• yesterday
Pemerintah akan menerapkan pelarangan izin ekspor konsentrat tembaga pada Januari 2025. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan ekspor konsentrat tembaga dilarang sejalan dengan program kebijakan penghiliran yang dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Askolani mengakui negara akan kehilangan Rp 10 triliun yang berasal dari bea keluar (BK) tembaga, saat aturan tersebut diterapkan. Namun kehilangan BK tembaga menurut dia akan diganti dengan keuntungan postif lain dari aspek yang lebih luas.

“Hilirisasi ini akan menyebabkan penambahan investasi dengan membangun smelter, yang tentunya akan memacu pertumbuhan ekonomi,” ujar Askolani.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Pemirsa, Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan hilirisasi di sektor pertambangan
00:20dan salah satunya melalui rencana pelarangan ekspor konsentrat tembaga.
00:24Hilirisasi tersebut diharapkan akan mampu mendorong minat investasi di sektor pertambangan.
00:54Dan kami mengundang penggabungan luar negara untuk datang dan mengambil bagian dari hal ini.
01:02Dan banyak perusahaan telah terlibat dalam ekonomi kami selama bertahun-tahun.
01:12Demikian pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam APEC CEO Summit di Peru pada pekan lalu.
01:18Pernyataan tersebut mendegaskan komitmen pemerintahan yang dipimpinnya
01:22untuk melanjutkan kebijakan hilirisasi yang telah dilakukan pemerintahan terdahulu.
01:26Dan salah satu bentuk konsistensi kebijakan hilirisasi di sektor pertambangan
01:31yakni rencana pelarangan ekspor konsentrat tembaga mulai 1 Jaduari 2025 mendatang
01:37setelah sebelumnya pemerintah memperlakukan larangan ekspor untuk biji nikel pada 2020 dan biji bauksit pada 2023.
01:44Kebutuhan Kewangan pun mengakui larangan ekspor konsentrat tembaga tersebut
01:48yang akan berdampak pada berkurangnya pendapatan negara dari DA keluar ekspor tembaga
01:53yang nilainya mencapai lebih dari 10 triliun rupiah.
02:19Kemungkinan kita tidak akan mendapatkan BK dari tembaga lagi.
02:22Paling tidak kita catat di 2024 sampai dengan saat ini BK tembaga itu bisa mencapai 10 triliun rupiah
02:33dan kemungkinan akan lebih dari 10 triliun rupiah sampai dengan Desember 2025.
02:38Meskipun demikian, Askolani mengatakan kehilangan pendapatan dari BA keluar komoditas tembaga
02:43nantinya akan tergantikan oleh keuntungan positif lainnya dalam aspek lebih luas
02:47sebagai dampak hilirisasi.
02:49Keuntungan tersebut antara lain dengan adanya investasi di sektor hilir pertambangan tembaga
02:53yang nantinya diharapkan akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
02:57Askolani mengatakan investasi di sektor hilir pertambangan nantinya juga akan memberikan pendapatan
03:03bagi negara melalui pajak pertambahan nilai hingga pajak penghasilan dari sektor industri baru.
03:18Ya, Pak Mirso, untuk membahas tema menarik kita kali ini,
03:21menimbang dampak larangan ekspor konsentrat tembaga,
03:24kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Yayan Satyakti,
03:27beliau adalah pengamat ekonomi energi dari Universitas Pajajaran.
03:31Halo, apa kabar Pak Yayan?
03:34Alhamdulillah, kabar baik Mas Pak Setion.
03:37Baik, terima kasih juga atas waktu yang disempatkan Pak Yayan.
03:39Tapi sebelum membahas lebih jauh, bisa anda sampaikan review anda terkait dengan
03:43pertambangan tembaga di Indonesia.
03:46Seperti saat ini, apa sih kondisi yang tengah dialami,
03:49kemudian bagaimana improvement yang sudah terjadi di sektor pertambangan tembaga kita?
03:55Ya, terima kasih.
03:57Nah, mungkin disini saya menjelaskan berdasarkan data Comtrade dari World Trade Organization
04:05bahwa pada tahun 2019 kalau kita bandingkan disini dengan kinerja ekspor dengan negara lain,
04:15Indonesia itu dari sisi value kita pada tahun 2019 menempatkan peringkat ke-9 ya.
04:22Jadi, dari sisi share quantity export-nya itu peringkat ke-9,
04:27kemudian pada tahun 2020 itu naik menjadi peringkat ke-5 ya.
04:32Jadi, kita itu dari asalnya 0,3% kemudian naik 2020 sebanyak 0,59%.
04:42Kemudian pada tahun 2023 kita menempatkan peringkat ke-2 ya,
04:48itu sebanyak 1,42% dimana yang pertama itu adalah Chile,
04:56kemudian di bawah kita yaitu Meksiko.
04:58Kemudian kalau kita lihat berdasarkan angka dari 2024 sampai dengan bulan Juli,
05:05itu menjadi 2,76%.
05:09Kita menempatkan peringkat ke-2 setelah Chile yaitu sebanyak 2,8% dari total ekspor seluruh dunia.
05:20Dan kemudian kalau kita rata-ratakan dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2024,
05:26share kita itu sebanyak 1,07% atau menempatkan peringkat ke-3
05:34dimana yang paling tinggi itu Peru ya,
05:38itu sebanyak 2,43% dan kemudian Chile sebanyak 1,49%.
05:43Nah tetapi jika kita bandingkan value-nya,
05:46nah ini value-nya Indonesia ini relatif kecil ya,
05:52kita hanya 0,8% kalau misalkan kita bandingkan Peru itu 1,69%
06:00dan Chile ataupun nilai dari khususnya tembaga itu 3,53%.
06:07Jadi kalau kita lihat bahwa kita dari sisi volume ataupun kuantiti itu kita relatif tinggi ya,
06:14tetapi kalau kita bandingkan dengan nilai, nilai kita itu relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain
06:21apalagi Chile yang bisa mampu memegang market share sekitar 3,53%.
06:27Nah lantas apa yang membuat nilai kita lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara eksporter
06:31pertambangan tembaga sendiri?
06:33Sementara dari sisi value dan kuantiti pun kita berada di peringkat yang lumayan begitu, 1 dan 2.
06:41Ya mungkin ini kalau kita lihat dari sisi pricing ya,
06:45itu dari tahun 2019 ini berdasarkan data bulanan,
06:51Indonesia itu pada mungkin di akhir tahun 2023-2024 kita mengalami kenaikan harga,
07:02yaitu dari sekitar ini kalau kita lihat ya hanya 3 dolar per ton kemudian juga naik itu kurang lebih sekitar ya menjadi 3,5.
07:18Nah dibandingkan dengan yang lain kita lihat mengalami penurunan itu untuk Peru,
07:23maaf untuk Peru ya sedangkan Chile itu mengalami peningkatan.
07:30Artinya kalau kita lihat bahwa Chile itu mengalami kenaikan dari sisi peningkatan nilai tambah,
07:38nah ini kuncinya.
07:40Jadi kalau misalkan kita ingin menjual kemudian ketika misalkan harga,
07:46ini mungkin karena market khususnya untuk sektor elektronik dan industri manufaktur lainnya yang menggunakan tembaga ini dimana sedang bagus ya.
07:54Dan kemudian kita lihat dari sisi nilai itu semakin membaik,
08:00nah tetapi yang kita jual pada saat ini itu belum mencapai pada nilai tambah yang menjadi lebih baik,
08:08jadi kita itu hanya diangkat itu dari sisi volume uptrade,
08:13tetapi dari sisi nilai tambahnya kita masih rendah.
08:16Nah jadi kalau kita lihat bahwa kebijakan khususnya hilirisasi itu akan sangat membantu
08:22karena ketika demand itu bagus kemudian ini akan meningkatkan nilai jual volume
08:29dan juga nilai ekspor kita menjadi lebih baik dan itu akan bermanfaat bagi Indonesia.
08:35Oh iya menarik kalau memang tadi Anda katakan kita perlu ada value disana begitu sementara Chile sudah melakukannya.
08:41Lantas bagaimana dengan kebijakan pemerintah akan menerapkan larengan ekspor konsentrat tembaga di tahun depan?
08:46Berarti kebijakan ini tepat dong, tapi apakah nanti kita bisa mengisi lag begitu pada saat kita melakukan hilirisasi
08:52dengan kebutuhan dari tembaga global juga yang masih tinggi,
08:55apakah kita bisa mengisi kekosongan itu atau kita memang sambil menunggu waktu dengan pengolahannya di dalam negeri?
09:02Nah itu yang jadi yang sangat krusial ya,
09:08jadi kalau misalkan kita gunakan data tabel input output itu PX tahun 2016
09:15itu multiplier efek khususnya biji tembaga itu hanya 1,033
09:20kalau kita bandingkan dengan nikel, nikel itu 1,092
09:24artinya multiplier efek khususnya di tembaga itu masih relatif kecil dibandingkan dengan nikel
09:32Nah sehingga mungkin ini disebabkan karena rantai pasok ataupun hubungan antarindustri antara hulu dengan hilir
09:39itu tidak begitu baik, karena apa? Karena kita seolah-olah menjual tanah air ya
09:45jadi menjual tanah air itu langsung dijual kemudian di ekspor tanpa ada pemilahan lebih baik
09:51Nah sehingga dengan adanya hilirisasi ini, maka ini akan meningkatkan multiplier efek
09:56ya mungkin bisa meningkat lebih baik, mungkin mirip ke nikel atau misalkan ke timah, timah ini sampai dengan 1,4
10:04jadi kalau kita lihat progresnya, nah tetapi yang jadi pertanyaannya ini kebijakan khususnya untuk industri
10:13hubungan antara hulu dan hilir pada industri tembaga itu seberapa kuat
10:18Kalau misalkan kita lihat investasi, ya investasi ini sangat tergantung dari kemampuan iklim investasi
10:26kemudian juga nilai Icor kita, sementara nilai Icor kita kan itu relatif panjang, di atas 4
10:34berarti kalau misalkan sekarang mau mengembangkan industri, maka itu harus cepat
10:40berarti mungkin hanya sekitar 2 atau 3 tahun sehingga manfaatnya itu bisa memberikan multiplier efek
10:48Nah itu yang jadi masalah juga yaitu dari sisi eksternal, nah dari sisi eksternal itu bahwa
10:54kalau ini berdasarkan data global trade analysis project, nah kalau kita lihat bahwa Indonesia juga itu akan mengalami penurunan welfare
11:04Kemudian juga negara-negara ekspor terbesar kita, seperti misalkan tujuan ekspor seperti Jepang, kemudian juga ada India
11:14kemudian juga ada Korea Selatan, dan lain-lain itu akan mengalami penurunan welfare, kecuali Jepang
11:20Nah jadi disini kita perlu agak hati-hati karena apa, karena nanti kemungkinan negara-negara partner kita yang menjadi
11:29khususnya mereka membutuhkan impor kita yang terbesar itu mungkin akan mengajukan complaining khususnya ke WTO
11:39Berarti kan tidak jauh berbeda pada saat kita melakukan hal yang sama di sektor komunitas nikel beberapa waktu lalu
11:47Anda melihat apakah kita bisa mengulangi kesuksesan yang sama begitu Pak Ian, tapi tahan dulu jawabannya kita akan cedera dulu sebentar
11:54Dan pemirsa kami masih akan segera kembali usai pariwara
11:59Terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam market review dan pemirsa berikut ini kami sampaikan data untuk Anda
12:11terkait dengan dasar hukum dari larangan ekspor konsentrat tembaga
12:15Ya seperti yang bisa Anda saksikan di layar televisi Anda
12:18Yang pertama ada undang-undang nomor 3 tahun 2020 tentang perubahan atas undang-undang nomor 4 tahun 2009
12:24tentang pertambangan mineral dan batubara
12:27Kemudian ada peraturan menteri energi dan sumber daya mineral nomor 7 tahun 2023
12:33tentang kelanjutan pembangunan fasilitas pemurnian mineral logam di dalam negeri
12:38Kemudian juga ada permendak nomor 10 tahun 2024 tentang perubahan atas peraturan menteri perdagangan nomor 22 tahun 2023
12:48tentang barang yang dilarang untuk ekspor
12:51Dan berikutnya kita lihat dua perusahaan pengekspor konsentrat tembaga
12:56Ada Freeport Indonesia kemudian Aman Mineral Nusa Tenggara
13:02Jadi ya beberapa data perusahaan eksportir konsentrat tembaga
13:07Baik kita akan lanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Bapak Hiayan Satyakti pengamat ekonomi energi Universitas Pajajaran
13:14Baik Pak Hiayan tadi sudah disampaikan beberapa dasar hukum
13:17Berarti memang sebenarnya sudah kuat lah ya kalau kita melakukan hilirisasi di sektor tembaga
13:23Nah kalau kita bisa berkaca pada kesuksesan kemarin kita melakukan hilirisasi di komoditas nikel
13:30Apakah potensinya bisa terjadi kembali saat ini dengan tadi ada potensi kehilangan pendapatan negara
13:36pada saat kita melakukan hilirisasi
13:38Bagaimana dengan kesiapan smelternya sendiri begitu untuk tembaga di Indonesia ini Pak Hiayan?
13:45Ya kalau misalkan seperti yang tadi diungkapkan oleh kementerian keuangan
13:50Kita berbicara matematis bahwa akan ada FDI
13:54Nah kalau misalkan kita hitung itu di sisi accountingnya
13:58Ketika investasi itu masuk katakan ke gross fixed capital formation dari gross domestic product
14:04Itu pasti akan meningkatkan output
14:06Jadi sekarang secara matematis ya bahwa
14:10Pertumbuhan dari sektor tembaga ini itu akan langsung meningkatkan GDP
14:16Nah itu sudah pasti ya
14:18Jadi walaupun misalkan sekarang pendapatan negara itu tidak ada dari sisi nikel
14:23Tetapi dengan ada peningkatan gross fixed capital formation
14:26Apakah itu melalui FDI ataupun apapun
14:29Itu akan meningkatkan output
14:31Nah ini mungkin yang akan menjamin bahwa nanti salah satu skenario dari peningkatan pertumbuhan ekonomi 8%
14:38Jadi ini lebih doable
14:40Karena tinggal kita narik aja
14:42Nah tetapi ini mungkin harus juga di drive dari sisi eksekusi khususnya di lapangan
14:50Di lapangan itu misalkan bagaimana izin-izin
14:53Nah kalau misalkan ini proyek strategis nasional
14:56Saya kira mungkin itu bisa dibuat ada cross cutting atau seperti apalah
15:00Agar proses ini bisa segera dieksekusi dan diekselerasi
15:04Nah akan tetapi kalau misalkan kita bandingkan dengan beberapa komoditas yang lain bahwa
15:12Kebijakan khususnya hilirisasi ataupun peningkatan nilai tambah pada komoditas nikel ini
15:19Ini harus berbarengan juga dengan kebijakan katakan international trade
15:25Jadi international trade ini kita harus melihat bagaimana demand yang diminta oleh negara-negara lain
15:32Ini jangan sampai seperti kasus nikel
15:35Jadi kalau kita lihat ini berdasarkan data Bloomberg ini tahun 2023 Indonesia ini
15:41Itu sudah menghasilkan nikel itu kurang lebih sekitar 1.800.000 ton
15:47Sedangkan Filipina itu hanya 400.000 ton
15:50Kemudian juga New Caledonia 230 ton
15:54Sehingga sekarang akibat oversupply dari nikel ini itu menurunkan harga itu relatif signifikan
16:03Jadi kita menurunkan harga nikel itu selama tahun 2003 ini itu bisa sampai 30-40%
16:15Nah ini sehingga bukan malahan menambah keuntungan bagi kita
16:21Walaupun kita untungnya bisa karena volume trade kita itu naik
16:26Tetapi kan harganya turun
16:28Sedangkan kalau misalkan sebaiknya kalau misalkan kita lihat kan ketika volume tradenya itu tetap
16:34Harganya kan harus naik karena itu akan mengimbangi terhadap demand
16:37Sehingga nanti pajak ekspornya itu kan menjadi lebih baik
16:41Nah kalau misalkan kebijakan nikel seperti ini, ini justru tidak relatif strategis
16:48Nah saya harapkan bahwa untuk kebijakan khususnya realisasi untuk tembaga
16:53Itu harus mempertimbangkan terhadap angka-angka yang ada di perdagangan internasional
16:59Jangan sampai oversupply
17:00Mungkin pemerintah bisa mengendalikan bagaimana oke ini supply-nya jangan terlalu banyak
17:07Sehingga industri bisa dimonitor
17:09Mungkin ada semacam sistem monitoring yang baik
17:14Agar kita bisa memperoleh benefit yang lebih baik
17:17Karena kita sebagai seperti yang saya sebutkan
17:20Kita sebagai major exporter ataupun major producer
17:23Itu sebetulnya jadi kekuatan
17:25Kalau misalkan kita merasa bahwa oke kita major exporter
17:30Tapi kemudian kita tidak memiliki perencanaan yang baik untuk merespon pasar
17:35Akhirnya bukan menambah benefit
17:37Tapi justru merugikan khususnya bagi kita sendiri
17:40Karena nanti pendapatan negara itu tidak akan mendapatkan seperti yang kita harapkan
17:46Tapi kalau kita lihat dengan rencana tahun 2025 mendatang
17:49Untuk larangan ekspor konsentrat tembaga ini sudah tepat tidak?
17:53Bagaimana dengan industri pengolahannya sendiri?
17:56Fabrik-fabrik smelter yang tadi sudah disampaikan oleh para eksportir tembaga kita sejauh ini?
18:04Itu kan tergantung dari Pak Prabowo untuk mengeksekusi
18:08Misalkan seperti di Kementerian Penanaman Modal
18:11Kemudian juga dari sisi perizinan
18:14Kalau saya sih menginginkan ya dieksekusi hanya 2 tahun
18:18Karena kan kita lihat masa politik itu masa periode politik itu 5 tahun
18:25Jadi kalau misalkan sekarang kita mulai tahun depan itu
18:29Tahun depan itu sudah di stop
18:32Berarti investasi harus masuk di tahun depan
18:34Nah ketika investasi masuk di tahun depan
18:36Maka tahun depannya lagi ya
18:38Itu langsung eksekusi untuk membuat pabrik dan lain-lain
18:42Nah itu apakah doable atau enggak?
18:44Tapi kalau misalkan tidak doable artinya apa?
18:46Artinya bahwa pendapatan ataupun output khususnya sektor nikel
18:50Itu tidak memiliki benefit
18:52Karena apa? Karena kan keuangan kan nggak masuk ya
18:55Nah terutama dari pajak ekspor
18:57Nah dengan adanya investasi ini itu saya
19:00Kalau misalkan kita menggunakan hitung matematik ya
19:02Itu pasti akan lebih besar ya dibandingkan dengan
19:06Karena apa? Karena tadi ada investasi tadi itu akan lebih besar
19:09Dibandingkan dengan jumlah ekspor yang kita peroleh
19:14Akibat dari menjual tanah air tadi
19:16Tapi kesiapan dari para pelaku industri hulu maupun hilir
19:20Dari tambang tembaga di Indonesia saat ini
19:23Dalam menyambut kebijakan larangan ekspor konsentrat tembaga sendiri
19:27Bagaimana dari gajah mata Pak Yayan begitu?
19:29Apakah nanti ada fleksibilitas di sana?
19:31Kemudian apakah itu juga berpotensi akhirnya
19:34Tarik ulur kembali untuk kita melakukan ekspor konsentrat tembaga misalnya?
19:39Nah ini mungkin yang agak
19:44Nah kita apakah mau pakai shortcut ya
19:46Atau misalkan kita mau pakai business as usual
19:48Kalau misalkan kita pakai shortcut ya mungkin akan impor ya
19:51Jadi teknologi yang kita adopsi mungkin seperti nickel dari Tiongkok
19:54Kemudian masuk investasi
19:56Kemudian di daerah-daerah tertentu itu pasti produktivitas naik
20:00Seperti itu
20:01Karena kalau misalkan ada transport dan lain-lain
20:04Berarti kan harus memenuhi TKDN dan lain-lain
20:08Tetapi kalau misalkan kebijakannya seperti nickel seperti dahulu
20:12Itu relatif tidak tepat
20:13Karena tidak memberikan domestic multiplayer effect
20:16Jadi domestic multiplayer effect ini
20:19Walaupun sekarang meningkatkan pertumbuhan ekonomi
20:24Tetapi kalau misalkan kita lihat pada waktu ini
20:28Itu di beberapa provinsi yang penghasil nickel
20:30Karena tadi harga nickelnya itu turun
20:33Itu mengalami pertumbuhan yang negatif
20:35Misalkan seperti di Meluku Utara ya
20:37Kita lihat itu growth khususnya sektor pertambangan dan penggalian itu turun
20:43Nah jadi kita harus hati-hati juga
20:45Karena apa?
20:46Karena yang akan terdampak itu bukan secara nasional
20:48Tetapi secara lokal
20:49Maksudnya yang akan mengalami nanti itu apa yang disebut sebagai
20:55Dutch disease ya
20:56Jadi Dutch disease itu ketika misalkan ada sumber daya yang ada
21:00Maka dia akan boom dan lain-lain
21:03Tetapi dia akan biasanya meninggalkan sektor yang lain
21:06Karena semua orang pergi ke nickel ataupun tembaga
21:09Nah ini juga harus hati-hati
21:10Karena apa?
21:11Karena itu akan merugikan nanti pertumbuhan ekonomi secara regional
21:16Nah sehingga kewajiban dari pemerintah pusat
21:20Yaitu menjaga secara optimal dari sisi demand
21:24Kemudian juga dari sisi multiplayer effect yang ada di wilayah
21:29Ataupun regional
21:31Nah sehingga dia akan memperoleh benefit yang relatif
21:35Baik dibandingkan misalkan sebelum masa periode hilirisasi
21:39Nah lantas pelajaran yang bisa kita ambil
21:41Begitu untuk bisa menjadi bahan evaluasi juga di pemerintah
21:45Untuk pengembangan hilirisasi di sektor tembaga itu bagaimana?
21:48Begitu melihat tadi yang penting kan bagaimana kita fokus
21:51Ada peningkatan lapangan pekerjaan
21:53Kemudian investasi yang masuk ke Indonesia
21:55Kemudian apakah terhadap penerimaan negara
21:58Karena itu akan menjadi penggantilah dari eksportasi konsentrasi kita yang harus tertunda
22:06Ini mungkin kita berbicara lagi mengenai kesiapan industri
22:10Jadi kesiapan industri kita apakah siap atau tidak
22:14Karena kalau misalkan itu tidak siap
22:16Maka sudah pasti ini akan terjadi
22:19Seperti kasus misalkan tekstil dan produk tekstil
22:22Dan beberapa industri lainnya
22:24Nah berarti saat ini pemerintah harus menyiapkan
22:28Kira-kira akan ada perusahaan partner
22:32Antara katakan foreign direct investment
22:35Atau misalkan dengan perusahaan lokal
22:38Atau misalkan saya dengar di media itu akan ada privat
22:42Nah saya kira mungkin harus ada semacam kerjasama
22:46Dan melibatkan perusahaan-perusahaan domestik
22:49Agar ada transfer of knowledge
22:51Sehingga misalkan ketika pembangunan smelter
22:54Kemudian juga industri nya juga berkembang
22:57Dan kemudian yang paling penting itu apa
22:59Itu menjaga agar environmental khususnya performance itu harus baik
23:05Sehingga kita tidak mendengar bahwa lingkungan di wilayah pertambangan itu
23:12Memiliki kerusakan yang tinggi
23:15Kemudian juga memiliki kesenjangan yang tinggi
23:19Nah sehingga harus ada harmonisasi
23:21Antara benefit ekonomi juga dengan keramahan lingkungan
23:34Kalau saya lihat ya
23:36Kalau ini dikembangkan dengan baik
23:38Dan itu mendorong terhadap industri domestik
23:41Dan kemudian kita lihat bahwa presiden Prabowo
23:46Memiliki cita-cita yang tinggi
23:49Yaitu pertumbuhan ekonomi 8%
23:52Itu mungkin kita harus melihat itu adalah suatu prospek
23:57Tetapi dari sisi prospek juga tantangan
24:01Nah tetapi diharapkan bahwa program ini itu bersifat intergenerational equity
24:09Jadi jangan sampai sumber daya ini terlalu over exploitation
24:18Tetapi akan memberikan sustainability khususnya bagi generasi kita dan generasi yang akan datang
24:40Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali sampai berjumpa lagi
24:43Salam sehat Pak Yayan terima kasih
24:45Salam sehat Mas Prasetyo terima kasih
24:47Baik pemirsa 1 jam sudah saya menemani Anda dalam market review
24:51Dan berbahari terus informasi Anda
24:53Hanya di IDX channel
24:54Your Task 40 and Comprehensive Investment Reference
24:57Karena urusan masa depan harus terdepan
25:00Aku investor saham
25:02Ya saya Prasetyo Wibowo beserta seluruh kerabat kerja
25:05Yang bertugas pamit undur diri
25:07Terima kasih sampai jumpa
25:37Sub indo by broth3rmax

Recommended