Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
Isu sampah sudah melekat bagi masyarakat Indonesia.

Volume sampah setiap tahun bertambah, salah satu daerah yang terkena darurat sampah adalah Yogyakarta.

Bagaimana Yogyakarta memahami isu sampah tersebut? Simak selengkapnya dalam video ini.

#BaladaSampah#KrisiskeInonvasi

Creative/ Videographer/Video Editor:
Kea Kristian, Nichelle Versailline, Ida Ayu Istri, Roqimah Umi, Syarifah Safina, Laurentia Princessa/Agatha Nizam, Indra Santika, Liana Marta/Indra Santika, Liana Marta.

===================================
Homepage: https://www.suara.com
Facebook Fan Page: https://www.facebook.com/suaradotcom
Instagram:https://www.instagram.com/suaradotcom/
Twitter: https://twitter.com/suaradotcom

Kategori

🗞
Berita
Transkrip
00:00Intro
00:00Permasalahan sampah memang sangat melekat di masyarakat.
00:15Setiap tahun volume sampah terus bertambah.
00:18Persoalan ini menjadi keresahan mendalam bagi penduduk di Indonesia.
00:22Setiap tahun Indonesia memproduksi lebih dari 33 juta ton sampah.
00:30Sayangnya 11,3 juta ton atau 35,67 persen sampah dari total tersebut tidak terkelola dengan baik.
00:43Diketahui bahwa sebanyak 41 persen komposisi sampah tersebut adalah sisa makanan.
00:48Kemudian disusul dengan plastik, kayu atau ranting, dan kertas.
00:53Yang ada, sampah-sampah tadi berakhir liar di sungai, laut, atau dibakar sembarangan.
01:02Salah satu daerah yang terkena kutukan sampah adalah Yogyakarta.
01:08Daerah istimewa ini sempat mengalami darurat sampah hingga akhirnya TPA piungan yang menjadi andalan harus ditutup.
01:18Penduduk setempat pun merasa penutupan TPA piungan bukan menjadi solusi,
01:26namun menimbulkan masalah baru dari sisi ekonomi kepada warga sekitar.
01:30Berarti habis-habis itu gimana buk perasaan buk?
01:40Ya gimana ya?
01:41Ya sedih sih.
01:42Enggak ada pemasukan, ya ada cuma sedikit, enggak balik modal gitu.
01:49Kalau bisa itu ya dibuka lagi, disini lagi.
01:54Tapi kan dulu semerawut gitu loh.
01:57Banyak sampah-sampah berjajaran itu.
01:59Yang teratur gitu harapannya.
02:02Setiap hari 700 ton sampah membanjiri Yogyakarta.
02:07Dana miliaran rupiah pun tidak cukup mempan untuk menyembuhkan permasalahan sampah di daerah istimewa ini.
02:13Masalah kesehatan yang timbul dari sampah ini juga tidak boleh dianggap remeh.
02:16Yogyakarta sempat berada di masa-masa sulit.
02:40Kini ia telah pulih.
02:42Adanya desentralisasi sampah menjadi bukti kesihapan pemerintah
02:46dalam melihat isu sampah di wilayah Yogyakarta sebagai persoalan yang serius.
02:51Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan penutupan TPA piyungan
02:55yang terjadi karena kapasitas sampah yang sudah melebihi batas tanah.
03:02Kondisi saat ini tidak ada artinya apabila hanya sesaat.
03:06Lantas, bagaimana cara kita mempertahankannya?
03:10Bagaimana dengan konsep sustainability yang bisa kita terapkan?
03:14Untuk mengusung keberlanjutan dalam mengelola sampah,
03:18diperlukan kontribusi dari seluruh pihak, termasuk masyarakat.
03:21Nah, jadi saya ibaratkan yang olah sampah itu sudah ngasih bendera putih,
03:30kami menyerah, gitu lah.
03:31Mungkin tapi tidak secara frontal bilang menyerah,
03:33tapi kami diperhatikan sekarang kami itu punya kemampuan yang lebih rendah
03:38daripada volume sampah.
03:39Oleh karena itu, se-yogjanya sekarang setelah kemari kita mengalami darah sampah,
03:45maka semua orang, semua yang memproduksi sampah,
03:50yang menggunakan sampah dan mengelola,
03:51semua harus meyakini bahwa ini adalah kesalahan kita bersama.
03:56Selama ini edukasi di banyak tempat tentang pemilihan sampah,
04:00jalan di tempat ya saya kira,
04:01orang hanya tahu secara teori,
04:03oh ada sampah organik, anorganik, dan juga mungkin sampah yang bisa dirulang.
04:08Tapi dalam praktik nyata kehidupan, itu tidak terjadi.
04:12Atau sedikit sekali.
04:14Nah, kenapa ini tidak?
04:15Karena saya kira edukasi tidak akan cukup tanpa ada pendampingan.
04:20Saya berharap dari pihak pemerintah daerah, kabupaten maupun kota,
04:25bisa mengajak semua lapisan atau stakeholder yang berkecimpung tentang sampah
04:30untuk mulai berahli.
04:31Contoh, kalau kita lihat jajanan-jajanan,
04:35atau makanan-makanan yang di rumah makan,
04:38ada yang juga di restoran,
04:40itu sebaiknya juga mungkin kita perlu dekati.
04:43Eh, bagaimana bila kemasan makananmu itu atau minumannya pindah
04:47ke sesuatu yang mungkin bukan plastik sekali pakai,
04:51tapi berkali-kali pakai,
04:52atau kalau mungkin beralih ke bahan-bahan yang memang organik.
04:56Nah, itu semua harus bersama-sama terjadi,
04:59dan kami berharap pemerintah daerah, kota, maupun apapun,
05:02ikut membuat aturan mainnya.
05:05Sehingga semua menjadi sesuatu yang ikut dalam satu buah perubahan
05:09yang bisa cepat lah perubahannya.
05:13Kalau kita mengharapkan hanya himbauan,
05:15rasanya sudah sangat sering itu terjadi,
05:17dan kami memang itu perlu dimonitor secara bertahap,
05:21proses tumbuh kembangnya,
05:23kesadaran dalam pemilihan sampah.
05:25Kami juga bekerjasama dengan pihak luar untuk mengolah sampah yang sifatnya tidak bisa kami olah.
05:32DPS 3R ini tempat pengolahan sampah di fakultas teknik.
05:41Jadi sampah-sampah dari departemen maupun dari fakultas itu semuanya masuknya di sini semua.
05:48Nanti di sini pun masih dipilih lagi menjadi 3 bagian yaitu sampah daun atau sampah sapuan,
05:59terus sampah residu, terus sampah rosok yang laku dijual gitu.
06:06Jadi di sini masih dipilih lagi dan di sini ada 3 petugas yang menangani di sini.
06:14Kalau untuk sampah daun itu kita giling menggunakan mesin giling di sana.
06:22Kemudian kita buat untuk menjadikan kompos melalui proses fermentasi.
06:28Kalau sampah residu ini kita masih bekerjasama dengan rekanan pengambil rosok ini untuk dengan pihak resik.
06:39Kalau untuk yang sampah rosok itu juga kita bekerjasama dengan rekanan untuk diambil dan dibeli.
06:52Mengurangi sampah itu semaksimal mungkin.
06:55Karena tadi yang bisa kita lakukan adalah dengan cara mengganti atau merubah pola lifestyle kita.
07:04Kami di kampus proaktif dengan cara nanti dalam waktu tahun ini akan ada KKN yang melipatkan atau penempatannya di Jogja.
07:13Dan kami akan meminta mereka akan kita siapin modul panduan dalam pengolahan sampah yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat Jogja.
07:21Itu akan dibawakan.
07:22Ini kerja sama yang dirin oleh Bapak Wakil Rektor kami di UGM.
07:26Bahwa Jogja harus jadi contoh dalam mengolah sampah.
07:31Apa yang bisa kita lakukan dengan sampah?
07:39Nah, yang bisa kita lakukan dalam waktu awal tanpa melibatkan teknologi yang rumit adalah pengolahan si sampah organik.
07:49Tapi kalau kita ambil statistik secara rata-rata, kami di Hotel Pinnik ini menghasilkan sampah sekitar 100 kg.
07:591 gram per hari.
08:04Itu sampah organik.
08:06Nah, mau diapain nih sampah organik?
08:09Setelah kita pelajari, kita bisa mungkin melakukan sesuatu.
08:13Di awal 2023, mengolah sampah organik yang paling memungkinkan kita lakukan di Pinnik adalah merubahnya menjadi POC.
08:24POC itulah pupuk organik cair.
08:27Ini ada sampah buah, ada sampah roti, ada sampah daun.
08:42Jadi, selanjutnya kita masukkan ke tong POC-nya.
08:47Setelah semua masuk, kita kasih untuk ini formulanya.
09:00EM4 pertanian sama molase.
09:05Kalau EM4 untuk menghancurkan bakteri yang ada di tong, molase untuk bisa menyeburkan tanah sama nanti menghilangkan bau pengorah bakteri.
09:18Jadi, kita masukkan 3 tutup botol untuk 1 embernya, 3 tutup botol untuk 1 embernya, 3 tutup botol untuk 1 embernya, 3 tutup botol untuk 1 embernya.
09:33Molasanya juga 3 tutup botol untuk 1 embernya, 3 tutup botol untuk 1 embernya.
09:42Untuk pengorahannya kita kasih air.
09:45Kita tambah air untuk pengorahannya, itu diatasnya POC yang kita buat.
09:51Ini kita aduk supaya semua tercampur dan nanti tidak ada yang tersisa waktu pada saat pemanenan.
10:05Setelah kita aduk, kita tutup rapat agar tidak ada bakteri yang masuk.
10:11Kalau sudah menjadi pupuk, biasanya kita masukkan ke hidroponik.
10:20Jadi, nggak boleh tuh POC langsung ditaruh di sini.
10:24Atau langsung disemprot-emprot di sini, nggak boleh.
10:26Harus ditaruh di airnya, biar dia kan irigasinya dapat.
10:32Berbagai sektor sudah mulai memberikan atensi kepada permasalahan sampah ini.
10:41Jadi, saya pikir dengan teknologi sederhana seperti pembuatan POC ini, semua orang bisa.
10:47Jangankan level hotel, rumah tangga pun bisa.
10:50Tidak ada 3.100 ton yang kita selesaikan dalam waktu satu bulan itu 3.100 ton.
11:04Yang tercover oleh pemerintah, ini yang melalui truknya pemerintah, melalui deponya pemerintah, itu kan sekitar 285 ton.
11:18Itu yang tercover oleh semua jalur pemerintah.
11:24Kalau pas hari libur, misalnya Sabtu, Minggu, itu bisa naik sampai 320 ton.
11:32Karena banyak pendatang, itu.
11:36Langkah pertama simptomatis yang saya lakukan itu, ya dalam bahasa kedokter saya, memberi parasitamol.
11:42Itu dengan cara begitu.
11:44Koordinasi internal, dengan pemerintah provinsi, dengan TPA, kemudian mengkondisikan, ya katalah infrastruktur yang kita punya, termasuk insenerator.
11:56Kalau masih mengatasi simptom ini, kita mulai mengkondisikan supaya warga tidak membuang ke depo sendiri-sendiri.
12:08Saya, ayo warga itu kalau membuang ke depo, kolektif saja.
12:13Satu RW, satu RT, itu dengan penggerubah, gitu.
12:18Saya harus banyak komunikasi dengan warga, ya harus komunikasi dengan warga.
12:23Itu penting sekali menurut saya.
12:25Saya harus terus menerus komunikasi dengan warga, karena apa?
12:28Ini merubah perilaku.
12:30Permasalahan utama yaitu ada di Hulu, ya di produsen itu.
12:35Dalam arti gini, kesadaran untuk memilah, kesadaran untuk membuang sampah, tidak sembarangan, care terhadap lingkungan, itu menjadi kunci, kunci suksesnya.
12:48Tapi, tanpa ada birokrasi yang mengorkestra tata kelola, itu ya impossible, itu bisa terwujud.
12:58Makanya kalau kunci utamanya tadi perubahan perilaku di Hulu, kemudian kunci berikutnya ya ada birokrasi yang meng-create tata kelola dengan baik, gitu ya.
13:09Ya transparan, kemudian juga istilahnya care ya, kita itu responnya cepat, itu.
13:16Kalau ada apa-apa, respon cepat, itu.
13:18Tapi, harus di frame dengan infrastruktur, suprastruktur yang kuat, gitu ya.
13:25Dan juga dilengkapi dengan ya SDM, kalau menurut saya gitu.
13:29Kalau diolah sedikit menjadi berkah, musibah itu menjadi berkah.
13:33Karena begitu diolah sedikit menjadi nilai ekonomis, kalau di Indonesia, gitu kan.
13:37Makanya pesan saya, ayolah kita pilah sampah ini, kemudian nanti akan menjadi nilai ekonominya tinggi, ya.
13:46Dan akan justru bisa untuk sumber padat karya.
13:52Perubahan yang besar membutuhkan kerjasama dari semua pihak.
13:56Dari pemerintah hingga warga, semua memiliki peran tersendiri.
14:00Tidak hanya sektor pendidikan, hospitality, dan pemerintahan.
14:04Masyarakat pun sudah memiliki inisiatif tersendiri untuk melakukan perannya.
14:12Terus kami dari sebetulnya forum bank sampah.
14:15Forum bank sampah kelurahan bersinergi dengan forum bank sampah kemantren.
14:23Kita bersini dengan kelurahan, terus kita mendirikan komunitas dalam sawo
14:30untuk mengelola, khususnya sampah organik.
14:34Kami dari maggoter- maggoter yang ada di Jogja ini,
14:38bahwa pengelolaan sampah organik dengan metodologi maggot itu paling efektif.
14:45Proses sendiri sebetulnya sangat mudah.
14:48Di sini kalau proses kepingin dari nul, kita nanti mengundang BSF, black shoulder fly.
14:57Itu ada caranya bagaimana mengundang BSF ini biar bertelur.
15:04Manakala kita sudah punya kandang kaya gini.
15:09Sudah punya kandang.
15:11Jadi sudah bisa melakukan satu siklus.
15:16Satu siklus dalam artian mulai dari telur.
15:20Telur nanti akan menetes menjadi bibi larva.
15:25Nanti akan menjadi larva.
15:28Setelah menjadi larva, nanti menjadi larva yang usianya 7 hari.
15:33Ini adalah larva 7 hari.
15:37Ini adalah usia 7 hari ini.
15:40Setelah ini, nanti masuk ke fase berikutnya adalah usia 15 hari.
15:49Setelah usia 15 hari,
15:53itu nanti kita menginjak ke usia 30 atau 25 hari.
16:0030 hari, 35 hari.
16:02Nanti kayak gini nih.
16:03Ini 35 hari.
16:05Ada yang coklat, ada yang abu-abu.
16:10Setelah ini 35 hari, kita masukkan ke biopon migrasi.
16:16Nah ini adalah biopon migrasi.
16:19Jadi manakala nanti yang sudah menjadi prebupa, dia akan lari masuk ke sini.
16:24Ini akan jalan sendiri.
16:26Nanti kita masukkan ke kandang penentasan BSF.
16:32Di sini kandangnya.
16:33Nanti di sini, kalau sudah netas akan keluar dari lubang-lubang yang sudah kita siapkan di sana.
16:40Dia mencari pasangan.
16:42Kalau sudah mencari pasangan, akan bertelur di kayu-kayu, di egis namanya.
16:48Di kayu.
16:49Di kayu-kayu gini.
16:50Terus nanti telurnya kita panen juga.
16:55Telur kita panen, nanti kembali ke siklus berikutnya.
17:03Telur kita panen akan begini.
17:05Kita tetaskan.
17:11Kita tetaskan.
17:13Nanti seperti ini.
17:17Kita tetaskan akan menjadi kawanan baby maggot.
17:22Ini baby maggot.
17:24Gitu.
17:25Ini usianya empat hari.
17:28Ini satu hari.
17:29Nanti di sini dua hari, tiga hari, pindah ke sana.
17:33Nah, kalau sudah di sini lima hari.
17:37Baru pindah ke sini.
17:41Kita pindah ke sini.
17:43Ini usianya lima hari, tujuh hari.
17:48Nah ini.
17:50Sudah prosesnya begitu.
17:53Karena yang kita tekankan adalah bahwa maggot ini paling efektif untuk mengolah limbah organik rumah tangga.
18:05Yogyakarta saat ini sedang berada dalam proses transformasi.
18:09Dari krisis, kemudian muncul inovasi.
18:12Dari keputusasaan, lahirlah harapan.
18:15Harapan kami sebenarnya adalah dengan pelibatan semua stakeholder ini,
18:22maka semua bisa memahami bahwa itu menjadi tanggung jawab bersama
18:27dan semua bisa mulai mengurangi, memanfaatkan sampah atau mengolah dengan bijak.
18:32Tentu saja kolektif knowledge yang dimiliki oleh pihak-pihak yang sudah berpengalaman,
18:39misalnya tadi pengolahan sampah dari LSM ataupun dari komunitas,
18:43tentu akan membuat semakin lama upaya untuk pengolahan sampah yang lebih berbangetan akan lebih terwujud.
18:50Kalau tidak, saya ngebayangin ini waktunya akan sangat lama.
18:53Karena tadi, semangat dan juga energi masing-masing unit itu kan terbatas ya.
19:00Dan saya kira kewenangannya pun terbatas dengan adanya semua sinergi,
19:05semua saling mendukung terhadap upaya bagaimana mengolah sampah yang lebih berpengalaman akan lebih cepat terwujud.
19:12Menjaga lingkungan itu adalah kewajiban dari semua kita.
19:16Tanpa harus dengan paksaan, tanpa harus dengan effort yang luar biasa dari kita untuk selalu mengingatkan orang.
19:24Perjalanan kita masih panjang, tetapi setiap langkah kecil memiliki makna.
19:32Yogyakarta adalah rumah kita bersama.
19:35Apa yang bisa Anda lakukan untuk menjaganya?
19:37Terima kasih telah menonton!
19:38Terima kasih telah menonton!
19:39Terima kasih telah menonton!
19:41Terima kasih telah menonton!

Dianjurkan