The African buffalo (Syncerus caffer) is endemic to Africa as it is named. This animal is not related to the wild Asian buffalo and the domestic buffalo. This animal has several subspecies, one of which is S. caffer caffer, which is the largest species found in South Africa and East Africa. S.c. nanus (African forest buffalo) is the smallest subspecies, found mostly in the wilds of West and Central Africa, while S. c. brachyceros is distributed in West Africa, and S. c. aequinoctialis is distributed in the grasslands of Central Africa. The horns of an adult buffalo unite and form a bone shield called a "boss". They are widely considered to be extremely dangerous animals, as they have been recorded ramming and killing more than 200 people every year. The African buffalo is not the ancestor of domestic cattle and is much larger than other mammals in the Bovinae family. Due to its unpredictable nature, it makes it very dangerous for humans. The African buffalo has never been domesticated, unlike the Asian buffalo.
TERJEMAHAN INDONESIA:
Kerbau afrika (Syncerus caffer) adalah hewan endemik Afrika sebagaimana ia dinamakan. Hewan ini tidak terkait dengan kerbau liar asia dan kerbau domestik. Hewan ini memiliki beberapa subspesies di antaranya adalah S. caffer caffer, yang merupakan spesies terbesar yang ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur. S. c. nanus (kerbau hutan afrika) adalah subspesies terkecil, yang banyak ditemukan di belantara Afrika Barat dan tengah, sedangkan S. c. brachyceros tersebar di Afrika Barat, dan S. c. aequinoctialis tersebar di padang rumput Afrika Tengah. Tanduk kerbau dewasa menyatu dan membentuk perisai tulang yang dinamakan "bos". Mereka secara luas dianggap sebagai hewan yang sangat berbahaya, karena mereka tercatat menyeruduk dan membunuh lebih dari 200 orang setiap tahun. Kerbau afrika bukan merupakan nenek moyang sapi domestik dan jauh lebih besar dengan mamalia anggota famili Bovinae lainnya. Karena sifatnya yang tak terduga, membuatnya sangat berbahaya bagi manusia. Kerbau afrika tidak pernah dijinakkan, tidak seperti kerbau asia.
TERJEMAHAN INDONESIA:
Kerbau afrika (Syncerus caffer) adalah hewan endemik Afrika sebagaimana ia dinamakan. Hewan ini tidak terkait dengan kerbau liar asia dan kerbau domestik. Hewan ini memiliki beberapa subspesies di antaranya adalah S. caffer caffer, yang merupakan spesies terbesar yang ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur. S. c. nanus (kerbau hutan afrika) adalah subspesies terkecil, yang banyak ditemukan di belantara Afrika Barat dan tengah, sedangkan S. c. brachyceros tersebar di Afrika Barat, dan S. c. aequinoctialis tersebar di padang rumput Afrika Tengah. Tanduk kerbau dewasa menyatu dan membentuk perisai tulang yang dinamakan "bos". Mereka secara luas dianggap sebagai hewan yang sangat berbahaya, karena mereka tercatat menyeruduk dan membunuh lebih dari 200 orang setiap tahun. Kerbau afrika bukan merupakan nenek moyang sapi domestik dan jauh lebih besar dengan mamalia anggota famili Bovinae lainnya. Karena sifatnya yang tak terduga, membuatnya sangat berbahaya bagi manusia. Kerbau afrika tidak pernah dijinakkan, tidak seperti kerbau asia.
Category
🐳
Animals