• 6 hours ago
Pasangan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia periode 2024-2029, pada Minggu 20 Oktober 2024, usai dilantik di Gedung Nusantara MPR DPR RI, Jakarta. Turut hadir dalam acara pelantikan Prabowo-Gibran, puluhan kepala negara dan perwakilan dari negara-negara sahabat seperti Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Inggris, Jerman, Perancis, Jepang, Arab Saudi dan negara lainnya.

Prabowo dalam pidato perdana sebagai Presiden RI menyampaikan beragam hal, mulai dari upaya memerangi korupsi, mencanangkan swasembada pangan dan energi, pengentasan kemiskinan, memanfaatkan sumber kekayaan alam melalui hilirisasi, hingga dukungan terhadap kemerdekaan bangsa Palestina. Selain itu, Prabowo juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu demi mewujudkan cita-cita Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Meski demikian, perjalanan pemerintah baru Prabowo-Gibran tidak ringan, karena tengah dihadapkan sejumlah permasalahan yang cukup fundamental di dalam negeri, seperti stagnasi pertumbuhan ekonomi di angka 5%, ancaman deflasi yang terjadi dalam 5 bulan terakhir. Kemudian, PMI Industri Manufaktur yang kontraksi selama 3 bulan, serta penurunan kelompok masyarakat menengah. Belum lagi ditambah dengan tekanan dari konflik geo politik global yang semakin meluas dan berkepanjangan.

Category

📺
TV
Transcript
00:00PEMIRSA INDONESIA KINI MEMILIKIN AHKODA BARU, YANI PRESIDEN PRABOWO SUPIANTO DAN WAKIL PRESIDENI KIPRAN RAKA BUMINGRAKA
00:19YANG KAN BERTUGAS HINGGA TAHUN 2029 DATANG.
00:22MASYARAKAT, PELAKU USAHA HINGGA CALON INVESTOR PUN TENGAH MENANTIKAN KIPRAH DAN JUGA KINEJA
00:26PARA PEMBANTU PRESIDEN SELAMAT 5 TAHUN KEDEPAN.
00:30PASANGAN PRESIDEN PRABOWO SUPIANTO DAN WAKIL PRESIDEN KIPRAN RAKA BUMINGRAKA
00:38RESMI MENJADI PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
00:42PERIODE 2024 HINGGA 2029 PADA MINGGU 20 OKTOBER 2024
00:47USAI DILANTIK DI GEDUNG NUSANTARA MPR DPR RI, JAKARTA.
00:52TURUT HADIR DALAM ACARA PELANTIKAN PRABOWO KIPRAN
00:56PERWAKILAN DARI DEGARA-DEGARA SAHABAT SEPERTI AMERIKA SERIKAT, RUSIA, KANADA, INGGRIS, JERMAN, PRANCIS, JEPANG, ARAB SAUDI, DAN NEGARA LAINNYA.
01:07PRESIDEN PRABOWO DALAM PIDATO PERDANA SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
01:12MENYAMPAIKAN BERAGAM HAL MULAI DARI UPAYA MEMERANGI KORUPSI,
01:15MENCANANGKAN SUASEMBADAPANGAN DAN ENERGI, PENGENTASAN KEMISKINAN,
01:19MEMANFAATKAN SUMBER KEKAYAAN ALAM MELALUI HILIRISASI,
01:22HINGGA DUKUNGAN TERHADAP KEMERDEKAAN BANGSA PALESTINA.
01:25SELAIN ITU, PRABOWO JUGA MENGAJAK KONSOLIDASI SELURUH KOMPONEN BANGSA
01:29DEMI MEWUJUDKAN CITA-CITA PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945.
01:35MESKIPUN BEGITU, PERJALANAN PEMERINTAHAN BARU PRABOWO KIPRAN TIDAK RINGAN
01:39KARENA TENGAH DIHADAPKAN SEJUMLAH PERMASALAHAN YANG CUKUP FUNDAMENTAL
01:43DI DALAM NEGERI SEPERTI STAGNASI PERTUMBAN EKONOMI DI ANGKA 5%,
01:47ANCAMAN DEVELASI YANG TERJADI DALAM 5 BULAN TERAKHIR,
01:50KEMUDIAN PMI INDUSTRI MARUFAKTUR YANG TERKONTRAKSI SELAMA 3 BULAN,
01:54SERTA PEDURUNAN KOMPOK MASYARAKAT MENENGAH,
01:57BELUM LAGI DITAMBAH DENGAN TEKANAN DARI KONFLIK GEOPOLITIK GLOBAL
02:00YANG SEMAKIN MELUAS DAN BERKEPANJANGAN.
02:03JAKARTA TIM LIPUTAN, IDX CHANNEL
02:08Pemirsa, untuk membahas tema menarik kita kali ini,
02:10Keberlanjutan Pembangunan Ekonomi Kabinet Prabowo-Kipran,
02:13Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Prof. Didin S. Damanuri,
02:16Beliau adalah Kelam Senior Indef.
02:18Selamat pagi, Prof. Didin.
02:20Halo.
02:21Selamat.
02:22Apa kabar?
02:23Apa kabar, Prof?
02:24Baik, baik.
02:25Baik, terima kasih juga atas waktu yang disempatkan,
02:27Dan sudah bergabung juga ini,
02:28Ibu Mehdi Katerina Lengke,
02:30Segjen Asosiasi Penambang Nikal Indonesia, atau APNI.
02:33Halo, Ibu Mehdi, apa kabar?
02:35Selamat siang, Mas.
02:37Apa kabar?
02:38Kabar baik juga, terima kasih atas waktu yang disempatkan.
02:40Langsung saja kita akan review Prof. Didin,
02:42Prabowo-Sibianto,
02:44Dan Kipran Rakyat Bumbing Raka sudah resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia
02:49Sampai dengan 2029.
02:51Apa yang bisa kita cermati, Prof? Silakan.
02:54Ya, tentu saja selamat kepada Presiden Prabowo dan Wakilnya,
03:00Dan kepada Kabinet,
03:02Baik para Menteri, Wakil-Wakil Menteri, Kepala Badan, dan lain sebagainya.
03:07Ini adalah sebuah event 5 tahun, 10 tahun.
03:13Ada perubahan pemerintahan.
03:16Dan Prabowo membawa sebuah, katakanlah, optimisme baru.
03:24Walaupun mungkin berbagai hal yang harus dihadapi sebagai tantangan yang berat juga ya,
03:32baik nasional maupun internasional.
03:35Itu saya kira kita akan melihat nanti,
03:41Dengan pidatonya yang pake pihak mengatakan ini adalah mengingatkan pidato Bung Karno,
03:49Dan dengan tanpa teks,
03:52Bicara apa adanya,
03:55Bahkan mau mengoreksi dirinya sendiri maupun secara keseluruhan bangsa, para pemimpin.
04:04Bahwa banyak permasalahan, korupsi, kemiskinan,
04:11Kemudian banyak masyarakat bawah yang belum merdeka, dan lain sebagainya.
04:17Lalu dia mencanangkan beberapa hal yang sangat fundamental.
04:21Dia ingin menurunkan korupsi secara signifikan,
04:25Kemiskinan juga akan diturunkan secara signifikan,
04:31Akan dicapai sebagai beras khususnya dan pangan pada umumnya,
04:37Kemudian sebagai energi,
04:40Mau memanfaatkan lebih luas berbagai komunitas dengan hilirisasi,
04:47Dan ingin masyarakat bawah memanfaatkan itu semua,
04:52Jangan sampai semua kegiatan pembangunan jatuh ke pihak asing
04:57Ataupun segelintir orang di dalam negeri.
05:00Ini saya kira sebuah pidato yang mencenangkan,
05:05Yang akan kita saksikan bagaimana mendeliver itu,
05:09Dan menjadi konkret hasilnya dan dirasakan oleh seluruh masyarakat.
05:16Baik Prof. Didin.
05:17Nah, pandangan dari pelaku usaha sendiri bagaimana, Bumedi,
05:20Dengan adena koda baru, berarti Indonesia, sampai dengan lima tahun ke depan,
05:24Prabowo-Sepianto, dan kita tahu Gibranaka-Bumiraka.
05:28Silahkan.
05:29Ya, makasih Mas Pras.
05:30Seperti yang disampaikan Prof. Didin tadi,
05:33Sebenarnya kami dari para pelaku usaha, bukan hanya lokal ya,
05:36Karena saat ini juga saya sedang berada di Perth, sedang conference,
05:39Mengenai keberlanjutan juga hilirisasi nikel di Indonesia,
05:43Karena ternyata bulan lalu saya di Eropa juga,
05:46Semua conference mempertanyakan bagaimana program ke depan,
05:50Atas pemerintahan baru Indonesia.
05:52Karena mereka juga menaruh harapan yang besar terhadap,
05:55Natural resource kita ya.
05:57Jadi ya, puji Tuhan, Tuhan kasih kita begitu banyak natural resource,
06:01Yang membuat kita kaya,
06:03Tentukan kita butuh pengelolaan yang tepat untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
06:06Nah, semua itu kan kembali ke pemimpinan kita.
06:09Nah, apapun yang terjadi, komoditas mineral,
06:13Baik logam maupun non-logam,
06:15Bulan lalu, atau dua minggu lalu,
06:17Waktu kami menghadiri LME,
06:19Semua faktor yang utama adalah geopolitik.
06:22Nah, bagaimana geopolitik Indonesia,
06:24Untuk mendukung keberlanjutan ilirisasi kita,
06:27Bukan hanya di nikel Mas Prasya,
06:29Karena beberapa juga akan masuk ke mineral yang lain.
06:33Dan kita lihat bersama kan ada beberapa menteri yang baru ya,
06:36Yang dilanjutkan kaya Pak Ibu Sri Mulyani,
06:39Kemudian ada Pak Erick Thohir,
06:41Kemudian ada Pak Bahlil juga yang sudah menjadi Menteri SDM,
06:45Kemudian ada Kemenko Ekonomi,
06:47Cuma yang kami pertanyakan kok Kemenko Marves hilang ya,
06:49Karena selama ini yang banyak mendukung program kami kan,
06:52Kemenko Marves.
06:53Cuma mungkin sudah digantikan oleh Kemenko lain,
06:55Cuma dari kami para pelaku usaha,
06:57Yang paling penting adalah,
06:59Keberlanjutan program downstream ini,
07:02Yaitu kepastian berusaha dan kenyamanan berusaha sih Mas Prasya.
07:07Kemarin kita lihat ada pembekalan,
07:09Mudah-mudahan pembekalan ini betul-betul,
07:11Satu yang digaungkan Pak Prabowo kemarin,
07:13Waktu beliau pelantikan kan,
07:17Tegas banget ya menyatakan,
07:19Bukan untuk kepentingan pribadi,
07:21Kita ini melayani rakyat.
07:22Nah bagaimana pelayanan mereka,
07:24Para pemimpin yang baru ini,
07:26Untuk rakyat Indonesia,
07:28Itu yang kita harapkan Mas Prasya.
07:30Bagaimana aturan-aturan yang ada,
07:32Betul-betul jelas,
07:34Dan kalau kita bilang tidak berubah-berubah,
07:36Dan yang kedua juga,
07:38Ini kan kementerian makin gemuk ya,
07:40Jangan sampai akan terjadi ego sektoral,
07:44Yang malah membuat kami para pelaku usaha,
07:46Itu betul-betul jadi simalakama,
07:49Kita mau kemana nih,
07:51Karena aturan yang tumpang tinggi,
07:53Antar kementerian, antar lembaga,
07:55Ini yang paling penting Mas Prasya,
07:57Karena ditambang itu sendiri,
07:59Bukan hanya satu kementerian yang mengandalkan perizinan,
08:01Ada beberapa kementerian,
08:03Nah bagaimana ego sektoral antar lembaga ini,
08:05Betul-betul bisa mendukung industri kita,
08:09Dan memajukan industri kita,
08:11Sehingga rakyat Indonesia betul-betul bisa meraksakan,
08:13Bagaimana kekayaan alam Indonesia itu,
08:15Bisa meningkatkan ke ekonomi,
08:17Perekonomian Indonesia,
08:19Itu yang paling penting Mas Prasya,
08:21Perusahaan dulu,
08:23Itu dia, yang paling utama bagaimana kepastian dan kenyamanan berusaha,
08:25Begitu yang diharapkan dari pelaku usaha,
08:27Prof. Didin,
08:29Nah kalau kita bicara mengenai dengan,
08:31Kita tadi tahu begitu,
08:33Bahwa memang hari ini juga ada pelantikan Menteri,
08:35Kemudian ada Menteri-Menteri di pemerintah berikutnya,
08:37Yang juga masih bergabung begitu,
08:39Untuk memberikan kontribusi dan sumbangsinya bagi negara,
08:41Anda melihat bagaimana posisi ini,
08:43Apakah tadi keberlanjutkan,
08:45Yang mungkin ini menjadi satu hal,
08:47Yang ditunggu-tunggu oleh banyak pihak,
08:49Tapi di satu sisi tadi,
08:51Ada garis bawah yang menarik dicermati,
08:53Ego sektoral yang dikhawatirkan,
08:55Dengan membangkaknya kementerian,
08:57Silahkan Prof.
09:01Ya,
09:03Kabinet 100 Menteri muncul kembali,
09:05Jadi,
09:07Ada 56,
09:09Menteri,
09:1153 Menteri,
09:1356 Wakil Menteri,
09:15Kemulabadan dan lain sebagainya,
09:17Jadi,
09:19Bicaranya mungkin,
09:21Kalau efisiensi,
09:23Dengan begitu banyak,
09:25Itu tantangan,
09:27Tapi yang pasti harus efektif,
09:29Jadi,
09:31Banyaknya Menteri,
09:33Dengan Wakil-Wakil Menteri,
09:35Bahkan ada yang tidak segala,
09:37Asal saja,
09:39Sekarang ini,
09:41Apa namanya,
09:43Komando dari Presiden ini,
09:45Jelas, tegas,
09:49Direksinya,
09:51Dalam pidato sudah jelas,
09:53Sehingga diterjemahkan oleh Menteri-Menteri,
09:57Untuk menangkap,
10:01Semangat yang disampaikan Presiden ini,
10:03Yaitu,
10:05Memakmurkan rakyat sebesar-besarnya,
10:07Dan kemudian ada penegakan hukum,
10:11Bukan untuk kepentingan pribadi,
10:13Akan membrantas korupsi,
10:15Dan lain sebagainya,
10:17Sehingga pemimpin harus jadi teladan,
10:19Nah ini harus diwujudkan dalam sikap-sikap para Menteri,
10:21Karena menurut saya,
10:23Jangan-jangan ini adalah,
10:25Transisional,
10:27Jadi Presiden ingin melihat,
10:29Bahwa dari 109,
10:31Menteri dan Wakil Menteri ini,
10:33Nanti,
10:35Mana yang lebih compatible,
10:37Terhadap,
10:39Platform yang sudah dicanangkan dalam,
10:41Pidato yang,
10:43Cemerlang itu,
10:45Seandainya, ada dua hal,
10:47Seandainya,
10:49Para Menteri-Wakil Menteri ini tidak bisa menangkap,
10:51Dan akan,
10:53Apa ya,
10:55Terkesan tidak sigap,
10:57Bahkan menyimpang,
10:59Itu saya kira akan harus dievaluasi,
11:01Tapi sebaliknya,
11:03Kalau Presiden juga,
11:05Di dalam platform yang sudah,
11:07Cemerlang di Pidato itu,
11:09Tidak ada follow-up yang jelas,
11:11Di dalam berbagai regulasi,
11:13Direksi,
11:15Terhadap Menteri,
11:17Dan seluruh jajaran,
11:19Bahkan beroperasi,
11:21Maka yang terjadi adalah keseluruhan,
11:23Kabinet ini yang,
11:25Yang akan dipertanyakan,
11:27Publik nanti,
11:29Dan oleh karena itu,
11:31Di samping,
11:33Pidato itu,
11:35Lalu nanti saya dengar ada,
11:37Asta Cita,
11:39Sudah dituangkan,
11:41Ada 17 program,
11:43Dan lain sebagainya itu,
11:45Itu harus,
11:47Di dalam sidang kabinet,
11:49Kalau tidak salah Hari Rabu,
11:51Itu di internalisasi,
11:53Oleh seluruh Menteri,
11:55Dan Wakil Menteri,
11:57Dan kemudian,
11:59Diminta ada,
12:01Indeks,
12:03Key performance,
12:05Jadi,
12:07Harus diterimakan kepada,
12:09Platform masing-masing Menteri,
12:11Untuk tujuan nasional tadi,
12:13Dan kemudian,
12:15Dan lain sebagainya, dan bagaimana dengan daerah,
12:17Karena sekarang persoalannya,
12:19Ada autonomi daerah,
12:21Sehingga benar oleh kekuatan hati,
12:23Harus juga menjadi bagian,
12:25Dalam proses melaksanakan,
12:27Tugas besar dari,
12:29Era Prabowo ini,
12:31Berarti memang harus ada,
12:33Kejelasan terkait dengan KPI,
12:35Target-target yang akan diberikan,
12:39KPI dengan target-targetnya,
12:41Yang jelas,
12:43Yang sifatnya nasional,
12:45Sifatnya Kementerian,
12:47Kemudian nanti,
12:49Diminta nanti para Gubernur, Bupati,
12:51Harus mengemaskannya,
12:53Di tingkat daerah yang,
12:55Itu merupakan bagian dari tugas,
12:57Apa namanya,
12:59Karena mereka adalah wakil pemerintah pusat,
13:01Jadi di samping ada autonomi daerah,
13:03Ada juga kewajiban,
13:05Yang nggak tenta itu mengejemahkan,
13:07Di tingkat daerah,
13:09Tingkat 1 maupun tingkat 2,
13:11Sampai tingkat nasionalnya,
13:13Udah bagus, tapi tingkat daerah,
13:15Polo upnya tidak jelas,
13:17Jadi memang,
13:19Ini tugas Presiden Prabowo yang,
13:21Kalau lihat,
13:23Antusiasme pidatonya,
13:25Harusnya bisa dilaksanakan,
13:27Atau bisa dideliver semua dengan baik,
13:29Baik, itu dia sebagai dirijen,
13:31Yang harus bisa mengharmonisasikan,
13:33Para pembantu-pembantunya,
13:35Baik kita akan lihat seperti apa nanti,
13:37Kabar dari program,
13:39Dirisasi nanti di era pemerintahan Prabowo-Gibran,
13:41Kita bahas nanti di segmen berikutnya,
13:43Prof. Didin dan Ibu Medi,
13:45Pastikan Anda masih bersama kami.
13:55Baik Pemirsa, kita akan lanjutkan kembali,
13:57Perbincangan menarik ini bersama dengan,
13:59Prof. Didin S. Demanhuria, Ekonomi Senior Indef,
14:01Dan juga Ibu Medi Catherine Lengke,
14:03Beliau adalah Sekjen Abdi,
14:05Asosiasi Penabang Nikal Indonesia,
14:07Baik Prof. Didin, kalau kita bicara mengenai,
14:09Program hilirisasi, lantas bagaimana kabarnya,
14:11Di era pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya,
14:15Hilirisasi ini memang,
14:17Sudah dilaksanakan,
14:19Setidak-tidaknya 5 tahun terakhir,
14:21Perintisannya sudah dilakukan sebelumnya,
14:23Karena undang-undang hilirisasi itu,
14:25Sudah sebelum 2019.
14:27Jadi,
14:29Ini yang kemudian,
14:31Bobot paling besar,
14:33Dilakukan oleh pemerintahan,
14:35Jokowi, kan di Nikal.
14:37Satatan kritisnya adalah,
14:41Bahwa memang hilirisasi itu berjalan,
14:43Lalu kemudian,
14:45Terjadi khususnya di daerah Marawali,
14:47Di daerah Maluku Utara,
14:49Kemudian,
14:51Kan ternyata,
14:53Hasil dari,
14:55Pengolahan Nikal ini,
14:57Yang sangat penting sebenarnya,
14:59Untuk tahan baterai,
15:01Dan kemudian pada akhirnya,
15:03Untuk mobil,
15:05Listrik yang merupakan,
15:07Kendaraan masa depan,
15:09Dan Indonesia adalah,
15:11Salah satu negara terbesar,
15:13Yang memiliki tambang Nikal.
15:15Ini,
15:17Sayangnya dalam catatan berbagai,
15:21Katakanlah data,
15:23Pengamatan,
15:25Dan review dari berbagai pihak,
15:27Itu kelemahannya adalah,
15:29Satu hasil dari,
15:31Kalangan smelter yang mengolah itu,
15:33Kemudian tidak dimanfaatkan oleh,
15:35Kelanjutan dari,
15:37Industri-industri dalam negeri.
15:39Nah pada akhirnya,
15:41Ini hasil pengolahan,
15:43Hasil pengolahan,
15:45Ini,
15:47Dalam berbagai bentuk ya,
15:49Apa saya lupa ya,
15:51Istilah-istilahnya, tetapi itu,
15:53Malah di ekspor ke China.
15:55Itu satu catatan kritisnya.
15:57Kemudian,
15:59Ada juga ekspor ilegal,
16:01Bahkan hampir kekejaksaan agung,
16:03Di prosesnya.
16:05Kemudian ada catatan lagi bahwa,
16:09Berbagai penelitian tapangan,
16:11Menunjukkan bahwa,
16:13Ada tenaga kerja kasar,
16:15Yang masih diisi oleh,
16:17Negara asing.
16:21Dan akhirnya hilirisasi ini,
16:23Sementara,
16:25Memang menghasilkan peningkatan,
16:27Luar biasa,
16:29Dari sisi,
16:31Devisa,
16:33Meningkat ratusan kali,
16:37Tira-kira lima ratusan T,
16:39Tapi, kemudian,
16:41Memang ada kelemahan,
16:43Dalam undang-undang kualitas devisa,
16:45Hasilnya ini,
16:47Tidak masuk ke perbankan,
16:49Dalam negeri.
16:51Kemudian ada laporan,
16:53Di Google dan sebagainya,
16:55Bahwa ada,
16:57Sekitar 2.500,
16:59Triliun,
17:01Kira-kira,
17:03Ya,
17:07Berada di perbankan,
17:09Di luar negeri,
17:11Di Singapura.
17:13Ini saya kira harus menyeri dulu,
17:15Hilirisasi bukan hanya nikel,
17:17Kemudian ada tambang yang lain,
17:19Mineral yang lain,
17:21Apakah boksit,
17:23Bahkan tembaga,
17:25Dan kemudian,
17:27Karena ada studi di BKPM,
17:29Yang melibatkan indef,
17:31Mereka mau,
17:33Masuk juga ke agromaritim,
17:35Misalnya.
17:37Ini adalah,
17:39Kalau memang dilakukan,
17:41Hilirisasi dengan,
17:43Komoditas yang lebih banyak,
17:45Tetapi dengan,
17:47Tata kolola yang tahu lebih baik,
17:49Maka tidak mustahil bahwa ini adalah,
17:53Penghela pertumbuhan ekonomi,
17:55Untuk mencapai 8% itu.
17:57Asal,
17:59Hilirisasi selama ini benar-benar dimanfaatkan,
18:01Lalu diperbaiki,
18:03Ke seluruh,
18:05Proses,
18:07Termasuk tata kolola,
18:09Termasuk bagaimana,
18:11Mempertimbangkan,
18:13Tenaga kerja lokal,
18:15Kemudian penyiapan,
18:17Industri dalam lebih menyerap,
18:19Hasil pengolahan itu,
18:21Dan kemudian kesiapan,
18:23Fabrik baterai itu,
18:25Dan kalau perlu,
18:27Menghadirkan,
18:29Fabrik mobil restrik,
18:31Mengapa jatuhnya ke Malaysia,
18:33Saya kira Ibu Mel,
18:35Jauh lebih tahu dari saya.
18:37Baik, Bumedi update dong,
18:39Bagaimana kalau dari sisi anda melihat,
18:41Program Hilirisasi begitu sudah berlangsung,
18:43Kemudian bagaimana potensinya ke depan?
18:45Ya Pak Pras,
18:47Ini saya sambil mendengar,
18:49Saya melihat cuplikan dari IDX,
18:51Ini lagi mau pelantikan ya,
18:53Menteri-menteri baru,
18:55Kalau saya lihat itu,
18:57Ada tampak menarik, karena semua menggunakan,
18:59Seragam dasi biru,
19:01Ini agak sinkron dengan istilah kami,
19:03Nikel Indonesia,
19:05Membumi,
19:07Tapi belum rakyat,
19:09Membumi, tapi belum rakyat,
19:11Karena kita ini sudah mendunia,
19:13Nikel kita itu digaungkan,
19:15Di semua negara,
19:17Mereka betul-betul menyampaikan,
19:19Bahwa Indonesia kaya akan nikel,
19:21Kita butuh Indonesia,
19:23Kita butuh bahan baku ke depan,
19:25Bukan hanya stainless steel,
19:27Atau mineral yang lain,
19:29Tapi bagaimana membuat nikel kita itu,
19:31Yang sudah membumi,
19:33Tapi merakyat,
19:35Merakyat itu adalah dirasakan oleh rakyat Indonesia,
19:37Seperti tadi Proh Didin sampaikan,
19:39Memang kita butuh teknologi,
19:41Kita butuh duit nih Mas,
19:43Kita butuh modal ya,
19:45Karena investasi di nikel ini,
19:47Kan luar biasa besar,
19:49Saya diskusi dengan Bank Indonesia,
19:51Saya diskusi dengan beberapa diretor perbankan kita,
19:53Satu bank tidak mampu untuk,
19:57Memodalin kalau bahasa kami ya,
19:59Investasi nikel,
20:01Walaupun cuma satu lain, mereka perlu konsorsium,
20:03Dalam hal ini, bagaimana dukungan,
20:05Pemerintah baru,
20:07Kenapa bukan merah putih,
20:09Kenapa kita tidak konsorsium,
20:11Kedua, kita punya cadangan luar biasa,
20:13Kenapa cadangan ini kita tidak jaminkan,
20:15Untuk kita dapat modal, sehingga kita bisa membangun sendiri,
20:17Ketiga, cadangan kita ini,
20:19Cadangan kita ini,
20:21Tidak beranak sekali lagi,
20:23Bentar lagi,
20:25Karena industri liris saya saat ini,
20:27Perlu saya sampaikan,
20:29Sampai hari ini, sudah ada 54 badan usaha pengolahan nikel,
20:31Artinya 54 pabrik,
20:3354 pabrik ini,
20:35Terdiri dari 49 pabrik RKIF,
20:37Rotary Killer Electric Furnace,
20:39Lainnya itu sudah 300an lebih,
20:41Dan 4 pabrik HPALI,
20:43Pengolahan untuk bahan baku baterai,
20:45Nah, dimana keseluruhan ini,
20:47Satu ton, kita bicara 2024 saja,
20:49Itu kebutuhan biji nikel saja,
20:51Sudah lebih dari 280 juta ton,
20:53Bagaimana perusahaan-perusahaan lain yang sedang,
20:55Sedang melakukan konstruksi,
20:57Artinya,
20:59Nanti pabrik yang akan berdiri khusus nikel,
21:01Itu sampai 140,
21:03147 atau 145 pabrik nantinya,
21:05Pengolahan nikel,
21:07Nah, kebutuhan bahan bakunya sendiri,
21:09Itu bisa 700an juta ton,
21:11Aduh, mau ambil dari mana,
21:13Kenapa tidak diolah,
21:15Itu kan fantastis ya,
21:17Laporan tahun lalu dari Kementerian Investasi,
21:19Menyatakan target investasi,
21:211.200 triliun,
21:23Kalau tahun lalu,
21:25Tapi di 1.200 triliun ini,
21:27Setengahnya, hampir 600 triliun,
21:29Sumbangsinya dari mana?
21:31Dari mineral, salah satunya,
21:33Dari nikel, kuper, bauxit, dan lebih banyak dari nikel,
21:35Tapi, ngomongin lagi,
21:37Angkanya fantastis,
21:39Masyarakatnya belum bisa menikmati secara langsung loh,
21:41Ini yang sayangkan banget,
21:43Yang tadi juga Prof. Hidin sampaikan,
21:45Ini bukan semata-mata Kementerian Pusat,
21:47Bukan kehebuan Kementerian Pusat,
21:49Bagaimana koordinasi
21:51Dengan Pemerintah Daerah,
21:53Sebentar lagi kita akan ada
21:55Pilkada Serentak,
21:57Bagaimana sistem sinergi
21:59Dari pemerintahan baru nanti,
22:01Kementerian yang baru ini,
22:03Bersinergi dengan Pemerintah Daerah,
22:05Untuk pengelolaan,
22:07Untuk tata kelola,
22:09Dan yang paling penting,
22:11Kita digaungkan apa sih,
22:13Kita berbicara environmental,
22:15Kita lagi disampaikan,
22:17Diisukan tentang technical,
22:19Pengelolaannya seperti apa,
22:21Sinergitas antar Kementerian,
22:23Yang bersinergi dengan Pemerintah Daerah,
22:25Itu yang kita butuhkan,
22:27Kembali lagi,
22:29Untuk keberlangsungan industri ini,
22:31Kita butuh para pemimpin ini,
22:33Ayo dong kerjasama, ayo dong bantu kita,
22:35Ayo dong dukung kita,
22:37Bagaimana peningkatan masyarakat,
22:39Sekitar tambang, sekitar pabrik,
22:41Mas Pras, Prof Didin,
22:43Kalau coba sekali-sekali,
22:45Jalan gitu loh, jalan-jalan ke sana,
22:47Lihat-lihat di sekitar pabrik sana,
22:49Coba lihat,
22:51Apakah ada perbedaan signifikan,
22:53Sebelum dan sesudah,
22:55Masyarakat yang hidup di sekitar tambang,
22:57Atau hidup di sekitar pabrik,
22:59Apakah ada signifikan perbedaannya,
23:01Kalau kita lihat GDP,
23:03Perekonomiannya naik nih,
23:05GDPnya daerah tertentu,
23:07Tapi kan,
23:09Masyarakat sendiri,
23:11Malah merasa tersakiti,
23:13Kenapa tersakiti?
23:15Karena bahan pokok naik,
23:17Mereka tingkat kemampuan
23:19Daya belinya malah berkurang,
23:21Ini yang menjadi pelajaran
23:23PR ya,
23:25Buat pemerintah baru,
23:27Kita terlalu diagungkan, kita sudah membumi,
23:29Sampai mendunia,
23:31Membiru, ini lagi para seragam biru nih,
23:33Kita sudah membiru,
23:35Sumber daya alam Indonesia
23:37Belum betul-betul dirasakan,
23:39Investasi dari luar,
23:41Devisa keluar,
23:43Apakah pajak sudah betul-betul dirasakan
23:45Oleh masyarakat Indonesia?
23:47Ini yang penting banget,
23:49Sinergi,
23:51Tolong sampaikan pemerintah baru,
23:53Menteri yang baru,
23:55Pemerintah daerah, dan mohon maaf dengan Pak Presiden juga,
23:57Bagaimana sinergitas
23:59Pusat dan daerah,
24:01Kepastian hukumnya dan kenyamanannya,
24:03Bagaimana meningkatkan taraf hidup
24:05Masyarakat sekitar dulu,
24:07Yang paling utama bagaimana
24:09Semua kemakmuran,
24:11Kekayaan alam yang ada di Indonesia,
24:13Semuanya kembali kepada masyarakat kita,
24:15Begitu ya Prof, yang memang tadi sudah didengungkan juga,
24:17Ataupun sudah disampaikan oleh
24:19Prof Didin, dan juga Ibu Mede,
24:21Sehingga sebenarnya tantangan,
24:23Nampaknya masih cukup banyak, selain dari hal yang fundamental,
24:25Pertumbuhan ekonomi yang stagnasi di 5%,
24:27Kemudian ada deflasi,
24:29Kemudian ada penurunan kelas menengah,
24:31Di sisi lain ternyata,
24:33Di bidang hilirisasi pun,
24:35Masih ada beberapa kendala yang harus segera ditutaskan,
24:37Dan semoga menjadi pilihan juga,
24:39Begitu bagi Presiden baru kita,
24:41Untuk segera menuntaskan permasalahan-permasalahan tadi,
24:43Sayang sekali waktu terbatas,
24:45Prof Didin, terima kasih banyak atas waktu,
24:47Sharing yang sudah disampaikan Ibu Mede,
24:49Terima kasih juga atas update dan informasi yang sudah Anda berikan,
24:51Kepada pemirsa pada hari ini,
24:53Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali,
24:55Salam sehat Prof Didin, Ibu Mede,
24:57Selamat berdugas.
24:59Terima kasih Mas Pras, salam sehat juga.
25:01Ibu Mede, sampai jumpa.
25:29Sub indo by broth3rmax
25:59sub indo by broth3rmax

Recommended