• 2 tahun yang lalu
Lubang-lubang pembantaian terhadap orang-orang yang dituduh komunis pada 1965 di perbukitan Seulawah, di pinggiran kota Sigli, Aceh, menjadi ingatan kolektif masyarakat.

Berdasarkan informasi saksi, kami menuju ke salah-satu titik lokasi tidak jauh dari kawasan Simpang Betung, yang disebut tempat pembantaian. Kami bertemu pemilik lahan tersebut.

Warga setempat menyebut lubang-lubang pembantaian ini sebagai bukit tengkorak atau bukit PKI.

Peristiwa pembantaian 1965 di Aceh jarang diungkap ke publik. Narasi dominan yang beredar di masyarakat selama ini menyebut pembunuhan massal itu akibat kemarahan masyarakat terhadap PKI yang dianggap anti Tuhan.

Tetapi penelitian terbaru sejarawan asal Australia, Jess Melvin, mengungkap pembantaian di Aceh diawali keputusan militer di Jakarta untuk menghancurkan PKI hingga ke akar-akarnya. Temuannya ini kemudian dibukukan dengan judul ‘The Army and The Indonesian Genocide’.

Sigli menjadi salah satu kota di Aceh dengan jumlah korban terbanyak. Masih banyak saksi yang masih hidup, yang turut terlibat dalam rangkaian peristiwa di tahun-tahun tersebut. Semua kisah hidup dalam ingatan, namun tidak pernah dibicarakan secara terbuka.

Ini adalah video bagian kedua mengenai penelusuran dan pengungkapan kisah kekerasan '65 di Aceh.

Category

🗞
Berita

Dianjurkan