JAKARTA, KOMPASTV - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membuka ruang dialog bersama warga, yang diunggah di Youtubenya.
Dedi Mulyadi sempat berdiskusi dengan seorang remaja yang mengaku sudah lulus SMA, terkait tradisi wisuda.
"Sekarang ngontrak udah punya uang ngontraknya?," tanya Dedi ke ibu dari remaja yang tengah diskusi, dikutip dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
"Iya, masih nyicil sih baru ngambil," jawab Ibu dari anak remaja,
"Udah kalau gitu saya nggak usah bantu Ibu deh. Kenapa? Karena Ibu mapan. Orang sekolah saja ingin ada wisuda. Berarti kan punya kemampuan," tegas Dedi Mulyadi.
Lebih lanjut Dedi menekankan pentingnya memikirkan masa depan dibandingkan uang dihabiskan untuk wisuda atau perpisahan dengan biaya jutaan rupiah.
"Anda miskin. Tapi jangan sok kaya. Orang miskin tuh prihatin membangun masa depan. Seluruh pengeluaran ditekan. Digunakan untuk yang positif, bisnis, pengembangan diri. Lah ini rumah nggak punya. Tinggal di bantaran sungai. Orang tua yang lain itu menyambut gembira ketika wisuda sudah dihapus. Keluarga ini menolak wisuda sudah dihapus. Ya kalau gitu saya enggak usah bantu kerohiman," kata Dedi Mulyadi.
Video Editor: Joshua
#dedimulyadi #gubernurjawabarat #wisuda
Baca Juga Kronologi 11 Orang Tewas usai Mobil Seruduk Kerumunan Warga di Vancouver, 1 Pria Ditangkap di https://www.kompas.tv/internasional/589767/kronologi-11-orang-tewas-usai-mobil-seruduk-kerumunan-warga-di-vancouver-1-pria-ditangkap
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/589772/dialog-dedi-mulyadi-bareng-siswa-baru-lulus-sma-pro-kontra-soal-wisuda
Dedi Mulyadi sempat berdiskusi dengan seorang remaja yang mengaku sudah lulus SMA, terkait tradisi wisuda.
"Sekarang ngontrak udah punya uang ngontraknya?," tanya Dedi ke ibu dari remaja yang tengah diskusi, dikutip dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
"Iya, masih nyicil sih baru ngambil," jawab Ibu dari anak remaja,
"Udah kalau gitu saya nggak usah bantu Ibu deh. Kenapa? Karena Ibu mapan. Orang sekolah saja ingin ada wisuda. Berarti kan punya kemampuan," tegas Dedi Mulyadi.
Lebih lanjut Dedi menekankan pentingnya memikirkan masa depan dibandingkan uang dihabiskan untuk wisuda atau perpisahan dengan biaya jutaan rupiah.
"Anda miskin. Tapi jangan sok kaya. Orang miskin tuh prihatin membangun masa depan. Seluruh pengeluaran ditekan. Digunakan untuk yang positif, bisnis, pengembangan diri. Lah ini rumah nggak punya. Tinggal di bantaran sungai. Orang tua yang lain itu menyambut gembira ketika wisuda sudah dihapus. Keluarga ini menolak wisuda sudah dihapus. Ya kalau gitu saya enggak usah bantu kerohiman," kata Dedi Mulyadi.
Video Editor: Joshua
#dedimulyadi #gubernurjawabarat #wisuda
Baca Juga Kronologi 11 Orang Tewas usai Mobil Seruduk Kerumunan Warga di Vancouver, 1 Pria Ditangkap di https://www.kompas.tv/internasional/589767/kronologi-11-orang-tewas-usai-mobil-seruduk-kerumunan-warga-di-vancouver-1-pria-ditangkap
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/589772/dialog-dedi-mulyadi-bareng-siswa-baru-lulus-sma-pro-kontra-soal-wisuda
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Bukan minta pajak, saya balik. Anda miskin, tapi jangan sok kaya.
00:25Udah kalau itu saya nggak usah bantu ibu deh.
00:27Kenapa? Karena ibu mapan. Orang sekolah aja pengen ada wisuda.
00:32Berarti kan punya kemampuan.
00:34Saya nggak usah bantu ya.
00:37Nggak gitu Pak. Kan saya waktu dibikin video tiktok itu kan captionnya itu bukan untuk meminta kerohiman atau apapun.
00:47Saya itu cuma minta keadilan aja Pak.
00:50Yang minta adil apa?
00:51Waktu digusur itu nggak ada musyawarah. Cuma ada Satpol PP datang.
00:56Ya pertanyaan, Anda tinggal di tanah orang. Saya balik pertanyaannya.
01:01Tinggal di tanah orang lain harus bayar nggak sama yang punya tanah?
01:04Bayar.
01:05Kalau saya balik nuntut, Pemdanya suruh minta tagihan dihitung berapa tahun ke belakang bayar tiap tahun.
01:11Ya Bapak kan bisa lihat dulu latar belakang saya. Misalnya saya miskin atau nggak? Terus mampu bayar atau nggak?
01:17Oke, kamu miskin nggak?
01:18Iya, saya ngapuin.
01:19Miskin. Kenapa miskin? Pengen hidup bergaya, sekolah harus ada perpisahan?
01:24Kalau bukan masalah itu sih kan...
01:29Ya kan kamu miskin. Ya kan kamu merasa miskin. Kenapa orang miskin nggak prihatin?
01:35Segini Pak, mohon maaf ya Pak ya. Saya bukannya menolak kebijakan Bapak.
01:42Bukan kebijakan saya, itu kebijakan Bupati.
01:44Ya maksudnya apapun itu saya mendukung. Cuma jangan dihapus Pak.
01:49Semuanya orang itu kan bisa terima. Terus kalau misalnya Kayawi sudah dihapus.
01:54Terus misalnya Bapak juga minta pajak sama saya, padahal saya miskin. Apakah?
02:00Bukan minta pajak, saya balik. Anda miskin, tapi jangan sok kaya.
02:07Orang miskin itu prihatin membangun masa depan.
02:11Seluruh pengeluaran ditekan, digunakan untuk yang positif.
02:15Bisnis, pengembangan diri.
02:18Lah ini rumah nggak punya, tinggal di bantaran sungai.
02:22Orang tua yang lain itu menyambut gembira ketika wisuda dihapus.
02:25Keluarga ini menolak wisuda dihapus.
02:28Ya kalau gitu saya nggak usah bantu rohiman.
02:31Bukan menolak sih Pak.
02:32Apa?
02:33Bukan menolak, istilahnya kan.
02:35Ya saya tanya balik Bu.
02:37Ibu perlu uang nggak buat ngontrak?
02:39Kalau ibu buat ngontrak aja nggak punya.
02:42Ngapain protes-protes? Wisuda harus ada.
02:47Kan logikanya harus dipakai.
02:49Hidup tuh jangan sombong gitu loh.
02:52Ibu buat ngontrak aja nggak punya.
02:54Tapi ibu merasa bahwa wisuda lebih penting.
02:56Saya lebih penting mana?
02:58Kontrakan untuk tempat tinggal atau wisuda?
03:02Tempat tinggal Pak.
03:04Anda teriak-teriak nggak punya untuk ngontrak.
03:08Tapi satu sisi anaknya protes harus ada wisuda.
03:10Saya kan pusing dengerinnya.
03:11Nah sebetulnya itu kan tanpa kita ketahui ya Pak ya.
03:16Enggak, enggak.
03:17Ini kan ibunya mendukung.
03:18Iya, iya.
03:21Ibu mendukung. Saya ibu saya tanya semua.
03:23Ibu setuju nggak kebijakan saya?
03:25Sekolah nggak usah ada wisuda, nggak usah ada studi itu lebih atur.
03:28Terima kasih.
03:29Terima kasih.
03:30Terima kasih.
03:32Terima kasih.
03:33Terima kasih.