Iklim investasi yang tak menentu, mulai dari kebijakan hingga tindak premanisme, ternyata sangat berkaitan dengan besarnya gelombang PHK.
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Sobat duit, di hari buruh ini gak tau nih harus sedih atau seneng.
00:04Gaji segitu aja, kebutuhan naik, kerjaan banyak.
00:10Belum lagi gelombang PHK yang menghantui kita kalah buruh.
00:13Jelasin dong.
00:15Bayangin aja, 3 bulan pertama di 2025, jumlah pekerja yang di PHK sudah mencapai 60 ribu pekerja.
00:23Jumlah ini sudah menyamai angka PHK di tahun 2024 dan 2023.
00:28Walaupun, Kemnager bilang, jumlah pekerja yang di PHK pada 3 bulan ini ada 18 ribu pekerja.
00:35Kenapa PHK bisa terjadi?
00:36Salah satunya karena iklim investasi yang tidak menentu akibat perubahan kebijakan, impor, dan premanisme yang akhir-akhir ini meresahkan.
00:46Hal itu membuat investor enggan berinvestasi ke Indonesia.
00:49Karena itulah IMF dan Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi 4,7%.
00:56Padahal, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di 5,2%.
01:01Di sisi lain, buruh juga menghadapi berbagai tantangan dan diskriminasi.
01:06Misalnya, upah minimum yang tidak lagi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
01:10Kemudian ada tren outsourcing yang juga meresahkan.
01:12Data BPS menunjukkan, per Februari 2024, 60% pekerja di Indonesia berstatus informal.
01:19Otomatisasi juga membuat pekerja menjadi lebih sedikit.
01:23Ditambah lagi, fenomena ijazah ditahan, dilarang beribadah di saat bekerja, dan diskriminasi lainnya.
01:30Jadi, apa yang harus kita rayakan di hari buruh.