Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPASTV - Mantan Ketua KPK Abraham Samad sempat menyampaikan agar Presiden ke-7 RI Jokowi tidak melanjutkan laporan terkait tudingan ijazah palsu.

Menurut Menteri Hukum dan HAM 2004-2007 Prof. Hamid Awaludin terkait kasus ini, Jokowi akan lanjut terus.

"He will fight all the way. Saya tidak yakin Jokowi akan tarik kasus ini. Karena dia sendiri yang datang tidak melalui pengacara," kata Prof. Hamid di ROSI, Kamis (1/5/2025).

Produser: Yuilyana

Thumbnail Editor: Vila

#jokowi #ijazahpalsu #ugm

Baca Juga Selain Ijazah Jokowi, Roy Suryo juga Singgung Skripsi. Begini Kata Hamid Awaludin |ROSI di https://www.kompas.tv/talkshow/590686/selain-ijazah-jokowi-roy-suryo-juga-singgung-skripsi-begini-kata-hamid-awaludin-rosi



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/590687/abraham-samad-usul-jokowi-cabut-laporan-prof-hamid-he-will-fight
Transkrip
00:00Intro
00:00Masih di Rosi, pelaporan Jokowi atas tuduhan ijasa palsu yang menyeret sejumlah pihak membuat publik bertanya-tanya.
00:13Bukan soal ijasa semata, tapi bagaimana hukum bekerja ketika yang terlibat adalah mereka yang pernah dipuncak kekuasaan.
00:20Saya masih bersama Prof. Hamid Awaludin, Menteri Hukum dan HAM 2004-2007 yang juga kolumnis Kompas.
00:27Prof, tadi Prof bilang bahwa satu-satunya jalan sekarang terbaik adalah diselesaikan ranah hukum sampai pengadilan untuk membuktiannya.
00:36Tapi kalau kita teruskan misalnya, atau kalau kasus ini teruskan sampai pengadilan,
00:41310 KUHP, maksimal 9 bulan penjara.
00:44311 KUHP, fitnah maksimal kalau ada di belik ini terbukti 4 tahun penjara.
00:49Artinya kalau terbukti memang laporan Pak Jokowi, unsur pidananya ada, masuk penjara dong terlapornya.
00:57Mas Rory sendiri mengatakan siap menanggung risiko.
01:02Artinya mereka ini tahu risiko perjuangan mereka untuk mengikuti jalan pikiran dan keyakinannya.
01:12Bahwa terbukti di pengadilan dia salah dan ada risiko penjara, ya, that's hukum.
01:18Dan mereka siap.
01:21Itulah perjuangan.
01:23Yang menurut mereka, apa yang saya lakukan ini adalah kebenaran.
01:28Harga kebenaran memang mahal.
01:30Kebenaran mahal.
01:31Dengan catatannya, polisi dan jaksa harus fair.
01:34Jangan menjadi kaki tangan, memaksakan kasus ini.
01:41Kalau memang secara objektif, secara hukum benar untuk diteruskan di PDU Satukan, ya silahkan.
01:50Kenapa enggak?
01:51Dan para penuding juga sudah siap.
01:55Mereka tahu risikonya kok.
01:56Jadi para penuding, kalau menurut Prof, siap dengan konsekuensi terberat, yaitu penjara.
02:02Ya tentu, tentu.
02:03Di dana penjara.
02:03Dia sadar itu.
02:05Sadar.
02:06Ya.
02:06Kalau dia tidak sadar, tentu tekanannya tidak nancap gas teruskan.
02:12Makin hari makin kencang gasnya.
02:14Dan dia tahu risikonya.
02:16Itulah sebabnya saya mengatakan.
02:18Bahwa aja karena hukum sekalian.
02:21Apa boleh buat?
02:22Dengan harapan.
02:26lembaga atau aparat negara berlaku fair.
02:30Jadi saya mau menegaskan lagi.
02:32Jadi ini adalah konsekuensi dari laporan Pak Jokowi soal pencemaran nama baik, fitnah, dan juga undang-undang ITE.
02:40Kalau ini bergulir sampai pengadilan terkait dengan ijasa palsu yang ditudingkan, berarti yang terberat adalah sanksi pidana itu akan diterima oleh para terlapor.
02:49Itu pasti yang didapatkan.
02:51That's the price.
02:53Itu harga.
02:54Dari perjuangan yang mereka yakini kebenarannya.
02:58Dan mereka siap.
02:59Mereka akan katakan.
03:01Kami siap mengambil risiko apapun yang terjadi.
03:05Karena yang dipilih jalannya adalah rule of law.
03:07Rule of law.
03:09Seperti itulah.
03:10Nah, tapi yang menarik juga, Abraham Samad, ini posisinya Ketua KPK periode 2011-2015, memang bukan termasuk dari terlapor, tapi mendukung para pihak terlapor.
03:23Kita dengarkan dulu pernyataannya.
03:24Menurut saya, saya menghimbau teman saya Pak Jokowi, ya.
03:32Supaya mungkin lebih elok, lebih arif, memberi contoh kepada masyarakat, supaya tidak melanjutkan laporannya.
03:41Supaya orang tetap bangga terhadap sikap Pak Jokowi.
03:44Karena apa, mantan pimpinan yang bisa diingat itu adalah legisinya.
03:52Kalau Pak Jokowi membuat atau meninggalkan legisinya yang bagus, maka diingat.
03:58Tapi kalau Pak Jokowi meninggalkan legisinya yang tidak elok, yang memalukan, maka orang tidak akan pernah mengingatnya.
04:05Tapi Pak Jokowi punya pilihan untuk menarik atau mencabut laporannya, atau tidak?
04:13Meskipun punya pilihan, karena itu dilikian duan.
04:16Ya, karena itu saya yakin bahwa teruskan aja.
04:18Kalau memang tidak bisa ditarik.
04:21Pilihannya apa?
04:22Terus atau menarik, kan?
04:23Tapi bisa harus ya kan ditarik, kalau mau.
04:26Kan dia pelapor.
04:27Dia bisa tarik.
04:29Kalau mau bisa tarik.
04:30Kalau dia mau.
04:31Tapi menurut saya, dia tidak akan tarik.
04:33Karena dia sudah merasa bahwa apa yang dia punya adalah benar.
04:38Meskipun orang tetap mencurigai bahwa kebenaran yang dia yakini itu tetap tidak benar.
04:46Mengapa baru sekarang tunjukkan ijazah asli itu?
04:50Kenapa baru sekarang?
04:51Kenapa tidak dari awal-awal?
04:54Kan ini kan semakin hari makin terpojok, kan?
04:57Beliau.
04:58Nah, kenapa baru sekarang?
05:01Ditunjukkan.
05:02Jadi kereguan orang tentang kebenaran yang dimiliki Pak Jokowi tetap ada.
05:08Oleh karena itu untuk mengkelirkan semua oke.
05:12Kalau Anda tidak tarik teruskan aja.
05:14Supaya kita lihat pengadilan gimana.
05:17Karena sekalian sudah masukkan.
05:18Ya, memang ada harganya.
05:20Kalau pengadilan memutuskan bahwa kebenaran berada di Pak Jokowi ya.
05:25Tergantung putusan Hakim.
05:27Saya mau tanya juga Prof sebagai akademisi.
05:31Ada yang berpendapat bahwa soal ijazah ini harusnya diselesaikan secara ilmiah, akademik.
05:37Bukan dibawa ke ranah hukum.
05:39Seperti apa misalnya secara ilmiah?
05:41Dia adu?
05:42Ya.
05:43Tunjukkan saja datanya.
05:43Tapi kan Jokowi tidak mau menempuh cara itu kan.
05:47Dia langsung bawa ke ranah hukum.
05:53Ya.
05:53Karena dia sudah terlanjur bawa ya.
05:56Go all the way.
05:59Karena ini soal gengsi dia.
06:00Tapi bisakah dikatakan ini kriminalisasi?
06:04Karena dari banyak juga yang dukung pihak terlapor bilang bahwa ada potensi kriminalisasi.
06:09Bisa saja ada penganggapan seperti itu.
06:12Bisa saja ada penganggapan.
06:14Karena cara berpikir orang bahwa polisi berada di bawah genggaman Pak Jokowi.
06:20Itu nggak bisa dipisahkan itu.
06:22Rentetan kejadian ini.
06:24Nggak bisa.
06:25Jadi tetap orang mengatakan bahwa unsur kriminalisasi ada.
06:29Tapi kalau Prof melihatnya langkah Pak Jokowi ini ada langkah menuju atau ingin menuju ke kriminalisasi atau langkah warga negara memperjuangkan haknya?
06:41Saya kira kriminalisasi.
06:43Kenapa?
06:44Ya.
06:45Karena sekali lagi, kenapa baru sekarang mau bersedia tunjukkan ijazahnya?
06:50Yang asli.
06:51Kenapa baru sekarang?
06:52Kenapa nggak dari awal?
06:54Kenapa nggak?
06:55Ketika munculnya ini, ini kan dia berhenti jadi presiden Oktober kan?
07:02Kalau alasannya bahwa saya ketika itu presiden, nggak ini, nanti orang menganggap saya dikteh polisi, jaksa.
07:11Ini kan Oktober.
07:13Sekarang bulan 4, sudah 6 bulan kan?
07:15Kalau memang mau menyelesaikan secara bermartabat.
07:24Jadi apa yang dilakukan Pak Jokowi ke ranah hukum ini adalah langkah panik untuk membela diri sebenarnya.
07:32Langkah panik.
07:33Langkah panik kenapa bisa?
07:35Ya langkah panik, dia terpojok kan?
07:38Dengan argumen-argumen yang ada.
07:41Yang dia, makin harikan makin muncul argumen ini.
07:44Ya.
07:45Dari para penuding.
07:49Mulai tahunnya lah.
07:51Kemudian sekarang diseret kembali, diseret lagi ke belakang.
07:54Soal sekripsi kan?
07:57Yang dulunya hanya ijazah, sekarang diseret dikitkan dengan sekripsi.
08:02Jadi langkah panik yang dilakukan.
08:04Tapi kalau Pak Jokowi punya buktinya, dan bisa membuktikan ini adalah benar,
08:09Pak Jokowi bisa disorot publik bahwa, oh selama ini Pak Jokowi ini sasaran fitnah, target fitnah.
08:15Itu yang pahlawan.
08:16Itulah yang saya katakan dari awal.
08:19Kenapa dia, kalau memang dia punya asli,
08:23kenapa dia tidak kemukakan dari awal, tunjukkan dari awal?
08:28Karena dia jadikan ini game.
08:31Playing victim.
08:32Seolah-olah di Jolimi.
08:34Lalu semua tudingan yang lain.
08:37Pro-Cina,
08:38PKI, anti-agama, itu dia asumsi akan terhapus dengan membenarkan, membuktikan kebenaran ijazahnya.
08:47Tapi kalau jadi sasaran fitnah, berarti betul di Jolimi dong?
08:49Ya.
08:51Ya kita lihatlah di pengadilan.
08:53Kita tidak berada dalam posisi sekarang, karena kita sendiri tidak pernah lihat aslinya ini.
08:58Tapi berarti bukan panik dong, master of the game, karena tahu bahwa akan memenangkan permainan, master of the game.
09:05Belakangan itu pasti dia yakin sekarang, setelah ada klarifikasi dari Gajah Mada kan, awal-awalnya kan belum ada klarifikasi dari Gajah Mada.
09:13Dia mengambang terus, ngambang terus.
09:18Sekarang semakin terpojok kan?
09:21Jalan satu-satunya adalah, oke kita ke polisi.
09:25Tapi Anda melihat bahwa saat ini ya pembuktiannya harus secara hukum sampai pengadilan?
09:29Tidak mungkin dia tarik.
09:33Karena sudah harga dirinya kan?
09:36Nah gitu.
09:37Dan teman-teman kita, sebagai warga negara, yang menggunakan haknya untuk ragun, itu juga sudah siap menanggung resikonya.
09:49Siap menanggung resikonya.
09:50Saya tidak yakin Jokowi mau tarik kasusnya ini.
09:55Tidak.
09:56Dia akan berkongsi seluruh jalan.
09:59There is no way back?
10:01Tidak ada jalan mundur?
10:02I don't think so.
10:04Saya tidak yakin.
10:06Karena dia sendiri, yang datang kan?
10:09Bukan melalui pengecara.
10:12Tidak ada jalan mundur?
10:13Kami akan kembali sesaat lagi.
10:14Ya.

Dianjurkan