• last year
Berawal dari keprihatianan atas minimnya fasilitas trasnportasi untuk penyandang disabilitas (difabel) dan keinginannya membantu penyandang disabilitas fisik untuk dapat beraktivitas dengan mudah, Triyono bersama beberapa teman komunitasnya mengadakan program bantuan kendaraan untuk difabel. Kendaraan tersebut berupa sepeda motor yang dimodifikasi untuk dapat digunakan dengan mudah oleh difabel. Namun, pada kenyataannya bantuan tersebut mangkrak, karena banyak difabel tidak tahu cara mengendarai sepeda motor bahkan tidak memiliki keberanian untuk mengendarai kendaraan di jalan raya. Kondisi ini kemudian mendorong Triyono mendirikan usaha transportasi online khusus difabel, yang dia namai Difabike di tahun 2014.


#seatodaynews #SEATodayNews

You can also watch and access SEA Today through your favorite application, website or various platforms such as IndiHome TV CH. 101 HD, MAX Stream, MOLA, My Republic, Vidio, MNC Vision, MNC Play, and FIRST Media.

Don't forget to subscribe, leave comments and share this video
https://www.youtube.com/SEATodayNews

Stay connected - follow us on all our social media platforms!
https://www.instagram.com/seatodaynews/
https://twitter.com/seatodaynews
https://www.facebook.com/seatodaynews
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:03 Sekarang ini kita pengen ekspansi ke Jakarta, ke Ibu Bota.
00:09 [MUSIK]
00:11 Kadang order ya, bayar lunas iya.
00:15 Baru naik 5-10 menit foto upload di Medsos, udah.
00:20 Padahal kita udah nyiapin secara profesional.
00:23 [MUSIK]
00:25 Berilah kita sebuah keyakinan bahwa kita bisa.
00:29 Kita yakin karena ada kekurangan pasti ada kelebihan.
00:33 [MUSIK]
00:36 Sesuatu itu gak mungkin lahir begitu saja.
00:39 Pasti ada proses. Nah itu proses yang saya lalui.
00:42 [MUSIK]
00:57 Nama saya Triyono, pendiri dari DivaPack,
01:01 sarana transportasi bagi penyandang sisa belita yang ramah terhadap kursi udara.
01:06 Awalnya itu sebenarnya saya gak kepikiran tentang hal ini.
01:09 Jadi dulu waktu kita punya kafe, jadian tempat ngumpul teman-teman komunitas.
01:17 Nah dari situ saya mulai mengenal istilah divable, dari 2014an itu.
01:23 Awalnya hanya gerakan sosial biasa, kita pengen membagikan motor terhadap teman-teman divable di Yogya
01:30 yang dari keluarga tidak mampu dan tidak sekolah,
01:33 supaya mereka tadi impiannya yang simple menurut kita lebih besar untuk mereka bisa bergerak kemanapun.
01:40 Kemudian 2015, saya keliling untuk nyari konsumen dari komunitas satu ke komunitas divable.
01:49 Mama, kak Aisyah semuanya tak samperin untuk mempromokan bahwa ada ojek namanya Ojek Diva.
01:57 Waktu itu tak kasih nama Ojek Diva yang drivernya divable.
02:01 [MUSIK]
02:05 Sistem baru terbentuk November 2015, dan di PAPEK kita launching bener-bener ke masyarakat
02:11 3 Desember 2015 di Balai Kota.
02:15 [MUSIK]
02:17 Bentuk itu, rujukan yang paling dekat sebenarnya kan becak medan, tapi kan bentuknya agak seperti itu juga.
02:23 Dulu saya juga beronseng-beronseng nyari, tapi ketemunya becak medan gitu.
02:28 Ya akhirnya mau enggak mau buat sendiri.
02:30 Jadi saya mengkreasi sendiri dengan apa yang sudah saya alami,
02:34 oh ternyata kalau saya spawn itu modelnya harus seperti ini, supaya imbang, nyaman, stabil.
02:40 Jadi satu motor itu sebelum dipakai teman-teman yang lain, kita pakai dulu biasanya.
02:45 [MUSIK]
02:48 Sekarang ini kita pengen ekspansi ke Jakarta, ke Ibu Kota.
02:54 Saya mempertimbangkan bahwa di Ibu Kota itu aksesabilitinya masih rendah, penduduknya banyak,
03:02 dan pusat kesehatan itu di sana semua.
03:05 Dari impian itu kita pengen masuk ke ranah Ibu Kota itu kita merubah.
03:10 Sekarang fokus juga kalau kita ke Ibu Kota harus pakai roda empat.
03:15 Dan kita pengen ekspansi ke sana dengan model baru di Fakar.
03:19 [MUSIK]
03:22 Kadang order ya, bayar lunas iya, baru naik 50 menit foto upload di Medsos, udah.
03:31 Padahal kita sudah menyiapkan secara profesional,
03:34 tapi dimensi seperti itu kan akhirnya profesionalitasnya hilang.
03:38 Kita dapat uang iya, nggak capek iya nggak apa-apa, nggak capek.
03:42 Tapi pikirannya capek, tekanan itu.
03:46 Bayangin aja kita nggak ngapain-ngapain dikasih uang misalnya.
03:51 Wah, kan kayak meredahkan.
03:53 [MUSIK]
03:59 Ini salah satu motor dari DivaPack.
04:05 Ini jenis yang bukan wheelchair access ya,
04:10 untuk seat biasa teman-teman pengguna tongkat kayak saya.
04:16 Jadi naiknya lewat samping, kayak membuka pintu mobil aja.
04:21 Nah ini tinggal naik, nanti duduk di sini.
04:27 Sambil bersandar, menikmati situasi lingkungan,
04:33 dan kita kasih proteksi biar nggak kena angin.
04:37 Sama atapnya juga kita kasih, supaya tidak terkena panas secara langsung.
04:44 [MUSIK]
05:13 Sebenarnya kalau budget untuk memodifikasi itu variatif ya.
05:19 Jadi kalau kita biasanya rata-rata ya 3-5 jutaan.
05:25 Itu dengan beberapa ornamen pelengkap, atap, tirai, sama kaca depan.
05:35 [MUSIK]
05:45 Nama saya Tommy Shapi'i, umur 38 tahun, pekerjaan sebagai driver DivaPack.
05:51 Saya sudah dari tahun 2015 mas.
05:56 Manfaat dari DivaPack, satu kita bisa menolong sesama yang membutuhkan.
06:02 Istilahnya kan gini mas, dulu kita dipatahkan sama orang.
06:06 DivaBel itu isoni obo kan, begitu.
06:10 Jadi sekarang kita bisa membuktikan lalu lewat DivaPack kita bisa membantu,
06:16 bisa ngojek, bisa cari uang sendiri.
06:19 [MUSIK]
06:23 Harapan saya kepada masyarakat, jangan dipandang sebelah mata.
06:27 Berilah kita sebuah keyakinan bahwa kita bisa, kita yakin karena ada kekurangan pasti ada kelebihan.
06:36 [MUSIK]
06:43 Saya Ibu Atini, dulu kan saya tahunya dari komunitas,
06:49 kalau DivaBel itu kan ada perkumpulannya kan,
06:53 ada perkumpulan, terus teman-teman ada sebagian yang jadi objek Diva.
06:58 Terus kemudian saya ikut berlangganan, karena dulu kan saya catering mas,
07:05 jadinya kan saya butuh untuk ngantre-ngantre peseman, nasibok, apa, snackbong gitu loh.
07:12 Saya lebih nyaman pakai DivaPack.
07:15 Kalau saya ya merasa aman sih mas,
07:18 biasa karena selama ini saya sudah cukup lama berlangganan, tidak ada kendala.
07:23 [MUSIK]
07:30 Nama saya Sri Yuanti,
07:32 kalau pakai maskomi itu, kalau panas nggak kepanasan, hujan nggak kehujanan, nggak resiko.
07:40 Sudah lama itu pun dari mandir ke rumah sakit ya maskomi,
07:44 nganter orang tua, soalnya cepet,
07:48 sewaktu-waktu bisa dipanggil.
07:51 [MUSIK]
07:55 Ibu saya itu orang paling berpengaruh besar terhadap mentalitas dan cara berpikir saya sejak kecil.
08:02 Saya itu ibaratnya dari segi makanan, itu full.
08:07 Jadi ibu membiasakan aku itu sama dengan yang lain.
08:11 Dan teman-temanku itu sudah terbiasa kalau dengan Triyono makan enak.
08:16 Misalkan saya dina orang, dina anak, dina anak yang lain,
08:20 suruh nyamperin, mau-mau apa.
08:23 Ibu saya itu sangat bersemangat ketika bicara tentang pendidikan.
08:29 Bahkan saya diantar jemput, ditungguin, SD, SMP itu ditungguin.
08:35 Karena biar saya belajar dan tidak digangguin siapapun.
08:40 Itu nilai-nilai yang melekat karena pola seperti itu.
08:48 Hingga sampai detik ini saya kemana pun PDY, berani.
08:53 Karena memang dari kecil didesain seperti itu.
08:57 Sesuatu itu enggak mungkin lahir begitu saja, pasti ada proses.
09:00 Nah itu proses yang saya alami.
09:02 [MUSIK]
09:09 Prinsip hidup saya adalah saya tidak menghina diri saya.
09:14 Dan saya menganggap orang lain itu sama.
09:16 Sudah, gitu aja.
09:18 Apa yang mereka lakukan, saya bisa lakukan.
09:22 Kita ditentukan oleh sembilan orang di sekitar kita.
09:25 Kalau sembilan orang di sekitarmu toksik, selesai.
09:28 Toksik juga kamu.
09:31 Jadi pilih-pilih dalam berteman, dalam perkomunitas,
09:35 kamu jadi dirimu sendiri yang tidak mengagimi diri sendiri.
09:39 [MUSIK]

Recommended