Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini


JAKARTA, KOMPAS.TV - Connie Rahakundini menyerahkan 37 dokumen rahasia milik Hasto Kristiyanto ke DPP PDI Perjuangan. Menurut Connie, dokumen tersebut berisikan sejumlah hal yang berpengaruh terhadap politik dan pemerintahan di Indonesia.

Apa saja isi dokumen tersebut? Saksikan obrolan selengkapnya bersama Connie Rahakundini hanya di On Point with Adisty #22!

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/589904/blak-blakan-connie-rahakundini-bongkar-isi-dokumen-rahasia-hasto-on-point-with-adisty-22
Transkrip
00:00Apa sih sebenarnya isi di dalam dokumen itu?
00:02Saya yang agak ngeri-ngeri sedap sebenarnya.
00:04Soal korupsi keluarga Jokowi Dodo misalnya,
00:06menghancurkan PDIP.
00:07Jadi memang ada upaya-upaya menghancurkan PDIP.
00:09Tentang pergantian Kapol.
00:11Bisa menggoncangkan.
00:12Pastinya menggoncangkan.
00:13Ada yang telpon-telpon sana-sini.
00:15Nah, ini yang...
00:16Selama di Rusia.
00:17Itu banyak dihubungi orang lah.
00:18Saya nggak usah sebut ya, dari mulai aparat, non-aparat, ya kan?
00:21Apa yang waktu itu dipesankan oleh seorang Hasto Kristianto
00:24akhirnya dititipkan lah ke seorang Kondirahakaduni?
00:30Halo, kembali lagi di On Point with Adi Stila Rasati.
00:47Ada beragam topik dan juga isu yang menarik untuk diperbincangkan di pekan-pekan terakhir ini.
00:53Salah satu yang kemudian mencuat adalah soal bagaimana seorang analis pertahanan,
00:58Kony Rahakundini setelah dari Rusia kembali ke Indonesia
01:03dengan membawa dokumen rahasia yang selama ini ia pegang secara erat sekali di Rusia.
01:10Apa sebenarnya dokumen rahasia yang kemudian dipegang oleh seorang Kony Rahakundini?
01:16Dan ini kali pertama Kony Rahakundini berada di tanah air setelah dari Rusia
01:21dan langsung ke Indonesia dan akhirnya hadir di On Point with Adi Stila Rasati.
01:27Apa kabar Bu Kony?
01:29Kabar baik dan sedikit deg-degan.
01:31Kenapa deg-degan?
01:32Ketemu engkau nih, soalnya kayaknya pertanyaan bakal mengerikan.
01:35Enggak dong, tidak mengerikan. Apa sih sebenarnya isi di dalam dokumen itu?
01:39Saya yang agak ngeri-ngeri, sedap sebenarnya.
01:42Bu Kony, selamat datang kembali di tanah air. Setelah berapa lama di Rusia?
01:46Loh, aku ini cuma liburan loh. Cuma liburan, enggak pulang ya.
01:50Oh ini dalam rangka liburan loh di Indonesia.
01:52Jadi liburan dan mengantarkan dokumen dan juga aku mau launching buku aku.
01:56Jadi aku tuh dikontrak menjadi guru besar di Rusia selama 5 tahun.
02:02Dari?
02:02Dari 2024 hingga 2029 ya, 2028 ya akhir gitu.
02:09Nah, ya jadi setahun kemarin saya tinggal di sana itu status aku jadi guru besar biasa.
02:16Tetapi ini juga salah satu alasan aku pulang.
02:19Aku tuh berapa bulan ya, dua bulan lalu ditetapkan menjadi distinguished professor.
02:24Dan menjadi distinguished professor itu, itu adalah kasta tertinggi lah kalau di guru besar di Rusia.
02:29Apalagi kampusku kan langsung di bawah Presiden Putin.
02:32Jadi di Rusia itu ada dua kampus besar yang di bawah Presiden.
02:35Satu kampusku, St. Petersburg State University, usianya sudah 300 tahun.
02:39Dan satu lagi Moscow University.
02:41Enggak main-main ya?
02:42Enggak main-main.
02:43Dan karena itu kan aku kan mendapat green card.
02:46Kemudian ada beberapa file yang mesti aku urus di kerutaan besar Rusia di Jakarta karena aku masih berpaspor Indonesia.
02:50Jadi memang dalam rangka tidak hanya soal mengurusi dokumen saja yang dibalikin.
02:57Iya.
02:57Tapi juga ada tiga-empat hal yang bikin saya harus pulang gitu.
03:02Harus kembali sekalian lah gitu.
03:04Dan salah satunya adalah dengan membawa dokumen itu.
03:06Bukan salah satunya, itu yang paling utama sih sebenarnya.
03:08Itu yang paling utama?
03:09Harus paling utama lah.
03:11Gitu.
03:11Nah, pasti banyak yang akhirnya bertanya-tanya.
03:16Apa sih sebenarnya isi dokumen 37 file dokumen yang akhirnya diserahkan oleh ke Wasek JNPDI Perjongan?
03:23Tapi jangan dijawab.
03:24Saya belum tanya soal itu.
03:25Tapi saya ingin bertanya dulu.
03:28Anda kemudian ke Rusia, selama Anda di Rusia membawa dokumen rahasia itu.
03:33Membawa dokumen rahasia itu yang diserahkan seorang hasto-christianto kepada Anda.
03:38Dititipkan.
03:39Dititipkan.
03:39Dititipkan kepada Anda.
03:40Ada yang telpon-telpon sana-sini?
03:44Nah, ini yang tanya.
03:45Selama di Rusia?
03:45Makanya salah satu alasan juga.
03:47Ini pertanyaan yang keren karena nggak pernah ada yang nanya.
03:50Jadi salah satunya itu yang bikin aku kesel gitu kan.
03:53Kenapa kesel?
03:54Adalah mereka tuh banyaknya yang nggak berani tanya aku.
03:56Lalu?
03:57Nanyanya kepada asisten aku.
03:58Aku tuh disana punya dua asisten.
04:00Satu anak Indonesia yang sudah 8 tahun tinggal di Rusia.
04:03Dia master dari kampusku.
04:04Dan satu lagi asistenku orang Rusia gitu kan.
04:07Perempuan.
04:07Jadi aku punya staff laki dan perempuan.
04:09Nah, dua-duanya terutama yang laki ini gitu.
04:12Itu banyak dihubungi orang lah.
04:13Saya nggak usah sebut ya.
04:14Dari mulai aparat, non-aparat.
04:15Ya kan?
04:16Dan macam-macam lah.
04:17Udah laku judulnya.
04:18Itu yang ditanya.
04:19Ibu di mana?
04:20Ibu sedang kemana?
04:21Rumah kosong nggak?
04:22Kan anak-anak ini jadi stres ya.
04:24Jadi saya pikir, oh ini nggak bener nih gitu.
04:26Apalagi yang saya tahu, orang-orang ini juga kenal saya.
04:28Lain kalau nggak kenal.
04:30Beberapa orang yang telepon, itu kenal.
04:33Dan buat aku loh, why don't you call me?
04:36Gitu kan?
04:36Itu satu.
04:37Kan kesian dong, urusan aku merepotkan orang.
04:40Yang lebih parah, rumahku itu.
04:42Kan rumahku itu luar biasa ya.
04:44Di sana itu guru besar itu di-diti begitu hebat.
04:48Kamarku itu lima.
04:49Rumahku di tengah sebelah istana.
04:51Atau kan sebelahnya, tahu ini nggak?
04:53Museum Faberge.
04:54So, it's very, in the center of the city, it's very beautiful.
04:58Nah, karena kamarku banyak, rumahku besar, kalau sahabatku datang ke Rusia, sahabat deket nih, aku masih suruh di rumah aja lah yang perempuan-perempuan dong.
05:06Berarti di rumah aja, rumah gue oke banget, lu tinggal ke Faberge, tinggal ke...
05:09Ngapain harus di hotel.
05:09Ngapain di hotel, lu tinggal kemana.
05:11Percaya nggak sih, begitu satu-dua hari di rumah, di-upload aja foto, langsung DM-nya diserbu berbacam-bacam orang.
05:19Mempertanyakan juga dokumen, apa segala.
05:22Kan apa sih ini gitu loh, aku pikir kok jadi aneh ya.
05:25Udah kayak gitu lah, itu juga salah satu yang bikin aku pikir oke deh, kalau gini caranya gitu.
05:30Tapi pada saat itu, Bukoni, ketika Bu ada telpon dari ini, Ibu nggak mencoba untuk menelpon balik atau...
05:36Aku bisa aja telpon, tapi sekarang gini, kalau mereka pejabat loh ya, ada beberapa pejabat.
05:41Bisa telpon staff aku yang mereka kenal dalam hidupnya, orang-anak ini 8 tahun tinggal di Rusia.
05:46Kenapa mereka nggak bisa kontak aku langsung yang mereka sering berinteraksi.
05:50Setelah aku malah coba telpon, saying something gitu.
05:53They pretend they don't ask anything, ya gue juga pura-pura bego aja, jadi lucu kan.
05:57Nah itu juga membuat aku, hmm, kok kayak gini ya caranya gitu.
06:00Berarti ya ada apa ya, ada mulai gelagat-gelagat gejala-gejala kan?
06:07Gejalanya tuh nggak enak ya, maksud aku nggak enak tuh gitu kan, aku orang yang terbuka banget ya.
06:10Aku nggak juga nggak bawa apa sesuatu yang berbahaya atau bakal ngapain gitu kan.
06:15Aku cuma begini, sebagai sahabatnya Hasto, gitu kan, sekjen PDIP,
06:19saya tuh merasa ketika dia menceritakan bagaimana status dia waktu itu, dia udah bisa baca kan,
06:24bahwa dia tuh akan diapakan secara dipolitisasi lah, kalau kita boleh menggunakan kata dipolitisasi.
06:28Kemudian itu dari Mas Hasto, belum lagi kawan-kawan saya yang diaparat,
06:33yang saya pernah viralkan juga di salah satu podcast,
06:36saya bilang, Mas, lu tuh diem, gue udah diperintahin untuk lu diem,
06:39kalau nggak lu bakal pasti langsung masuk.
06:41Semua yang saya khawatirkan terjadi kan.
06:44Nah, sekarang dari sisi Mas Hasto, of course, karena dia punya dokumen,
06:47yang dia pikir itu adalah menjadi kartu terus kalau ya.
06:52Jadi terus dia mungkin percayakan ke saya,
06:54cuma mesti saya luruskan di sini dari awal ya, tidak hanya saya.
06:59Ini hanya anak?
07:00Enggak, enggak, enggak. Ada di Mas Andi Wijayanto,
07:03which is Gubernur M. Hanas,
07:05suami trustful person juga dong, gitu kan, dan dekat dengan PDIP.
07:09Jadi gini loh, walaupun saya itu dekat dengan Mas Hasto,
07:12saya mengagumi sangat Ibu Megawati,
07:14saya mengagumi beliau tuh tokoh bangsa atau ibu bangsa yang harus menjadi guru saya ya, gitu kan,
07:19apalagi saya pengagum Soekarno, gitu.
07:21Jadi itu yang membuat saya dekat dengan PDIP.
07:24Tapi bukan berarti saya PDIP kan, gitu.
07:26Tapi ini udah merah loh.
07:27Nah, saya selalu pakai merah.
07:29Saya selalu pakai merah.
07:31Kalau begini salahnya saya merah aja.
07:33Karena kan ada komunikasi-komunikasi yang tidak harus diucapkan, gitu.
07:37Gitu ya.
07:39Jadi ini apa dong, mengucapkan apa?
07:41Kalau ini banyak dong, banyak dong.
07:43Ya kan, macam-macam.
07:45Untung nggak orange.
07:46Kalau orange, hanural.
07:47Tapi kemudian, apa yang dipesankan pada saat itu kepada seorang konirah?
07:55Jadi Mas Hasto yang gini,
07:57Kan waktu gini, sebelum aku,
07:59waktu aku mendapat offering pindah dan jadi guru besar Rusia,
08:02aku kan minta izin Ibu.
08:03Jadi aku tuh memutusinya bingung ya,
08:05berangkat nggak ya, ini soal kesempatan besar.
08:07Menjadi guru besar di Indonesia susahnya setengah mati lah.
08:09Pusing aku sih ngeliat politik kampus.
08:11Jadi aku pikir ini ada penawaran besar dari kampus internasional,
08:14dan kelasnya dunia, gitu ya.
08:17Jadi saya bilang sama Ibu-Ibu,
08:18saya berangkat nggak?
08:19Ibu bilang berangkat.
08:19Ini sebuah opportunity, berangkat lah aku, kan.
08:22Di tengah itu memang aku sering pulang pergi,
08:23karena ada beberapa urusan juga.
08:24Jadi ada beberapa urusan,
08:26saya tuh ke Indonesia sebentar,
08:27seminggu atau berapa sepuluh hari, gitu.
08:29Nah, satu hari itu ya Mas Hasto bilang,
08:30kau bisa ke DPP nggak?
08:33Ke DPP dan, apa namanya,
08:35aku mau dititip sesuatu lah, gitu.
08:37Dan dititipkanlah aku,
08:39dokumen-dokumen itunya apa, Mas?
08:40Aku bilang itu, kan.
08:41Pertama tuh hanya 30,
08:42eh hanya, ya,
08:4332 dokumen.
08:46Hanya 32?
08:47Pertama 32.
08:48Tapi kali kedua saya datang,
08:50yang jelang saya berangkat dengan Ibu Mega ke Fatikan,
08:54dan ke Umroh itu loh,
08:55Maret kemarin.
08:57Ditambahkan 5.
08:58Jadi total itu 37.
08:59Itu ditambahkan,
09:02berarti menyusul kemudian?
09:04Iya, menyusul kemudian.
09:05Sehingga makanya waktu saya menotariatkan pun,
09:08dua etape, kan.
09:10Pertamanya etape untuk 32,
09:12yang keduanya untuk 5.
09:15Apa yang waktu itu dipesankan oleh seorang Hasto Kristianto,
09:18akhirnya dititipkanlah ke seorang Konirahakaduni,
09:22ini terlalu berbahaya atau bagaimana?
09:24Atau sebenarnya apa, gitu?
09:25Dia bilang gini,
09:26Kon, kamu tahulah keadaan politik seperti sekarang,
09:29seperti ini,
09:29saya nggak tahu siapa aja bisa menghilangkan bukti apa saja.
09:33Padahal ini kan bukti-bukti penting lah tentang kita bernegara, kan.
09:36Karena kaitannya sangat high politic, gitu.
09:38Jadi aku titip deh,
09:39katanya kalau kamu terusnya kan aman,
09:41tapi aku pikir-pikir mas,
09:43karena waktu serah terima itu juga ada tim hukum.
09:46Jadi bukan,
09:47oh, kau titip nih, bye.
09:48Oh, nggak empat mata ya berarti?
09:49No, no, no.
09:50Tidak ada empat mata?
09:51Ada Pak Ronita La Pesci,
09:52ada dua staff PDIP,
09:55ada satu staff aku,
09:56karena saksi kan,
09:58terus Mas Hasto,
09:58dan itu langsung secara formal, legal.
10:02Makanya ketika semua masyarakat seolah memaksa,
10:04buka nih,
10:04kalau memang cinta NKRI,
10:05buka aja, buka aja.
10:07Halo, apa kabar?
10:08Aku ada perjanjian,
10:08kalau aku tidak boleh mengedarkan,
10:11mengumumkan,
10:11memberitahukan,
10:12and so on and so forth,
10:13termasuk mengkopi,
10:15tanpa izin pemilik.
10:16Tanpa izin pemilik.
10:18Which is Pak Hasto dong.
10:20Makanya mau orang ngapain juga,
10:22kan katanya Nuduh,
10:23katanya aku halu,
10:23itu udah keren fiktif,
10:25ya biar aja kamu ngomong apa ya,
10:26gue lebih tahu apa yang terjadi.
10:27Karena memang,
10:30kenapa tidak sampai disebar luaskan,
10:32kalau kata,
10:33oh nanti bisa jadi gonjang-ganjing,
10:34dan segala lainnya,
10:34karena memang ada perjanjian.
10:36Ada perjanjian,
10:36kalau aku langgar,
10:37kan aku melanggar banyak hal.
10:38Bisa karena pasal-pasal,
10:39aku juga ngerti kan,
10:40aku juga belajar hukum,
10:41paling nggak sedikit,
10:42kalau gue jual,
10:43gimana cerita nyaris aja,
10:44kalau gue jahatkan,
10:45gue jual aja gitu.
10:46Jadi sultan ya.
10:48Emang satu orang aja,
10:49bisa beli tiga jet pribadi,
10:50gue juga bisa,
10:51kalau masih.
10:51Oke, kan tadi Bukoni mengatakan,
10:56semuanya bukan empat mata,
10:58ada hitam di atas putih,
11:00ada saksi,
11:00dan segala macam,
11:01sampai akhirnya,
11:02apa yang membuat Bukoni,
11:03ketika balik lagi ke Indonesia,
11:05beberapa hari ini,
11:06begitu kan,
11:07akhirnya menitipkan,
11:09dokumen,
11:10rahasia itu,
11:1137 itu,
11:12kepada wassek JNPD Perjuangan,
11:13yang saya nggak tahu nih,
11:15masih bisa tidur nggak tuh?
11:17Kayaknya lumayan nggak bisa tidur.
11:18Oke, gini,
11:19satu seperti saya sampaikan,
11:20ada tekanan-tekanan,
11:21yang buat saya bilang,
11:21wah ini kok nggak fair gini ya?
11:22Ada tekanan apa?
11:23Ya, kepada anak-anak saya itu,
11:25lingkar saya itu,
11:25tamu saya itu gitu kan,
11:27nggak ada tamu dari Indonesia,
11:28yang cuma liburan dua minggu langsung stres,
11:30mbak kenapa gue ditanyain macam-macam,
11:31tentang dokumen,
11:31lu buat stres gitu kan,
11:33itu yang aku nggak suka satu,
11:34tapi lebih kepada,
11:35ketika saya melihat,
11:36Mas Hasto ini bukan cuma masalah hukum,
11:38tapi adalah politisasi hukum,
11:40kita bisa lihat itu berbeda ya,
11:41tapi saya kan komunikasi dengan Pak Ugroseno,
11:43saya melihat berita-berita,
11:44menurut saya ini kayaknya maksa banget lah,
11:46Mas Hasto ini,
11:46masalah yang udah ingkrah,
11:48dan lain-lain kok bisa itu,
11:49saya nggak mau bahas masalah hukumnya,
11:50tapi saya akhirnya melihat,
11:51oh oke,
11:51ini sangat politis,
11:53karena Mas Hasto ini nggak murni hukum,
11:54oke,
11:55lalu saya berpikir dia di mana di penjaranya kan,
11:57ditahannya,
11:58di gedung KPK,
12:00oke,
12:00saya tanya gimana caranya nengok Mas Hasto,
12:02kalau saya pulang,
12:03nggak bisa,
12:03yang boleh menengok hanya istri,
12:05dan keluarga terdekat,
12:07kardinal kemarin sempat bisa,
12:08tapi dengan surat resmi,
12:09dari mana gitu,
12:10aku bukan kardinal,
12:11nggak mungkin lah nengokin Mas Hasto kan,
12:12nah,
12:12jadi aku pikir gimana ceritanya ya,
12:14kalau kayak gini,
12:15aku punya dokumennya,
12:16nggak bisa itu,
12:16yang kedua,
12:18ketika kami baru pulang dari Fatikan,
12:21kan nggak lama tuh Mas Hasto ngeluarkan video,
12:22yang bajunya ungu,
12:23bicara soal KPK kalau nggak salah,
12:25itu aku langsung dipanggil ibu ke Tukumar,
12:27bersama Mas Andi,
12:28hari apa?
12:29begitu itu pun,
12:30sampai siangnya keluar,
12:31siangnya keluar nih,
12:32rame kan di media,
12:34kita ditelepon,
12:35merapat,
12:35nah merapat,
12:36bersama Mas Andi Wijayanto,
12:39kamu,
12:39kamu,
12:40saya tahu kamu pegang dokumen ini,
12:41karena Mas Hasto bilang,
12:42dari mana ini keluar?
12:43ibu tanya kan,
12:44nggak dari kita berdua,
12:45karena kita memang,
12:46nggak boleh kan,
12:47nggak izinnya beliau,
12:48jadi yaudah ibu bilang,
12:49pokoknya mulai sekarang,
12:50nggak usah,
12:51maksudnya jalankan aja,
12:52sesuai perintahnya Mas Hasto,
12:54kalau tidak,
12:55beliau izinkan bicara,
12:56jangan bicara gitu,
12:57tapi yang video tadi,
12:58siapa yang keluarkan?
12:58bukan aku,
12:59bukan Mas Andi juga gitu,
13:01nah,
13:02disitulah saya yakin,
13:03bahwa Mas Hasto,
13:03nggak cuma saya berdua,
13:04pasti ada pihak lain,
13:06dan pasti PDIP,
13:08ya dong,
13:10pasti ada dong,
13:11jadi backup satu di Rusia,
13:12backup satu lagi di Mas Andi,
13:14backup satu lagi di PDIP.
13:16Apa yang kemudian,
13:18pertemuan itu kan pasti berlangsung lama,
13:20bersama dengan ibu,
13:21ketua umum PDIP.
13:22Oh, saat itu sangat berlangsung lama,
13:23dan berhari-hari,
13:24karena saat itulah,
13:25Mas Hasto kan ditetapkan,
13:27jadi itu adalah detik-detik,
13:28tidak mudah,
13:29dan saya kagum pada ibu,
13:30kekhawatiran saya kan,
13:31kalau partai sebesar PDIP,
13:33kemudian sekjennya itu kan,
13:34tangan-kanan ketua umum ya,
13:35ditahan,
13:37itu kan pasti goncang lah partai itu.
13:39Makanya saya salutnya pada ibu tuh,
13:41saya soal ada di sana ya,
13:42sekitar satu jam setelah pengumuman,
13:44nggak udah pakai baju orange,
13:46langsung ibu ngeluarkan pengumuman,
13:48sekjen di tangan saya,
13:49jadi saya merangkap ketua umum dan sekjen.
13:51Dan disitulah,
13:52kelihatannya keren banget ya,
13:53emang jadi leader tuh,
13:54harus punya jiwa,
13:56mesti punya jiwa pemimpin,
13:58dan tenang ibu tuh,
13:59nggak ada emosi,
14:00nggak ada apa,
14:01cuman agak tertegun gitu kan,
14:03ya biasa kan kalau beliau tertegun,
14:04beliau sedang kontemplasi dengan,
14:06atau berdialektika dengan ayah andanya kan.
14:10Tidak ada terlihat emosional atau apa?
14:13Ada lah pasti,
14:14ada tapi tegar kan,
14:16makanya contoh perempuan tegar tuh ya,
14:18harus dari ibu mega.
14:20Biasa memang ya.
14:21Nah, oke,
14:22sudah balik lagi ke Indonesia,
14:23kemudian balik ke Indonesia,
14:25menyerahkan kembali ke...
14:27Oh gini,
14:28saya itu kan nggak bisa ngomongin Mas Hasto,
14:29tapi saya akhirnya kirim surat.
14:31Karena saya tahu saya mesti pulang,
14:32urusan tadi kampus yang saya diangkat guru besar,
14:34luar biasa itu,
14:35dan lain-lain,
14:36jadi saya bilang saya akan pulang ke tanah air,
14:37dan saya akan bawa dokumen ini,
14:39karena sudah nggak,
14:40udah bingung saya mau ngapain dalam dokumen ini kan.
14:42Pertama,
14:43Pak Hasto di dalam,
14:44kedua,
14:44ibu melalang kami bicara.
14:46Saya belum nggak cerita tuh,
14:48soal anak buah,
14:49atau lingkaran saya diganggu,
14:50nggak, saya nggak mau mengganggu pikiran beliau.
14:52Jadi saya bilang,
14:53baru dibuka di sini?
14:54Iya, baru dibuka.
14:55Nah, nggak dong di Instagram saya,
14:56saya udah buka.
14:56Oh, nggak dong,
14:57nggak ya, soal anak buah itu nggak dibuka.
14:58Oh, baru di sini?
14:59Nggak dibuka, iya.
15:00Dia sendiri yang bingung.
15:02Nah, jadi terus,
15:04akhirnya aku tulis surat,
15:05lewat orang PDIP,
15:07saya bilang,
15:08Mas Hasto, saya mau pulang,
15:09ini serahkan kemana?
15:10Saya akan serahkan ke Pak Roni saja.
15:12Dan dijawab oleh Pak Hasto,
15:13by surat itu?
15:14By surat itu,
15:14suratnya juga darurat lah kayak.
15:16Surat tulisan ada nggak sih?
15:17Tangan-sulit tangan, iya.
15:18Ada yang di foto itu?
15:19Oh, nggak boleh dong,
15:23juga ya?
15:24Maunya di sepil aja.
15:26Nah, sebab Pak Hasto yang bilang,
15:27nggak, serahkan saja kepada
15:28Wakil Sekjen,
15:29yaitu Pak Adi.
15:30Nah, ketika saya sampai,
15:32yaudah, besok paginya saya minta ketemu,
15:35malamnya saya WA,
15:36besok paginya saya minta ketemu
15:37langsung Wakil Sekjen.
15:38Oke, jadi dengan arahan
15:40dari Pak Hasto itu,
15:42pemilik dokumen itu,
15:44Anda berdua bersurat,
15:46dan akhirnya memutuskan ya,
15:49berdasarkan itu,
15:50ke Wakil Sekjen PDIP perjuangan.
15:51Soalnya itu dipertanyakan oleh Ibu,
15:52kenapa ke Wakil Sekjen ya?
15:53Ibu juga nanya,
15:54kemarin saya di Tekum Montai sama Ibu,
15:56kenapa ke Wakil Sekjen?
15:57Perintahnya,
15:57Pak Hasto, Bu.
15:58Aku bilang gitu.
16:00Dan diberikanlah itu
16:02dengan di video,
16:03ada yang surat juga nggak,
16:05atau gimana?
16:05Nah, nggak.
16:06Semua ya,
16:06semua yang notariat,
16:07dinotariatkan,
16:08kemudian surat perjanjiannya,
16:10kemudian dokumen-dokumennya,
16:12dan flash disknya.
16:14Dokumen,
16:14ada 37 dokumen?
16:1537 total dokumen.
16:17File dokumen ya?
16:18Dan di nomor...
16:18Kira-kira se...
16:19Bisa menggoncangkan?
16:23Pastinya menggoncangkan.
16:24Katanya menggoncangkan,
16:25karena kan nggak tahu ya,
16:26buat saya sih menggoncangkan itu kan tergantung orang ya.
16:28Kalau saya baca kan,
16:30yaudah lah,
16:30pasti lah.
16:31Beberapa itu sebenarnya udah muncul sih.
16:32Beberapa itu menurut saya sudah muncul di banyak tempat.
16:35Salah satunya?
16:36Ya,
16:36soal korupsi keluarga Joko Widodo misalnya,
16:38itu ada satu,
16:39tiga seri tentang itu dokumennya.
16:42Tapi kalau buat saya,
16:42sekali lagi nggak tentang itu.
16:43Yang saya lebih concern itu adalah
16:45tentang nomor tujuh,
16:46yaitu penghancuran PDIP.
16:48Jadi memang ada upaya-upaya
16:49menghancurkan PDIP.
16:51Dan itu mungkin yang menggerakkan saya untuk,
16:53udahlah,
16:53aku kembalikan ke partai,
16:55dan tolonglah PDIP bergerak,
16:56berbuat sesuatu.
16:57Karena PDIP ini kan menjadi partai yang menurut saya menarik ya.
16:59Dia partai kuat,
17:00dia penyeimbang,
17:02kalaupun nggak mau disebut oposisi.
17:03Jadi partai seperti ini nggak boleh hilang.
17:05Namanya boleh hari ini PDIP,
17:07besok siapa gitu,
17:08tapi partai penyeimbang itu nggak boleh hilang.
17:10Kalau negara itu mau berjalan on the right track.
17:12Makanya itu saya pikir,
17:13oke, kalau gitu aku harus kembalikan
17:15agar harapan saya,
17:17kan pasti lebih mudah dari PDIP bertanya langsung kepada Pak Hasto,
17:20ini kita meledakan lah hari ini,
17:22atau besok,
17:23atau lusa,
17:23instead of aku sebagai teman gitu.
17:26Yang kedua juga yang membuat aku menjadi kepikiran gitu ya,
17:29wah ternyata politik begini banget,
17:30itu file nomor 16 terkait Kapolri.
17:33Nah, baru saya mau tanyain itu,
17:34file nomor 16 soal Kapolri.
17:36Nah, ini yang saya mesti luruskan,
17:37karena kan di sini...
17:38Ini adalah ajang untuk mengklarifikasi ini?
17:41Nggak kalifikasi,
17:42nggak perlu ada kalifikasi apa?
17:43Karena nggak ada yang nanya aja,
17:45saya cuma bilang ada file apa yang...
17:46Supaya terang beneran.
17:47Nah, terang beneran.
17:48Clear.
17:48Nggak ada yang perlu diklarifikasi.
17:50Nah, saya cuma mau berjalan ini,
17:51makanya yang nanya nggak banyak nih,
17:52kan gue senang kalau tanya kayak gini.
17:54Jadi, itu adalah file tentang pergantian Kapolri.
17:57Pergantian Kapolri.
17:58Pergantian Kapolri.
17:59Jadi ternyata Kapolri ini untuk...
18:01apa, niat-niat pergantian Kapolri itu ternyata sudah...
18:03sangat apa ya,
18:04sudah sangat berjalan secara high politic gitu.
18:07Nah, dokumen itu menyatakan tentang itu.
18:08Gitu, dan itu yang buat saya deg-degar nih,
18:10wah ternyata gila.
18:11Ada apa masalahnya dengan...
18:12Ya nggak boleh diomongin dong,
18:13nanti gue ditangkep.
18:14Jadi, ditangkep Pak Rony,
18:16kita lapasih.
18:16Jadi,
18:17jadi pokoknya intinya tentang pergantian Kapolri,
18:19bukan Kapolri ada apa-apa nih.
18:20By the way Pak Kapolri,
18:21tenang-tenang aja Pak Kapolri,
18:22it's nothing really special.
18:24Tapi ternyata ada,
18:25apa ya,
18:26pergerakan politik,
18:27high politic,
18:28untuk pergantian Kapolri.
18:29Ada apa di balik pergantian itu?
18:33Nggak usah kita bahas.
18:34Nanti danyakan saja kepada Sekjen PDIP,
18:36namanya Mas Adi.
18:37Wasekjen Wasekjen.
18:37Wasekjen PDIP Perjuangan.
18:38Saya sudah tidak lagi memiliki file,
18:40dan sudah saya serah terimakan dengan formal.
18:42Oke.
18:43Apa respon yang diberikan oleh seorang Wasekjen PDIP Perjuangan,
18:47ketika,
18:48nih,
18:48gue titipin dokumen yang selama ini gue bawa,
18:50bahkan sampai ke Rusia,
18:51bahkan anak-anak gue diteleponin,
18:54dan segala macem?
18:55Nggak apa-apa,
18:55karena kalau Pak Wasekjen kan mengerti posisi saya tadi,
18:58posisi saya tidak lagi bisa berkomunikasi mudah dengan Pak Hasto,
19:00sebagai pemilik,
19:01kemudian kedua,
19:03saya menjadi guru besar luar biasa,
19:05artinya saya akan dapat green card.
19:07Jadi saya mungkin sampai tahun 2008,
19:08nanti nggak semudah ini bisa pulang.
19:11Ini kan karena sedang dalam faktor pengurusan juga ke embassy Rusia,
19:14dan lain-lain.
19:14Jadi,
19:15itu juga menjadi pemikiran saya, kan.
19:18Ketiga,
19:18juga saya pikir,
19:20ih, ngeri ya,
19:20pegang dokumen,
19:21akhirnya baru nyadar ya.
19:23Setelah berapa lama,
19:24orang lagi ditunggu-tunggu,
19:26mana dokumennya yang,
19:27itu kan jadi pertanyaannya dokumen,
19:29kalau memang itu banyak rahasia,
19:31dan bisa mengungkap kebenaran,
19:34kenapa tidak diungkap begitu?
19:36Ya, tadi kan aku bilang,
19:37bukan punya aku.
19:38Jadi memang harus diungkapnya sama PDI Perjuangannya langsung?
19:40Bukan PDI Perjuangan juga,
19:42yang memberikan kepada saya adalah Pak Hasto,
19:43dan di situ saya tidak boleh apapun,
19:46kecuali menyimpan.
19:48Tapi kan semua sekarang sudah di tangan PDI Perjuangan.
19:51Mas,
19:52jadi selamat ulang tahun dan selamat tegdegan aja.
19:54Ya kan,
19:55yang dihadapi adalah power try terbesar dan terkuat.
19:57Aku boleh bina nggak sih?
19:58Oh, boleh, boleh, silakan.
19:59Nah, itulah yang kemudian menjadi pertanyaan kita semua.
20:03Jadi, sebenarnya,
20:04file-file itu,
20:05walaupun memang sudah di spill,
20:06salah satunya soal pergantian Kapolri.
20:09Saya nggak spill file,
20:10saya spill judul.
20:11Judul, oke.
20:12Jadi gini,
20:12saking banyaknya file itu,
20:14kan pusingnya.
20:14Kalau dibanggannya,
20:15jadi aku pakai nomor.
20:17Satu ini, dua ini, tiga ini.
20:18Nah, itu memang waktu itu kan ada urutannya.
20:20Makanya saya ingat tujuh.
20:21Yang ngeri-ngeri sedap mana lagi?
20:23Banyak.
20:25Ngeri lho.
20:26Ada nama-nama yang mengerikan banget lho.
20:27Ih, serem.
20:28Ih, serem.
20:29Serem.
20:31Seserem apa?
20:32Serem banget, udah deh.
20:33Trust me, serem banget.
20:34Kalau ini bakal diungkap,
20:36apa kira-kira yang bakal bisa terjadi?
20:40Sebenarnya sih.
20:41Kalau pergantian Kapolri,
20:42perutannya nggak terlalu...
20:43Kalau pergantian Kapolri,
20:45mungkin kalau saya cuma bisa melihat begini ya.
20:47Kalau lihat dari...
20:48Saya nggak mau sepilih isinya,
20:49tapi seolah-olah
20:50ada tarikan-tarikan kubu
20:52high politik tentang Kapolri dipertahankan
20:55dan Kapolri harus diberhentikan.
20:57Ya kan?
20:57Karena aspeknya adalah
20:58kalau Kapolri terlalu lama menjabat Kapolri,
21:01apa dampak positifnya?
21:02Ada lho.
21:02Ada dampak positif,
21:03nggak bisa juga kita bilang nggak.
21:05Misalnya masalah perintah dan hubungan itu
21:08mungkin akan semakin mudah
21:10karena mereka sudah saling kenal
21:11dan lain-lain lah.
21:12Bagaimana birokrasi akan lebih...
21:14Tapi juga ada faktor negatifnya.
21:16Negatifnya kalau sampai terlalu lama adalah
21:18kehilanganlah kesempatan adik-adiknya dan lain-lain.
21:20Itu normalnya.
21:21Tapi yang nggak normalnya itu yang tadi saya bilang,
21:23konstelasinya mengerikan.
21:24Nah jadi,
21:25tentang Kapolri itu
21:26nggak terlalu berat lah.
21:28Cuma lebih kepada,
21:28oh ternyata pergantian Kapolri ini
21:30pemain-pemain penggeraknya tuh ini.
21:32Gitu loh kira-kiranya.
21:32Nah tapi kalau yang tentang
21:35bagaimana PDIP akan dihancurkan itu serem.
21:38Karena penyusupan gitu kan terjadi,
21:41terus apa ya,
21:42banyaklah hal-hal yang mengerikan lah gitu.
21:45Dan ternyata,
21:46ternyata terdeteksi gitu.
21:49Rapat-rapat di mana,
21:50jam berapa, siapa,
21:52melibatkan siapa aja,
21:54tokoh-tokoh bangsanya gitu.
21:55Di jalan apa, nomor berapa,
21:58itu ada semua.
21:58Termasuk penyusup-penyusup itu?
22:03Termasuk penyusup dan pengkhianat.
22:06Apa ya namanya?
22:07Kalau gitu, ya pengkhianat lah.
22:08Kalau kita,
22:10kita menjadi anggota,
22:12saya nggak pernah jadi anggota partai,
22:13tapi kalau saya perhatikan
22:14ada RTP-DIP kan jelas ya.
22:16Ketika kita menjadi anggota,
22:17itu kita jadi kadar.
22:18Kadar itu setiap kepada ketua umum.
22:20Jadi kalau kita nggak setiap kepada ketua umum,
22:22ya atau membelot,
22:24ya apa namanya,
22:24kalau bukan pengkhianat.
22:25Berarti ada di, itu nyata?
22:27Ada nyata,
22:28semua.
22:29Dan Anda tahu itu siapa?
22:31Tahu.
22:31Jadi kadang-kadang kalau lihat orang ini,
22:32oh, oke deh.
22:35Warawiri?
22:36Warawiri di media ini.
22:37Pandur warawiri.
22:40Oh iya?
22:42Hanya satu orang, dua orang, tiga orang?
22:44Ada beberapa orang,
22:45tapi ketika saya sampekan kepada ibu,
22:47ibu langsung bilang,
22:48saya tahu.
22:49Saya sudah tahu.
22:50Ibu itu kan matanya juga.
22:51Kalau saya punya dokumen
22:54dengan mata yang banyak dan menjadi dokumen,
22:56apalagi seorang ibu bangsa
22:58yang mengikuti sukaran putri,
22:59dan kupingnya lebih banyak,
23:01tangannya lebih banyak,
23:02matanya lebih banyak,
23:03kan pasti.
23:04Jadi ketika saya sampekan ibu,
23:06tidak terlalu terkejut.
23:08Ya, ini dia menariknya seorang ibu itu ya.
23:10Tidak pernah terkejut,
23:10saya juga heran,
23:11ibu itu tenang banget ya.
23:13Tenang.
23:13Itu yang aku mungkin mesti belajar.
23:15Aku orangnya kan gedepak-gedepak gitu ya.
23:16Oh ini yang mesti belajar.
23:18Jadi tenang,
23:19dan terus kepala dingin,
23:21berpikir panjang,
23:23sabar.
23:24Ibu itu bilang,
23:25kalau kita lagi terbang,
23:26kamu itu mesti cuma belajar satu,
23:28sabar.
23:29Jangan terlalu
23:29mau terburu-buru
23:31karena menyelesaikan masalah,
23:32karena semua terus dipikir.
23:34Holistic approach.
23:35Jadi makanya ngejar-ngejar dokumen itu,
23:39hati-hati.
23:40Tidak semudah itu,
23:40kalau aku mau,
23:41belum tentu boleh sama ibu.
23:43Kalau aku mau nekat misalnya,
23:45belum tentu boleh.
23:47Ada berapa?
23:49Kan kita tidak menyebutkan nama.
23:50Ada berapa?
23:50Lima, sepuluh?
23:52Nama-nama besar itu?
23:53Di yang file nomor tiga itu,
23:56sekitar lima orang.
23:57Ini cerayang kayaknya.
23:59Top five, kan aku bilang top five.
24:01Di file nomor tiga ada sekitar lima nama besar.
24:05Lima nama besar di tubuh PDI Perjuangan?
24:08Enggak.
24:09Di belantara perpolitikan,
24:11high politika Indonesia.
24:12Berarti bukan hanya di PDI Perjuangan,
24:15itu di luar PDI Perjuangan.
24:15Ini kan enggak tentang PDI Perjuangan.
24:17File-file ini kan tentang tadi,
24:18macam-macam.
24:19Jadi memang itu tidak di dalam tubuh PDI Perjuangan,
24:22tapi di luar itu?
24:23Iya, tapi di dalam sistem pemerintahan.
24:25Di dalam sistem pemerintahan.
24:28Dan memegang peran strategis.
24:31Ya mungkin peran strategis,
24:32atau dana strategis,
24:34saya enggak tahu ya.
24:36Bisa juga kan?
24:37Dana strategis?
24:38Bisa juga kan,
24:39aku bilang gitu.
24:39Bisa juga aku nanya,
24:40kalau kalian mana tanya.
24:42Oke, baik.
24:44Enggak termancing juga.
24:46Oke.
24:48Kenapa kemudian,
24:49oke itu tadi,
24:50kenapa ke Wasek Jen,
24:52kenapa enggak ke Roni Talapesi?
24:53Kan saya udah bilang sama Mas Hasto,
24:54masa saya serahkan ke Pak Roni kan,
24:56Pak Hasto bilang enggak.
24:58Alasannya kenapa?
24:59Enggak saya tanya,
24:59kan enggak bisa surat-surat gini-gini.
25:02Soalnya Pak Hasto itu,
25:03kalau saya tadinya mikir,
25:04beberapa kawan saya yang di penjara itu kan bisa WA-an.
25:07Saya punya banyak dulu teman politik yang di penjara kan,
25:09bisa WA-an biasa aja.
25:11Pak Hasto enggak bisa.
25:12Enggak bisa.
25:12Makanya saya juga frustasi mau komunikasinya.
25:14Udah kayak laki lu,
25:15hampir kayak laki lu.
25:16Kalau laki lu kan di surat sekarang,
25:18tampenya anaknya udah 10 tuh.
25:19Aku enggak sampai begitu juga sih.
25:20Cuman kan capek dong.
25:21Kita kirim surat sekarang,
25:22ini bahasannya 2 minggu.
25:24Kayak di zaman kapan ya, Shay?
25:25Kayak di zaman kapan.
25:26Capek.
25:26Saya mau keluarkan file nomor 7 misalnya kan,
25:31jawabannya nanti udah lewat,
25:33udah harusnya file nomor 4 kan enggak.
25:35Lucu gitu.
25:35Oke.
25:39Apakah ini akan dikeluarkan satu persatu
25:41oleh seorang Hasto Kristianto setelah ini selesai,
25:45atau kemudian nanti akan dikeluarkan oleh
25:47PDI Perjuangan atau bagaimana?
25:50Nah saya kan enggak bisa mewakili PDI Perjuangan,
25:52saya enggak bisa mewakili juga Pak Hasto.
25:53Saya belum sempat lagi,
25:55ini saya sudah lagi usahakan untuk bertemu Pak Hasto.
25:57Sedang.
25:58Karena saya juga ingin tahu ini gimana gitu kelanjutannya.
26:01Terutama tentang beliau ya.
26:03Saya sangat concern tentang beliau.
26:04Karena saya sendiri melihat banyak hal enggak fair lah terjadi gitu.
26:08Dan dia,
26:10ada tekanan juga enggak sih?
26:12Aduh Pak Hasto Pak capek deh,
26:13suratnya ngomong gini,
26:14baik-baik aja saya,
26:15dan saya akhirnya menikmati bagaimana caranya kita tuh
26:17untuk menegakkan sebuah kebenaran itu.
26:19Seperti bungka,
26:20lo tuh sudah melewati ini semua,
26:22saya tidak ada apa-apanya ini.
26:22Eh, aku bilang jangan kelamanya,
26:24jangan kebetan,
26:25lo bukan Bung Karno.
26:29Dia curhat juga di situ?
26:30Bukan curhat,
26:31dia pun enggak pernah curhat.
26:32Dia lagi tulis,
26:33waktu dia habis nulis eksepsi,
26:35itu yang 27 halaman.
26:37Jadi tulisannya lo enggak kebaca,
26:38apaan sih nih?
26:38gitu kan,
26:38kalau lo mesti maafin gue ya,
26:40tulisan gue kayak gini,
26:40gue udah habis menulis 27 halaman,
26:43pembelaan gue,
26:44gitu.
26:45Jadi suratnya tuh yang kayak tulisannya,
26:46kok kayak tulisan Mas Hasto bukan?
26:47Tapi ya tulisan dia.
26:50Dan itulah yang kemudian,
26:52tadi soal,
26:53ini soal pergantian Kapolri,
26:55salah satunya.
26:57Ada soal pergantian Manglima TNI?
26:59Enggak ada soal TNI itu.
27:00Sama sekali?
27:01TNI sama sekali enggak ada.
27:03Kenapa enggak ada ya?
27:04Enggak tahu,
27:05tanya Mas Hasto.
27:06Tanya sama aku.
27:07Ini kacau juga.
27:10Oke,
27:11jadi itu pergantian Kapolri,
27:14kemudian soal...
27:14Nah mungkin kalau soal pergantian Panglima,
27:16enggak ada karena Panglima berganti-ganti kan?
27:18Memang sudah sewajarnya.
27:19Kan dari zaman Pak Hadi,
27:22eh Pak Hadi,
27:22Pak Kapolri ini kan dari zaman Pak Hadi,
27:24Pak Andika,
27:26Pak Yudo,
27:26Pak Agus.
27:30Mungkin itu ya,
27:31aku enggak tahu.
27:33Jadi enggak ada klir gitu?
27:34Tapi aku harus,
27:35aku senang ini ditanya,
27:36karena sebenarnya juga Kapolri nanya nih,
27:37gue kenapa Kapolri gitu kan?
27:39Enggak apa-apa,
27:39Pak Pak Pak,
27:39enggak apa-apa,
27:40cuma soal pergantian gue.
27:42Jadi enggak ada yang gimana-gimana ya?
27:45Panglima klir?
27:46Panglima enggak disebut sama sekali.
27:48Sama sekali?
27:49Aku berharap malah ada panglima soal undang-undang TNI.
27:51Apa sih nih?
27:52Gitu kan?
27:53Enggak ada,
27:53padahal itu aku ingin tahu sih.
27:55Itu dia.
27:56Nah,
27:57apa yang pada saat kemarin Ibu Koni ke Taku Umar,
28:06selain soal tadi Anda menyebutkan,
28:09ada beberapa nama dan segala macam,
28:10beliau juga tidak terkejut dan segala macam,
28:13apa ada pesan khusus enggak yang disampaikan oleh?
28:16Enggak,
28:16ibu-ibu itu bergeraknya bagi sistemnya,
28:18itu yang makanya kita lihat.
28:19Begitu saya dipanggil,
28:20langsung semua orang-orang PDP,
28:22WhatsApp Jens,
28:22semua dipanggil,
28:23udah langsung tanyakan ini sekarang di mana,
28:25terus kita mau apakan,
28:26ada di mana sekarang posisinya,
28:27amankan, gitu.
28:28Udah,
28:29kalau ke saya cuman,
28:29oke,
28:30saya sudah tahu,
28:30terus ibu cuman bilang bahwa,
28:32ya of course,
28:33terima kasih saya sudah menjaga dokumen itu baik-baikan,
28:37enggak sama-sama saya bocorkan,
28:38gitu.
28:39That's it.
28:39That's it.
28:41Yang kedua ya,
28:42ibu,
28:42kami berdiskusi karena kemudian Mas Andrijo datang,
28:45gini ya,
28:45saya cuman,
28:46ini saya pribadi ya,
28:47bukan ibu,
28:47saya cuman melihat bahwa ini ibu waktunya memang,
28:49tahun ini kan,
28:51betul-betul go internasional,
28:52ibu diundang ke Vatikan,
28:53bertemu POP sebelum meninggal,
28:55diangkat menjadi advisor untuk sekolah,
28:58satu setengah juta sekolah kalutorologi seluruh dunia,
29:00kemudian diminta oleh,
29:02apa,
29:02apa namanya,
29:04WA,
29:05menjadi salah satu,
29:07pemisi perdamaian Timur Tengah,
29:08nah kami kemudian akhirnya,
29:09gak lama bicara soal dokumen,
29:11rapat dengan Mas Andri tentang,
29:13ibu akan segera berangkat untuk menetapkan bagaimana perdamaian Timur Tengah,
29:18karena mungkin saya itu salah satu yang sepakat dengan apa yang sampaikan Ibu Puan ya,
29:22karena gak semua orang juga ada seperti Ibu Puan,
29:23tapi Ibu Puan itu benar,
29:24orang Gaza itu tempatnya di Gaza,
29:26jadi ide untuk membawa ke Indonesia itu gak sederhana itu,
29:29itu akan sangat kompleks,
29:31apalagi kemarin saya ketemu juga Mas Andri bawa anti-ahli teroris,
29:34dan dia menceritakan bagaimana kalau sampai kita memberi kesempatan orang-orang Gaza,
29:39tinggal di Indonesia dengan angka yang demikian besar,
29:42tanpa sistem pengamanan yang lebih ekstra,
29:44itu akan menghidupkan sel-sel lone wolf,
29:47jadi makanya dengan Ibu mempercepat proses,
29:51kan Ibu ini kalau gak salah koordinasinya,
29:53salah satu waktu itu dengan POP juga,
29:54tadi kan POP sekarang sudah almarhum,
29:56jadi dengan beberapa petinggi negara dunia ini,
29:58memang akan mempercepat perdamaian Timur Tengah,
30:01dan saya menariknya dari Ibu,
30:04kemarin itu Ibu menyampaikan soal pentingnya,
30:06kita itu mendorong dasar sila Bandung hidup kembali,
30:08kan dasar sila Bandung itu membawa nilai-nilai yang selama ini gak bisa jalankan PBB kan,
30:12jadi saya pikir itu malah Ibu berkesempatan untuk lebih berperan,
30:16membawa nilai baik Indonesia,
30:17bagaimana menyelesaikan masalah dunia,
30:19jadi Ibu gak astak sama urusan-urusan politisasi seperti ini,
30:23saya juga sedih ya,
30:24Ibu kan great leaders ya,
30:26nilai apa,
30:27gelar profesornya berapa,
30:28gelar doktornya berapa dari dunia loh,
30:29bukan dari lokal sih nih,
30:31itu menurut saya pemikiran itu diperlukan gitu,
30:34dan mungkin menunjukkan juga ke orang Indonesia ya,
30:36bahwa di sini kan pemikir akademis itu dianggap pelengkap penderita ya,
30:41ternyata gak begitu,
30:42justru orang yang paling harus dihargai itu ya,
30:45pemikir,
30:46nah kalau ditanyakan itu kenapa akhirnya saya bikin buku,
30:49akhirnya buku saya itu lebih kepada itu,
30:51lebih mungkin mencoba jadi roki gerung gue nih,
30:53jadi gak sih,
30:55aku lebih mau bikin buku gini,
30:56bagaimana membangkitkan peradaban dengan melahirkan negara yang berkesadaran,
31:02karena negara kita sudah gak sadar,
31:03sudah gak fainted semua,
31:05mau pemimpinnya,
31:05mau tentaranya,
31:06mau polisinya,
31:07mau rakyatnya,
31:09mau anak mudanya,
31:10menurut aku ya,
31:10bisa aja aku salah,
31:11tapi that's what I see,
31:13makanya aku bikin buku itu,
31:14Bangkit dari ketidaksadaran,
31:16Bangkit dari ketidaksadaran,
31:17bernegara,
31:18bernegara,
31:19tidak ada soal itu,
31:20berat banget bukuan ini kayaknya,
31:22iya makanya,
31:23pusing saya jadinya,
31:25dokumen rehasil aja udah pusing gitu,
31:26tapi,
31:27ya itu tadi,
31:28banyak juga kan yang menanti gitu ya,
31:30netizen,
31:31pasti,
31:32maksudnya kan,
31:33kalau kita mau menyelamatkan NKRI ini,
31:35ya buka aja belak-belakan gitu,
31:38PDIP,
31:39kalau menyelamatkan NKRI,
31:41buka saja lah,
31:41boleh ya gue ngomong gitu,
31:44tetep aja berarti,
31:45ya dokumennya udah gak sama aku,
31:46gak mau ngomong kemana,
31:47dong ngomongnya ke PDIP,
31:48tapi,
31:49Anda yakin ini,
31:50tapi banyak yang bilang jadinya begini,
31:52beranggapan,
31:52oh yaudah buka aja deh,
31:54jadi jangan,
31:55ketika Mas Hasto ini sudah,
31:57masuk ke ranah hukum,
31:58sekarang pengadilan dan segala macam,
32:00ya jangan nih buat bergain politik nih,
32:03nah inilah,
32:04kita hidup dalam masyarakat yang tadi,
32:05gak tahu berkesadaran,
32:07jadi gak boleh kita tuh bernegara dengan,
32:09apa,
32:10usnuzon,
32:10apa,
32:11suuzon,
32:12harus usnuzon,
32:14gini ya,
32:14beda level kita,
32:15ngobrol di warung kopi,
32:17ketika,
32:17oh buka aja,
32:18oh bancil lu kok takut banget,
32:19sama kita di level,
32:20pemimpin,
32:21yang bisa ngukur,
32:22kalau aku bikin A,
32:23akibatnya akan,
32:251, 2, 3, 4, 5, 6,
32:267, 8, 9, 10,
32:26kalau saya bikin B,
32:28akan begini,
32:28kan kalau pemimpin,
32:29banyak pertimbangannya,
32:31banyak dong,
32:34kalau saya jadi ketua umum PDIP,
32:35mungkin dari kemarin-kemarin,
32:36gue ada dakin pusing banget,
32:37ya gak sih,
32:38toh,
32:39buka aja,
32:39kan bisa aja gitu,
32:40kan enggak,
32:41biarnya sekalian gitu kan,
32:43nah itu bedanya dari pemimpin,
32:45apa enggak,
32:46ini soalnya,
32:47Ibu Mega bukan Zelensky,
32:49yang menghancurkan rakyat,
32:50untuk kepentingan pribadi,
32:51enggak,
32:52kita harus dipaham dari situ juga,
32:53bukan karena bergening politik,
32:55bergening politik,
32:56apa masa sudah diambil,
32:58kalau bergening politik,
32:59masa sudah gak masuk dong,
33:01enggak dikuyo-kuyo,
33:02seperti begini,
33:04sekali lagi,
33:05aku ngomong kuyo-kuyo,
33:05karena aku ketemu beberapa saksi,
33:07yang bilang bahwa,
33:07itu bukan uangnya Pak Hasto,
33:09dan orang yang dipaksa,
33:10saya gak sengaja kan ketemu gitu,
33:13aduh,
33:13saya pikir,
33:14saya gak akan sekali lagi masuk rana politik,
33:15serah-serah itu,
33:16putuskan,
33:17bukan rana saya,
33:18tetapi saya sebagai temannya,
33:19melihatnya kayaknya,
33:20ini ya,
33:20dan banyak ya polisi,
33:21kawan-kawan saya juga yang bilang,
33:23aduh ini udah politik banget lah,
33:24gitu,
33:24mereka gak mau lah,
33:25atau Jaksa,
33:26atau Panitra yang,
33:27aduh gak mau lah,
33:27terlalu politik ya,
33:28apa artinya,
33:29ya memang politik kan,
33:31tapi gak bisa berbuat apa-apa,
33:32gak bisa berbuat apa-apa,
33:36apa yang nantinya akan dilakukan PDIP,
33:38itu jadi pertanyaan kita semua,
33:39mau saya buatkan jadi dengan Ibu Ketua Umum,
33:41itu juga kan,
33:44tapi,
33:45oke lah,
33:46apa yang ada di benak,
33:48seorang konirahakon ini,
33:50setelah,
33:50nih,
33:51gue serahin,
33:52yang sudah diamanahkan,
33:53kemarin dititipkan,
33:55dari Mas Hasto,
33:56akhirnya gue serahin lagi nih,
33:57ke,
33:58apa yang dalam seorang konirahakon ini,
33:59Mbak Kri,
34:00buku saya,
34:01aku percepatkan keluar,
34:02karena waktu aku baca-baca dokumen itu,
34:05lahirlah perasaan aku bahwa,
34:06loh,
34:07ternyata kebalik ya,
34:08bukan negara ini membuat peradaban,
34:10tapi manusia yang beradab,
34:11yang harus memimpin negara,
34:13nah,
34:14waktu itu tuh,
34:14aku bikinnya itu masih,
34:16kapan lah,
34:17ceritanya tadi kan,
34:17aku bilang,
34:18ah,
34:18pemandangannya indah,
34:19gue bikin,
34:20begitu ini,
34:21makin kesini,
34:21aku percepat betul,
34:22dan itu kenapa,
34:23nanti aku undang ya,
34:25makanya aku mau bikin,
34:26betul-betul,
34:27kalau bisa sebelum saya pulang,
34:28udah saya bisa launching,
34:30karena udah ditulis dalam setahun ini sih sebenarnya,
34:32cuman,
34:33epilog dan prolognya,
34:34mungkin saya banyak,
34:35buat pendalaman,
34:37gara-gara kasus-kasus,
34:39terakhir di tanah air,
34:40dan dokumen ini,
34:42rahasia ini,
34:42yang Anda sudah baca itu,
34:43betul-betul menginspirasi juga,
34:45menginspirasi,
34:46karena ternyata,
34:47running negara itu tadi,
34:48yang paling penting itu,
34:49adab,
34:49adab semuanya,
34:51adab rakyatnya,
34:52adab pemimpinnya,
34:54jadi banyak hal disalahgunakan,
34:56tentang konsep berkepemimpinan,
34:58jadi salah,
34:59mencari pemimpin caranya salah,
35:02itu semua kan,
35:04akhirnya kita bicara tentang,
35:05civilized country,
35:06or civilized people,
35:07or leaders,
35:08with uncivilized,
35:09keren kan,
35:11jadi ini kesana,
35:12akhirnya mau kemana,
35:13mau teriak-iak,
35:13mau teriak-iak,
35:13saya siapa,
35:15gitu,
35:16oke,
35:17saya nggak tahu,
35:18WhatsApp JIN PDI Perjuangan,
35:22gimana nih,
35:22udah telpon,
35:23nasibnya,
35:23oh nasibnya sedih,
35:25begitu kemarin,
35:27masuk,
35:28aduh,
35:28Mbak Koni,
35:29gue langsung ditelepon,
35:30seluruh dunia,
35:30katanya gitu,
35:31oh iya,
35:31iya semua orang minta waktu ketemu,
35:32dia curhat apa?
35:33nggak curhat,
35:34cuma kan harus lapor,
35:35harus lapor kepada ibu,
35:37terus saya ditelepon,
35:38A, B, C, D, E, F, G,
35:39diundang kesana,
35:40kesini,
35:40yaudah mas Prananda,
35:41langsung sampaikan,
35:42temuin aja,
35:43gitu,
35:46wow,
35:46saya nggak kebayang sih,
35:49kalau pegang itu,
35:51bisa tidur atau nggak,
35:52bisa,
35:53aku bisa tidur,
35:54ya kan,
35:55pokoknya di Rusia,
35:56yang udah jelas-jelas,
35:57ya nggak bisa tidur,
35:57asistenku sih,
35:58oke,
36:00terakhir,
36:03kalau dapat menggambarkan dari 37,
36:07dokumen,
36:07dokumen itu,
36:08dengan,
36:10tiga kata,
36:12jangan pernah terulang,
36:14jangan pernah terulang,
36:20harganya terlalu mahal,
36:21karena yang akan kita korbankan,
36:22itu negara,
36:22ya,
36:22di dalam 37 itu,
36:28jangan pernah terulang,
36:31ini masuk sisi kelam sejarah,
36:33nanti,
36:34bisa,
36:34bisa sangat,
36:36kita akan masuk ke hybrid regime,
36:40jadi demokrasi,
36:41atau perjuangan dulu para pahlawan,
36:43itu akan sia-sia,
36:45kita akan memasuk kepada hybrid regime state,
36:48kemudian fail state,
36:50pasti,
36:51separah itu,
36:52iya dong,
36:53iya dong,
36:55separah itu,
36:56kalau nggak saya nggak hadir di sini,
36:57bu,
36:58thank you,
36:59terima kasih,
36:59koni,
37:00raka kondini,
37:01analis pertahanan,
37:02terima kasih kembali,
37:03telah bisa,
37:04akhirnya perdana ke sini,
37:05perdana,
37:06oke,
37:08terima kasih,
37:08itu tadi,
37:09bagaimana,
37:10obrolan saya,
37:12dengan,
37:12seorang analis pertahanan,
37:14koni raka kondini,
37:14yang memang banyak sekali,
37:15dicari pada saat itu,
37:17di Rusia,
37:18sampai mungkin Indonesia lagi,
37:19dicari-cari juga,
37:21tapi ya sudah,
37:21diserahkan dokumennya,
37:22nanti kita akan jumpa lagi,
37:23di episode selanjutnya,
37:24yang lebih menarik,
37:25tetap bersama kami,
37:26di,
37:27On Point with Adi Stilaresati,
37:28sampai jumpa,
37:29thank you ya,
37:32sub indo by broth3rmax
38:02sub indo by broth3rmax

Dianjurkan