saham setelah IPO hari ini.
12:11Berikutnya, dari sisi posisi aset liability, kemudian equity-nya dari perusahaan, asetnya sekitar Rp5,69 triliun,
12:19liabilitas Rp3,57 triliun, ekuitasnya Rp2,11 triliun.
12:26Ini dia beberapa data yang kami sampaikan terkait dengan perusahaan Medela Potensia TBK yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia.
12:33Kita lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Bapak Kristianto Panji, Direktur Utama PT Medela Potensia TBK.
12:40Baik, kita akan lanjutkan kembali Pak Kristianto.
12:42Nah, kalau kita bicara mengenai tadi yang sempat tertunda, bagaimana dengan iklim usaha dari sektor kesehatan?
12:48Kalau Anda katakan tadi bahkan ini dalam 10 tahun terakhir tidak pernah negatif, bahkan pertumbuhannya double digit.
12:54Nah, bagaimana peta persaingan bisnisnya saat ini?
12:57Kan kita tahu juga di Indonesia banyak Pak perusahaan-perusahaan di sektor kesehatan ini.
13:02Saya akan membahas nomor satu adalah kesehatan di Indonesia nomor satu, nanti selain itu persaingan usaha.
13:08Nah, kalau kita lihat Indonesia ini adalah negara yang luar biasa.
13:13Kenapa? Populasinya saya sudah 280 juta lebih.
13:17Nah, kalau kita lihat dari kaitan spending, di Indonesia ini bila mana dibandingkan dengan seluruh negara ASEAN yang tertinggi.
13:24Tetapi masalahnya kalau dibagi dengan jumlah penduduk atau health care spending per kapita, termasuk yang cukup rendah Pak.
13:33Kalau lihat data dari pemerintah, sekitar 130-140 USD per kapita.
13:38Sedangkan kalau kita lihat, bandingkan dengan Singapura itu sudah di atas 2.000 USD.
13:44Jadi jauh ya kan. Malaysia pun sudah sekitar 400.
13:47Jadi artinya apa? Bahwa dunia kesehatan ini tidak mungkin turun lagi.
13:53Cuma ada satu arah yaitu naik.
13:56Tinggal pertanyaan mau naiknya single digit atau double digit.
13:59Jadi situ akhirnya ya.
14:00Nah, kalau dalam kaitannya pesaingan usaha, ya kalau kita bermain di dunia distribusi dan medical device ya Pak ya.
14:08Kalau distribusi bisa dibilang pemainnya untuk yang bersifat nasional, itu nggak terlalu banyak Pak.
14:15Saya mungkin pikir-pikir nggak akan lebih dari 8 Pak.
14:19Kenapa? Karena membutuhkan modal yang cukup besar dan kita harus punya kantor gudang di seluruh Indonesia Pak.
14:29Bisa bayangkan ya kan. Kita mempunyai gudang di 35 area.
14:33Tujuan kami adalah nomor satu, supaya kita lebih kompetitif.
14:38Yang kedua, responsif terhadap para yang sakit kan.
14:42Ya kan, kalau semua gudangnya ada di Indonesia, kalau ada pasien kita yang sakit di Gorontalo, kita kan mesti kirim obat dari Jakarta ke sana Pak.
14:51Betul, ya.
14:52Ya kan, orang sakit mana bisa nunggu ya kan.
14:56Nah, kalau kita punya gudang di Manado, ya kan, kita punya gudang di Makassar, kita punya gudang di Palu, ya kan, kita punya tim di sana.
15:03Artinya apa? Konsep kita apa? Kita harus dekat dengan customer dan kita harus membelikan customer satisfaction yang terbaik.
15:11Jadi itulah kalau saya bilang bahwa peta persaingan memang cukup, ya cukup berat Pak.
15:17Karena pemainnya besar-besar juga tuh.
15:19Betul.
15:20Tetapi kita bisa sukses itu dengan tiga hal.
15:26Nomor satu, ya kan, kita responsif, ya kan, kita memberikan service yang terbaik.
15:32Yang paling kedua adalah kita juga memberikan harga yang terbaik.
15:36Ya, ya.
15:37Yang ketiga adalah kita juga memberikan produk, apa, macam-macam produk yang luar biasa.
15:46Oke.
15:46Kita punya hampir 9.000 SKU, Pak.
15:48Wow, 9.000 Pak ya?
15:50Iya, jadi kita mau minta apa aja, boleh gitu ya kan.
15:53Bisa dikatakan ada.
15:54Ya, ada, ya kan.
15:54Tapi juga kompetitif harganya, ya kan.
15:57Oke, baik, baik.
15:58Nah, bicara mengenai tadi, ada penggunaan dana hasil IPO, mungkin bisa dijabarkan kembali ini kepada pemirsa untuk apa saja.
16:03Karena kan tadi memang untuk modal kerja, berarti memang langsung bisa di, langsung dipakai gaspol untuk kegiatan ekspansi begitu, Pak.
16:11Exactly, Pak.
16:12Jadi kalau kita lihat, 85,4 persen dana dari IPO ini akan kita gunakan, ya kan, kita satunya ke PT. AHM.
16:20Oke.
16:20AHM memang adalah, saya bilang, apa, vehicle kita yang paling besar lah.
16:26Ya, itu bisa dibilang 90 persen revenue daripada MP itu memang berasal dari PT. AHM.
16:32Ya, revenue sendiri udah sekitar tahun lalu kita tutup di angka sedikit lebih tinggi dari 14 triliun.
16:3914 triliun, oke.
16:40Otomatis kan, kita juga butuh modal kerja.
16:43Yes.
16:43Ya, disitulah kita akan gunakan disana untuk nomor satu adalah bagaimana kita mengembangkan bisnis, ya kan, bisa punya barang lebih banyak, memberikan customer service yang jauh lebih baik lagi, ya kan.
16:54Yang kedua, kita juga mau menggunakan dana itu untuk AHM itu untuk pembelian gudang.
17:01Kita sudah punya gudang memang di Pak Cikarang, tapi kita sewa, Pak.
17:06Ya, tapi kita pengen punya sendiri supaya kita lebih mudah mengoperasionalkan, ya kan, dan lain-lain, ya kan.
17:13Nah, yang ketiga, ya kan, kita akan gunakan itu untuk apa, untuk membayar loan kita.
17:18Ya, loan kita tidak terlalu besar, ya kan, sekitar 100 miliar, ya kan.
17:22Oke.
17:22Jadi, kita bisa gunakan sana.
17:24Itu kalau yang untuk AHM.
17:26Yang kedua, kita akan gunakan 10,7 persen untuk PT DMM atau DK Metric Medical.
17:31Oke.
17:31Nah, ini DMM adalah pabrik medical device kami.
17:35Ya, nah, kita rencananya apa?
17:37Kita juga mau membeli mesin baru, ekspansi, ya kan, dengan produk-produk baru.
17:42Otomatis membutuhkan dana juga di sana.
17:45Yang terakhir itu adalah kira-kira sekitar, apa, kecil lah ya, 25, apa, 3 persen-an itu kita gunakan untuk keinvestasi ke PT kita.
17:54PT kita yang tadi saya bilang, Pak.
17:56Go Apotek.
17:57Oh, oke.
17:57Ya kan, digital platform.
17:59Otomatis digital platform juga perlu untuk perbaikan new feature, ya kan, dan lain-lainnya untuk bisa menunjang pertumbuhan.
18:06Oke.
18:06Dan, apa, service kepada para pelanggan, ya kan, tapi pelanggannya bukan rumah sakit, ini direct to consumer.
18:13Kita yang sakit.
18:13Individu langsung, begitu.
18:14Individu langsung, ya.
18:16Ya, menarik.
18:16Di era digital seperti saat ini, berarti nampaknya ini sudah disasar juga, nih, oleh medial potensi.
18:20Nah, anda melihat bagaimana, apakah digitalisasi ini benar-benar menjadi satu pintu masuk lagi, nih, bagaimana perusahaan untuk bisa meningkatkan revenue.
18:27Betul, Pak.
18:28Digital itu kita nggak bisa lari, ya.
18:30Ya kan, zaman sekarang, ya everything must go to digital, must go to AI, ya kan.
18:35Jadi, ini yang paling penting.
18:37Nah, kita mau ke arah sana bagaimana, kalau yang digital itu yang nomor satu adalah, kita biasanya kalau mau memberi order, ya.
18:44Kalau apotek, beri order itu kan kita mesti naik motor, atau naik mobil, tanya, eh, mau order apa enggak.
18:49Nah, sekarang, bayangkan kalau kita punya 30 ribu pelanggan, kita mesti visit satu per satu, waduh.
18:56Ya kan, repot, kan.
18:57Betul.
18:57Nah, kita mempunyai digital, yaitu B2B, ya, dengan apa, business to business, kita install aplikasi.
19:03Jadi, mereka kalau mau order, tinggal taruh, tinggal enter aja pakai handphone.
19:08Ya kan, tinggal pakai ini, langsung nanti kita bisa kirim.
19:11Oke.
19:11Ya kan, pembayaran pun sudah nggak usah pakai cash, pakai virtual account.
19:16Oke.
19:17Ya, jadi lebih gampang, terkonsolidasi itu lebih mudah sekali.
19:20Ya, itu kalau kita dalam kaitannya untuk business to business.
19:24Ke B2C, ya kan, kita punya go apotek tadi.
19:26Oke.
19:26Ya kan, pasien sakit, ya kan, tidak usah pergi ke apotek, ya kan, beli, masuk ke, bisa masuk ke Tokopedia, bisa masuk ke Blibli, bisa masuk ke, apa, Shopee, langsung bisa link ke sana.
19:40Oh, mantep ini.
19:41Ya, tapi, kembali lagi, kita harus comply.
19:44Ya kan, semua apotek yang kita kerjasama, pasti kita KYC.
19:48Know your customer, ya kan.
19:49Oke.
19:50Harus punya izin apotekernya, izin usahanya, ya kan, produk emosi yang asli, ya kan, dan lain-lainnya.
19:57Jadi, di sini kita menjaga data-data itu, ya kan, penting untuk kita bisa mendistribusikan, memberikan obat yang terbaik dan asli, gitu ya kan.
20:10Nah, kalau dalam kaitannya yang di back-end, yang kita juga pemikiran, kita akan digitalisasi adalah di warehousing.
20:16Oke.
20:16Kalau warehousing itu sekarang ini kan kita konsepnya adalah, kalau ada order, saya pergi ke shelf, ya kan, kayak kita sumber bakat, kita ambil, kan.
20:24Nah, yang kita pikirkan adalah bagaimana kita, jangan begitu kalau transaksinya cuma 100 transaksi per hari, gampang.
20:31Kalau sampai 1000 transaksi sehari, berapa banyak orang yang mesti kita jalan-jalan, ya kan.
20:36Betul, betul.
20:37Dan juga potensi error-nya tinggi, kan.
20:39Nah, kita mau membuat lebih ke arah namanya automation.
20:42Ya kan, kita juga berpikiran untuk membuat namanya automatic storage and retrieval system, misalnya, ya kan.
20:48Di mana di belakang kita adalah, ada robot yang udah ngambil, tuh.
20:53Hmm, oke.
20:55Nah, kita di sini tinggal barangnya sampai kemari kita packing, nanti kita tinggal kirim.
20:59Oke, oke.
20:59Jadi, dengan begini, nomor satu adalah terjadi lebihnya accuracy.
21:04Hmm.
21:04Mengungari, mengurangi human error.
21:06Betul.
21:07Terutama dalam pengambilan barang-barang itu.
21:09Hmm.
21:09Jadi, kita digital kita sudah jalankan, Pak.
21:12Dan tapi kita mau akan lebih kembangkan lagi ke depan.
21:14Lebih advance lagi begitu ke depan.
21:16Luar biasa.
21:16Nah, tantangannya apa saja?
21:18Kita akan bahas lagi di segmen berikutnya, Pak Chris.
21:19Siap.
21:19Kita akan jadi kembali sempat tari.
21:20Dan pemirsa, kami akan segera kembali usai pariwara.
21:23Berikut ini.
21:24Terima kasih.
21:54Terhadapi oleh perseroan.
21:55Hingga saat ini itu mungkin apa saja yang sudah dipetaka, dimitigasikan.
21:58Dan mungkin juga ada strategi yang sudah disiapkan, ini Pak Silahkan.
22:01Ya.
22:02Nah, penting sekali, Pak.
22:03Strategi kita ke depannya, ya.
22:04Kita melihat memang tahun 2025 ini bukan tahun yang mudah, ya.
22:08Awal-awal tahun sudah mulai ada perang dagang, kan, tarif.
22:12Tetapi kita beruntung bahwa industri kesehatan di Indonesia,
22:18kalau saya bilang cukup resilient atau tahan, ya, terhadap tarif.
22:22Kenapa?
22:22Karena kalau saya lihat, ya, industri kesehatan di Indonesia ini saya pecah menjadi tiga kelompok, Pak.
22:27Oke.
22:28Kelompok pertama adalah manufacturers.
22:30Pembuat.
22:31Ya.
22:31Baik itu pembuat obat maupun pembuat medical device.
22:35Kami juga ada pembuat medical device, Pak.
22:37Oke.
22:38Pertanyaan, apakah kita ada perusahaan farmasi sama medical device, ada yang ekspor nggak ke Amerika?
22:44Saya lihat sih, hampir nggak ada, Pak.
22:46Oke.
22:47Berarti apa?
22:48Pengaruh tarif pasti tidak ada, Pak.
22:50Ya kan?
22:51Yang kedua adalah perusahaan distribusi, kayak kita juga, AHM.
22:55Kita membawa produk dari prinsipal yang punya obat dan medical device kepada ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
23:02Kalau distribusinya di Indonesia kan pasti nggak ada pengaruh dengan tarif, Pak.
23:06Betul.
23:07Ya.
23:07Ketiga adalah faskes atau fasilitas kesehatan.
23:11Entah itu rumah sakit maupun apotek, ya kan?
23:14Ada di mana?
23:15Di Indonesia.
23:16Tidak ada tarifnya, Pak.
23:17Ya kan?
23:17Jadi kalau kita lihat pengaruh tarif, bisa dibilang tidak terlalu besar.
23:21Oke.
23:22Memang kita tahu pengaruh tarif itu nanti banyaknya ke mana?
23:25Ke tekstil, ke furniture, ya kan?
23:29Ke udang misalnya, ya kan?
23:31Jadi otomatis itu sektor yang lain.
23:33Tapi memang kita mesti jaga bagaimana daya belinya ini harus tetap baik, gitu ya kan?
23:40Nah kalau misalnya kita lihat bahwa terjadi misalnya nih ada entah itu PHK gimana ya kan?
23:46Mereka kan mungkin ada yang sakit, ya kan?
23:49Stress lah ya kan?
23:50Betul.
23:51Butuhnya ke mana?
23:52Butuhnya ke rumah sakit.
23:54Kalau butuh ke rumah sakit atau ke dokter, ya kan?
23:57Butuhnya obat.
23:58Butuh obat pasti lewat kita akan distribusi, Pak.
24:01Jadi selalu jalan, Pak.
24:03Jadi makanya kalau kita lihat strategi kita ke depan di tahun 2025 adalah
24:07we keep firm, ya kan?
24:11Dengan market kita.
24:12Dan kita harus memberikan pelayanan yang terbaik, ya kan?
24:16Supaya apa?
24:16Karena kepercayaan masyarakat terhadap pengadaan obat maupun alat kesehatan di Indonesia itu tetap terjamin.
24:26Tidak ada pengaruhnya terhadap entah itu tarif dan lain-lain.
24:31Oke.
24:32Berarti tidak ada terlalu hambatan yang berarti lah kalau kita cermati di tahun 2025.
24:36Betul, Pak.
24:36Nah, lantas kalau kita bicara mengenai target kinerja dari perseruan begitu di sepanjang tahun ini dari sisi mungkin pendapatan, laba bersihnya nih seperti apa, Pak?
24:46Ya, namanya kita sudah mencanangkan, Pak, tahun 2025 ini harus tumbuh double digit, Pak.
24:52Double digit, oke.
24:53Jadi kita mengarah sekitar ya antara 10 sampai dengan 12 persen, baik top line maupun bottom line, Pak.
24:59Oke.
24:59Ya kan?
25:00Karena kita melihat bahwa kesempatannya masih ada, Pak.
25:04Kesempatan di Indonesia untuk dunia kesehatan itu saya lihat masih terbuka lebar.
25:09Nah, pertanyaannya kita mau atau tidak?
25:12Oke.
25:13Ya, nah itulah yang apa, oleh sebab itu kita dengan ada coverage nasional, ya kan, apa istilahnya dari Aceh sampai dengan apa, Papua kita ada, ya kan, bagaimana kita itu bisa memberikan pelayanan kesehatan itu lebih baik lagi, bukan hanya di Jawa, Pak.
25:31Oke.
25:31Kalau di Jawa saya yakin sudah luar biasa, Pak.
25:33Betul.
25:34Tapi bagaimana servis atau apa, distribusi obat itu juga meng-cover seluruh Indonesia.
25:42Entah itu yang ada di Papua, entah itu yang ada di Manado, entah itu di Ternate, nah ini yang merupakan challenge kita tersendiri, tetapi kita sudah berkomitmen untuk memberikan layanan, bukan hanya di Pulau Jawa, tetapi juga di daerah-daerah terpencil pun.
25:57Baik, baik. Nah, terakhir ini, Pak, keunggulan kompetitif apa berarti yang terakhir ditawarkan nih kepada pemirsa, investor yang sudah menanamkan investasi mereka tentunya di MDLA ini, Pak?
26:08Ya, setting, Pak. Nomor satu, Pak, adalah MDLA ini mempunyai anak perusahaan AM yang bisa dibilang yang salah satu terbesar, Pak.
26:17Oke.
26:17Untuk mendistribusikan baik itu obat, alat kesehatan, maupun untuk consumer health, seperti vitamin, susu, dan lain-lain.
26:27Baik.
26:27Jadi, disinilah kita bisa menjadi keunggulan bersaing kita.
26:31Ya.
26:32Ya, nomor satu.
26:33Kedua, ya kan, dalam kaitannya prinsipal, ya kan, kita juga mempunyai prinsipal bisa dibilang lebih dari 70 prinsipal, mewakili mereka, dan kita juga mendistribusikan, dan kita mendapatkan kepercayaan.
26:45Oke.
26:46Yang paling penting apa? Kita harus juga menjalankan secara komplain.
26:49Hmm.
26:49Compliance.
26:50Betul.
26:51Karena bisa bayangkan, Pak, obat itu tidak bisa main dikirim-kirim begitu, Pak.
26:55Kenapa? Karena obat ini kan juga ada penting untuk kesehatan kita.
26:59Jangan sampai ada obat palsu.
27:01Hmm, ya.
27:02Ya.
27:03Nah, ini penting hal seperti ini yang kita tawarkan, dan juga dalam khusus untuk medical device, kita juga istilahnya akan memberikan produk-produk dari dalam negeri.
27:12Hmm.
27:13Oke.
27:14Kita buat di pabrik kita yang di Cikarang.
27:17Ya, berarti kan memang memberikan jaminan begitu ya dari sisi kualitas produk, kemudian bagaimana jaringan distribusi yang diberikan, ketepatan waktu juga begitu ya.
27:25Exactly.
27:26Yang paling utama begitu ya, kepada konsumen ya.
27:28Makanya kalau dalam dunia kesehatan itu, saya pegang tiga, Pak.
27:32Hmm.
27:32Tiga hal.
27:33Nomor satu yang paling penting adalah, Pak, kita harus bisa memberikan access.
27:37Oke.
27:38Accessibility penting.
27:40Kedua, access-nya ada, tapi harus available, kan?
27:44Hmm.
27:44Harus ada barangnya.
27:45Betul.
27:45Ya kan?
27:46Avability.
27:47Kita memberikan dua ini, Pak.
27:49Yang ketiga adalah, good quality product with affordable price.
27:55Ah, itu dia yang utama ya.
27:57Jadi tiga-tiga-nya kita cover semua, Pak.
27:59Baik, Pak Chris.
28:00Sayang sekali waktu terbatas, terima kasih banyak nih.
28:02Semoga tadi bisa memberikan insight baru kepada investor begitu dari MDA.
28:06Karena ini tadi rata-rata memang dana yang digunakan IPO semuanya untuk ekspansi bisnis di tahun 2025 dengan target pertumbuhan tadi 10 sampai dengan 12 persen.
28:15Begitu ya.
28:16Baik.
28:16Pak Chris, terima kasih banyak atas keadaannya.
28:18Sampai kembali.
28:18Sukses, Pak.
28:19Terima kasih, Pak.
28:19Sukses, Pak.
28:20Terima kasih.
28:20Baik, Pemirsa, jangan beranjak dari tempat Anda karena sesaat lagi kami masukkan kembali dengan tema menarik lainnya terkait dengan menguji konsistensi kebijakan pengadaan pangan di tahun 2025.
28:31Kami segera kembali.
28:32Kami segera kembali.